Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
Masalah berat lahir rendah (kurang dari 2500 gram) sampai saat ini masih merupakan penyebab utama morbiditas dan
mortalitas perinatal. Berat lahir rendah (BLR) dapat dibedakan atas bayi yang dilahirkan preterm, dan bayi yang mengalami
pertumbuhan intrauterin terhambat. Di negara-negara maju, sekitar duapertiga bayi berat lahir rendah disebabkan oleh
prematuritas, sedangkan di Negara-negara sedang berkembang sebagian besar bayi BLR di sebabkan oleh pertumbuhan
intrauterin terhambat. Bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) merupakan masalah kesehatan yang sering dialami pada
sebahagian masyarakat yang ditandai dengan berat lahir kurang dari 2500 gram. Kejadian BBLR pada dasarnya
berhubungan dengan kurangnya pemenuhan nutrisi pada masa kehamilan ibu dan hal ini berhubungan dengan banyak
faktor dan lebih utama pada masalah perekonomian keluarga sehingga pemenuhan kebutuhan konsumsi makanan pun
kurang. Namun kejadian BBLR juga dapat terjadi tidak hanya karena aspek perekonomian, dimana kejadian BBLR dapat saja
tejadi pada mereka dengan status perekonomian yang cukup. Hal ini dapat berkaitan dengan paritas, jarak kelahiran, kadar
hemoglobin dan pemanfaatan pelayanan antenatal. BBLR termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas,
morbiditas dan diabilitas neonatus, bayi dan anak serta memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya di
masa depan. BBLR yang tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan timbulnya masalah pada semua sistem organ
tubuh meliputi gangguan pada pernafasan (aspirasi mekonium, asfiksia neonatorum), gangguan pada sistem pencernaan
(lambung kecil), gangguan sistem perkemihan (ginjal belum sempurna), gangguan sistem persyarafan (respon rangsangan
lambat). Selain itu bayi berat lahir rendah dapat mengalami gangguan mental dan fisik serta tumbuh kembang. BBLR
berkaitan dengan tingginya angka kematian bayi dan balita, juga dapat berdampak serius pada kualitas generasi
mendatang, yaitu akan memperlambat pertumbuhan dan perkembangan anak, serta berpengaruh pada penurunan
kecerdasan (Depkes RI, 2005). Bayi yang lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) memerlukan perawatan yang tepat agar
tidak terjadi hal-hal yang membahayakan bayi seperti yang telah disebutkan diatas. Bidan dan perawat adalah bagian dari
pemberi pelayanan yang ikut berperan penting dalam memberikan perawatan pada bayi dengan berat lahir rendah (BBLR).
Perkembangan bayi dengan BBLR yang dirawat di RS ini sangat tergantung pada ketepatan tindakan yang dilakukan oleh
tenaga kesehatan.Oleh karena itu penulis tertarik membahas tentang kasus BBLR pada bayi P.R yang akan penulis bahas
pada BAB berikutnya.

BAB II
TINJAUAN TEORI
BERAT BAYI LAHIR RENDAH
A. DEFINISI
Bayi berat lahir rendah ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram. Berat badan pada
kehamilan khusus apapun sangat berfariasi dan harus digambarkan pada grafik presentil. Bayi yang berat badannya diatas
presentil 90 dinamakan besar untuk umur kehamilan dan yang di bawa presentil 10 dinamakan ringan untuk umur
krhamilan. Berdasarkan itu bahwa 10 % semua bayi ringan untuk umur kehamilan. Bayi yang berat badannya kurang dari
2500 gr pada saat lahir di namakan berat badan lahir rendah
Berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya bayi berat badan lahir rendah di bedakan:
Bayi berat lahir rendah , berat lahir 1500 2500 gram
Bayi berat lahir sangat rendah, berat lahir kurang dari 1500 gram
Bayi berat lahir eksterem, Berat lahir kurang dari 1000 gram
B. ETIOLOGI
Bayi berat lahir rendah mungkin prematur ( kurang bulan ) mungkin juga cukup bulan ( dismatur ).
1. PREMATUR MURNI
Prematur murni adalah neonatus dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dan mempunyai berat badan yang sesuai
dengan masa kehamillan atau disebut juga neonatus preterm / BBLR / SMK.
Faktor Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Persalinan Prematur atau BBLR adalah
1. Faktor Ibu
Riwayat kelahiran prematur sebelumnya
Gizi saat hamil kurang

Umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun


Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat
Penyakit menahun ibu : hipertensi, jantung, gangguan pembuluh darah (perokok)
Perdarahan antepartum, kelainan uterus, Hidramnion
Faktor pekerja terlalu berat
Primigravida
Ibu muda (<20 tahun)
2. Faktor kehamilan
Hamil dengan hidramnion, hamil ganda, perdarahan antepartum, komplikasi hamil seprti preeklamsia, eklamsi, ketuban
pecah dini
3. Faktor janin
Cacat bawaan, infeksi dalam rahim dan kehamilan ganda., anomali kongenital
4. Faktor kebiasaan : Pekerjaan yang melelahkan, merokok
5. Faktor yang masih belum diketahui.
Karakteristik yang dapat ditemukan pada prematur murni adalah :
kepala kurang dari 33 cm lingkar dada kurang dari 30 cm
2. Gerakan kurang aktif otot masih hipotonis
3. Umur kehamilan kurang dari 37 minggu
4. Kepala lebih besar dari badan rambut tipis dan halus
5. Tulang tulang tengkorak lunak, fontanela besar dan sutura besar
6. Telinga sedikit tulang rawannya dan berbentuk sederhana
7. Jaringan payudara tidak ada dan puting susu kecil
8. Pernapasan belum teratur dan sering mengalami serangan apnu
9. Kulit tipis dan transparan, lanugo (bulu halus) banyak terutama pada dahi dan pelipis dahi dan lengan
10. Lemak subkutan kurang
11. Genetalia belum sempurna , pada wanita labia minora belum tertutup oleh labia mayora
12. Reflek menghisap dan menelan serta reflek batuk masih lemah
Bayi prematur mudah sekali mengalami infeksi karena daya tahan tubuh masih lemah, kemampuan leukosit masih
kurang dan pembentukan antibodi belum sempurna . Oleh karena itu tindakan prefentif sudah dilakukan sejak antenatal
sehingga tidak terjadi persalinan dengan prematuritas (BBLR)
2. DISMATUR
Dismatur (IUGR) adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa kehamilan
dikarenakan mengalami gangguan pertumbuhan dalam kandungan .
Menurut Renfield (1975) IUGR dibedakan menjadi dua yaitu
1. Proportionate IUGR
Janin yang menderita distres yang lama dimana gangguan pertumbuhan terjadi berminggu-minggu sampai berbulan
bulan sebelum bayi lahir sehingga berat,panjang dada lingkaran kepala dalam proporsi yang seimbang akan tetapi
keseluruhannya masih dibawah masa gestasi yang sebenarnya. Bayi ini tidak menunjukkan adanya Wasted oleh karena
retardasi pada janin terjadi sebelum terbentuknya adipose tissue
2. Disporpotionate IUGR
Trejadi karena distres subakut gangguan terjadi beberapa minggu sampai beberapa hari sampai janin lahir. Pada keadaan
ini panjang dan lingkar kepala normal akan tetapi berat tidak sesuai dengan masa gestasi. Bayi tampak Wasted dengan
tanda tanda sedikitnya jaringan lemak di bawah kulit , kulit kering keriput dan mudah diangkat bayi kelihatan kurus dan
lebih panjang
Faktor Faktor yang mempengaruhi BBLR pada Dismatur
1. Faktor ibu : Hipertensi dan penyakit ginjal kronik, perokok, pendrita penyakit diabetes militus yang berat, toksemia,
hipoksia ibu, (tinggal didaerah pegunungan , hemoglobinopati, penyakit paru kronik ) gizi buruk, Drug abbuse, peminum
alkohol
2. Faktor utery dan plasenta : Kelainan pembuluh darah, (hemangioma) insersi tali pusat yang tidak normal, uterus
bicornis, infak plasenta, tranfusi dari kembar yang satu kekembar yang lain, sebagian plasenta lepas
3. Faktor janin : Gemelli, kelainan kromosom, cacat bawaan, infeksi dalam kandungan, (toxoplasmosis, rubella, sitomegalo
virus, herpez, sifillis)

