PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kelapa sawit merupakan tanaman dengan nilai
ekonomis yang cukup tinggi karena merupakan salah
satu tanaman penghasil minyak nabati. Produksi
minyak kelapa sawit Indonesia saat ini mencapai 6,5
juta ton pertahun dan diperkirakan pada tahun 2012
akan meningkat menjadi 15 juta ton pertahun, kerena
terjadinya pengembangan lahan.
Limbah pabrik kelapa sawit yang mengandung
sejumlah
padatan
tersuspensi,
terlarut
dan
mengambang merupakan bahan-bahan organic dengan
konsentrasi tinggi. Selanjutnya disebutkan bahwa
setiap ton tandan buah segar kelapa sawit
menghasilkan limbah sebesar 900 kg yang berasal dari
unit sterealisasi, klasifikasi dan unit hidrosiklon.
Sabut kelapa sawit mengandung nutrient, fosfor (P),
kalsium (ca), magnesium (Mg), dan karbon (C),
sehingga limbah ini dapat menjadi sumber
pertumbuhan bakteri, dimana bakteri dapat juga
digunakan dalam proses pengolahan limbah. Tabel
berikut menunjukkan kare\akteristik limbah cair dari
kegiatan industry kelapa sawit.
Limbah cair industri kelapa sawit memiliki kadar
air 95%, padatan dalam bentuk terlarut/tersuspensi
4,5%, sisa minyak dan lemak emulsi 0,5 1%. Selama
proses, asam lemak bebas akan dilepaskan. Limbah
cair industri kelapa sawit juga memiliki temperature
yang tinggi yaitu 60 800C karena limbah tersebut
berasal dari proses kondensasi serta mengandung
bahan organic yang tinggi sehingga limbah tersebut
berpotensi untuk mencemari air tanah dan badan air.
pH limbah adalah 4,3 yang menunjukkan bahwa
limbah tersebut mengandung asam mineral atau asam
organic. Selain itu, gas CO2 yang dihasilkan dari
penggunaan zat organic oleh mikroorganisme, dapat
berdifusi dengan air membentuk asam karbonat yang
bersifat umum.
Industri kelapa sawit yang berada di Kecamatan
Burau Kabupaten Luwu Utara didirikan sejak 20 tahun
tersebut
maka
METODE PENELITIAN
Adapun metode penelitian yang dilakukan adalah
sebagai berikut :
Penentuan Bahan dan Alat
Penentuan bahan dan alat dilakukan karena
merupakan penelitian ini merupakan penelitian
eksperimen yang akan menentukan kemampuan sabut
kelapa sawit untuk penurunan kadar BOD, COD dan
TSS.
Kadar
Parameter
Satuan
Maksimum
II
III
IV
BOD
mg/l
80
9.172,65
5.875,29
6.623,49
5.539,56
COD
mg/l
160
50.040
26.688
40.032
13.344
TSS
mg/l
200
10.420
9.890
9.880
10.418
Dianalisis :
4000
1 KG
3000
2 KG
2000
3 KG
1000
0
2
Db
Jk
Kt
Fhitung
Ftabel
Keragaman
Perlakuan
13244087,56
13244087,56
750326
375163
0,003**
9,28
10127174
5063587
5,40*
9,28
AxB
375528,07
93882,02
-0,03**
19,43
Acak
26
-85441882,4
-3386226,25
Jumlah
42
1019915939,63
Perlakuan
BOD
Simbol
t1W1
t1W2
t1W3
t2W1
t2W2
t2W3
t3W1
t3W2
t3W3
5530
5527
4916
3685
3685
3159
3177
2632
1842
A
A
B
C
C
C
C
D
E
1 Kg
2 Kg
3 Kg
2
Db
8
2
2
4
26
42
Jk
366334332
2371854
937056942
-2880281844
-5724563676
-7299082392
Kt
Fhitung
Ftabel
1185927
468528471
-72007046
-22017564
0,0023*
1,77**
3,92**
9,28
9,28
19,43
800
700
600
500
400
300
200
100
0
BOD
Simbol
1
2
3
4
5
6
7
8
9
t1W1
t1W2
t1W3
t2W1
t2W2
t2W3
t3W1
t3W2
t3W3
13300
13170
12590
13278
12579
10528
10528
10528
5264
A
A
B
A
B
C
C
C
D
3 Kg
4
2 Kg
No
1 Kg
Sumber
Keragaman
Perlakuan
A
B
AxB
Acak
Jumlah
Db
Jk
Kt
8
2
2
4
26
42
701583
334574
2104694
-2394305
-4788609
-4042063
167287
1052347
-598576,25
-184177,27
Fhitung
Ftabel
0,02*
19,23ns
4,00**
9,28
9,28
19,43
Perlakuan
t1W1
t1W2
t1W3
t2W1
t2W2
t2W3
t3W1
t3W2
t3W3
BOD
698
476
226
501
358
202
474
335
174
Simbol
A
C
E
B
D
E
C
D
F
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1200
1 Kg
600
2 Kg
400
3 Kg
200
0
3245844
1293872
9749828
-6671980
-13346996
-5729432
Kt
3245844
646936
4874914
-1667995
-513230,62
Fhitung
Ftabel
0,025*
6,79**
3,99**
9,28
9,28
19,43
Perlakuan
t1W1
t1W2
t1W3
t2W1
t2W2
t2W3
t3W1
t3W2
t3W3
BOD
1343
731
432
1079
671
408
576
567
109
nilai
Simbol
A
