Anda di halaman 1dari 15

Klasifikasi Xantoma

Xantoma bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan suatu gejala atau petanda adanya gangguan
metabolisme lipoprotein1. Walaupun demikian, pada kasus-kasus tertentu, xantoma dapat timbul
walaupun tidak terdapat kelainan metabolism lipoprotein, dan tidak terdapat kenaikan kadar lipid
di dalam darah2.
Secara klinis, xantoma dapat diklasifikasikan sebagai eruptive xantoma, tuberous xantoma,
tendineus xantoma dan plane xantoma. Eruptive xantoma adalah papul-papul yang multipel,
berwarna merah kekuningan yang muncul secara tiba-tiba , biasanya berlokasi pada daerah
extensor ekstremitas dan pada daerah bokong. Tuberous xantoma adalah nodul-nodul yang
sering berlokasi pada permukaan extensor siku, lutut, buku-buku jari, dan bokong. Tendinous
xantoma adalah nodul subkuteneus yang padat /keras yang sering ditemukan pada fascia,
ligamentum, tendon Achilles, dan tendon extensor tangan, kaki, dan siku. Sedangkan plane
xantoma adalah makula yang berwarna kuning, papul, atau plak yang sering ditemukan pada
palpebra (xanthelasma palpebrarum), pada telapak tangan (xantoma striatum palmare) dan pada
daerah intertriginosa1.

EPIDEMIOLOGI
Xantoma merupakan suatu keadaan yang cukup sering dijumpai. Di Amerika Serikat, xanthoma
merupakan suatu manifestasi yang umum dijumpai pada orang dengan kelainan metabolisme
lipid. Prevalensi xantoma adalah sama antara laki-laki dan perempuan. Xantoma dapat terjadi
pada semua umur, tetapi paling banyak terjadi pada orang yang berusia lebih dari 50 tahun3.
GAMBARAN KLINIS
Secara klinis, xantoma dapat diklasifikasikan sebagai eruptive xantoma, tuberous xantoma,
tendineus xantoma dan plane xantoma1.
Eruptive xantoma adalah papul-papul yang multipel, berwarna merah kekuningan yang muncul
secara tiba-tiba , biasanya berlokasi pada daerah extensor ekstremitas dan pada daerah bokong1.
Tuberous xantoma adalah nodul-nodul yang sering berlokasi pada permukaan extensor siku,
lutut, buku-buku jari, dan bokong1.
Tendinous xantoma adalah nodul subkuteneus yang padat /keras yang sering ditemukan pada
fascia, ligamentum, tendon Achilles, dan tendon extensor tangan, kaki, dan siku1.

Sedangkan plane xantoma adalah makula yang berwarna kuning, papul, atau plak yang sering
ditemukan pada palpebra (xanthelasma palpebrarum), pada telapak tangan (xantoma striatum
palmare) dan pada daerah intertriginosa1.
HISTOPATOLOGI
Xanthoma mempunyai gambaran mikroskopik yang khas, yaitu adanya foam cell atau sel busa.
Foam cell adalah makrofag yang mengandung lipid di dalamnya. Pada semua xantoma terlihat
infiltrat lipid pada kulit, infiltratrasi sel radang dan keberadaan sel lemak di luar sel1,4.
Pada eruptive xantoma, terdapat deposit sel lipid di lapisan retikuler dari dermis. Selain itu, dapat
ditemukan sel limfoid, histiosit, neutrofil. Foam cell pada eruptive xantoma relatif lebih sedikit
daripada xantoma jenis lain1,4.
Tuberous xantoma menunjukkan agregasi foam cell yang banyak pada lapisan dermis dengan sel
radang yang sedikit dan celah-celah yang berisi kolesterol. Tendon xanthoma secara
histopatologi mirip dengan tuberous xantoma, tetapi pada tendon xanthoma, foam cell nya
berukuran lebih besar1,4.
Xantelasma dapat dibedakan dengan melihat lokasi dari xantelasma yang terletak superfisial.
Selain foam cell, pada xantelasma dapat ditemukan otot, rambut, dan lapisan epidermis kulit1,4.

