Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN USAHA KESEHATAN MASYARAKAT

UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT

PENYULUHAN TENTANG DIET RENDAH PURIN PADA POSYANDU


LANSIA SEDYO RAHAYU IV LINGKUNGAN NGABLAK POJOKSARI
AMBARAWA

Pendamping
dr. Dwi Retno S

Disusun Oleh
dr. Dimas Sigit Widodo

DINAS KESEHATAN KABUPATEN SEMARANG


UPTD PUSKESMAS AMBARAWA
KABUPATEN SEMARANG
2015

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN USAHA KESEHATAN MASYARAKAT


UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT

PENYULUHAN TENTANG DIET RENDAH PURIN PADA POSYANDU


LANSIA SEDYO RAHAYU IV LINGKUNGAN NGABLAK POJOKSARI
AMBARAWA

Disusun oleh
dr. Dimas Sigit Widodo

Telah disahkan pada


Tanggal

2015

Mengetahui dan Mengesahkan

Pendamping

dr. Dwi Retno S


NIP. 197403132006042017
BA

BAB I
PENDAHULUAN
I.

Latar Belakang
Keberhasilan pembangunan terutama di bidang kesehatan, telah
mampu meningkatkan Usia Harapan Hidup (UHH) manusia di Indonesia.
Meningkatnya angka harapan hidup di Indonesia terjadi karena
peningkatan taraf hidup dan pelayanan kesehatan yang mengakibatkan
populasi lansia di Indonesia semakin tinggi.
Seiring

meningkatnya

derajat

kesehatan

dan kesejahteraan

penduduk akan berpengaruh pada peningkatan UHH di Indonesia.


Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) terjadi peningkatan UHH
di Indonesia. Pada tahun 2000 UHH di Indonesia adalah 64,5 tahun
(dengan persentase populasi lansia adalah 7,18%). Angka ini meningkat
menjadi 69,43 tahun pada tahun 2010 (dengan persentase populasi lansia
adalah 7,56%) pada tahun 2011 menjadi 69,65 tahun (dengan persentase
populasi lansia adalah 7,58%) dan pada tahun 2020 jumlah populasi lansia
diperkirakan 28,8 juta jiwa (11,34%).
Peningkatan kuantitas lansia diharapkan dapat diimbangi dengan
peningkatan kualitas hidup lansia. Selain dapat berumur panjang, lansia
diharapkan dapat memiliki kualitas hidup yang baik, tetap sehat, produktif
dan mandiri sehingga tidak menjadi beban bagi keluarga dan pemerintah
serta tetap dapat menjadi asset negara yang bermanfaat.
Kualitas hidup (Quality of Life) merupakan persepsi individu
secara keseluruhan mengenai kebahagiaan dan kepuasan dalam kehidupan

dan lingkungan sekitar dimana dia hidup. Kualitas hidup diartikan juga
sebagai evaluasi dari kepuasan secara keseluruhan dari kehidupan
seseorang. Widiyanto, menyatakan kualitas hidup penduduk Indonesia
tergolong rendah, Indonesia menempati urutan 108 dari 177 negara,
peringkat ini masih di bawah peringkat Negara Singapura (urutan 25),
Brunei Darusalam (urutan 34), Malaysia (urutan 61), Thailand (urutan 74)
dan Filipina (urutan 84). Adanya penyakit kronis pada lansia dapat
menurunkan kualitas hidup khususnya dimensi kesehatan fisik. Penelitian
yang dilakukan Yenny, menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kualitas
hidup (domain fisik dan lingkungan) antara lansia yang mengalami dan
tidak mengalami penyakit kronik. Penyakit kronik secara bermakna
menurunkan kualitas hidup lansia.
Dari hasil sebuah studi tentang kondisi sosial ekonomi dan
kesehatan lansia yang dilaksanakan Komnas lansia di 10 propinsi tahun
2006 diketahui penyakit yang terbanyak diderita lansia adalah penyakit
sendi (52,3%), hipertensi (38,8%), anemia (30,7%) dan katarak (23%).7
Berdasarkan data RISKESDAS 2013, prevalensi penyakit sendi pada usia
55 - 64 tahun 45,0%, usia 65 74 tahun 51,9%, usia 75 tahun 54,8%.
Penyakit sendi yang sering dialami oleh golongan lanjut usia yaitu
penyakit artritis gout, osteoarthritis dan artritis reuomatoid. Artritis gout
merupakan gangguan metabolik yang ditandai dengan meningkatnya kadar
asam urat. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi arthritis gout
adalah makanan yang dikonsumsi, umumnya makanan yang tidak
seimbang (asupan protein yang mengandung purin terlalu tinggi).

