Anda di halaman 1dari 20

PRESENTASI KASUS

SEORANG WANITA 58 TAHUN DENGAN


ISCHIALGIA DEKSTRA ET SINISTRA e/c SUSPECT HERNIA NUCLEUS
PULPOSUS DAN SCHOLIOSIS

Disusun oleh:
Maria Priskila
G0004148

Pembimbing :
DR. dr. Noer Rachma, Sp.RM

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN REHABILITASI MEDIK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
RSUD DR. MOEWARDI
2010

STATUS PENDERITA
I.

ANAMNESIS
A. Identitas
Nama

: Ny. N

Umur

: 58 tahun

Jenis Kelamin

: Perempuan

Agama

: Islam

Alamat

: Bulu RT2/RW3 Jaten Karanganyar

Status

: Menikah

Tanggal Masuk

: 24 Januari 2010

Tanggal Periksa

: 27 Januari 2010

No CM

: 99 15 91

B. Keluhan Utama
Nyeri Pinggang
C. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan nyeri di pinggang bawah. Nyeri
dirasakan sejak 2 minggu yang lalu, menjalar ke paha belakang kanan dan
kiri hingga pasien merasa sulit untuk berjalan. Nyeri dirasakan terus
menerus dan bertambah berat bila pasien bangkit dari tidur atau mengubah
posisi tidur, agak berkurang bila pasien berbaring. Pasien juga merasa
kebas pada kedua kaki. Kurang lebih 1 minggu yang lalu, karena nyeri
tidak kunjung berkurang dan bahkan bertambah berat, pasien dibawa ke
RS Kustati dan dirawat selama 10 hari. Karena keterbatasan peralatan,
pasien kemudian dirujuk ke RSDM. Gangguan BAB dan BAK (-), mual
(-), muntah (-), pusing (+).
Sejak 3 bulan yang lalu, pasien juga merasakan nyeri yang sama,
kemudian oleh keluarga dibawa ke RS swasta. Kemudian pasien diberikan
korset untuk pemakaian sehari-hari. Namun pasien merasa nyeri hanya
sedikit berkurang, sehingga pasien kemudian berobat alternatif. Kurang

lebih 3 tahun yang lalu, pasien mengeluh sakit pada pinggang sampai
kedua kaki akibat jatuh dengan posisi duduk.
Saat ini pasien masih mengeluh nyeri pada pinggang menjalar ke
kedua tungkai tetapi sudah agak berkurang. Kedua kaki sudah bisa
digerakkan.
D. Riwayat Penyakit Dahulu
a.

Riwayat Hipertensi

: disangkal.

b.

Riwayat Diabetes Mellitus : disangkal.

c.

Riwayat Trauma

: disangkal.

d.

Riwayat Penyakit Jantung

: disangkal.

e.

Riwayat Alergi

: disangkal.

f.

Riwayat Asma

: disangkal.

g.

Riwayat mondok

: (+) 2 kali karena

nyeri pinggang di
RS Kustati.
E. Riwayat Penyakit Keluarga
a.

Riwayat penyakit serupa

:disangkal.

b.

Riwayat hipertensi

c.

Riwayat DM

:disangkal.

d.

Riwayat asma

:disangkal.

e.

Riwayat penyakit jantung

:disangkal.

:disangkal.

F. Riwayat Sosial Ekonomi


Pasien adalah seorang wanita usia 58 tahun yang bekerja sebagai
ibu rumah tangga. Pasien berobat dengan menggunakan fasilitas
JAMKESMAS.
G. Riwayat kebiasaan dan Gizi
Penderita makan tiga kali sehari dengan nasi lauk pauk berupa
tempe, tahu, sayur, ikan dan daging secara bergantian seadanya.

a.Riwayat merokok : disangkal


b. Riwayat minum minuman beralkohol : disangkal
c.Riwayat olahraga : jarang

II.

PEMERIKSAAN FISIK
A.

Status Generalis
1.

Kesan Umum : baik, kompos mentis, gizi kesan


cukup.

2.

Tanda Vital

: Tensi : 110/70 mmHg

Nadi : 74x/menit
Rr

: 18x/menit

Suhu : 36,2 C
3.

Kepala : bentuk mesocephal, rambut tidak mudah


dicabut, jejas (-)

4.

Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),


reflek cahaya (+/+), isokor 3mm/3mm, sekret(-/-).

5.

Telinga : pendengaran berkurang (-/-), sekret/darah


(-/-).

6.

Hidung

nafas

cuping

hidung(-),

sekret(-),

epistaksis(-).
7.

Mulut : gusi berdarah(-), bibir kering(-), pucat(-),


lidah kotor(-), papil lidah atrofi(-), lidah tremor(-), intermaxilla
fixation (+), nyeri tekan (-), floating maxilla (-).

8.

Leher : JVP tidak meningkat (5+2 cmH2O),


limfonodi dan kelenjar tiroid tidak membesar, canula (+).

9.

Thorax : retraksi (-), jejas (-)

10.

Jantung
Inspeksi

: Ictus cordis tidak tampak

Palpasi

: Ictus cordis tidak kuat angkat

Perkusi

: Batas jantung kesan tidak melebar

Auskultasi

: BJ I-II intensitas normal, regular, bising (-).

11.

Paru
Inspeksi

: Pengembangan dada kanan = kiri

Palpasi

: Fremitus raba kanan = kiri

Perkusi

: Sonor seluruh lapang paru

Auskultasi

: SDV (+ / +), Suara tambahan (-/-)

12.

Abdomen
Inspeksi

: DP//DD

Palpasi

: Supel, NT (-), hepar lien tidak teraba

Perkusi

: Timpani

Auskultasi

: Peristaltik (+) normal

13.

Trunk :
Inspeksi

: kifosis (-), lordosis (-), skoliosis (+),


deformitas (-)

B.

Palpasi

: massa (-), nyeri tekan (-), oedem(-)

Perkusi

: Nyeri ketok costovertebral (-)

Status Psikiatri
Deskripsi Umum
1. Penampilan : Wanita, tampak sesuai umur, perawatan diri baik
2. Kesadaran : Kuantitatif : compos mentis
Kualitatif

: tidak berubah

3. Perilaku dan aktifitas motorik : normoaktif


4. Pembicaraan : Koheren
5. Sikap terhadap pemeriksa : Kooperatif, kontak mata cukup
Afek dan Mood
- Afek
-

: Appropiate

Mood : Normal

Gangguan persepsi
-

Halusinasi (-)

Ilusi (-)

Proses Pikir
-

Bentuk

: realistik

Isi

: waham (-)

Arus

: koheren

Sensorium dan kognitif


-

Daya konsentrasi

: baik

Orientasi

: Baik

Daya ingat

Jangka pendek : baik


Jangka panjang : baik

Daya Nilai

: daya nilai realitas dan sosial baik

Insight

: baik

Taraf Dapat Dipercaya

: dapat dipercaya

C.

Status Neurologis
Kesadaran

: kompos mentis, GCS E4V5M6

Fungsi luhur

: dalam batas normal

Fungsi vegetatif

: dalam batas normal

Fungsi sensorik

Rasa eksteroseptik

Suhu

Nyeri

Rabaan

: dalam batas normal


: dalam batas normal
: dalam batas normal

Rasa propioseptik

Rasa getar

: dalam batas normal

Rasa posisi

: dalam batas normal

Rasa nyeri tekan

: dalam batas normal

Rasa nyeri tusukan : dalam batas normal

Fungsi motorik dan reflek :


Atas

Tengah

Bawah

Ka/ki

Ka/ki

ka/ki

- Kekuatan

5/5

5/5

5/5

- Tonus

N/N

N/N

N/N

a. Lengan

- Reflek Fisiologis
Reflek Biseps

+2/+2

Reflek Triseps

+2/+2

- Reflek Patologis
Reflek Hoffman

-/-

Reflek Trommer

-/-

b. Tungkai
- Kekuatan

5/5

5/5

5/5

- Tonus

N/N

N/N

N/N

- Klonus
Lutut

-/-

Kaki
-

-/-

Reflek fisiologis :
Reflek Patella
Reflek Achilles

+2/+2
+2/+2

Reflek patologis
Reflek Babinsky

-/-

Reflek Chaddock

-/-

Reflek Oppenheim

-/-

Reflek Schaffer

-/-

Reflek Gordon

-/-

Nervus cranialis
N.VII

: tidak ada kelainan

N. XII

: tidak ada kelainan

Pemeriksaan lainnya
- Lassegue test : (+/+)
- Tanda Pattrik : (+/+)
- Tanda Antipattrik : (+/+)

D.