Gambar 1*
Gambaran mikroskopik dari xantoma yang menunjukkan foam cell
Gambar 2**
Gambaran mikroskopik dari xanthelasma, terlihat makrofag yang berisi lipid pada lapisan dermis
Secara singkat, gambaran klinis dari setiap xantoma adalah sebagai berikut :

Tipe

Gambaran Klinis

Kondisi yang terkait

Xanthelasma

Terdapat pada canthus lateral Tipe

II

dan

tipe

III

dan

atau canthus medial, dapat hyperlipidemia


berbentuk papul atau makula
(datar)
Eruptive xantoma

kumpulan papul2 berwarna Tipe

I,

IV,

kekuningan yang mempunyai hyperlipidemia.


dasar eritema. Berlokasi pada
bokong, bagian extensor dari
siku dan lutut

Tuberous xantoma

Deposit lemak pada lapisan Tipe

II

dan

III

dermis dan subkutaneus, dapat Hiperlipidemia


berupa plak atau nodul, sering
ditemukan pada siku dan lutut
Tendineus xantoma

Nodul yang terdapat pada Tipe II hiperlipemia,


siku,

lutut,

tendon Achilles, dan

pada Tipe

III

hiperlipdemia

bagian dorsal dari tangan dan (jarang)


kaki
Plane xantoma

Deposit lemak berupa makula Tipe


atau

papul

meninggi.

yang
Terdapat

II

dan

III

sedikit Hiperlipidemia
pada

telapak tangan, muka, leher,


dan dada.
KLASIFIKASI
1. Familial Chylomicronemia Syndrome (Frederickson Type I Hyperlipidemia)
Etiopatogenesis:
-

Defisiensi Lipoprotein Lipase

Lipoprotein Lipase (LPL) merupakan enzim yang teletak di bagian endotel kapiler, berfungsi
menghidrolisis trigliserida dari kilomikron menjadi asam lemak. Ketika enzim ini fungsinya
terganggu atau mengalami defek fungsi, maka kilomikron yang terdiri dari trigliserida akan
terakumulasi di dalam serum1.
-

defisiensi Apolipoprotein-C2

Apo-C2 berada di dalam trigliserida kaya lipoprotein dan mengaktifkan LPL. Tanpa LPL,
kilomikron tidak dapat dihidrolisis dan akan menyebabkan pengakumulasian trigliserida di
dalam serum1.

Gejala Klinis
Pada pasien yang termasuk pada klasifikasi ini, terjadi eruptive xantoma. Eruptive xantoma
muncul sebagai eritema atau sebagai papul berwarna kuning yang berdiameter kira-kira 1-4 mm.
Distribusi lesinya berada di bagian permukaan extensor dari ekstremitas (khususnya lutut dan
siku), bokong dan tangan.Dalamperkembangannya, lesi dapat mempunyai halo, terjadi inflamasi,
dan gatal. Penelitian juga menyebutkan terdapat fenomena Koebner pada lesi4,5.
Gambar 3*
Eruptive xantoma yang muncul pada siku
Laboratorium
Kadar lipid di dalam plasma dapat membantu diagnosis. Pada pasien ini, kadar trigliserida dalam
plasma meningkat secara drastis pada range 50-100 mmol/L 1,7.
Penatalaksanaan
Tidak ada obat-obatan yang secara efektif mengobatai chylomicronemia akibat defisiensi LPL
atau defisiensi Apo-C2, cara yang paling efektif adalah pengaturan diet. Lemak dibatasi 20-30
g/hari. Sebagai tambahan, dapat digunakan obat-obat seperti fibrat, asam nikotinat untuk
menurunkan kadar TG1,7.
Prognosis
Jika kadar TG pasien melampaui 2000 mg/dl, pasien mempunyai resiko yang tinggi terkena akut
pankreatitis. Pasien pada klasifikasi ini pada umumnya tidak beresiko terkenal penyakit jantung
koroner, walaupun beberapa pasien didapatkan atherosclerosis1.
2. Hypercholesterolemia (Frederickson Tipe II Hiperlipidemia)
-

Familial homozygous Hypercholesterolemia

Partikel-partikel LDL yang berada di dalam serum diproses oleh sel hepar melalui perikatan
dengan LDL reseptor. Ketika partikel LDL berikatan dengan LDL reseptor, partikel tersebut
kemudian akan diteruskan ke lysosom dan akan mengalami proses degradasi. Pada pasien
dengan Familial Hypercholesterolemia (FH) terjadi defisiensi genetik dari LDL reseptor, yang
berperan penting pada proses degradasi dari LDL. Homozigot FH adalah suatu keadaan

terjadinya defek pada kedua alel gen, yang menyebabkan LDL reseptor dari pasien tidak bekerja,
atau memiliki aktivitas yang sangat rendah1.
Familial Heteroyzygous Hypercholesterolemia
Heterozygot FH merupakan suatu keadaan yang lebih umum daripada homozigot FH. Dengan
prevalensi 1:500. Pada pasien dengan Heterozigot FH, terjadi kelainan yang sama dengan pasien
Homozigot FH, tetapi pada pasien dengan Heterozigot FH hanya terjadi defek pada salah satu
alel gen1.
-

