Anda di halaman 1dari 3

Ketoasidosis Diabetikum (KAD)

1.

Definisi
Ketoasidosis diabetikum (KAD) adalah keadaan dekompensasi-kekacauan metabolik
yang ditandai dengan trias hiperglikemia, asidosis, dan ketosis, terutama disebabkan oleh
defisiensi insulin absolut atau relatif. KAD dan hipoglikemia merupakan komplikasi akut
diabetes melitus (DM) yang serius dan membutuhkan pengelolaan gawat darurat. Akibat
diuresis osmotik, KAD biasanya mengalami dehidrasi berat dan bahkan dapat sampai
menyebabkan syok (Soewondo, 2009).

2.

Etiologi
Ada sekitar 20% pasien KAD yang baru diketahui menderita DM untuk pertama
kali. Pada pasien yang sudah diketahui DM sebelumnya, 80% dapat dikenali adanya
faktor pencetus. Mengatasi faktor pencetus ini penting dalam pengobatan dan
pencegahan ketoasidosis berulang. Tidak adanya insulin atau tidak cukupya jumlah
insulin yang nyata, yang dapat disebabkan oleh (Soewondo, 2009) :
a.

Insulin tidak diberikan atau diberikan dengan dosis yang dikurangi.

b.

Keadaan sakit atau infeksi.

c.

Manifestasi pertama pada penyakit diabetes yang tidak terdiagnosis dan tidak
terobati.

3.

Patogenesis
Penyebab utama dari KAD adalah kekurangan insulin yang menyebabkan mobilisasi
energi dari otot dan lemak sehingga terjadi kenaikan flux asam amino yang menuju ke
hati untuk dirubah menjadi glukose dan asam lemak. Asam lemak dikonversi menjadi
keton berupa aseton, asam aseto asetat, dan beta hidroksi butirat (Price, 2005).
Akibat adanya hiperglikemia dan adanya benda-benda keton maka terjadi glukosuria
dan ketonuria yang menyebabkan diuresis osmotik dan selanjutnya dehidrasi dan
asidosis.dengan demikian pada KAD dapat terjadi gangguan metabolik hiperglikemia,
ketosis, dan gangguan keseimbangan air dan elektrolit (Price, 2005)

4.

Dasar Diagnosis
Ketoasidosis

diabetik

perlu

dibedakan

dnegan

ketosis

diabetik

ataupun

hiperglikemia hiperosmolar nonketotik. Beratnya hiperglikemia, ketonemia, dan asidosis


dapat dipakai dengan kriteria diagnosis KAD (Soewondo, 2009).
Langkah pertama yang harus diambil pada pasien dengan KAD terdiri dari
anamnesis dan pemeriksaan fisik yang cepat dan teliti dengan terutama memperhatikan
patensi jalan nafas, status mental, status ginjal dan kardiovaskular, dan status hidrasi.
Pemeriksaan laboratorium yang paling penting dan mudah untuk segera dilakukan
setelah dilakukannya anamnesis dan pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan konsentrasi
glukose sticks dan pemeriksaan urine dengan menggunakan urine strip untuk melihat
secara kualitatif jumlah glukosa, keton, nitrat, dan leukosit dalam urine. Pemeriksaan
laboratorium lengkap untuk dapat menilai karakteristik dan tingkat keparahan KAD
meliputi konsentrasi HCO3, anion gap, pH darah dan juga idealnya dilakukan
pemeriksaan konsentrasi AcAc dan laktat serta 3HB (Soewondo, 2009).

Tabel 4.1 Kriteria Diagnosis KAD (Soewondo, 2009)


Kriteria Diagnosis KAD
Kadar glukosa > 250 mg%
pH < 7,35
HCO3 rendah
Anion gap yang tinggi
Keton serum positif

5.

Komplikasi
Beberapa komplikasi yang dapat terjadi selama pengobatan KAD ialah sebagai
berikut edema paru, hipertrigliserida, infark miokard akut, dan komplikasi iatrogenik.
Komplikasi iatrogenik tersebut ialah hipoglikemia, hipokalemia, edema otak, dan
hipokalsemia (Soewondo, 2009).

Price, Sylvia A dan Wilson, Lorrain M. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses- Proses
Penyakit edisi 6, Jakarta: EGC.

Soewondo, Pradana. 2009. Ketoasidosis Diabetik. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.
Jilid 3. Edisi V. Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai