Anda di halaman 1dari 4

TUTORIAL KLINIS

EPILEPSI
I. Kasus :
Pasien dengan inisial A berjenis kelamin laki-laki, umur 4 tahun 3 bulan masuk ke UGD pada
tanggal 3 November 2014 dengan berat badan awal masuk UGD adalah 20 kg. Pasien masuk
dengan keluhan demam sejak satu hari yang lalu, kejang seluruh tubuh sebanyak 3 kali dan lama
masing-masing kejang berlangsung kurang lebih 2 menit. Sedangkan jarak antar kejang kurang
lebih 1 jam.
II. Riwayat Penyakit Sekarang
Kapan demam dan kejang mulai muncul dan sudah berapa kali kejang?
Demam sejak satu hari yang lalu, kejang seluruh tubuh sebanyak 3 kali.
Berapa lama kejang berlangsung dan berapa lama jarak antar kejang?
Kejang pertama terjadi di rumah sekitar 3 menit. Setelah kejang pasien sadar sekitar 10 menit.
Kejang kedua timbul 3 jam kemudian dalam perjalanan ke Rumah Sakit dengan durasi kejang 2
menit. Pada saat pasien di UGD setelah pemasangan infus, kurang lebih 1,5 jam dari kejang
kedua, pasien mengalami kejang lagi selama 2 menit.
Apakah pasien mengalami semacam peringatan atau perasaan tidak enak sebelum kejang
terjadi? *menyakan apakah kejang didahului aura
Pasien kejang secara tiba-tiba tanpa didahului suatu tanda peringatan atau perasaan tidak enak.
Apakah pasien ingat kejadian selama kejang berlangsung? *menentukan apakah pasien
sadar selama kejang berlangsung
Pasien tidak sadar dan tidak mengingat kejadian selama kejang berlangsung.
Bagaimana gerakan kejang yang muncul? Apakah didahului oleh salah satu bagian tubuh?
Apakah ketika kejang kepala menoleh dan mata melihat ke satu sisi? Apakah pasien
seperti mengunyah? Apakah lidah tergigit dan pasien mengompol? *serangan kejang yang
berasal dari lobus frontalis bisa disertai kepala dan mata deviasi kearah kontralateral lesi.
Lobus temporalis gerakan mengecapkan bibir dan atau gerakan mengunyah. Lobus
oksipitalis gerakan mata berkedip yang berlebihan dan gangguan penglihatan. Kejang umum
lidah tergigit dan inkontinens urin.
Pasien kejang langsung diseluruh tubuh dengan tangan ditekuk kearah dada, punggung menekuk
ke belakang, dan kaki lurus. Kemudian diikuti gerakan menyentak dengan tangan lurus,
punggung menekuk ke depan, dan kaki menekuk. Gerakan tersebut terjadi berulang-ulang.
Pasien mengompol saat kejang pertama, namun lidah tidak tergigit.

Apakah yang terjadi segera sesudah serangan kejang berlangsung? *menggali post ictal
period
Setelah kejang pasien tertidur selama kurang lebih 10 menit. Tidak ada kelemahan salah satu sisi
badan (Todds paresis), nyeri kepala, maupun kesulitan berbicara.
III. Riwayat Penyakit Dahulu
Apakah pasien pernah mengalami keluhan serupa? Apakah sampai dirawat di RS?
Pasien kejang sejak 1 tahun yang lalu dan sudah 2 kali dirawat di Rumah Sakit karena penyakit
yang sama. Oleh dokter yang merawat pasien didiagnosis dengan epilepsi.
Apakah pasien lahir normal dengan kehamilan cukup bulan dan bagaimana proses
persalinannya?
Pasien lahir normal spontan dengan kehamilan cukup bulan. Pasien lahir ditolong oleh dokter
kandungan dan tanpa mengalami kesulitan selama proses persalinan.
Bagaimana kondisi pasien sesaat setelah dilahirkan? *menggali asfiksia & respiratory
distress
Pasien mengangis kuat tanpa ada gangguan pernafasan setelahnya.
Apakah pernah mengalami kejang demam, penyakit infeksi atau benturan di kepala
sebelum kejang pertama kali muncul?
Pasien belum pernah mengalami kejang demam dan benturan di kepala sebelumnya. Untuk
penyakit infeksi hanya pernah mengalami common cold.
IV. Riwayat Penyakit Keluarga
Apakah ada anggota keluarga yang mengalami keluhan serupa?
Dari keluarga ibu tidak ada yang pernah mengalami kejang namun dari keluarga ayah ada. Adik
ayah pasien pernah mengalami kejang, tetapi hanya satu kali.
V. Riwayat Pengobatan
Apakah pasien mendapatkan pengobatan dan rutin minum obat?
Pasien sedang dalam pengobatan epilepsi yang dikontrol secara rutin ke Rumah Sakit, namun
karena ayah dan ibu pasien sibuk bekerja terkadang lupa mengontrol pasien untuk minum obat.
Apa saja obat yang diberikan oleh dokter?
Pasien sedang mendapatkan terapi phenobarbital dan carbamazepin untuk pengobatan
epilepsinya.