Familial Defective Apolipoprotein B-100

Apo-B100 merupakan satu-satunya apolipoprotein yang dihubungkan dengan LDL. Apo-B100


membantu pengikatan antara partikel LDL dan LDL reseptor. Familial defective Apo-B100
(FDB) adalah suatu penyebab lain dari hypercholesterolemia berat. Pada pasien dengan FDB,
terjadi kelainan struktur dari Apo-B100 yang menyebabkan partikel LDL tidak dapat berikatan
dengan LDL reseptor secara efektif1.
Gejala Klinis:
Pada pasien yang termasuk dalam klasifikasi ini, terjadi tendineus xantoma, tuberous xantomas,
dan plane xantomas.
Tuberous xantoma muncul sebagai lesi yang berkembang secara lambat menjadi papul
kekuningan, nodul, atau tumor yang berlokasi di lutut, siku dan permukaan ekstensor dari badan
dan telapak tangan8,9.
Tendineus Xantoma muncul sebagai lesi yang berbentuk papul atau nodul berdiameter 5 25
mm yang ditemukan di tendon, khususnya di tendon ekstensor di bagian punggung tangan,
bagian dorsal kaki, dan di tendon Achilles8,9.
Plane Xantoma muncul sebagai lesi makula yang datar atau papul yang sedikit meninggi
berwarna kekuningan atau orange yang menyebar secara difus. Secara khusus, plane xantoma
banyak terdapat pada kelopak mata, leher, bahu, badan, dan ketiak8,9.
Gambar 4*

Tuberous xanthoma
Gambar 5*
Tuberous Xanthoma
Gambar 6**
Tendineus Xantoma pada tendon Achilles
Gambar 7*
Plane Xanthoma pada leher
Laboratorium
Pada pasien dengan Tipe II hyperlipidemia, kadar LDL-cholesterol dalam serum akan jelas
meningkat. Pada pasien dengan homozigot FH, kadar LDL dapat mencapai 800-1000 mg/dl,
sedang pada pasien dengan heterozigot FH, kadar LDL serum sekitar dua kali lipat dari nilai
normal1.
Penatalaksanaan
Pemberian statin telah terbukti merupakan obat yang efektif dalam mengobati pasien tipe II ini.
Selain itu dapat dilakukan diet rendah lemak / kolesterol untuk mengontrol kadar LDL di dalam
darah dan menghilangkan tendon xanthoma di Achilles1.
Prognosis
Pasien cenderung mempunyai atau terkena penyakit jantung koroner dan atherosclerosis sebelum
memasuki usia remaja1,10.
3. Dysbetaliproteinemia (Frederickson Type III Hyperlipidemia)
Etiopatogenesis:
Disbetalipoproteinemia merupakan suatu gangguan metabolisme lipid yang ditandai dengan
adanya akumulasi dari dari residu lipoprotein (residu kilomikron dan residu VLDL). Pada pasien
ini, terdapat isoform abnormal dari apo-E, yang disebut apo-E2. Isoform normal adalah apo-E3
dan apo-E4, isoform-isoform ini membantu uptake residu-residu kilomikron dan VLDL oleh
hati. Karena adanya Apo-E2, uptake dari residu-residu kilomikro dan VLDL terganggu, yang
pada akhirnya dapat menyebabkan akumulasi residu ini di dalam serum1.