4. Penyebab lain :Keadaan sosial ekonomi yang rendah, tidak diketahui


C. PENATALAKSANAN
Dengan memperhatikan gambaran klinik dan berbagai kemungkinanan yang dapat terjadi pada bayi prematuritas maka
perawatan dan pengawasan ditujukan pada pengaturan suhu , pemebrian makanan bayi, Ikterus , pernapasan, hipoglikemi
dan menghindari infeksi
1. Pengaturan suhu badan bayi prematuritas /BBLR.
Bayi prematur dengan cepat akan kehilangan panas badan dan menjadi hipotermi karena pusat pengaturasn panas
belum berfungsi dengan baik metabolisme rendah dan permukaan badan relatif luas oleh karena itu bayi prematuritas
harus dirawat dalam inkubator sehingga panas badannya mendekati dalam rahim , apabila tidak ada inkubator bayi dapat
dibungkus dengan kain dan disampingnya ditaruh botol berisi air panas sehingga panas badannya dapat dipertahhankan.
2. Makanan bayi premtur.
Alat pencernaan bayi belum sempurna lambung kecil enzim pencrnaan belum matang sedangkan kebutuhan protein 35 gr/kg BB dan kalori 110 kal;/kgBB sehingga pertumbuhan dapat meningkat. Pemberian minumbayi sekitar 3 jam setelahn
lahir dan didahului derngan menghisap cairan lambung , reflek masih lemah sehingga pemberian minum sebaiknya sedikit
demi sesikit dengan frekwensi yang lebih sering. Asi merupakan makanan yasng paling utama sehingga ASI lah ynag paling
dahulu diberikan, bila faktor menghisapnya kurang maka ASI dapat diperas dan diberikan dengan sendok perlahan lahan
atau dengan memasang sonde. Permulaan cairan yang diberikan 50- 60 cc/kgBB/hari terus dinaikan sampai mencapai
sekitar 200 cc/kfBB/hari
3. Ikterus
Semua bayi prematur menjadi ikterus karena sistem enzim hatinya belum matur dan bilirubin tak berkonjugasi tidak
dikonjugasikan secara efisien sampai 4-5 hari berlalu . Ikterus dapat diperberat oleh polisetemia, memar hemolisias dan
infeksi karena hperbiliirubinemia dapat menyebabkan kernikterus maka warna bayi harus sering dicatat dan bilirubin
diperiksa bila ikterus muncul dini atau lebih cepat bertambah coklat
4. pernapasan
Bayi prematur mungkin menderita penyakit membran hialin. Pada penyakit ini tanda- tanda gawat pernaasan sealu ada
dalam 4 jam bayi harus dirawat terlentang atau tengkurap dalam inkubator dada abdomen harus dipaparkan untuk
mengobserfasi usaha pernapasan
5. Hipoglikemi
Mungkin paling timbul pada bayi prematur yang sakit bayi berberat badan lahir rendah, harus diantisipasi sebelum gejala
timbul dengan pemeriksaan gula darah secara teratur
6. Menghindari Infeksi
Bayi prematuritas mudah sekali mengalami infeksi karena daya tahan tubuh masih lemah, kemampuan leukosit masih
kurang dan pembentukan antibodi belum sempurna . Oleh karena itu tindakan prefentif sudah dilakukan sejak antenatal
sehingga tidak terjadi persalinan dengan prematuritas (BBLR)
D. PENANGANAN
1. Mempertahankan suhu dengan ketat
BBLR mudah dan cepat mengalami hipotermi, oleh sebab itu suhu tubuhnya harus dipertahankan dengan ketat. Kehilangan
panas disebabkan oleh permukaan tubuh bayi yang relative lebih luas dibandingkan dengan berat badan, kurangnya
jaringan lemak di bawah kulit, dan kekurangan lemak coklat (brownfat).
2. Mencegah infeksi dengan ketat
BBLR sangat rentan akan infeksi, ini disebabkan oleh karena daya tahan tubuh terhadap infeksi berkurang, relative belum
sanggup membentuk entibodi dan daya fagositosis serta reaksi terhadap peradangan belum baik. Oleh karena itu,
perhatikan prinsip-prinsip pencegahan infeksi, termasuk mencuci tangan sebelum memegang bayi.

