Sungai
Sungai
Dan semua yang saya ceritakan di atas sudah terbukti di delta-delta yang
berkembang di Kalimantan Timur dengan ditemukannya lapangan-lapangan
minyak/gas, mulai dari Bunyu, Tarakan, Sangatta, sampai lapangan-lapangan
delta yang terbesar berkembang di Delta Mahakam.
Bahwa endapan delta kaya minyak/gas bukan hanya di Indonesia, tetapi
juga di banyak delta yang berkembang di tempat-tempat lain, misalnya di negara
tetangga Malaysia (Sarawak, Sabah) dan Brunei. Di situ berkembang Delta
Balingian, Baram dan Sabah. Negara Brunei Darussalam terkenal kaya, itu karena
mereka punya Delta Baram yang kaya minyak/gas dan kekayaan itu hanya dibagi
oleh segelintir penduduk, maka pendapatan per kapitanya menjadi sangat tinggi.
Di tempat lain lagi, delta juga sangat kaya minyak/gas, misalnya Delta Mississippi
di Teluk Meksiko, Delta Niger di Nigeria, Delta Gangga di India.
PROGRADASI DELTA MAHAKAM
Delta juga selalu tumbuh maju ke arah laut, disebut berprogradasi,
meskipun sekali waktu ia digenangi laut yang maju ke arah daratan, transgresi,
yang mematikan delta. Sebagaimana halnya banyak proses geologi yang terjadi
berulang-ulang, bersiklus, maka delta pun tumbuh berulang-ulang sepanjang
zaman geologi. Sehingga, akibatnya, di bawah permukaan itu ada tumpukan delta
yang tebal sekali bisa sampai ribuan meter hasil proses geologi berulang-ulang.
Karena satu siklus delta saja bisa membawa komponen-komponen supaya ia kaya
minyak/gas (batuan induk, batuan reservoir, batuan penyekat, perangkap,
migrasi); apalagi bertumpuk-tumpuk sampai belasan, puluhan, atau ratusan delta;
maka tak mengherankan mengapa delta itu wilayah yang sangat kaya akan
minyak/gas.
tahun itu proses-proses geologi tetap, seragam seperti sekarang, inilah prinsip
keseragaman, Uniformitarian Principle (James Hutton, 1785). Tentu dalam 20
juta tahun itu proses geologi belum tentu sama, tetapi kita bisa melihat perbedaanperbedaan itu hanya anomali-anomali sesaat dalam bingkai proses yang tetap
sama. Jadi, di manakah delta purba itu? Di Kalimantan Timur bagian barat
mendekati Kalimantan Tengah, saat itu garis pantai Kalimantan Timur masih jauh
di sebelah barat. Dan perlahan tapi pasti delta purba ini berkembang makin maju
ke timur, sampai akhirnya kita mendapatkan bentuknya sekarang seperti yang
saya lihat saat terbang di atasnya.
EKSPLORASI DELTA MAHAKAM
Exploration geologist yang mencari minyak/gas tak pernah mengerjakan
sedimen-sedimen berumur sekarang, tetapi yang berumur purba, jutaan tahun
yang lalu, sebab semua proses geologi yang membentuk lapangan minyak/gas
adalah proses-proses masa lalu. Maka bila geologist tak pernah melakukan
rekonstruksi ke masa lalu, celakalah eksplorasi (!). Riwayat bagaimana delta-delta
ini berkembang dalam ruang dan waktu adalah pengetahuan penting buat para
geologits. Geologists yang lama bekerja di Kalimantan Timur tahu itu. Salah
satunya adalah Bu Etty Nuay, salah seorang geologist senior yang dulu pernah
mengeksplorasi Kalimantan Timur untuk perusahaan minyak asal Amerika,
Huffco. Etty Nuay dkk. Pada tahun 1985 memublikasikan penelitiannya tentang
bagaimana bila delta itu berprogradasi, diambilnya studi kasus atas sebuah delta
yang berkembang di baratlaut Teluk Balikpapan sekarang (Nuay et al., 1985,
Early Middle Miocene Deltaic Progradation in the Southern Kutai Basin,
Proceedings Indonesian Petroleum Association, 14th Annual Convention, hal. 63-
81). Salah satu gambar kesimpulan dari proses tersebut saya lampirkan di tulisan
ini.
Bila para geologists mengerjakan delta-delta purba untuk mencari
minyak/gas, perlukah mereka memelajari delta masa sekarang seperti Delta
Mahakam? Sangat perlu, tentu saja. Mengapa? Seperti yang saya tulis sebelumya:
The Present is the Key to the Past dan Principle of Uniformitarian adalah ruhruh yang menginspirasi pekerjaan ini. Dan ini disediakan oleh Delta Mahakam,
sebuah sekolah lapangan untuk memahami delta bagi semua orang, terutama para
geologist. Dan beruntunglah para geologists Indonesia sebab ada seseorang yang
sangat mencintai studi delta modern Delta Mahakam untuk diterapkan dalam
eksplorasi minyak/gas. Dia adalah George Allen (alm.), yang lama memelajari
Delta Mahakam dan memublikasikannya di banyak pertemuan ilmiah dan jurnal.
Salah satu publikasi klasiknya adalah Allen et al. (1976) Sediments Distribution
Patterns in the Modern Mahakam Delta (Proceedings Indonesian Petroleum
Association, 5th Annual Convention, hal. 159-178). Bagaimana mengaitkan
sedimen delta purba Mahakam dengan delta modernya dalam 10 tahun
belakangan ini kemudian banyak dipublikasikan oleh penerus George Allen, yaitu
Irfan Cibaj (Total E&P Indonesie). Delta Mahakam dalam perspektif eksplorasi
dan produksi minyak/gas adalah sekolah delta terbaik bagi Indonesia.
Tahun 1994 sebuah sumur laut dalam pertama di Selat Makassar dibor
oleh Mobil Oil Makassar PSC, Perintis-1, ini memang sumur pelopor/perintis
yang berhasil membuktikan konsep eksplorasi laut dalam di Selat Makassar.
Begitu kayanya Delta Mahakam, ke laut dalam di depannya pun ia masih
menyumbangkan sedimen-sedimen yang bisa membuat akumulasi minyak/gas
terjadi. Sumur Perintis-1 membuktikannya. Maka lima tahun kemudian,