Disusun oleh:
Maria Priskila
G0004148
Pembimbing :
DR. dr. Noer Rachma, Sp.RM
STATUS PENDERITA
I.
ANAMNESIS
A. Identitas
Nama
: Ny. N
Umur
: 58 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Alamat
Status
: Menikah
Tanggal Masuk
: 24 Januari 2010
Tanggal Periksa
: 27 Januari 2010
No CM
: 99 15 91
B. Keluhan Utama
Nyeri Pinggang
C. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan nyeri di pinggang bawah. Nyeri
dirasakan sejak 2 minggu yang lalu, menjalar ke paha belakang kanan dan
kiri hingga pasien merasa sulit untuk berjalan. Nyeri dirasakan terus
menerus dan bertambah berat bila pasien bangkit dari tidur atau mengubah
posisi tidur, agak berkurang bila pasien berbaring. Pasien juga merasa
kebas pada kedua kaki. Kurang lebih 1 minggu yang lalu, karena nyeri
tidak kunjung berkurang dan bahkan bertambah berat, pasien dibawa ke
RS Kustati dan dirawat selama 10 hari. Karena keterbatasan peralatan,
pasien kemudian dirujuk ke RSDM. Gangguan BAB dan BAK (-), mual
(-), muntah (-), pusing (+).
Sejak 3 bulan yang lalu, pasien juga merasakan nyeri yang sama,
kemudian oleh keluarga dibawa ke RS swasta. Kemudian pasien diberikan
korset untuk pemakaian sehari-hari. Namun pasien merasa nyeri hanya
sedikit berkurang, sehingga pasien kemudian berobat alternatif. Kurang
lebih 3 tahun yang lalu, pasien mengeluh sakit pada pinggang sampai
kedua kaki akibat jatuh dengan posisi duduk.
Saat ini pasien masih mengeluh nyeri pada pinggang menjalar ke
kedua tungkai tetapi sudah agak berkurang. Kedua kaki sudah bisa
digerakkan.
D. Riwayat Penyakit Dahulu
a.
Riwayat Hipertensi
: disangkal.
b.
c.
Riwayat Trauma
: disangkal.
d.
: disangkal.
e.
Riwayat Alergi
: disangkal.
f.
Riwayat Asma
: disangkal.
g.
Riwayat mondok
nyeri pinggang di
RS Kustati.
E. Riwayat Penyakit Keluarga
a.
:disangkal.
b.
Riwayat hipertensi
c.
Riwayat DM
:disangkal.
d.
Riwayat asma
:disangkal.
e.
:disangkal.
:disangkal.
II.
PEMERIKSAAN FISIK
A.
Status Generalis
1.
2.
Tanda Vital
Nadi : 74x/menit
Rr
: 18x/menit
Suhu : 36,2 C
3.
4.
5.
6.
Hidung
nafas
cuping
hidung(-),
sekret(-),
epistaksis(-).
7.
8.
9.
10.
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
11.
Paru
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
12.
Abdomen
Inspeksi
: DP//DD
Palpasi
Perkusi
: Timpani
Auskultasi
13.
Trunk :
Inspeksi
B.
Palpasi
Perkusi
Status Psikiatri
Deskripsi Umum
1. Penampilan : Wanita, tampak sesuai umur, perawatan diri baik
2. Kesadaran : Kuantitatif : compos mentis
Kualitatif
: tidak berubah
: Appropiate
Mood : Normal
Gangguan persepsi
-
Halusinasi (-)
Ilusi (-)
Proses Pikir
-
Bentuk
: realistik
Isi
: waham (-)
Arus
: koheren
Daya konsentrasi
: baik
Orientasi
: Baik
Daya ingat
Daya Nilai
Insight
: baik
: dapat dipercaya
C.
Status Neurologis
Kesadaran
Fungsi luhur
Fungsi vegetatif
Fungsi sensorik
Rasa eksteroseptik
Suhu
Nyeri
Rabaan
Rasa propioseptik
Rasa getar
Rasa posisi
Tengah
Bawah
Ka/ki
Ka/ki
ka/ki
- Kekuatan
5/5
5/5
5/5
- Tonus
N/N
N/N
N/N
a. Lengan
- Reflek Fisiologis
Reflek Biseps
+2/+2
Reflek Triseps
+2/+2
- Reflek Patologis
Reflek Hoffman
-/-
Reflek Trommer
-/-
b. Tungkai
- Kekuatan
5/5
5/5
5/5
- Tonus
N/N
N/N
N/N
- Klonus
Lutut
-/-
Kaki
-
-/-
Reflek fisiologis :
Reflek Patella
Reflek Achilles
+2/+2
+2/+2
Reflek patologis
Reflek Babinsky
-/-
Reflek Chaddock
-/-
Reflek Oppenheim
-/-
Reflek Schaffer
-/-
Reflek Gordon
-/-
Nervus cranialis
N.VII
N. XII
Pemeriksaan lainnya
- Lassegue test : (+/+)
- Tanda Pattrik : (+/+)
- Tanda Antipattrik : (+/+)
D.