3. Pengawasan nutrisi/ASI
Pada BBLR refleks isap, telan dan batuk belum sempurna, sehingga pemberian nutrisi harus dilakukan dengan cermat,
kapasitas lambung masih sedikit, daya enzim pencernaan terutama lipase kurang, disamping itu kebutuhan protein 3-5
gram/hari dan tinggi kalori (110 kal/kg/hari), agar berat badan bertambah sebaik-baiknya. Jumlah ini lebih tinggi dari yang
diperlukan bayi cukup bulan. Pemberian minum dimulai pada waktu bayi berumur 3 jam agar bayi tidak menderita
hipoglikemia dan hiperbilirubinemia.
4. Penimbangan ketat
Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi / nutrisi bayi dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab

itu penimbangan berat badan harus dilakukan dengan ketat.


PEMANTAUAN (MONITORING)
1. Kenaikan BB dan pemberian minum setelah umur 7 hari Bayi akan kehilangan berat selama 7-10 hari pertama. Bayi
berat lahir >1500 gram dapat kehilangan BB sampai 10% dari berat lahir. Berat lahir biasanya tercapai kembali dalam 14
hari kecuali apabila terjadi komplikasi. Setelah berat lahir tercapai kembali, kenaikan berat badan selama 3 bulan
seharusnya:
150-200 gram seminggu untuk bayi <1500 gram (misalnya 20-30 gram/hari)
200-250 gram seminggu untuk bayi 1500-2500 gram (misalnya 30-35 gram/hari) Bila bayi sudah mendapat ASI secara
penuh (pada semua kategori berat) dan telah berusia lebih dari 7 hari:
Tingkatkan jumlah ASI dengan 20ml/kg/hari sampai tercapai jumlah 180ml/kg/hari.
Tingkatkan jumlah ASI sesuai dengan kenaikan berat badan bayi agar jumlah pemberian ASI tetap 180ml/kg/hari.
Apabila kenaikan berat tidak adekuat, tingkatkan jumlah pemberian ASI sampai 200ml/kg/hari.

2. Tanda kecukupan pemberian ASI


Kencing minimal 6 kali dalam 24 jam
Bayi tidur lelap setelah pemberian ASI
BB bayi naik
3. Pemulangan penderita
Bayi suhu stabil Toleransi minum per oral baik, diutamakan pemberian ASI. Bila tidak bisa diberikan ASI dengan cara
menetek dapat diberikan dengan alternative cara pemberian minum yang lain. Ibu sanggup merawat BBLR di rumah
E. PROGNOSA
Prognosis bayi berat lahir rendah ini tergantung dari berat ringannya masalah perinatal misalnya masa gestasi ( makin
muda masa gestasi / makin rendah berat bayi , makin tinggi angka kematian ) , asfiksia/iskemia otak , sindroma gangguan
pernapasan , perdarahan interafentrikuler , displasia bronkopulmonal, retrolental fibroplasia, infeksi, gangguan metabolik
(asidosis, hipoglikemi, hiperbilirubinemia). Prognosis ini juga tergantung dari keadaan sosial ekonomi, pendidikan orang tua
dan perawatan pada saat kehamilan persalinan dan pos natal (pengaturan suhun lingkungan, resusitasi, nutrisi, mencegah
infeksi, mengatasi gangguan pernapasan, asfiksia hiperbilirubinemia, hipoglikemia dan lain lain ).
Pengamatan Lebih Lanjut
Bila bayi berat lahir rendah dapat mengatasi problematik yang dideritanya perlu diamati selanjutnya oleh karena
kemungkinan bayi ini akan mengalami gangguan pendengaran, penglihatan, kognitif, fungsi motor susunan saraf pusat dan
penyakit penyakit seperti Hidrosefalus, Cerebral palsy dan sebagainya
F. Asuhan Keperawatan Pada Neonatus dengan BBLR
1. Pengkajian
1) Data Subyektif
Data subyektif adalah persepsi dan sensasi klien tentang masalah kesehatan (Allen Carol V. 1993 : 28).
Data subyektif terdiri dari
Biodata atau identitas pasien :
Bayi meliputi nama tempat tanggal lahir jenis kelamin
Orangtua meliputi : nama (ayah dan ibu, umur, agama, suku atau kebangsaan, pendidikan, penghasilan pekerjaan, dan
alamat (Talbott Laura A, 1997 : 6).
Riwayat kesehatan
Riwayat antenatal yang perlu dikaji atau diketahui dari riwayat antenatal pada kasus BBLR yaitu:
Keadaan ibu selama hamil dengan anemia, hipertensi, gizi buruk, merokok ketergantungan obat-obatan atau dengan
penyakit seperti diabetes mellitus, kardiovaskuler dan paru.
Kehamilan dengan resiko persalinan preterm misalnya kelahiran multiple, kelainan kongenital, riwayat persalinan preterm.
Pemeriksaan kehamilan yang tidak kontinyuitas atau periksa tetapi tidak teratur dan periksa kehamilan tidak pada petugas
kesehatan.

