Anda di halaman 1dari 6

Kerja

Diagnosis Penyakit Parkinson ditegakkan berdasarkan kriteria:


1. Secara klinis
a. Dua dari tiga tanda kardinal gangguan motorik (tremor, rigiditas, bradikinesia)
b. Tiga dari empat tanda motorik (tremor, rigiditas, bradikinesia, dan ketidakstabilan
postural)
2. Kriteria Koller
a. Adanya dua dari tiga tanda kardinal yang berlangsung selama satu tahun atau lebih
b. Respon terapi terhadap Levodopa diberikan sampai bermakna dan lama perbaikan
selama satu tahun atau lebih
3. Kriteria Gelbas Gilma

Didasarkan atas kelompok dari gejala klinis

Gejala klinis kelompok A (khas untuk Penyakit Parkinson) terdiri dari:


o Tremor waktu istirahat
o Bradikinesia
o Rigiditas
o Permulaan asimetris

Gejala kinis kelompok B (gejala dini tak lazim), diagnosa alternative terdiri dari:
o Instabilitas postural yang menonjol pada tiga tahun pertama
o Fenomena tak dapat bergerak sama sekali (freezing) pada tiga tahun pertama
o Halusinasi (tak ada hubungan dengan pengobatan) dalam tiga tahun pertama
o Demensia sebelum gejala motorik pada tahun pertama

Diagnosa Possible. Paling sedikit dua dari gejala kelompok A, dimana salah satu
diantaranya adalah tremor atau bradikinesia dan tidak terdapat gejala kelompok B.
Lama gejala kurang dari tiga tahun disertai respon jelas terhadap Levodopa atau
Dopamine agonis.

Dopamine Probable. Paling sedikit tiga dari empat gejala kelompok A, dan tidak
terdapat gejala dari kelompok B. Lama penyakit minimal tiga tahun, dan respon yang
jelas terhadap Levodopa atau Dopamine agonis.

Banding

Berikut ini adalah diagnosis banding untuk Penyakit Parkinson:

Parkinson Syndrome Sekunder


Dapat disebabkan pasca ensefalitis virus, pasca infeksi lain: tuberkulosis, sifilis,
meningovaskuler, iatrogenic atau drug induced, misalnya golongan fenotiazin, reserpin,
tetrabenazin. Dapat juga disebabkan oleh toksin (MPTP, CO, Mn, Mg, Methanol),
pendarahan serebral petekial pasca trauma yang berulang-ulang pada petinju, infark
lakuner, tumor serebri, hipoparatiroid, pugilistic ensefalopati, dan kalsifikasi.
Pada keadaan yang disebabkan karena obat tertentu, gejala klinis biasanya tidak dapat
dibedakan dengan Penyakit Parkinson (Parkinsonisme primer). Terapi yang dapat
dilakukan adalah dengan menghentikan konsumsi obat penyebab. Dapat juga
menggunakan antikolinergik untuk menghilangkan gejala-gejalanya.

Obat-obat dengan Efek

Efek

efek

ekstrapiramidal

ekstrapiramidal

ekstrapiramidal

sedang

ringan

Promazine

Thioridazine

yang hebat
Phenotiazine

Fluphenazine
Perphenazine
Prochlorperazine
Thiopropazate
Trifluoperazine

Butyrophenone

Haloperidol
Droperidol
Benperidol
Fluspirilene
Pimozide
Trifluperidol

Thioxanthene

Chlorprothixene
Clopenthixol
Flupenthixol
Thiothixene

Chlorpromazine

Parkinson Syndrome Plus


Pada kelompok ini, gejalanya hanya merupakan sebagian dari gambaran penyakit
keseluruhan. Jenis ini bisa didapat pada penyakit Wilson (degenerasi hepato-lentikularis),
hidrosefalus normtensif, sindrom Shy-drager dan atrofi palidal (parkinsonismus
juvenilis).