B
E
A
C
E
D
D
F
1400
800
8
2
2
4
26
42
Jk
1600
1000
Db
2000
1500
1 Kg
1000
2 Kg
500
3 Kg
4
Db
Jk
8
2
2
4
26
7792702,67
1921868
23378054
-13435335,33
-26870685,33
Jumlah
42
-7213395,99
Kt
Fhitung
7792702,67
960934
11689027
-3358833,83
-1033487,89
0,01*
2,17**
1,49**
BOD
1842
1316
711
1842
632
658
579
526
395
Simbol
A
A
B
A
C
C
D
D
E
0
2
Perlakuan
t1W1
t1W2
t1W3
t2W1
t2W2
t2W3
t3W1
t3W2
t3W3
120
100
80
Ftabel
1 Kg
60
2 Kg
40
9,28
3 Kg
20
9,28
19,43
0
2
Db
8
2
2
4
26
42
Jk
2725
500
8772
-127791
-255619
-371413
Kt
Fhitung
2725
250
4386
-31947,75
-9831,5
0,0009*
0,90*
3,99**
Ftabel
9,28
9,28
19,43
Perlakuan
BOD
Simbol
1
2
3
4
5
6
7
8
9
t1W1
t1W2
t1W3
t2W1
t2W2
t2W3
t3W1
t3W2
t3W3
97
94
80
95
89
86
89
76
64
A
A
B
A
B
B
B
C
D
Saran
1. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam
pengolahan limbah cair disarankan untuk lebih
memperhatikan perbandingan antara konsentrasi
sabut kelapa sawit dengan volume limbah yang
diolah, karena penambahan konsentrasi sabut
kelapa sawit atau penurunan volume limbah cair
yang diolah akan memberikan pengaruh terhadap
kualitas hasil pengolahan.
2. Untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan nilai
ambang
batas,
maka
diharapkan
untuk
menggunakan sabut kelapa sawit yang digunakan
maka semakin baik hasil yang dicapai.
3. Untuk mendapatkan hasil yang optimal maka
disarankan penggunakaan sabut kelapa sawit yang
mempunyai kadar lemak yang rendah. Hal ini
didapatkan dari penggunaan mesin untuk
mendapatkan hasil proses produksi yang
DAFTAR PUSTAKA
1. Ahmad, A.A., and Hameed, B.H., 2007,
Adsorption of Direct Dye on Palm Ash; Kinetic
and Equilibrium Modeling, J. Hazardous Mater,
141, 70 76.
2. Alaerts, G dan Santika, SS, 1987, Metode
Penelitian Air, Usaha Nasional, Surabaya,
Indonesia.
3. Badan Pengendalian Dampak Lingkungan, 2001,
Undang-undang RI Nomor 23 Tahun 1997
tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, Bapedal
Regional III, Makassar.
4. Basri, H.B., Mannan, M.A., and Zain, M.F.M.,
1999. Textural and Chemical Properties of
Adsrobent Prepared from Palm Shell by
Phosphoriq Acid Activation, Cement Concrete
Res, 29, 61 62.
5. Betti dan Winiati, 1995. Penanganan Limbah
Industri Pangan, IPB, Kansius, Yogyakarta.
6. Guo. J., and Luo. Y., 2003. Textural and
Chemical Properties of Adsrobent Prepared from
Palm Shell by Phosphoriq Acid Activation,Mater,
Chem.Phys., 80. 114 119.
7. Guo. J., Lua. Y.A.C., Chi. R.A., Chen. Y. L., Bao.
X.T., and Xiang. S.X., 2007, Adsorption of
Hydrogen Sulphide (H2S) by Activated Carbons
Derived from Oil-Palm Shell, Carbon, 45, 330
360.
8. Hanafiah.K.A., 2005, Rancangan Percobaan
Aplikatif, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
9. http://www.iptek.net.id/ind/jurnal/jurnal
idex
php? doc = vs.Ns.23.htm.
10. Kusnoputranto. H, 1983. Kesehatan Lingkungan,
Universitas Indonesia, Jakarta.
11. Lua, A.C., and Guo, J., 1998, Preparation and
Characterization of Chars from Oil Palm Waste,
Carbon, 36, 1636 1670.
12. Mannan, M.A., and Ganapathy,C., 2002.
Engineering Properties of Concrete with Oil
Palm Shell as Coarse Aggregate, Construction &
Building., Mater, 16, 29 34.
13. Mannan, M.A., and Ganapathy,C., 2004,
Concrete from An Agricultural Waste-Oil Palm
Shell (OPS),Building Environt, 39, 441 448.
14. Mahida, UN., 1986, Pencemaran Air dan
Pemanfaatan Limbah Industri, Jakarta.
15. Marsono, 1997, Teknik Pengolahan Air Limbah
Secara Biologi, Media Informasi Teknik
Lingkungan ITS, Surabaya.
16. Miswan, 2004, Penurunan Tingkat Pencemaran
Limbah Cair Rumah Potong Hewan dengan
Menggunakan
Sabut
Kelapa,
Universitas
Hasanuddin, Makassar.
17. Pahan. I, 2006, Panduan Lengkap Kelapa Sawit,
Penebar Swadaya, Jakarta.
18. Sastrawijaya
Tresna,
1991,
Pencemaran
Lingkungan, Penerbit Rhineka Cipta, Jakarta,
19. Sudjana, 1996, Metoda Statika, Tarsito, Bandung.
898