Hari pertama hari terakhir tidak sesuai dengan usia kehamilan (kehamilan postdate atau preterm).
Riwayat natal komplikasi persalinan juga mempunyai kaitan yang sangat erat dengan permasalahan pada bayi baru lahir.
Yang perlu dikaji :
Kala I : perdarahan antepartum baik solusio plasenta maupun plasenta previa.
Kala II : Persalinan dengan tindakan bedah caesar, karena pemakaian obat penenang (narkose) yang dapat menekan sistem
pusat pernafasan.
Riwayat post natal
Yang perlu dikaji antara lain :
Agar score bayi baru lahir 1 menit pertama dan 5 menit kedua AS (0-3) asfiksia berat, AS (4-6) asfiksia sedang, AS (7-10)
asfiksia ringan.
Berat badan lahir : Preterm/BBLR < 2500 gram lingkar kepala kurang atau lebih dari normal (34-36 cm).2500 gram, untu
aterm
Adanya kelainan kongenital : Anencephal, hirocephalus anetrecial aesofagal.
Pola nutrisi
Yang perlu dikaji pada bayi dengan BBLR gangguan absorbsi gastrointentinal, muntah aspirasi, kelemahan menghisap
sehingga perlu diberikan cairan parentral atau personde sesuai dengan kondisi bayi untuk mencukupi kebutuhan elektrolit,
cairan, kalori dan juga untuk mengkoreksi dehidrasi, asidosis metabolik, hipoglikemi disamping untuk pemberian obat
intravena.
Kebutuhan parenteral
Bayi BBLR < 1500 gram menggunakan D5%
Bayi BBLR > 1500 gram menggunakan D10%
Kebutuhan nutrisi enteral
BB < 1250 gram = 24 kali per 24 jam
BB 1250-< 2000 gram = 12 kali per 24 jam
BB > 2000 gram = 8 kali per 24 jam
Kebutuhan minum pada neonatus :
Hari ke 1 = 50-60 cc/kg BB/hari
Hari ke 2 = 90 cc/kg BB/hari
Hari ke 3 = 120 cc/kg BB/hari
Hari ke 4 = 150 cc/kg BB/hari
Dan untuk tiap harinya sampai mencapai 180 200 cc/kg BB/hari
(Iskandar Wahidiyat, 1991 :1)
Pola eliminasi
Yang perlu dikaji pada neonatus adalah
BAB : frekwensi, jumlah, konsistensi.
BAK : frekwensi, jumlah
Latar belakang sosial budaya
Kebudayaan yang berpengaruh terhadap BBLR kebiasaan ibu merokok, ketergantungan obat-obatan tertentu terutama
jenis psikotropika
Kebiasaan ibu mengkonsumsi minuman beralkohol, kebiasaan ibu melakukan diet ketat atau pantang makanan tertentu.
Hubungan psikologis
Sebaiknya segera setelah bayi baru lahir dilakukan rawat gabung dengan ibu jika kondisi bayi memungkinkan. Hal ini
berguna sekali dimana bayi akan mendapatkan kasih sayang dan perhatian serta dapat mempererat hubungan psikologis
antara ibu dan bayi. Lain halnya dengan BBLR karena memerlukan perawatan yang intensif.
Data Obyektif
Data obyektif adalah data yang diperoleh melalui suatu pengukuran dan pemeriksaan dengan menggunakan standart yang
diakui atau berlaku (Effendi Nasrul, 1995)
Keadaan umum
Pada neonatus dengan BBLR, keadaannya lemah dan hanya merintih. Keadaan akan membaik bila menunjukkan gerakan
yang aktif dan menangis keras. Kesadaran neonatus dapat dilihat dari responnya terhadap rangsangan. Adanya BB yang
stabil, panjang badan sesuai dengan usianya tidak ada pembesaran lingkar kepala dapat menunjukkan kondisi neonatus

yang baik.
Tanda-tanda Vital
Neonatus post asfiksia berat kondisi akan baik apabila penanganan asfiksia benar, tepat dan cepat. Untuk bayi preterm
beresiko terjadinya hipothermi bila suhu tubuh < C dan beresiko terjadi hipertermi bila suhu tubuh36 < C, nadi normal
antara 120-140 kali per menit respirasi normal antara 40-60 kali permenit, sering pada bayi post asfiksia berat pernafasan
belum teratur (Potter Patricia A, 1996 : 87).C 37,5C. Sedangkan suhu normal tubuh antara 36,537
Pemeriksaan fisik adalah melakukan pemeriksaan fisik pasien untuk menentukan kesehatan pasien (Effendi Nasrul, 1995).
Kulit
Warna kulit tubuh merah, sedangkan ekstrimitas berwarna biru, pada bayi preterm terdapat lanugo dan verniks.
Kepala
Kemungkinan ditemukan caput succedaneum atau cephal haematom, ubun-ubun besar cekung atau cembung
kemungkinan adanya peningkatan tekanan intrakranial.
Mata
Warna conjunctiva anemis atau tidak anemis, tidak ada bleeding conjunctiva, warna sklera tidak kuning, pupil
menunjukkan refleksi terhadap cahaya.
Hidung
terdapat pernafasan cuping hidung dan terdapat penumpukan lendir.
Mulut
Bibir berwarna pucat ataupun merah, ada lendir atau tidak.
Telinga
Perhatikan kebersihannya dan adanya kelainan
Leher
Perhatikan kebersihannya karena leher nenoatus pendek
Thorax
Bentuk simetris, terdapat tarikan intercostal, perhatikan suara wheezing dan ronchi, frekwensi bunyi jantung lebih dari 100
kali per menit.
Abdomen
Bentuk silindris, hepar bayi terletak 1 2 cm dibawah arcus costaae pada garis papila mamae, lien tidak teraba, perut
buncit berarti adanya asites atau tumor, perut cekung adanya hernia diafragma, bising usus timbul 1 sampai 2 jam setelah
masa kelahiran bayi, sering terdapat retensi karena GI Tract belum sempurna.
Umbilikus
Tali pusat layu, perhatikan ada pendarahan atau tidak, adanya tanda tanda infeksi pada tali pusat.
Genitalia
Pada neonatus aterm testis harus turun, lihat adakah kelainan letak muara uretra pada neonatus laki laki, neonatus
perempuan lihat labia mayor dan labia minor, adanya sekresi mucus keputihan, kadang perdarahan.
Anus
Perhatiakan adanya darah dalam tinja, frekuensi buang air besar serta warna dari faeses.
Ekstremitas
Warna biru, gerakan lemah, akral dingin, perhatikan adanya patah tulang atau adanya kelumpuhan syaraf atau keadaan
jari-jari tangan serta jumlahnya.
Refleks
Pada neonatus preterm post asfiksia berat reflek moro dan sucking lemah. Reflek moro dapat memberi keterangan
mengenai keadaan susunan syaraf pusat atau adanya patah tulang (Iskandar Wahidiyat,: 155 dan Potter Patricia A,: 109356).
Data Penunjang
Data penunjang pemeriksaan laboratorium penting artinya dalam menegakkan diagnosa atau kausal yang tepat sehingga
kita dapat memberikan obat yang tepat pula.
Pemeriksaan yang diperlukan adalah :
Darah : GDA > 20 mg/dl, test kematangan paru, CRP, Hb dan Bilirubin : > 10 mg/dl
2. Diagnosa Keperawatan
Pola nafas tidak efektif b/d tidak adekuatnya ekspansi paru
Gangguan pertukaran gas b/d kurangnya ventilasi alveolar sekunder terhadap defisiensi surfaktan
Resiko tinggi gangguan keseimbangan keseimbangan cairan dan elektrolit b/d ketidakmampuan ginjal mempertahankan

keseimbangan cairan dan elektrolit


Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak adekuatnya persediaan zat besi, kalsium,
metabolisme yang tinggi dan intake yang kurang adekuat.