Tatalaksana
Penyakit Parkinson merupakan penyakit kronis yang membutuhkan penanganan secara
holistik meliputi berbagai bidang. Pada saat ini tidak ada terapi untuk menyembuhkan penyakit
ini, tetapi pengobatan dan operasi dapat mengatasi gejala yang timbul.
Pengobatan Penyakit Parkinson bersifat individual dan simtomatik, obat-obatan yang
biasa diberikan adalah untuk pengobatan penyakit atau menggantikan atau meniru dopamin yang
akan memperbaiki tremor, rigiditas, dan slowness. Perawatan pada penderita penyakit parkinson
bertujuan untuk memperlambat dan menghambat perkembangan dari penyakit itu. Perawatan ini
dapat dilakukan dengan pemberian obat dan terapi fisik seperti terapi berjalan, terapi suara atau
berbicara dan pasien diharapkan tetap melakukan kegiatan sehari-hari
Beberapa obat yang diberikan pada penderita penyakit parkinson:
1. Antikolinergik
Benzotropine (Cogentin), trihexyphenidyl (Artane). Berguna untuk mengendalikan
gejala dari Penyakit Parkinson, yaitu untuk memuluskan gerakan
2. Levodopa
Merupakan pengobatan utama untuk Penyakit Parkinson. Di dalam otak, levodopa
dirubah menjadi dopamine. L-dopa akan diubah menjadi dopamine pada neuron
dopaminergik oleh L-aromatik asam amino dekarboksilase (dopadekarboksilase).
Walaupun demikian, hanya 1-5% dari L-Dopa memasuki neuron dopaminergik,
sisanya dimetabolisme di sembarang tempat, mengakibatkan efeks amping yang luas.
Karena mekanisme feedback, akan terjadi inhibisi pembentukan L-Dopa endogen.
Carbidopa dan benserazide adalah dopa dekarboksilase inhibitor, membantu
mencegah metabolisme L-Dopa sebelum mencapai neuron dopaminergik.

Levodopa mengurangi tremor, kekakuan otot dan memperbaiki gerakan. Penderita


Penyakit Parkinson ringan bisa kembali menjalani aktivitasnya secara normal. Obat
ini diberikan bersama Carbidopa untuk meningkatkan efektivitasnya dan mengurangi
efek sampingnya.
Sejak diperkenalkan akhir tahun 1960, levodopa merupakan obat yang paling banyak
dipakai sampai saat ini. Levodopa dianggap merupakan pengobatan utama Penyakit
Parkinson. Berkat levodopa, seorang penderita Penyakit Parkinson dapat kembali
beraktivitas secara normal.
Pengobatan simtomatis dengan levodopa harus menunggu sampai memang
dibutuhkan. Bila gejala pasien masih ringan dan tidak mengganggu, sebaiknya terapi
dengan levodopa jangan dilakukan. Hal ini mengingat bahwa efektifitas levodopa
berkaitan dengan lama waktu pemakaiannya. Levodopa melintasi sawar-darah-otak
dan memasuki susunan saraf pusat dan mengalami perubahan ensimatik menjadi
dopamin. Dopamin menghambat aktifitas neuron di ganglia basal.
Efek samping levodopa dapat berupa:

Neusea, muntah, distress abdominal

Hipotensi postural

Sesekali akan didapatkan aritmia jantung, terutama pada penderita yang berusia
lanjut. Efek ini diakibatkan oleh efek beta-adrenergik dopamine pada system
konduksi jantung. Ini bias diatasi dengan obat beta blocker seperti propanolol

Diskinesia. Diskinesia yang paling sering ditemukan melibatkan anggota gerak,


leher ataumuka. Diskinesia sering terjadi pada penderita yang berespon baik
terhadap terapilevodopa. Beberapa penderita menunjukkan gejala on-off yang
sangat mengganggukarena penderita tidak tahu kapan gerakannya mendadak
menjadi terhenti, membeku,sulit. Jadi gerakannya terinterupsi sejenak

Abnormalitas laboratorium.Granulositopenia, fungsi hati abnormal dan ureum


darah yang meningkatmerupakan komplikasi yang jarang terjadi pada terapi
levodopa.Efek samping levodopa pada pemakaian bertahun-tahun adalah
diskinesia yaitugerakan motorik tidak terkontrol pada anggota gerak maupun
tubuh. Respon penderitayang mengkonsumsi levodopa juga semakin lama
semakin berkurang.

Untuk menghilangkan efek samping levodopa, jadwal pemberian diatur dan


ditingkatkan dosisnya, juga dengan memberikan tambahan obat-obat yang memiliki
mekanisme kerja berbeda seperti dopamin agonis, COMT inhibitor atau MAOBinhibitor. Jika kombinasi obat-obatan tersebut juga tidak membantu disini
dipertimbangkan pengobatan operasi. Operasi bukan merupakan pengobatan
standar untuk penyakit parkinson juga bukan sebagai terapi pengganti terhadap obatobatanyang diminum.
3. COMT inhibitor
Entacapone (Comtan), Tolcapone (Tasmar). Untuk mengontrol fluktuasi motor
padapasien yang menggunakan obat levodopa. Tolcapone adalah penghambat enzim
COMT, memperpanjang efek L-Dopa. Tapi karena efek samping yang berlebihans
eperti liver toksik, maka jarang digunakan. Jenis yang sama, entacapone, tidak
menimbulkan penurunan fungsi liver.
4. Agonis dopamine
Agonis dopamin seperti bromokriptin (Parlodel), pergolid (Permax), pramipexol
(Mirapex), ropinirol, kabergolin, apomorfin dan lisurid dianggap cukup efektif untuk
mengobati gejala Parkinson. Obat ini bekerja dengan merangsang reseptor dopamin,
akan tetapi obat ini juga menyebabkan penurunan reseptor dopamin secara
progresif yang selanjutnya akan menimbulkan peningkatan gejala Parkinson.
Obat ini dapat berguna untuk mengobati pasien yang pernah mengalami serangan
yang berfluktuasi dan diskinesia sebagai akibat dari levodopa dosis tinggi. Apomorfin
dapat diinjeksikan subkutan. Dosis rendah yang diberikan setiap hari dapat
mengurangi fluktuasi gejala motorik.
5.

MAO-B inhibitors
Selegiline (Eldepryl), Rasagaline (Azilect). Inhibitor MAO diduga berguna pada
penyakit Parkinson karena neuotransmisi dopamine dapat ditingkatkan dengan
nmencegah perusakannya. Selegiline dapat pula memperlambat memburuknya
sindrom Parkinson, dengan demikian terapi levodopa dapat ditangguhkan selama
beberapa waktu. Berguna untuk mengendalikan gejala dari Penyakit Parkinson, yaitu
untuk menghaluskan pergerakan.

Selegilin

dan

rasagilin

mengurangi

gejala

dengan

dengan

menginhibisi

monoamineoksidase B (MAO-B), sehingga menghambat perusakan dopamine yang


dikeluarkan oleh neuron dopaminergik. Metabolitnya mengandung L-amphetamin
and L-methamphetamin. Efek sampingnya adalah insomnia. Kombinasi dengan Ldopa dapatemningkatkan angka kematian, yang sampai saat ini tidak bisa diterangkan
secara jelas. Efek lain dari kombinasi ini adalah stomatitis.
6. Amantadine (Symmetrel)
Berguna untuk perawatan akinesia, dyskinesia, kekakuan, gemetaran.

Untuk mencegah agar levodopa tidak diubah menjadi dopamin di luar otak, maka
levodopa dikombinasikan dengan inhibitor enzim dopa dekarboksilase. Untuk maksud ini dapat
digunakan karbidopa atau benserazide (madopar). Dopamin dan karbidopa tidak dapat
menembus sawar-otak-darah. Dengan demikian lebih banyak levodopa yang dapat menembus
sawar-otak-darah, untuk kemudian dikonversi menjadi dopamine di otak. Efek sampingnya
umumnya hampir sama dengan efek samping yan gditimbulkan oleh levodopa.

Prognosis

Anda mungkin juga menyukai