Anda di halaman 1dari 6

326

IMPLEMENTASI
KESELAMATAN
DAN KESEHATAN
KERJA
DI
INDUSTRI
Sugiyono
1

* dan Ruhana
2
1

SMK Negeri 4 Lhokseumawe


Jl. Ujung Blang Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe
2

Politeknik Negeri Lhokseumawe


Jl. Banda Aceh
Medan km. 280 Buketrata

Lhokseumawe
*
Email:
ekautami91@ymail.com
Abstrak
Suatu perusahaan dapat dikatakan berhasil apabila produk yang
dihasilkannya semakin baik dan berkualitas dan kerugian yang dialami oleh
perusahaan tersebut semakin kecil (zero accident). Peranan keselamatan
kerja di tempat
kerja sebagai wujud keberhasilan perusahaan dengan
mengikuti dan mentaati ketentuan pada Undang
undang Kesehatan dan
Keselamatan Kerja. Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja sangat perlu
karena dapat memperbaiki kualitas hidup pekerja melalui jaminan
ke
selamatan dan kesehatan kerja serta situasi kerja yang aman, tentram dan
sehat sehingga dapat mendorong pekerja untuk bekerja lebih produktif.
Ergonomi yang merupakan pendekatan multi dan interdisiplin yang berupaya
menserasikan alat, cara dan lingkungan k
erja terhadap kemampuan
kebolehan dan batasan tenaga kerja sehingga tercipta kondisi kerja yang
sehat, selamat, aman, nyaman dan efisien.
Kata kunci:

Keselam
a
tan, kesehatan kerja, industri

Pendahuluan
Peranan keselamatan kerja di tempat kerja sebagai w
ujud keberhasilan perusahaan
dengan mengikuti dan mentaati ketentuan pada Undang
undang Kesehatan dan
Keselamatan Kerja. Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja sangat
perlu karena
dapat memperbaiki kualitas hidup pekerja melalui jaminan keselamatan
dan
ke
sehatan kerja serta situasi kerja yang aman, tentram dan sehat sehingga
dapat
mendorong pekerja untuk bekerja lebih produktif.
Dalam lingkungan kerja dimana pun, masalah kesehatan, keamanan, dan
kesehatan
kerja merupakan hal yang sangat penting. Karena ba
gaimanapun juga manusia
menginginkan ketiga hal itu dan sanggup mengorbankan apa saja asal
dapat sehat,
aman, dan selamat. Lingkungan kerja yang aman dan sehat sangat
diperlukan oleh
setiap orang, karena di tepat kerja yang demikianlah seseorang dapat beke
rja
dengan tenang, sehingga hasil kerjanyapun dapat diharapkan dapat
memenuhi
standar yang telah ditetapkan.
Suatu perusahaan dapat dikatakan berhasil apabila
produk yang dihasilkannya semakin baik dan berkualitas dan kerugian
yang dialami
oleh perusahaan
tersebut
semakin kecil (zero accident) [1].
Pada penelitian ini pembahasan dibatasi pada perbaikan sistem
manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan,


maka hasil
penelitian ini diharapkan d
apat memberikan manfaat:
1
Sebagai informasi tambahan bagi pihak institusi/perusahaan untuk
meningkatkan
pengelolaan keselamatan dan kesehatan kerja di laboratorium.
327

2
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk melakukan kajian/
penelitian lebih
lanjut, khususnya pada bidang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja di Laboratorium.
3
Untuk mendapatkan kondisi tempat kerja yang lebih aman, efisien dan
produktif.
4
Meminimalisir tingkat kecelakaan kerja akibat keteledoran dari pengguna
Laboratorium Teknologi
P
emerintah Indonesia pertama kali telah membuat Undang
undang Kecelakaan
tahun 1947 Nomer 33 yang berlaku tanggal 6 Januari 1951, disusul dengan
Perturan
Pemerintah tentang Pertanyaan berlakunya Peraturan Kecelakaan tahun
1947 (PP
No. 2 Tahun 1948), d
an akh
irnya UU No. 1 Tahun 1970 [2]
Berdasarkan UU No. 1 Tahun 1970 ditetapkan syarat
syarat keselamatan kerja
sebagai berikut: (1) mencegah dan mengurangi kecelakaan; (2) mencegah,
mengurnagi dan memadamkan kebakaran, (3) mencegah dan mengurangi
bahaya
peledak
an; (4) memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu
kebakaran atau kejadian

kejadian lain yang berbahaya; (5) memberikan pertolongan


pada kecelakaan; (6) memberi alat
alat perlindungan diri pada para pekerja; (7)
mencegah dan mengendalikan
timbul atau menyebarluaskan suhu, kelembaban,
debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi,
suara dan
getaran; (8) mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja,
baik fisik
maupun psikhis, peracunan, infeksi dan pen
ularan; (9) memperoleh penerangan
yang cukp dan sesuai; (10) menyelenggarakan suhu dan lembab udara
yang baik;
(11) menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup; (12) memelihara
kebersihan,
kesehatan dan ketertiban; (13) memperoleh keserasian antara enaga
kerja, alat
kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanya; (14) mengamankan dan
memperlancar
pengangkutan orang, binatang, tanaman atau batang; (15) mengamankan
dan
memelihara segala jenis bangunan; (16) mengamankan dan memperlancar
pekrjaan
bongkar muat, pe
rlakuan dan penyimpanan barang; (17) mencegah terkena aliran
listrik yang berbahaya; (dan (18) menyesuaikan dan menyempurnakan
pengamanan
pada pekerjaan yang berbahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
Dalam pen
j
e
lasan umum dari undang
undang itu di
jelskan alasan
alasan dan tujuan
dikeluarkannya undang

undang ini adalah perubahan pengawasan yang bersifat


represif menjadi pengasasan yang bersifat preventif.
Kemudian dalam Peraturan
Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor: PER.05/MEN/1996
tentang
Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja lebih dijelaskan tentang hal
hal yang
sangat penting dibandingkan dengan peraturan yang sebelumnya.
Dengan adanya
UU No. 1 Tahun 1970 dan Peraturan Meneri Tenaga Kerja Nomor:
PER.05/MEN/1996 tersebut, maka
para tenaga kerja di Indonesia dapat bekerja
dengan tenang, karena pemerintah telah memberikan jaminan yang
terhadap
keselamatan
mereka [3].
Setiap tindakan yang efektif perlu dibuat perencanaannya terlebih dahulu.
Sekali
minat manajemen di dalam bidang k
eselamatan kerja telah timbul, maka harus
segera direalisir dengan dibuatkan suatu program.
Setiap program keselamatan dapat terdiri dari salahs atu atau lebih elemen
elemen
berikut ini: (1) didukung oleh manajemen puncak; (2) menunjuk seorang
direktur
kes
elamatan, (3) pembuatan pabrik dan operasi yang bertindak secara aman;
(4)
mendidik para karyawan untuk bertindak dengan aman, (5) menganalisis
kecelakaan; (6) menyel
enggarakan perlombaan keamanan/
keselamatan kerja; dan
(7) menjalankan peraturan
peraturan
keselamatan kerja.

Disamping usaha untuk


mencegah para karyawan mengalami kcelakaan, perusahaan perlu pula
memelihara
kesehatan para karyawan. Kesehatan ini bisa menyangkut kesehatan fisik
maupun
mental

Anda mungkin juga menyukai