3. Intervensi Keperawatan
A. POLA NAPAS TIDAK EFEKTIF
1. NANDA (INEFFECTIVE BREATHING PATTERN)
Pengertian : Ventilasi atau pertukaran inspirasi dan atau ekspirasi tidak adekuat.
Batasan Karakterustik :
Penurunan tekanan inspirasi/ekspirasi
Penurunan ventilasi permenit
Dispnea
Nafas pendek
Ekspirasi memanjang
Penurunan kapasitas vital
2. NOC : Respiratory Status : Airway Pattency (0410)
Domain : Physiologic health (II)
Class
: Cardiopulmonary (E)
Scale
: Extremely compromised to not
compromised (a)
041001
041002
041003
041004
041005
041006
041007
3.
4.
5.

Tidak ada demam


Ti dak ada kecemasan
Tidak ada rasa tercekik
Kecepatan pernapasan dalam batas normal
Irama pernapasan dalam batas normal
Mengeluarkan sputum keluar dari jalan napas
Bebas dari kelainan bunyi suara.

Respiratory status : Ventilation


Vital sign status.
NIC : Airway Management (3140)
Membuka jalan napas
Mengatur posisi pasien untuk memaksimalkan potensial ventilasi
Menentukan kebutuhan aktual / potensial klien
Melakukan therapy dada
Mengeluarkan lendir dengan cara dibatukkan atau dengan pengisapan
Mengintruksikan bagaimana melakukan batuk efektif
Mengkaji bunyi nafas
Administrasikan pemberian obat bronchodilator

B. GANGGUAN PERTUKARAN GAS B/D KURANGNYA VENTILASI ALVEOLAR SEKUNDER TERHADAP DEFISIENSI SURFAKTAN
Nanda (Impaired gas exchange-1980, 1996, 1998)
Domain : 3-Eliminasi dan pelepasan
Class
: 4-Fungsi respiratorik
Diagnosis : Kerusakan pertukaran gas
Pengertian : Lebih atau kurang dalam eliminasi oksigenisasi dan atau karbondioksida di membran kapiler- alveolar.
Batasan karakteristik :
Gangguan penglihatan
Penurunan CO2
Takhikardi
Hiperkapnia

Keletihan
Samnolen
Iritabilitas
Hypoxia
Kebingungan
Dyspnoe
Arteri gas darah abnormal (AGD)
Cyanosis (hanya pada neonatus)
Warna kulit abnormal (pucat, kehitam-hitaman)
Hypoksemia
Hyperkarbia
Sakit kepala ketika bangun
Laju dan ritme serta kedalaman pernafasan abnormal
Nasal flaring

NOC : RESPIRATORY STATUS : VENTILATION (0403)


Domain : Physiologic health (II)
Class
: Cardiopulmonary (E)
Scale
: Extremely compromised to not compromised (a)
Indikasi :
040301
040302
040303
040305
040306
040307
040309
040313
040315

Jumlah pernafasan
Ritme pernafasan
Pernafasan dalam
Istirahat cukup
Pergerakan sputum keluar dari jalan udara
Kekuatan vokal
Aksesories tonus otot tidak ada
Dispnue tidak ada
Orthopnea tidak ada

NIC : ACID-BASE MANAGEMENT (1910)


Aktivitas :
Pertahankan kepatenan jalan masuk IV
Pertahankan jalan nafas
Pantau ABC (acid-base management) dan tingkat elektrolit, jika didapatkan
Pantau status hemodinamik yaitu CVP, MAP, PCWP, jika diperlukan
Pantau untuk kekurangan cairan (mis : muntah, diare, diuresis) jika diperlukan
Posisi untuk fasilitasi kekuatan ventilasi (mis : buka jalan nafas dan mengangkat kepala dari tempat tidur)
Pantau status pernafasan
Berikan terapi oksigen, jika diperlukan
C. RESIKO TINGGI GANGGUAN KESEIMBANGAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT B/D KETIDAKMAMPUAN
GINJAL MEMPERTAHANKAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
1. NANDA( Risk For Deficient Fluid Volume/1978)
Risiko kekurangan volume cairan
Pengertian : risiko untuk mengalami dehidrasi intraselular, selular atau vaskular.
Batasan karakteristik :
o Faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan misalnya (status hipermetabolik)
o Medikas (misal diuretic)
o Kehilangan cairan melalui rute abnormal (misal melalui selang drain)
o Kurang pengetahuan
o Umur yang ekstrem
o Kelainan yang mempengaruhi intake, absorbsi cairan (misal imobilitas fisik)

