TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Diabetes mellitus
a. Pengertian
Diabetes Mellitus (diabetes) adalah suatu kondisi terganggunya
metabolisme didalam tubuh karena ketidakmampuan tubuh membuat
atau menyuplai hormon insulin sehingga menyebabkan terjadinya
peningkatan kadar gula darah melebihi normal (Desriani, 2003).
10
11
c. Etiologi
Diabetes
adalah
suatu
penyakit
yang
disebabkan
karena
12
yang merupakan
predisposisi
untuk
kerusakan
2, jumlah
insulin
normal
tetapi
d. Patofisiologi
1) Pada diabetes tipe 2 terdapat dua masalah utama yang berhubungan
dengan insulin, yaitu: resistesni insulin dan gangguan sekresi insulin.
Normalnya insulin akan terikat dengan reseptor khusus pada
permukaan sel. Sebagai akibat terikatnya insulin dengan reseptor
13
14
3)
Kadar glukosa darah 2 jam pada Tes Toleransi Glukosa Oral 200
mg/dL(11,1mmol/L).Tes Toleransi Glukosa Oral dilakukan dengan
standar World Health Organization, menggunakan beban glukosa
yang setara dengan 75 gramglukosa anhidrus yang dilarutkan ke
dalam air.
Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi kriteria normal
atau diabetesmelitus, maka dapat digolongkan ke dalam
kelompok Toleransi GlukosaTerganggu (TGT) atau Glukosa
15
f.
Massa
Tubuh
>
23
kg/m), riwayat
keluarga
diabetes mellitus, riwayat melahirkan bayi dengan berat badan > 4000
gram (4kg), atauriwayat diabetes gestasional, hipertensi ( 140/90
mmHg), kolesterol (HDL 35 mg/dL dan atau trigliserida 250
mg/dL), riwayat
penyakit
g.
mellitus
merupakan
penyakit
kronis
yang
16
1) Komplikasi Akut
a) Hipoglikemi
Hipoglikemi ditandai dengan menurunnya kadar glukosa
darah hingga mencapai <60 mg/dL. Gejala hipoglikemia
terdiri dari gejala adrenergik (berdebar, banyak keringat,
gemetar, rasa lapar) dan gejala neuro-glikopenik (pusing,
gelisah, kesadaran menurun sampai koma) (PERKENI, 2006).
b) Ketoasidosis diabetik
Keadaan ini berhubungan dengan defisiensi insulin, jumlah
insulin yangterbatas dalam tubuh menyebabkan glukosa tidak
dapat digunakan sebagaisumber energi, sehingga tubuh
melakukan penyeimbangan dengan;. memetabolisme lemak.
Hasil dari metabolisme ini adalah asam lemak bebasdan
senyawa keton. Akumulasi keton dalam tubuh inilah yang
menyebabkanterjadinya asidosis atau ketoasidosis (Gale,
2004).Gejala klinisnya dapat berupa kesadaran menurun, nafas
cepat dan dalam(kussmaul) serta tanda-tanda dehidrasi. Selain
itu, sesorang dikatakanmengalami ketoasidosis diabetik jika
hasil pemeriksaan laboratoriumnya:
1) Hiperglikemia (glukosa darah >250 mg/dL)
2) Na serum <140 meq/L
3) Asidosis metabolik (pH <7,3; bikarbonat <15 meq/L)
4) Ketosis (ketonemia dan atau ketonuria
17
darah
kapiler
retina
mata
h. Penatalaksanaan
Tujuan utama terapi diabetes adalah menormalkan aktivitas
insulin dan kadar glukosa darah sebagai upaya untuk mengurangi
terjadinya komplikasi vaskuler serta neuropatik. Tujuan terapeutik
pada setiap tipe diabetes melitus adalah mencapai kadar glukosa darah
18
19
2. Glukosa darah
a. Pengertian
Glukosa darah adalah gula yang terdapat dalam darah yang
terbentuk dari karbohidrat dalam makanan dan disimpan sebagai glikogen
di hati dan otot rangka. ( Joyce LeeFever, 2007 ).
20
yang dilakukan
jam
dihitung
setelah
pasien
200
plasma vena
mg/dl
Kadar
glukosa < 90 mg/dl
darah kapiler
Sumber: Dalimartha, 2007.