E.

Ekstremitas
Extr.supor
Extr.supor
dextra
dextra
Oedem
Pucat
Akral dingin
Range of Motion (ROM)
Neck

Aktif
0-70o
0-40o
0-90o
0-90o

Flexi
Extensi
Rotasi ke kanan
Rotasi ke kiri
Extremitas Supor
Shoulder Flexi
Extensi
Abduksi
Adduksi
Internal rotasi
External rotasi
Elbow
Flexi
Extensi
Supinasi
Pronasi
Wrist
Flexi
Extensi
Ulnar deviasi
Radius deviasi
Finger
MCP I flexi
MCPII,III,IVflexi
DIP II,III,IV flexi
PIP II,III,IV flexi
MCP I extensi
Trunk
Flexi
Extensi
Rotasi
Extremitas Infor
Hip

Flexi

Extr.infor
sinistra
-

Dextra
Aktif
Pasif
o
0-180
0-180o
o
0-30
0-30o
0-150o
0-150o
o
0-75
0-150o
0-90o
0-90o
0-90o
0-90o
o
0-150
0-150o
150-0o
150-0o
o
0-90
0-90o
0-90o
0-90o
o
0-90
0-90o
0-70o
0-10o
0-30o
0-30o
o
0-30
0-30o
0-90o
0-90o
o
0-90
0-90o
0-90o
0-90o
o
0-100
0-100o
0-30o
0-30o
ROM pasif
0-90o
0-30o
0-35o

Dextra
Aktif
Pasif
o
0-140
0-140o

Extr.infor
sinistra
Pasif
0-70o
0-40o
0-90o
0-90o

Sinistra
Aktif
Pasif
o
0-180
0-180o
o
0-30
0-30o
0-150o
0-150o
o
0-150
0-150o
0-90o
0-90o
0-90o
0-90o
o
0-150
0-150o
150-0o
150-0o
o
0-90
0-90o
0-90o
0-90o
o
0-90
0-90o
0-10o
0-40o
0-30o
0-30o
o
0-30
0-30o
0-90o
0-90o
o
0-90
0-90o
0-90o
0-90o
o
0-100
0-100o
0-30o
0-30o
ROM aktif
0-90o
0-30o
0-35o
Sinistra
Aktif
Pasif
o
0-140
0-140o

F.

Extensi
0-30o
Abduksi
0-45o
Adduksi
0-45o
Knee
Flexi
0-130o
Extensi
0o
Ankle
Dorsoflexi
0-40o
Plantarflexi
0-40o
Manual Muscle Testing (MMT)

0-30o
0-45o
0-45o
0-130o
0o
0-40o
0-40o

Ekstremitas Supor
Shoulder Flexor
M.deltoideus antor
M.biceps brachii
Extensor
M.deltoideus antor
M.teres major
Abduktor
M.deltoideus
M.biceps brachii
Adduktor
M.latissimus dorsi
M.pectoralis major
Rotasi internal M.latissimus dorsi
M.pectoralis major
Rotasi
M.teres major
eksternal
M.pronator teres
Elbow
Flexor
M.biceps brachii
M.brachialis
Extensor
M.triceps brachii
Supinator
M.supinator
Pronator
M.pronator teres
Wrist

Finger

Hip

Ekstremitas Superior
Flexor
M.flexor carpi
radialis
Extensor
M.extensor
digitorum
Abduktor
M.extensor carpi
radialis
Adduktor
M.extensor carpi
ulnaris
Flexor
M.flexor digitorum
Extensor
M.extensor
digitorum
Extremitas Inferior
Flexor
M.psoas major
Extensor
M.gluteus maximus
Abduktor
M.gluteus medius
Adduktor
M.adductor longus

0-30o
0-45o
0-45o
0-130o
0o
0-40o
0-40o

0-30o
0-45o
0-45o
0-130o
0o
0-40o
0-40o

Dextra
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5

Sinistra
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5

5
5
5
5
5
5

5
5
5
5
5
5

Dextra
5

Sinistra
5

5
5

5
5

Dextra
4
4
4
4

Sinistra
5
5
5
5

III.

Knee

Flexor
Extensor

Ankle

Flexor
Extensor

Hamstring muscles
M.quadriceps
femoris
M.tibialis
M.soleus

5
5

5
5

5
5

5
5

PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Laboratorium
24/01
HEMATOLOGI
Rutin
Hb
Hct
AE
AL
AT
Golongan darah
Kimia Klinik
GDS
GDP
Ureum
Kreatinin
SGOT
SGPT
Bilirubin Total
Bilirubin Direk
Bilirubin Indirect
Protein Total
Albumin
Globulin
Asam Urat
Kolesterol Total
HDL Kolesterol
LDL Kolesterol
Trigliserida
Elektrolit
Natrium
Kalium
Klorida
SEROLOGI
HBsAg

25/01

Satuan

Rujukan

g/dL
%
.106/uL
.103/uL
.103/uL

12,3 15,3
35 45
4,1 5,1
4 14,5
150 450

30
28
1,14
0,25
0,89
5,8
3,8
2
6,3
229
43
173
119

mg/dl
mg/dl
mg/dl
mg/dl
u/l
u/l
mg/dl
mg/dl
mg/dl
g/dl
g/dl
g/dl
mg/dl
mg/dl
mg/dl
mg/dl
mg/dl

60 140
70 110
<50
0,6 1,1
0 35
0 45
01
0 0,3
0 0,7
6,4 8,3
3,5 5,2
2,4 6,1
50 200
36 77
88 186
< 150

139
4
109

mmol/L
mmol/L
mmol/L

136 145
3,3 5,1
98 106

12,8
39
4,42
9,3
256
O
99
77
41
0,7

4,5

137
3,9
105

Non reaktif

b. Foto Rontgen Lumbosakral AP/Lateral

Non Reaktif

Penyempitan joint space VL II-IV, IV-V e.c scoliosis


c. MRI pada tulang belakang
Kesan : HNP Vertebra Lumbal II-III
IV.

ASSESMENT
Klinik

: Ischialgia, scoliosis

Topik

: Medula spinalis setinggi VL II-III

Etiologi : HNP

V.

DAFTAR MASALAH
Problem Medis:
Scoliosis
Ischialgia dekstra et sinistra e/c HNP
Problem Rehabilitasi Medik

Fisioterapi

: Pasien merasa nyeri pada pinggang

yang
menjalar ke bawah sampai ke tungkai, nyeri
bertambah bila bangkit dari tidur dan duduk

Okupasi terapi

: penurunan aktivitas fisik karena

Terapi wicara

:-

Sosio-medik

: memerlukan bantuan orang lain

nyeri

untuk melakukan
aktivitas sehari-hari

Orthesa-prothesa

: korset lumbosakral

Psikologi

: Terapi psikosuportif dalam

menghadapi nyeri

mengurangi beban pikiran dan kecemasan pasien


karena penyakit dan kesulitan dalam melakukan
aktivitas sehari-hari.

VI.

PENATALAKSANAAN
Terapi Medis

IVFD RL 20 tpm

Inj ketorolac 1 amp/8jam

Inj Ranitidin 1 amp/8jam

Meloxicam 3x15 mg

Terapi Rehabilitasi Medik


1.

Fisioterapi :
-

Bed rest selama 7 hari

Bed positioning

Mobilisasi bertahap

Terapi modalitas untuk mengurangi nyeri,


misalnya : infrared, TENS

Latihan (exercise) meliputi:


a. Pelvic tilt
b. Sit up
c. Knee to chin (1tungkai)
d. Knee to chin (2 tungkai)
e. Posisi awal seperti pelari
f. Berdiri tegak

2.

Speech terapi : -

3.

Occupational terapi :
meningkatkan kemandirian pasien

4.

Sosiomedik : memberikan
edukasi kepada keluarga untuk merawat dan melatih penderita

5.

Orthesa-Prothesa : korset
lumbosakral

6.

Psikologi : Psikoterapi
Supportif

VII.

VIII.

