(KELOMPOK 9)
Kata Pengantar
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat-Nya kami dapat
merampungkan makalah berjudul Pro Kontraktor Kontrak Kerjasama Tidak Dikenakan Pajak
Bumi Bangunan sebagai tugas mata kuliah Akuntansi Minyak dan Gas Bumi.
Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman mengenai PSC Taxation,
serta penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas yang diberikan pada
pertemuan sebelumnya.
Kami menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar pada makalah
ini dan mohon maaf atas hal tersebut. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk
memberikan kritik dan saran. Pada akhir kata semoga makalah ini dapar bermanfaat bagi
pembaca. Atas perhatiannya, kami mengucapkan. Terimakasih.
Dengan adanya PBB Migas yang di terapkan di Indonesia, membuat para KKKS
sangat berhati-hati dalam menggunakan uang mereka karena PBB sendiri sangat
memberatkan KKKS akibatnya eksplorasipun terhambat. Saking besarnya biaya PBB
melebihi biaya pengeboran, hal ini tentu menghambat perusahaan operator/ Kontraktor
Kontrak Kerjasama (KKKS) untuk melakukan eksplorasi karena belum mendapatkan
hasil tetapi sudah mengeluarkan uang sedemikian besar." Itu biaya bayar PBB lebih
besar dari biaya ngebor misal ngebor US$ 15 juta diatas itu. Mereka belum ada uang,"
tutur Muliawan. Selanjutnya, PBB seharusnya dikenakan ketika memang eksplorasi
sudah berhasil, bukan sebelum eksplorasi dilakukan.
perusahaan-perusahaan
migas
harus
membayar
PBB
dengan
memperhitungkan seluruh luas wilyah kerja lepas pantai walaupun belum dimanfaatkan
seluruhnya. Aturan pengenaan PBB kepada KKKS oleh pemerintah sangatlah tidak
sesuai , dikarenakan perhitungan PBB Eksplorasi di hitung per blok (1 blok = 100 Km),
maka tidaklah adil jika kontraktor hanya menggunakan kurang dari 100 Km tapi
dikenakan biaya senilai 1 blok. Dan peraturan ini sangat dirasakan tidak adil, karena
biasanya pembayaran PBB hanya dilakukan oleh seseorang atau perusahaan yang
memiliki tanah atau bangunan tersebut, sedangkan sekarang kondisinya adalah kontraktor
tidak memiliki tanah dan bangunan tersebut, kontraktor hanya mengolah lahan saja yang
nanti sebagian besar hasil produksinya akan diberikan kepada negara juga.
Jumlah PBB yang harus dibayarkan KKKS terkadang melebihi anggaran kegiatan
eksplorasi di blok migas itu. "Akhir juni 2013. Direktorat Jenderal pajak mengeluarkan
tagihan PBB unluk 2012, dan 2013 terhadap 15 perusahaan hulu migas yang melakukan
eksplorasi di 20 blok migas lepas pantai, dengan jumlah mencapai Rp2,6 triliun," katanya
di Jakarta, Kamis Sehingga dapat dikatakan peraturan pengenaan PBB ini sangatlah tidak
adil.
4. Adanya PBB justru memberatkan investor dan bisa menghambat investasi migas.
Pemerintah perlu meninjau kembali ketentuan perpajakan untuk eksplorasi dan produksi
migas. Pada saat eksplorasi, investor migas harus menanggung sendiri risiko eksplorasi.
KKKS jelas merasa keberatan karena pajak PBB sangat besar meskipun PBB hanya
dikenakan pada wilayah eksplorasi saja. Seperti yang dikutip dari ipa.or.id, menurut
Presiden Indonesian Petroleum Associaton (IPA) Lukman Mahfoedz, tagihan yang
disampaikan ke perusahaan migas sangat besar. Misalnya, pada akhir Juni 2013, Ditjen
Pajak mengeluarkan tagihan PBB tahun 2012 dan 2013 sebesar Rp 2,6 triliun. Jumlah
tersebut sangat besar, dan ditambah lagi dengan biaya eksplorasi lainnya. Jika eksplorasi
tidak berhasil maka KKKS akan menanggung sendiri biaya eksplorasi tanpa adanya
penggantian dari pemerintah. Biaya eksplorasi saja sudah besar apalagi ditambah dengan
PBB yang jumlahnya tidak sedikit pula.
Kesimpulan :
Semua peristiwa tersebut yang menyebabkan para investor takut untuk bertahan di industri migas
di Indonesia dan menyebabkan para investor akan pergi dan mengembangkan operasinya di
negara lain. Sehingga untuk jangka panjang, Indonesia akan mengalami penurunan produksi
migas yang sangat signifikan yang akan berdampak besar pada perekonomian negara juga.
Karena dapat dikatakan industri migas menyumbang pendapatan negara yang lumayan besar, dan
bisa dipertanyakan jika jumlah pendapatan negara berkurang artinya Indonesia akan mengalami
krisis ekonomi.