Kebiasaan mengkonsumsi makanan yang mengandung purin 200 mg/hari


akan meningkatkan risiko artritis gout tiga kali lebih besar dibandingkan
dengan orang yang tidak mengkonsumsi purin.
Satu survei epidemologik yang dilakukan di Jawa Tengah atas
kerjasama WHO terhadap 4.683 sampel berusia antara 15-45, didapatkan
prevalensi artritis gout sebesar 24,3%. Di Puskesmas Ambarawa, penyakit
Gout Arthritis sendiri termasuk 10 besar penyakit yang paling sering
ditemui dengan 2715 kasus selama tahun 2014.
Dari data di atas, penulis ingin mengangkat tema tentang diet
rendah purin, mengingat masih tingginya angka kesakitan gout arthritis
terutama pada lansia.

BAB II
BENTUK KEGIATAN

I.

PERMASALAHAN
1. Masyarakat
Kurangnya pengetahuan dan pemahaman mengenai informasi diet
rendah purin.
Kurangnya kesadaran untuk memeriksakan diri ke puskesmas.
2. Kader Kesehatan
Kader kesehatan selama ini memiliki kekurangan terkait sarana dan
prasarana dalam memberikan pengetahuan dan pemahaman terkait diet
rendah purin. Hal tersebut dikarenakan cakupan pelayanan dan
masalah geografis menjadi persoalan mendasar petugas kesehatan
dalam melakukan pelayanan kesehatan.

II.

PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI


Akan dilakukan kegiatan penyuluhan diet rendah purin pada Posyandu
lansia Sedyo Rahayu IV di lingkungan Ngablak Pojoksari Ambarawa yang
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat
terkait hal ini.

PERENCANAAN DAN PEMILIHAN


PERMASALAHAN
INTERVENSI
Masyarakat
Kurangnya

pengetahuan melakukan promosi kesehatan di tempat strategis,

dan pemahaman mengenai sebagai contoh memnerikan penyuluhan, edukasi,


informasi Diet rendah purin serta membagikan leaflet di posyandu.
Kader kesehatan
Memiliki
kekurangan Menambah sarana dan prasarana dengan bentuk
terkait

sarana

prasarana

dan kerjasama pihak-pihak terkait seperti stake holder


dalam daerah

memberikan pengetahuan
dan

pemahaman

diet rendah purin


Kurangnya kader
memotivasi
memberikan

pasien

terkait
untuk Memotivasi peserta posyandu untuk rajin datang
dan tiap bulannya.

informasi

tentang diet rendah purin

BAB III
PELAKSANAAN
A. Sasaraan
Sasaran pada penyuluhan ini adalah para kader posyandu lansia dan
ibu ibu peserta posyandu lansia.
B. Pelaksanaan
1. Tanggal : 27 Juli 2015
2. Waktu : 09.00 WIB selesai
3. Tempat : Posyandu Lansia lingkungan Ngablak Pojoksari
4. Peserta
: 35 orang
5. Kegiatan : Penyuluhan mengenai diet rendah purin
6. Metode : Ceramah dan Diskusi dua arah
7. Hasil
:
Antusias yang tinggi ditunjukan
dengan adanya umpan balik berupa diskusi dua arah
pada saat sesi tanya jawab dan berbagi mengenai
masalah posyandu lansia masing-masing wilayah.
.
C. Tahap Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan penyuluhan ini dimulai dengan registrasi para
peserta, kemudian dilakukan pengukuran tekanan darah, penimbangan
berat badan dan pegukuran tinggi badan. Setelah itu dilakukan
penyuluhan mengenai diet rendah purin. Setelah penyuluhan, ada sesi
tanya jawab dan konsultasi masalah kesehatan lansia.
Rangkuman dari sesi tanya jawab adalah sebagai berikut :
Dok,