IMPAIRMENT, DISABILITAS, DAN HANDICAP


Impairment

: Ischialgia dekstra et sinistra e/c HNP

Disabilitas

: Berkurangnya fungsi kedua tungkai

Handicap

: Keterbatasan aktivitas sehari-hari

PLANNING
Planning diagnostic : mielografi
MRI
Planning terapi

: Konsul bedah saraf


Konsul jantung
Fisioterapi, pemakaian korset lumbosakral

Planning edukasi :
- Penjelasan tentang penyakit dan komplikasi yang dapat terjadi
- Penjelasan tentang tujuan pemeriksaan dan tindakan yang
dlakukan
- Penjelasan home exercise dan kepatuhan pelaksanaan terapi
Planning monitoring :
Evaluasi hasil terapi medikamentosa dan rehabilitasi medik

IX.

GOAL

Mengurangi rasa nyeri

Memelihara dan meningkatkan luas gerak sendi

Memelihara dan meningkatkan kekuatan otot

Mengoptimalkan fungsi aktivitas kehidupan sehari-hari dn


meminimalkan disabilitas

X. PROGNOSIS
Ad vitam

: baik

Ad sanam

: dubia

Ad fungsionam

: dubia

TINJAUAN PUSTAKA
Hernia Nucleus Pulposus
I.

PENDAHULUAN
Diskus intervertebral dibentuk oleh dua komponen yaitu; nukleus
pulposus yang terdiri dari serabut halus dan longgar, berisi sel-sel fibroblast
dan dibentuk oleh anulus fibrosus yang mengelilingi nukleus pulposus yang
terdiri dari jaringan pengikat yang kuat.

Nyeri tulang belakang dapat dilihat pada hernia diskus intervertebral


pada daerah lumbosakral, hal ini biasa ditemukan dalam praktek neurologi.
Hal ini biasa berhubungan dengan beberapa luka pada tulang belakang atau
oleh tekanan yang berlebihan, biasanya disebabkan oleh karena mengangkat
beban/ mengangkat tekanan yang berlebihan (berat). Hernia diskus lebih
banyak terjadi pada daerah lumbosakral, juga dapat terjadi pada daerah
servikal dan thorakal tapi kasusnya jarang terjadi. HNP sangat jarang terjadi
pada anak-anak dan remaja, tetapi terjadi dengan umur setelah 20 tahun.
Herniasi nucleus pulposus bisa ke korpus vertebra di atas atau di
bawahnya. Bisa juga herniasi langsung ke kanalis vertebralis. Herniasi
sebagian dari nucleus pulposus ke dalam korpus vertebra dapat dilihat dari
foto roentgen polos dan dikenal sebagai nodus Schmorl. Robekan
sirkumferensial dan radikal pada nucleus fibrosus diskus intervertebralis
berikut dengan terbentuknya nodus schomorl merupakan kelainan mendasari
low back pain sub kronik atau kronik yang kemudian disusun oleh nyeri
sepanjang tungkai yang dikenal sebagai khokalgia atau siatika.

II.

EPIDEMIOLOGI
Herniasi diskus intervertebralis atau hernia nukleus pulposus sering
terjadi pada pria dan wanita dewasa dengan insiden puncak pada dekade ke 4
dan ke 5. Kelainan ini banyak terjadi pada individu dengan pekerjaan yang
banyak membungkuk dan mengangkat. HNP pada daerah lumbal lebih sering
terjadi pada usia sekitar 40 tahun dan lebih banyak pada wanita dibanding
pria. HNP servikal lebih sering terjadi pada usia 20-40 tahun. HNP torakal
lebih sering pada usia 50-60 tahun dan angka kejadian pada wanita dan pria
sama.
Hampir 80% dari HNP terjadi di daerah lumbal. Sebagian besar HNP
terjadi pada diskus L4-L5 dan L5-S1. Sedangkan HNP servikal hanya sekitar
20% dari insiden HNP. HNP servikal paling sering terjadi pada diskus C6-C7,
C5-C6, C4-C5. Selain pada daerah servikal dan lumbal, HNP juga dapat
terjadi pada daerah torakal namun sangat jarang ditemukan. Lokasi paling
sering dari HNP torakal adalah diskus T9-T10, T10-T11, T11-T12. Karena
ligamentum longitudinalis posterior pada daerah lumbal lebih kuat pada
bagian tengahnya, maka protrusi diskus cenderung terjadi ke arah
posterolateral, dengan kompresi radiks saraf.

III.