Walaupun demikian kelainan Apo-E sendiri tidak dapat menyebabkan gangguan atau
memunculkan lesi xanthoma, dibutuhkan suatu kelainan lain yang turut mendukung, misalnya
Hypotiroid, Obesitas, DM ( 1% dari populasi mempunyai Apo-E2 genotip, tapi hanya 0.01%
yang terkena Tipe III hyperlipidemia)11.
Gejala Klinis
Sekitar 2/3 dari pasien yang termasuk dalam klasifikasi ini terdapat tuberoeruptive dan tuberous
xantoma. Juga dapat ditemukan deposit lemak pada telapak tangan (xantoma straitum palmare).
Terkadang, dapat juga ditemukan manifestasi dari tendon xanthoma dan xantelasma1.
Palmar xanthoma muncul sebagai lesi berbentuk nodul atau papul berbentuk iregular yang
berwarna kuning, yang terdapat di telapak tangan, bagian flexural dari jari11.
Xanthelasma adalah suatu bentuk xanthoma yang paling banyak ditemukan. Lesinya muncul
secara simetris di bagian atas dan bawah dari kelopak mata. Lesinya lunak, dapat berbentuk
papul atau plak yang berwana kekuningan12.
Gambar 8*
Xanthoma pada telapak tangan (Palmar Xanthoma)
Gambar 9**
Tuberous Xanthoma
Gambar 10*
Xanthelasma
Gambar 11
Xanthelasma**
Labolatorium
Plasma cholesterol dan kadar TG meningkat dengan derajat yang sama (cholesterol dapat
meningkat 7.0 mmol/L sedang TG dapat meningkat 4,0 mmol/L). Diagnosis pasti dapat

ditegakkan dengan mengidentifikasi Apo-E2 isoform, yang merupakan penyebab dari kelainan
ini1,9.
Penatalaksanaan
Pengobatan pada penyakit metabolik yang menyertai seperti obesitas, Diabetes Mellitus atau
hipotiroidisme akan membantu menurunkan kadar lipid dan menghilangkan lesi xanthoma.
Dapat juga diberikan asam fibrat atau asam nikotinat, tetapi jika kadar kolesterol meningkat
secara drastis, terapi statin lebih efektif1,9.
Sedang pada xantelasma, terdapat banyak pilihan yang dapat dilakukan untuk menghilangkan
xantelasma melalui pembedahan, antara lain:
1. Eksisi
-

Untuk ukuran lesi yang kecil, dianjurkan untuk melakukan eksisi, bekas luka ditutupi

dengan cara dijahit13.


Eksisi luas, cenderung pada kelopak mata bagian bawah, lesi padat tebal. Eksisi yang sederhana
pada lesi yang berukuran besar dapat menimbulkan retraksi kelopak mata, ektropion. Xantelasma
dapat dimasukkan ke dalam bedah kosmetik, meskipun blepharoplasty dapat meningkatkan
resiko terjadinya formasi ektropion13,14.
1. Ablasi Laser Argon
Merupakan salah satu metode dari penanganan xantelasma, penguapan dangkal yang superfisial
dengan teknik perombakan atau teknik elektromagnetik untuk menghilangkan plak xantoma
yang berwarna kuning13,15
1. Kauterisasi Kimia
Menggunakan chlorinated acetic acids, metode ini sangat efektif menghilangkan xantelasma,
dengan

mempresipitasi,

mengkoagulasi

protein

dan

melisiskan

lemak.

Jenisnya monochloroacetic acid , dicholoroacetic acid, dan trichloroacetic acid13, 16.


1. Elektrodesikasi dan Krioterapi
Xantelasma juga dapat dihilangkan dengan metode ini, tapi pengobatan ini sangat jarang
digunakan

karena

hipopigmentasi13,16.
1. Skin Graft

sering

meninggalkan

bekas

luka

dan

juga

dapat

menyebabkan

Metode ini digunakan untuk alasan kosmetik pada bedah rekonstruksi digunakan pada
xantelasma yang luas. Skin graft berarti kulit pada area tertentu di tubuh, dengan bedah
dipindahkan dan ditransplantasikan pada area lain di tubuh. Skin graft dibagi menjadi splitthickness skin graft, yang mengambil lapisan teratas kulit danfull thickness skin graft, yang
mengambil seluruh lapisan kulit17.
Prognosis
Pasien dengan Tipe III hiperlipidemia mempunyai resiko tinggi terkena penyakit Jantung
Koroner dan sering juga terkena penyakit arteri perifer1.
4. Familial Hypertriglyceridemia (frederickson tipe IV Hyperlipidemia)
Etiopatogenesis:
Etiologinya sampai sekarang masih belum diketahui. Pada pasien dengan Familial
Hypertriglyceridemia, hepar memproduksi VLDL secara berlebihan (overproduksi). Defek yang
mendasari kelainan pada pasien ini belum diketahui secara pasti1. Namun ada yang menyebutkan
bahwa Obesitas, Diabetes Melitus dan alcohol merupakan faktor pencetus terjadinya kelainan ini
Gejala Klinis
Pada pasien dengan Familial Hypertriglyceridemia, xantoma jarang ditemukan. Pasien dengan
klasifikasi ini biasanya ditemukan pada pemeriksaan kadar lipid rutin1. Namun, kadang-kadang
dapat ditemukan eruptive xanthoma pada bokong dan tangan9.
Gambar 12*
Eruptive Xantoma
Laboratorium
Pada pasien ini ditemukan kadar Plasma TG meningkat secara moderat, tidak sebanyak pada
pasien dengan Tipe I hiperlipidemia9.
Penatalaksanaan
Hal yang palin esensial adalah diet rendah lemak dan menurunkan berat badan ke berat badan
ideal. Selain itu mengobati kelainan metabolik yang turut menyertai penyakit ini, seperti Dibetes
mellitus, Obesitas, dan penyakit tiroid tidak kalah pentingnya. Selain itu penderita juga harus
menjauhi sukrosa dan alkohol. Jika diet saja tidak berhasil dapat diberikan fibrat (Fenofibrate
atau gemfibrosil) yang dapat mengontrol hiperlipidemia-nya9.