saya

kalau

makan

sayur

kok

malah

makin

kemengbadannya ?
Jawab :

Kandungan berbagai macam sayuran berbeda-beda tergantung jenis


sayurannya. Kemeng atau kesemutan terjadi karena kandungan asam
laktat dan purin yang biasanya tinggi pada sayuran tersebut. Oleh
karena itu, perlu diperhatikan kandungan yang terkandung dalam
sayuran agar tidak timbul keluhan yang tidak diinginkan dan dapat
memenuhi gizi lansia.
Dok, apa makanan yang harus dihindari untuk lansia penderita
asam urat ?
Jawab :
makanan yang harus dihindari jeroan termasuk hati, limpa, babat, paru,
usus, dan lain-lain. Otak, melinjo Beberapa makanan yang harus
dibatasi sayuran berwarna hijau, seperti baam, kangkung, daun
singkong, dan lain lain. Minuman bersoda dan alkohol juga tidak
boleh dikonsumsi.
Dok, kenapa gak boleh makan kacang kalau asam urat ?
Jawab :
Kacang, terutama kacang tanah, mengandung kandungan purin yang
tinggi dalam proteinnya. Protein jenis tersbeut dapat menyebabkan
timbulnya Kristal asam urat yang dapat menyebabkan timbulnya rasa
nyeri pada sendi kecil dan menyebabkan terjadinya tumpukan
kandungan asam urat yang tinggi.
Dok, tangan dan kaki saya sering kesemutan, apa itu termasuk gejala
asam urat?

Belum tentu. Gejala asam urat biasanya nyeri seperti ditusuk jarum
pada jari-jari, terutama ibu jari. bila pada fase serangan bisa disertai
bengkak dan nyeri hebat. Asam urat bisa juga terumpuk membentuk
benjolan di jari yang disebut tofus.
Dok, apakah asam urat bisa menyebabkan batu ginjal?
Jika kadar asam urat terlalu tinggi, asam urat dapat mengkristal di
ginjal membentuk batu ginjal. Jika berlangsung terus menerus batu
ginjal dapat menyebabkan gagal ginjal. Oleh karena itu, penting untuk
dapat mengontrol kadar asam urat dalam tubuh kita.

BAB IV
MONITORING DAN EVALUASI
1. Monitoring

10

Monitoring

yang

dilakukan

dengan

menggunakan

kartu

monitoring. Dimana setiap orang yang melakukan pemeriksaan, semuanya


di catat dalam kartu monitoring, sehingga para petugas kesehatan bisa
mengkontrol dari kartu monitoring ini.
Monitoring dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan darah.
Dimana setiap peserta untuk pemantauan asam urat dalam darah secara
berkala dapat dilakukan sebulan sekali. Disamping itu dilakukan
pengukuran Berat badan, tinggi badan, IMT, BMR, lemak tubuh, lemak
perut tekanan darah.
2. Evaluasi
- Diharapkan setelah penyuluhan ini pengetahuan dan pemahaman
-

masyarakat meningkat mengenai diet rendah purin.


Diharapkan angka kesakitan gout arthritis menurun terutama pada

lansia di wilayah Desa Ngablak pojoksari.


Peningkatan jumlah lansia yang mengikuti posyandu.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
I.

Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan setelah melakukan penyuluhan
mengenai diet rendah purin di Posyandu Lansia Lingkungan desa Bejalen
Kecamatan Ambarawa adalah kurangnya pengetahuan dan pemahaman
mengenai informasi pentingnya pemilihan makanan rendah purin.
Masyarakat diharapkan mendapatkan peningkatan pengetahuan
terkait dengan gizi lansia yang dapat merubah persepsi, sikap dan tingkah

11

laku dalam memilih makanan yang bijak terhadap lansia. Hal ini bertujuan
untuk mengoptimalkan dan meningkatkan kualitas hidup lansia.
II.

Saran
a. Memotivasi peserta Posyandu Lansia untuk rajin datang tiap bulannya.
Dan bekerja sama dengan tenaga kesehatan lainnya untuk memberikan
informasi tentang gizi diet rendah purin untuk meningkatkan kualitas
hidup lansia.
b. Penyuluhan mengenai gizi lansia ini harus dilakukan secara
berkelanjutan dan menggunakan metode penyampaian yang lebih
variasi misalnya menggunakan media film atau promosi lain yang
variatif sehingga menarik peserta untuk mengikuti acara posyandu
lansia.

12

Dokumentasi

13

Lampiran

14

15

TINJAUAN PUSTAKA

Penyakit asam urat adalah jenis artritis yang sangat menyakitkan yang
disebabkan oleh penumpukan kristal pada persendian, akibat tingginya kadar
asam urat di dalam tubuh. Sendi-sendi yang diserang terutama adalah jari-jari
kaki, lutut, tumit, pergelangan tangan, jari tangan dan siku. Selain nyeri, penyakit
asam urat juga dapat membuat persendian membengkak, meradang, panas dan
kaku.
Penggolongan penyakit asam urat adalah penyakit gout primer, penyebab
penyakit ini belum diketahui secara pasti. Bisa merupakan gabungan dari faktor
genetik dan hormonal yang mengakibatkan produksi uric acid berlebihan sehingga
menganggu metabolisme tubuh, dan penyakit gout sekunder yang disebabkan oleh
cara mengonsumsi makanan yang tidak tepat. Orang yang menderita penyakit
gout sekunder cenderung teledor dalam memilih makanan, lebih menyukai
menyantap hidangan daging yang berpotensi meningkatkan kadar asam urat di
dalam tubuh.
Sekitar 90% penyakit asam urat disebabkan oleh ketidakmampuan ginjal
membuang asam urat secara tuntas dari tubuh melalui air seni. Sebagian kecil
lainnya karena tubuh memproduksi asam urat secara berlebihan. Penyakit asam
urat kebanyakan diderita oleh pria di atas 40 tahun dan wanita yang telah
menopause. Penderita asam urat biasanya juga memiliki keluhan lain
seperti tekanan darah tinggi, penyakit ginjal, diabetes dan aterosklerosis. Separuh
dari penderita asam urat adalah orang yang kegemukan. Bila dibiarkan, penyakit
asam urat bisa berkembang menjadi batu ginjal dan mengakibatkan gagal ginjal.

16

Dan dengan adanya perubahan gaya hidup, konsumsi obat tertentu dan
menghindari makanan yang berkadar purin tinggi dapat mengendalikan asam urat.
Diet bagi para penderita gangguan asam urat mempunyai syarat-syarat
sebagai berikut:

Pembatasan purin
Apabila telah terjadi pembengkakan sendi maka penderita gangguan asam
urat harus melakukan diet bebas purin. Namun karena hampir semua
bahan makanan sumber protein mengandung nukleoprotein maka hal ini
hampir tidak mungkin dilakukan. Maka yang harus dilakukan adalah
membatasu asupan purin menjadi 100-150 mg purin per hari (diet normal
biasanya mengandung 600-1.000 mg purin per hari).

Kalori sesuai dengan kebutuhan


Jumlah asupan kalori harus benar disesuaikan dengan kebutuhan tubuh
berdasarkan pada tinggi dan berat badan. Penderita gangguan asam urat
yang kelebihan berat badan, berat badannya harus diturunkannn dengan
tetap memperhatikan jumlah konsumsi kalori. Asupan kalori yang terlalu
sedikit juga bisa meningkatkan kadar asam urat karena adanya keton
bodies yang akan mengurangi pengeluaran asam urat melalui urin.