PATOFISIOLOGI

Protrusi atau ruptur nukleus pulposus biasanya didahului dengan


perubahan degeneratif yang terjadi pada proses penuaan. Kehilangan protein
polisakarida dalam diskus menurunkan kandungan air nukleus pulposus.
Perkembangan pecahan yang menyebar di anulus melemahkan pertahanan
pada herniasi nukleus. Setelah trauma; jatuh, kecelakaan, dan stress minor
berulang seperti mengangkat; kartilago dapat cedera.
Pada kebanyakan pasien, gejala trauma segera bersifat khas dan
singkat, dan gejala ini disebabkan oleh cedera pada diskus yang tidak terlihat
selama beberapa bulan maupun tahun. Kemudian pada degenerasi pada diskus,
kapsulnya mendorong ke arah medula spinalis atau mungkin ruptur dan
memungkinkan nukleus pulposus terdorong terhadap sakus dural atau
terhadap saraf spinal saat muncul dari kolumna spinal.
Hernia nukleus pulposus ke kanalis vertebralis berarti bahwa nukleus
pulposus menekan pada radiks yang bersama-sama dengan arteria radikularis
berada dalam bungkusan dura. Hal ini terjadi kalau tempat herniasi di sisi
lateral. Bilamana tempat herniasinya di tengah-tengah tidak ada radiks yang
terkena. Lagipula, oleh karena pada tingkat L2 dan terus ke bawah sudah tidak
terdapat medula spinalis lagi, maka herniasi di garis tengah tidak akan
menimbulkan kompresi pada kolumna anterior.2,3,5
Setelah terjadi hernia nukleus pulposus sisa duktus intervertebralis
mengalami lisis sehingga dua korpora vertebra bertumpang tindih tanpa
ganjalan.
IV.

MANIFESTASI KLINIK
Nyeri dapat terjadi pada bagian spinal manapun seperti servikal,
torakal (jarang) atau lumbal. Manifestasi klinis bergantung pada lokasi,
kecepatan perkembangan (akut atau kronik) dan pengaruh pada struktur di
sekitarnya. Nyeri punggung bawah yang berat, kronik dan berulang (kambuh).

V.

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Gambaran Radiologi
Radiografi mungkin normal atau memperlihatkan tanda-tanda distorsi
susunan tulang belakang (umumnya disebabkan oleh spasme otot); radiografi

juga bermanfaat untuk menyingkirkan kausa lain nyeri punggung, misalnya


spondilolistesis (selipnya ke arah depan bagian anterior suatu segmen vertebra
dari segmen di bawahnya, biasanya di L4 atau L5), tumor medula spinalis,
atau tonjolan tulang. Dapat dilihat hilangnya lordosis lumbal, skoliosis,
penyempitan intervertebral, spur formation dan perkapuran dalam diskus
Foto polos
Pada penderita HNP, yang terjadi adalah nukleusnya mengalami
herniasi ke kanalis vertebralis sehingga akan tampak gambaran penyempitan
diskus intervertebralis.
CT mielogram atau MRI
Pemeriksaan ini akan memperlihatkan kompresi kanalis servikalis oleh
diskus yang mengalami herniasi dan mielogram CT akan menentukan ukuran
dan lokasi herniasi diskus. Dapat dilakukan pemeriksaan elektromiogram
(EMG) untuk menentukan secara pasti akar saraf yang terkena. Juga dapat
dilakukan uji kecepatan hantaran saraf.
CT Scan
Pada daerah lumbal diperoleh gambaran penekanan pada daerah
anterior epidural dan herniasi jaringan lunak pada daerah lateral dan
posterolateral yang menyebabkan serabut saraf tak terlihat. Tanda dan gejala
HNP berkaitan dengan ukuran dan lokasi bagian yang menonjol. Protrusi
lateral yang terbatas pada satu interspace memberikan tanda cedera pada satu
serabut saraf. Protrusi pada garis tengah diskus regio lubalis dapat
menyebabkan kompresi pada satu serabut saraf, serabut pada kedua sisi di satu
segmen atau seluruh serabut pada cauda equina. Hal yang khas namun tidak
selalu ada yaitu gejala ruptur diskus intervertebral yang berulang. Biasa
ditemukan pasien yang memiliki riwayat gejala serangan sebelumnya berulang
dua kali atau lebih yang menghilang dalam beberapa minggu atau bulan.
Diagnosa struktur diskus intervertebralis ditegakkan berdasarkan hasil
pengamatan gejala dan tanda yang khas dari sciatica. Bila lesinya terjadi pada
regio lumbal dan dari tanda dan gejala kompressi serabut atau nukleus saraf
bila terjadi ruptur pada regio torakal atau servikal. Riwayat trauma