VI. Pemeriksaan Fisik


Keadaan Umum
: Sedang
Tingkat Kesadaran : Compos mentis
Berat badan
: 20 kg
Suhu
: 40,2 C
Nadi
: 88x/menit
Nafas
: 20x/menit
Kepala
: Normochepali
Mata
: Konjungtiva anemis -/- Sklera ikterik -/- Pupil isokor
Tenggorokan
: Edem, eritem
Leher
: Tidak teraba massa maupun pembesaran kelenjar getah bening
Thorax
: Suara nafas vesikular, Rhonki -/-, Wheezing -/Bunyi jantung I & II reguler, bising (-)
Abdomen
: Supel, datar, bising usus 4x/menit
Ekstrimitas
: Akral dingin (-), gerakan abnormal (-), kelemahan anggota gerak (-)
VII. Pemeriksaan Status Neurologis
Meningeal Sign
: (-)
Nervus Cranialis
: Dalam batas normal
Reflek Fisiologis
: (+)
Reflek Patologis
: (-)
VIII. Pemeriksaan Penunjang
Hemoglobin : 12 g/dl; Nilai normal 13-16 g/dl
Leukosit
: 11.300/mm3; Nilai normal 5.000 10.000/mm3
Trombosit
: 373.000/mcl; Nilai normal 200.000-400.000/mcl
Hematokrit : 36,1 vol%; Nilai normal 37-47 vol%
CT-Scan :
- Struktur tulang cranial tidak menunjukkan kelainan
- Cerebellum dan batang otak tampak normal, tidak terlihat massa maupun lesi patologis
- Cortical sulci dan sistem ventrikel tidak menunjukkan dilatasi dan bilateral simetris, tidak
ditemukan deviasi midline.
EEG :
- Tampak gelombang lambat, tajam, dan runcing (poly-spike wive) pada hasil EEG.
- Gambaran epileptiform tersebar difus

IX. Diagnosis
Diagnosis Kerja

Diagnosis Banding

: Epilepsi generalisata tonik-klonik tipe bangkitan epilepsi


Epilepsi generalisata idiopatik dengan bangkitan umum tonik klonik pada
saat terjaga sindrom epilepsi
: Kejang demam
Status epileptikus
Tics dan gerakan involunter

X. Penatalaksanaan
Terapi yang diberikan di IGD:
- IVFD RL 20 gtt/i
- Dumin Suppositoria (parasetamol 250 mg)
- Stesolid suppositoria (diazepam 10 mg) posisi anak dimiringkan, tekuk satu kaki supaya
anus terlihat, kemudian masukan supositoria, ditekan dan ditahan dengan jari telunjuk
sampai betul betul masuk ke bagian otot sfinkter rektum (sekitar 0,5 1 inci dari lubang
dubur)
- Paracetamol syrup 4 x 2 cth (paracetamol 120 mg/5 ml)
Terapi yang diberikan di Ruang Rawat Anak :
- Injeksi Phenobarbital 75 mg i.m
- IVFD RL 20 gtt/i
- Paracetamol sirup 4 x 2 cth
- Amoxil sirup 3 x 2 cth (amoksisilin 125 mg/5 ml)
- Luminal 2 x 60 mg (hari I dan II)
- Luminal 2 x 30 mg (hari III dan seterusnya)
- Carbamazepin 3 x 50 mg

Anda mungkin juga menyukai