E.
Ekstremitas
Extr.supor
Extr.supor
dextra
dextra
Oedem
Pucat
Akral dingin
Range of Motion (ROM)
Neck
Aktif
0-70o
0-40o
0-90o
0-90o
Flexi
Extensi
Rotasi ke kanan
Rotasi ke kiri
Extremitas Supor
Shoulder Flexi
Extensi
Abduksi
Adduksi
Internal rotasi
External rotasi
Elbow
Flexi
Extensi
Supinasi
Pronasi
Wrist
Flexi
Extensi
Ulnar deviasi
Radius deviasi
Finger
MCP I flexi
MCPII,III,IVflexi
DIP II,III,IV flexi
PIP II,III,IV flexi
MCP I extensi
Trunk
Flexi
Extensi
Rotasi
Extremitas Infor
Hip
Flexi
Extr.infor
sinistra
-
Dextra
Aktif
Pasif
o
0-180
0-180o
o
0-30
0-30o
0-150o
0-150o
o
0-75
0-150o
0-90o
0-90o
0-90o
0-90o
o
0-150
0-150o
150-0o
150-0o
o
0-90
0-90o
0-90o
0-90o
o
0-90
0-90o
0-70o
0-10o
0-30o
0-30o
o
0-30
0-30o
0-90o
0-90o
o
0-90
0-90o
0-90o
0-90o
o
0-100
0-100o
0-30o
0-30o
ROM pasif
0-90o
0-30o
0-35o
Dextra
Aktif
Pasif
o
0-140
0-140o
Extr.infor
sinistra
Pasif
0-70o
0-40o
0-90o
0-90o
Sinistra
Aktif
Pasif
o
0-180
0-180o
o
0-30
0-30o
0-150o
0-150o
o
0-150
0-150o
0-90o
0-90o
0-90o
0-90o
o
0-150
0-150o
150-0o
150-0o
o
0-90
0-90o
0-90o
0-90o
o
0-90
0-90o
0-10o
0-40o
0-30o
0-30o
o
0-30
0-30o
0-90o
0-90o
o
0-90
0-90o
0-90o
0-90o
o
0-100
0-100o
0-30o
0-30o
ROM aktif
0-90o
0-30o
0-35o
Sinistra
Aktif
Pasif
o
0-140
0-140o
F.
Extensi
0-30o
Abduksi
0-45o
Adduksi
0-45o
Knee
Flexi
0-130o
Extensi
0o
Ankle
Dorsoflexi
0-40o
Plantarflexi
0-40o
Manual Muscle Testing (MMT)
0-30o
0-45o
0-45o
0-130o
0o
0-40o
0-40o
Ekstremitas Supor
Shoulder Flexor
M.deltoideus antor
M.biceps brachii
Extensor
M.deltoideus antor
M.teres major
Abduktor
M.deltoideus
M.biceps brachii
Adduktor
M.latissimus dorsi
M.pectoralis major
Rotasi internal M.latissimus dorsi
M.pectoralis major
Rotasi
M.teres major
eksternal
M.pronator teres
Elbow
Flexor
M.biceps brachii
M.brachialis
Extensor
M.triceps brachii
Supinator
M.supinator
Pronator
M.pronator teres
Wrist
Finger
Hip
Ekstremitas Superior
Flexor
M.flexor carpi
radialis
Extensor
M.extensor
digitorum
Abduktor
M.extensor carpi
radialis
Adduktor
M.extensor carpi
ulnaris
Flexor
M.flexor digitorum
Extensor
M.extensor
digitorum
Extremitas Inferior
Flexor
M.psoas major
Extensor
M.gluteus maximus
Abduktor
M.gluteus medius
Adduktor
M.adductor longus
0-30o
0-45o
0-45o
0-130o
0o
0-40o
0-40o
0-30o
0-45o
0-45o
0-130o
0o
0-40o
0-40o
Dextra
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
Sinistra
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
Dextra
5
Sinistra
5
5
5
5
5
Dextra
4
4
4
4
Sinistra
5
5
5
5
III.