90-199 mg/dl
200
mg/dl
21
d. Hiperglikemia
Hiperglikemia merupakan keadaan peningkatan glukosa darah dari
rentang kadar glukosa normal. Penyebab utama yang paling umum
diketahui adalah defisiensi insulin dan faktor herediter. Penyebab lain
yaitu akibat pengangkatan pankreas, kerusakan kimiawi sel pulau
langerhans. Faktor imunologi pada penderita hiperglikemia khususnya
diabetes terdapat bukti adanya respon autoimun. Respon ini merupakan
respon abnormal dimana antibodi terarah pada jaringan normal tubuh
dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggap sebagai
jaringan asing (Smeltzer & Bare, 2002; Ganong, 2005).
Hipeglikemia memiliki faktor risiko utama dan faktor risiko
tambahan. Faktor risiko utama terdiri dari sekresi insulin, penurunan
utilisasi glukosa, dan peningkatan produksi glukosa. Faktor risiko
tambahan yaitu stress (emosional), tidak cukup berolah raga, makan
makanan berlebihan dan makan makanan yang salah, infeksi, penyakit,
trauma, dan obat-obatan yang menyebabkan hiperglikemia (Smeltzer &
Bare, 2002; Ganong, 2005).
22
monosakarida
yang
diserap,
jumlah
karbohidrat yang
aktif
dan
terjadi
peningkatan
permiabilitas
membran
mekanisme peningkatan
AMP
otot.
AMP
kinase
23
kadar
glukosa
darah
antara
lain
dengan
sehingga
dapat
mengurangi absorpsi
glukosa
dan
menunjukkan
hasil
klinis
yang
lebih
baik
terutama
perbaikan fungsi
sel
beta
pankreas
(Sudoyo,
24
b. Tahapan tidur
Tahapan tidur menurut Tarwoto & Wartonah, (2006) sebagai berikut :
1) Non REM
Tahapan NonREM mempunyai karakter sebagai berikut :
NonREM Tahap I kedaan ini masih dapat merespons cahaya,
berlangsung beberapa menit, aktivitas fisik menurun, tanda vital dan
metabolisme menurun, bila terbangun terasa sedang mimpi. NonREM
Tahap II tubuh mulai relaksasi otot, berlangsung 10 20 menit, fungsi
tubuh berlangsung lambat, dapat dibangunkan dengan mudah.
NonREM Tahap III adalah awal dari keadaan tidur nyenyak, sulit di
25
c. Fungsi Tidur
Menurut
Kozier
(2004),
tidur
menggunakan
kedua
efek
istirahat
dan
tidur
yang
Dewit
26
untuk
mengembalikan
tenaga
untuk beraktifitas
tidur
sehari-
selama
tidur
dan
penurunan
laju
metabolik
basal
d.
27
1) Bayi
Pada bayi baru lahir membutuhkan tidur selama 14 18 jam sehari,
pernafasan teratur, gerak tubuh sedikit, 50% tidur NREM dan terbagi
dalam
tidur selama
12 14 jam
sehari, sekitar 20 30 % tidur REM, tidur lebih lama pada malam hari
dan punya pola terbangun sebentar (Asmadi, 2008).
2) Toddler
Kebutuhan tidur pada toddler menurun menjadi 10 12 jam sehari.
Sekitar 20 30 % tidurnya adalah tidur REM, banyak. Tidur siang
dapat hilang pada usia 3 tahun karena sering terbangun pada malam
hari yang menyebabkan mereka tidak ingin tidur pada malam hari
(Asmadi, 2008).
3) Preschool
Pada usia prescool biasanya memerlukan waktu tidur 11 12 jam
semalam. Kebanyakan pada usia ini tidak menyukai waktu tidur. Bisa
jadi anak usia 4 5 mengalami kurang istirahat tidur dan mudah sakit
jika kebutuhan tidurnya tidak terpenuhi. Sekitar 20 % tidurnya adalah
tidur REM (Asmadi, 2008).
4) Anak usia sekolah
Anak usia sekolah tidur antara 8 12 jam semalam tanpa tidur siang.
Anak usia 8 tahun membutuhkan waktu kurang lebih 10 jam setiap
malam. Tidur REM pada anak usia ini berkurang sekitar 20 %
(Asmadi, 2008).
28
5) Adolesen
Kebanyakan remaja memerlukan waktu tidur sekitar 8 10 jam tiap
malamnya untuk mencegah terjadinya kelemahan dan kerentaan
terhadap infeksi. Tidur pada usia ini 20 % adalah tidur REM. Pada
remaja
laki-laki
megalami Nocturnal
Emission (orgasme
dan
mengeluarkan cairan semen pada tidur malam hari) yang biasanya kita
kenal dengan istilah mimpi basah (Potter, 2005).
6) Dewasa muda
Pada masa ini umumnya mereka sangat aktif dan membutuhkan waktu
tidur antara 7 8 jam dalam semalam. Kurang lebih 20 % tidur
mereka adalah tidur REM. Dewasa muda yang sehat membutuhkan
cukup
tidur
untuk
berpartisipasi
dalam
kesibukan
aktifitas
29
30
4) Obat
Obat dapat mempengaruhi proses tidur, beberapa jenis obat
yang dapat mempengaruhi proses tidur adalah jenis golongan obat
diuretic menyebabkan seseorang menjadi isomnia, anti depresan
dapat menekan REM, kafein dapat meningkatkan syaraf simpatis
yang menyebabkan kesulitan untuk tidur, golongan beta bloker
dapat berefek pada timbulnya insomnia, dan golongan narkotik
dapat menekan REM (Ria&Lina, 2005).
f. Kualitas tidur
Kualitas tidur merupakan gambaran secara subyektif yang
menjelaskan tentang kemampuan untuk mempertahankan waktu tidur
serta tidak adanya gangguan yang dialami selama periode tidur yang
secara subyektif yang diukur dengan menggunakan kuesioner standar
dan pengukuran secara obyektif dengan menggunakan polygraph atau
berdasarkan observasi (Cauter, 2007).
Pengkajian tentang kualitas tidur pada pasien diabetes dapat
dilakukan dengan kuesioner the Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI)
yang terdiri dari tujuh komponen meliputi waktu yang diperlukan
untuk dapat memulai tidur (sleep latency), lamanya waktu tidur (sleep
duration), prosentase antara waktu tidur dengan waktu yang
yang dihabiskan pasien diatas tempat tidur (sleep efficiency), gangguan
tidur yang sering dialami sewaktu malam hari (sleep disturbance),
31
terkait penyakitnya,
adanya
ketidakyamanan,
sering
terjadinya
diuresis
osmotik
dan
dehidrasi
32
glukosa
oleh jaringan.
Selain
itu
pengaturan
untuk
menghambat
produksi
glukosa
oleh
hepar.
hormon seperti
katekolamin
dan
kortisol
yang
33
rangsangan
pada
sistem
saraf
simpatik,
34
4. Hipnoterapi
a.
35
b.
36
37
38
merupakan
suatu
kalimat-kalimat
saran
yanng
39
5) Temination
Temination merupakan tahap pengakhiran untuk mengembalikan
subyek pada keadaan semula. Sebuah terminasi dilakukan dengan
memberikan kalimat lanjutan setelah kalimat-kalimat sugesti.
40
kualitas
tidur
daya
tahan
yang
lelap
dan vitalitas
dan
menyegarkan,
tubuh,
membantu
sadar
yang
berguna
untuk
perubahan
diri
dan
41
42
B. Kerangka Teori
Berdasarkan teori Hasting (2007), McEwen BS (1998) Rice (2001), Gunawan (2006), Spiegel Wong & Andri (2009) dan
Setiawan (2009) dapat dapat digambarkan suatu kerangka teori sebagai berikut:
Hipnosis
Proses relaksasi
Rangsangan sistem
saraf simpatik
Rileks
1.
2.
3.
4.
Penyakit
Latihan dan kelelahan
Stress dan psikologis
Obat
Proses terapi
memberikan
sugesti
penyembuhan
positif pada tubuh
fisik
Pemberian sugesti
Self Talk
Faktor-faktor yang
mempengaruhi kadar
gula
1. Diet
2. Stress
3. Aktifitas fisik
43
C. Kerangka Konsep
Variabel Independen
Variabel Dependen
Kadar glukosa
darah pasien
Hipnosis
Kualitas tidur
pasien
Variabel Pengganggu
1. Suara atau bunyi
Keterangan:
: diteliti
: tidak diteliti
Gambar 2.3 Kerangka konsep
Pekerjaan
Jenis kelamin
Diet
Latihan dan kelelahan
Obat-obatan
44
D. Hipotesis
Ha1 : ada pengaruh hipnoterapi terhadap kualitas tidur pasien diabetes
melitus
Ha2 : ada pengaruh hipnoterapi terhadap kadar gula darah pasien diabetes
melitus