Tinggi karbohidrat
Karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong, roti dan ubi sangat baik
dikonsumsi oleh penderita gangguan asam urat karena akan meningkatkan
pengeluaran asam urat melalui uirn. Konsumsi karbohidrat kompleks ini
sebaiknya tidak kurang dari 100 gram per hari. Karbohidrat sederhana
jenis fruktosaa seperti gula, permen, arum manis, gulali, dan sirop

17

sebaiknya dihindari karena fruktosa akan meningkatkan kadar asam urat


dalam darah.

Rendah protein
Protein terutama yang berasal dari hewan dapat meningkatkan kadar asam
urat dalam darah. Sumber makanan yang mengandung protein hewani
dalam jumlah yang tinggi, misalnya hati, ginjal, otak, paru, dan limpa.
Asupan protein yang dianjurkan bagi penderita gangguan asam urat adalah
sebesar 50-70 gram/hari atau 0,8-1 gram/kg berat badan/hari. Sumber
protein yang disarankan adalah protein nabati yang berasal dari susu, keju
dan telur.

Rendah lemak
Lemak dapat menghambat ekskresi asam urat melalui urin. Makanan yang
digoreng, bersantan, serta margarine dan mentega sebaiknya dihindari.
Konsumsi lemak sebaiknya sebanyak 15 persen dari total kalori.

Tinggi cairan
Konsumsi cairan yang tinggi dapat membantu membuang asam urat
melalui urin. Karena itu, Anda disarankan untuk menghabiskan minum
minimal sebanyak 2,5 liter atau 10 gelas sehari. Air minum ini bisa berupa
air putih masak, teh, atau kopi. Selain dari minuman, cairan bisa diperoleh
melalui buah-buahan segar yang mengandung banyak air. Buah-buahan
yang disarankan adalah semangka, melon, blewah, nanas, belimbing
manis, dan jambu air. Selain buah-buahan tersebut, buah-buahan yang lain
juga boleh dikonsumsi karena buah-buahan sangat sedikit mengandung

18

purin. Buah-buahan yang sebaiknya dihindari adalah alpukat dan durian,


karena keduanya mempunyai kandungan lemak yang tinggi.

Tanpa alkohol
Berdasarkan penelitian diketahui bahwa kadar asam urat mereka yang
mengkonsumsi alkohol lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak
mengkonsumsi alkohol. Hal ini adalah karena alkohol akan meningkatkan
asam laktat plasma. Asam laktat ini akan menghambat pengeluaran asam
urat dari tubuh.

Makanan / minuman yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi.


N
o
1

Golongan makanan

Boleh

Tidak boleh

sumber hidrat arang

Semua

sarden, kerang, jantung,

sumber
hewani

protein daging,

ayam,

ikam, hati, usus, limpa, paru-

telur, susu, keju

paru, estrak daging /


kaldu

kacang-kacangan kering
3

sumber protein nabati 25gr, tahu, tempe, dan oncom 50gr


semua

sayuran

sekehendaknya, kecuali
4

sayuran

kacang

polong,

asparagus,

bayam, -

kacang buncis, kembang


kol,
5
6

buah-buahan
minuman

jamur

maksimal

100gr/hari
semua jenis buah
teh, kopi

alkohol, minuman soda

DAFTAR PUSTAKA
19

1. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Profil Kesehatan Provinsi Jawa


Tengah 2014
2. Puskesmas Ambarawa. Profil Kesehatan Puskesmas Ambarawa 2014.
3. Damayanti. 2012. Mencegah dan Mengobati Asam Urat. Araska :
Yogyakarta.
4. Junadi. 2012. Rematik dan Asam Urat. PT Bhuana Ilmu Populer : Jakarta.

20

Anda mungkin juga menyukai