Knee
Flexor
Extensor
Ankle
Flexor
Extensor
Hamstring muscles
M.quadriceps
femoris
M.tibialis
M.soleus
5
5
5
5
5
5
5
5
PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Laboratorium
24/01
HEMATOLOGI
Rutin
Hb
Hct
AE
AL
AT
Golongan darah
Kimia Klinik
GDS
GDP
Ureum
Kreatinin
SGOT
SGPT
Bilirubin Total
Bilirubin Direk
Bilirubin Indirect
Protein Total
Albumin
Globulin
Asam Urat
Kolesterol Total
HDL Kolesterol
LDL Kolesterol
Trigliserida
Elektrolit
Natrium
Kalium
Klorida
SEROLOGI
HBsAg
25/01
Satuan
Rujukan
g/dL
%
.106/uL
.103/uL
.103/uL
12,3 15,3
35 45
4,1 5,1
4 14,5
150 450
30
28
1,14
0,25
0,89
5,8
3,8
2
6,3
229
43
173
119
mg/dl
mg/dl
mg/dl
mg/dl
u/l
u/l
mg/dl
mg/dl
mg/dl
g/dl
g/dl
g/dl
mg/dl
mg/dl
mg/dl
mg/dl
mg/dl
60 140
70 110
<50
0,6 1,1
0 35
0 45
01
0 0,3
0 0,7
6,4 8,3
3,5 5,2
2,4 6,1
50 200
36 77
88 186
< 150
139
4
109
mmol/L
mmol/L
mmol/L
136 145
3,3 5,1
98 106
12,8
39
4,42
9,3
256
O
99
77
41
0,7
4,5
137
3,9
105
Non reaktif
Non Reaktif
ASSESMENT
Klinik
: Ischialgia, scoliosis
Topik
Etiologi : HNP
V.
DAFTAR MASALAH
Problem Medis:
Scoliosis
Ischialgia dekstra et sinistra e/c HNP
Problem Rehabilitasi Medik
Fisioterapi
yang
menjalar ke bawah sampai ke tungkai, nyeri
bertambah bila bangkit dari tidur dan duduk
Okupasi terapi
Terapi wicara
:-
Sosio-medik
nyeri
untuk melakukan
aktivitas sehari-hari
Orthesa-prothesa
: korset lumbosakral
Psikologi
menghadapi nyeri
VI.
PENATALAKSANAAN
Terapi Medis
IVFD RL 20 tpm
Meloxicam 3x15 mg
Fisioterapi :
-
Bed positioning
Mobilisasi bertahap
2.
Speech terapi : -
3.
Occupational terapi :
meningkatkan kemandirian pasien
4.
Sosiomedik : memberikan
edukasi kepada keluarga untuk merawat dan melatih penderita
5.
Orthesa-Prothesa : korset
lumbosakral
6.
Psikologi : Psikoterapi
Supportif
VII.
VIII.
Disabilitas
Handicap
PLANNING
Planning diagnostic : mielografi
MRI
Planning terapi
Planning edukasi :
- Penjelasan tentang penyakit dan komplikasi yang dapat terjadi
- Penjelasan tentang tujuan pemeriksaan dan tindakan yang
dlakukan
- Penjelasan home exercise dan kepatuhan pelaksanaan terapi
Planning monitoring :
Evaluasi hasil terapi medikamentosa dan rehabilitasi medik
IX.
GOAL
X. PROGNOSIS
Ad vitam
: baik
Ad sanam
: dubia
Ad fungsionam
: dubia
TINJAUAN PUSTAKA
Hernia Nucleus Pulposus
I.
PENDAHULUAN
Diskus intervertebral dibentuk oleh dua komponen yaitu; nukleus
pulposus yang terdiri dari serabut halus dan longgar, berisi sel-sel fibroblast
dan dibentuk oleh anulus fibrosus yang mengelilingi nukleus pulposus yang
terdiri dari jaringan pengikat yang kuat.
II.
EPIDEMIOLOGI
Herniasi diskus intervertebralis atau hernia nukleus pulposus sering
terjadi pada pria dan wanita dewasa dengan insiden puncak pada dekade ke 4
dan ke 5. Kelainan ini banyak terjadi pada individu dengan pekerjaan yang
banyak membungkuk dan mengangkat. HNP pada daerah lumbal lebih sering
terjadi pada usia sekitar 40 tahun dan lebih banyak pada wanita dibanding
pria. HNP servikal lebih sering terjadi pada usia 20-40 tahun. HNP torakal
lebih sering pada usia 50-60 tahun dan angka kejadian pada wanita dan pria
sama.