o Berat badan ekstrem


o Kehilangan cairan melalui rute normal (misal diare)
2. NOC : Fluid Balance (0601)
Domain : Physiologic health (II)
Class
: Fluid & Electrolytes (G)
Scale
:Extremely compromised to Not
compromised (a)
Indikasi :
060105
060107
060109
060110
060112
060114

Palpasi nadi perifer


Keseimbangan masukan dan keluaran 24 jam
Berat badan stabil
Tidak ada asites
Tidak ada edema perifer
Tidak ada konfusi

3. NIC : Electrolyte Monitoring (2020)


Aktivitas :
a. Timbang berat badan setiap hari dan pantau kemajuannya.
b. Pertahankan keakuratan catatan asupan dan haluaran.
c. Pantau hasil laboratorium yang relevan terhadap retensi cairan
d. Pantau indikasi kelebihan/retensi cairan.
D. RESIKO TINGGI TERHADAP PERUBAHAN NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH BERHUBUNGAN DENGAN TIDAK
ADEKUATNYA PERSEDIAAN ZAT BESI, KALSIUM, METABOLISME YANG TINGGI DAN INTAKE YANG KURANG ADEKUAT.
1. NANDA (IMBALANCED NUTRITION : LESS THAN BODY REQUIREMENTS).
Pengertian : Intake nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Batasan karakteristik :
Berat badan dibawah ideal lebih dari 20%
Melaporkan intake makanan kurang dari kebutuhan yang dianjurkan
Lemah otot untuk menelan atau mengunyah
Melaporkan kurang makan
Peurunan berat badan dengan intake makanan adekuat
Kurang informasi
2. NOC : Nutritional Status (1004)
Nutritional Status: Masukan makanan dan cairan (1008)
Nutritional Status (1004)
Domain: Physiological health (II)
Class : Nutrition (K)
Scale : Extremely Compromised to Not compromised (a)
100401 Intake nutrisi
100402 Intake makanan dan cairan
100403 Energy
100404 Body mass
100405 Berat badan
Nutritional Status: Masukan makanan dan cairan (1008)
Domain: Physiological health (II)
Class : Nutrition (K)
Scale : Not adequate to totally adequate (f)

100801 Pemasukan makanan lewat mulut


100802 Pemasukan makanan lewat tube (misalnya;
NGT)
100803 Pemasukan cairan lewat mulut
100804 Pemasukan ciran
100805 Pemasukan Nutrisi Prenteral Total.
3. NIC : NUTRITION MANAGEMENT (1100)
1. Menentukan jumlah kalori yang diperlukan ( kolaborasi dengan ahli diet)
2. Mendorong adanya pemasukkan kalori sesuai dengan kebutuhan
3. Mendorong peningkatan zat besi sesuai kebutuhan
4. Memberikan makanan ringan ,sesuai kebutuhan
5. Menyediakan pilihan makanan
6. Menyediakan makanan bagi klien yang mengandung tinggi kalori dan tinggi protein serta minuman yang dapat langsug
diminum oleh klien
7. Mengontrol berat badan klien pada interval yang tepat.
8. Memastikan bahwa diet klien mengandung serat yang tinggi untuk mencegah konstipasi.
9. Menyediakan informasi sesuai kebutuhan tentang kebutuhan nutrisi dan cara untuk mendapatkannya.

1.
2.
3.
4.
5.

WEIGHT GAIN ASSISTANCE (1240)


Memantau adanya rasa mual dan adanya muntah
Membicarakan kemungkinan penyebab dari berat badan dibarah normal
Menentukan penyebab mual dan atau muntah dan perawatannya.
Memantau konsumsi kalori tiap hari.
Memantau tingkat albumin,limfosit,dan elektrolit.

http://yayannerz.blogspot.com/2013/11/laporan-pendahuluan-bayi-berat-lahir.html

Anda mungkin juga menyukai