sebelumnya ditemukan pada lebih dari setengah kasus dan terdapat suatu
kecenderungan akan remisi dan relaps gejala setelah beberapa waktu atau
beberapa tahun. Temuan pada pemeriksaan radiologi pada medulla spinalis
adalah bermakna, namun tidak selamanya bernilai diagnostik. Mungkin akan
ditemukan hilangnya curvatura normal, skoliosis, perubahan artritik,
penyempitan intervertebral space dan regio servikal penyempitan foramen
intervertebral pada tampakan oblik. Kandungan protein cairan serebrospinal
biasanya meningkat namun bisa juga normal. Nilai antara 50 mg-75 mg per
100 cc sering diteukan pada herniasi lumbal. Nilai diatas 100 mg jarang terjadi
kecuali pada kasus dengan blok pada sub araknoid. Blok sub arakhnoid tidak
ditemukan pada ruptur regio lumbal di bawah titik penusukan, namun blok
subarakhnoid parsial atau komplit sering terjadi ekstrusi pada regio torakal
atau servikal.
Pada gambaran radiologi dapat dilihat hilangnya lordosis lumbal,
skoliosis, penyempitan intervertebral, spur formation dan perkapuran dalam
diskus
1. RO Spinal : Memperlihatkan perubahan degeneratif pada tulang belakang
2. M R I : untuk melokalisasi protrusi diskus kecil sekalipun terutama untuk
penyakit spinal lumbal.
3. CT Scan dan Mielogram jika gejala klinis dan patologiknya tidak terlihat
pada MRI
4. Elektromiografi (EMG) : untuk melokalisasi radiks saraf spinal khusus
yang terkena.
Bila gambaran radiologik tidak jelas, maka sebaiknya dilakukan
punksi lumbal yang biasanya menunjukkan protein yang meningkat tapi masih
dibawah 100 mg %.

VI.

PENATALAKSANAAN
1. Pembedahan
Tujuan : Mengurangi tekanan pada radiks saraf untuk mengurangi nyeri
dan mengubah defisit neurologik.
Macam :

a. Disektomi : Mengangkat fragmen herniasi atau yang keluar dari diskus


intervertebral
b. Laminektomi : Mengangkat lamina untuk memajankan elemen neural
pada kanalis spinalis, memungkinkan ahli bedah untuk menginspeksi
kanalis spinalis, mengidentifikasi dan mengangkat patologi dan
menghilangkan kompresi medula dan radiks
c. Laminotomi : Pembagian lamina vertebra.
d. Disektomi dengan peleburan.
2. Immobilisasi
Immobilisasi dengan mengeluarkan kolor servikal, traksi, atau brace.
3. Traksi
Traksi servikal yang disertai dengan penyanggah kepala yang dikaitkan
pada katrol dan beban.
4. Meredakan Nyeri
Kompres lembab panas, analgesik, sedatif, relaksan otot, obat anti
inflamasi dan jika perlu kortikosteroid.
VII.

DIAGNOSIS BANDING
Hernia nukleus pulposus bisa didiagnosis banding dengan beberapa
penyakit yang juga mengenai susunan tulang belakang seperti spondilosis dan
spondilitis.
HNP Spondilosis, Spondilitis ankilosing. Gejala klinis nyeri
radikuler, hilangnya sensibilitas, atrofi, kelemahan nyeri radikuler, hilangnya
sensibilitas, spasme otot, kekakuan nyeri radikuler yang membaik bila
berolahraga dan memberat bila berolahraga, kekakuan pada pagi hari. Lokasi
tersering lumbal Lumbal dan servikal Lumbal dan torakal. Umur 20-60 tahun
& lt;45 & gt;pria Wanita>pria Pria>wanita. Gambaran radiologi Penyempitan
diskus Penyempitan diskus disertai osteofit Penyempitan diskus, pada tahap
akhir akan timbul kalsifikasi diskus dan ligamen, sindesmofit (bamboo spine).

Anda mungkin juga menyukai