Hampir 80% dari HNP terjadi di daerah lumbal. Sebagian besar HNP
terjadi pada diskus L4-L5 dan L5-S1. Sedangkan HNP servikal hanya sekitar
20% dari insiden HNP. HNP servikal paling sering terjadi pada diskus C6-C7,
C5-C6, C4-C5. Selain pada daerah servikal dan lumbal, HNP juga dapat
terjadi pada daerah torakal namun sangat jarang ditemukan. Lokasi paling
sering dari HNP torakal adalah diskus T9-T10, T10-T11, T11-T12. Karena
ligamentum longitudinalis posterior pada daerah lumbal lebih kuat pada
bagian tengahnya, maka protrusi diskus cenderung terjadi ke arah
posterolateral, dengan kompresi radiks saraf.
III.
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIK
Nyeri dapat terjadi pada bagian spinal manapun seperti servikal,
torakal (jarang) atau lumbal. Manifestasi klinis bergantung pada lokasi,
kecepatan perkembangan (akut atau kronik) dan pengaruh pada struktur di
sekitarnya. Nyeri punggung bawah yang berat, kronik dan berulang (kambuh).
V.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Gambaran Radiologi
Radiografi mungkin normal atau memperlihatkan tanda-tanda distorsi
susunan tulang belakang (umumnya disebabkan oleh spasme otot); radiografi
sebelumnya ditemukan pada lebih dari setengah kasus dan terdapat suatu
kecenderungan akan remisi dan relaps gejala setelah beberapa waktu atau
beberapa tahun. Temuan pada pemeriksaan radiologi pada medulla spinalis
adalah bermakna, namun tidak selamanya bernilai diagnostik. Mungkin akan
ditemukan hilangnya curvatura normal, skoliosis, perubahan artritik,
penyempitan intervertebral space dan regio servikal penyempitan foramen
intervertebral pada tampakan oblik. Kandungan protein cairan serebrospinal
biasanya meningkat namun bisa juga normal. Nilai antara 50 mg-75 mg per
100 cc sering diteukan pada herniasi lumbal. Nilai diatas 100 mg jarang terjadi
kecuali pada kasus dengan blok pada sub araknoid. Blok sub arakhnoid tidak
ditemukan pada ruptur regio lumbal di bawah titik penusukan, namun blok
subarakhnoid parsial atau komplit sering terjadi ekstrusi pada regio torakal
atau servikal.
Pada gambaran radiologi dapat dilihat hilangnya lordosis lumbal,
skoliosis, penyempitan intervertebral, spur formation dan perkapuran dalam
diskus
1. RO Spinal : Memperlihatkan perubahan degeneratif pada tulang belakang
2. M R I : untuk melokalisasi protrusi diskus kecil sekalipun terutama untuk
penyakit spinal lumbal.
3. CT Scan dan Mielogram jika gejala klinis dan patologiknya tidak terlihat
pada MRI
4. Elektromiografi (EMG) : untuk melokalisasi radiks saraf spinal khusus
yang terkena.
Bila gambaran radiologik tidak jelas, maka sebaiknya dilakukan
punksi lumbal yang biasanya menunjukkan protein yang meningkat tapi masih
dibawah 100 mg %.
VI.
PENATALAKSANAAN
1. Pembedahan
Tujuan : Mengurangi tekanan pada radiks saraf untuk mengurangi nyeri
dan mengubah defisit neurologik.
Macam :
DIAGNOSIS BANDING
Hernia nukleus pulposus bisa didiagnosis banding dengan beberapa
penyakit yang juga mengenai susunan tulang belakang seperti spondilosis dan
spondilitis.
HNP Spondilosis, Spondilitis ankilosing. Gejala klinis nyeri
radikuler, hilangnya sensibilitas, atrofi, kelemahan nyeri radikuler, hilangnya
sensibilitas, spasme otot, kekakuan nyeri radikuler yang membaik bila
berolahraga dan memberat bila berolahraga, kekakuan pada pagi hari. Lokasi
tersering lumbal Lumbal dan servikal Lumbal dan torakal. Umur 20-60 tahun
& lt;45 & gt;pria Wanita>pria Pria>wanita. Gambaran radiologi Penyempitan
diskus Penyempitan diskus disertai osteofit Penyempitan diskus, pada tahap
akhir akan timbul kalsifikasi diskus dan ligamen, sindesmofit (bamboo spine).