5. Familial Hypertriglyceridemia : Chylomicronemia Combined with Endogenous


Hypertriglyceridemia (Frederickson Type V Hyperlipidemia)
Etiopatogenesis:
Pada pasien dengan gangguan ini, terjadi kombinasi antara dua defek, yaitu defek pada
metabolisme trigliserida dan overproduksi dari VLDL. Kedua hal abnormal ini dapat mempunyai
penyebab yang berbeda-beda, misalnya defek pada enzim LPL, defek pada LDL reseptor1.
Gejala Klinis
Pada pasien ini ditemukan eruptive xanthoma, nyeri abdominal, dan kadang-kadang dapat
terserang akut pankreatitis9.
Gambar 13*
Eruptive Xantoma
Laboratorium
Pada pasien akan didapatkan kenaikan kadar chylomicron dan VLDL di dalam darah1.
Penatalaksanaan
Yang terutama adalah menurunkan berat badan sampai pada berat badan yang ideal dengan cara
diet rendah leak dan mengurangi karbohidrat. Selain itu dapat diberikan asam fibric (contoh :
gemfibrozil) untuk mengatasi hiperlipidemianya. Heparin dapat diberikan pada pasien yang
mempunyai pankreatitis akut untuk menstimulasi aktivitas enzim lipoprotein lipase (LPL)1,9.
Prognosis
Pasien dengan tipe V hiperlipoprotenemia mempunyai faktor resiko tinggi untuk terkena
penyakit jantung koroner, dan biasanya bermanifestasi sebagai penyakit arteri perifer. Resiko
untuk terkena pankreatits akut juga meningkat jika kadar trigliserida melewati 2000 mg/dl1.
Secara ringkas, klasifikasi dari xantoma adalah sebagai berikut

Klasifikasi

Kondisi

Etiologi

Tipe

Profil Lipid

Xantoma
Tipe I

Familial

Defisiensi Eruptive

Chylomicronemia

Enzim LPL

Xantoma
TG

Defisensi

Apo-C2

Tipe II

Familial

Defek pada Tendon

Hypercholesterolemia LDL reseptor

Xantoma,
LDL

Tuberous
-

Defek pada Xantoma

Apo B-100

Tipe III

Dysbetaliproteinemia

Terdapat Tuberous

bentuk isoform Xantoma,


abnormal

dari Xantelasma,

Apo-E,

Tipe IV

Xantoma

Familial

Hepar Xantoma

Hypertriglyceridemia

memproduksi

jarang

VLDL

ditemukan,

diproduksi

tetapi kadang-

secara

kadang

berlebihan

ditemukan
eruptive
xantoma

Tipe V

TG

yaitu Palmar

Apo-E2

Mixed hiperlipidemia

Kombinasi, Eruptive

antara

defek Xantoma

pada
metabolisme Tg
dan VLDL
XANTOMA BENTUK LAIN

LDL

dapat

TG

&

Selain bentuk xantoma yang telah disebutkan di atas, seperti eruptive xantoma, tendineus
xantoma, eruptive xantoma, dan plane xantoma, telah dilaporkan terdapat beberapa kasus
xantoma yang dapat berlokasi selain tempat-tempat yang disebutkan di atas, contoh:
-

Intracranial Xantoma

Intracranial Xantoma sering dihubungkan dengan pasien dengan tipe II hiperlipidemia. Xantoma
jenis ini jarang ditemukan dan sering tidak terdiagnosa. Intracranial Xantoma erupakan kelainan
yang bersifat jinak, tetap dapat berkembang secara perlahan-lahan dan dapat menyebabkan
defisit dari saraf kranial. Gejalanya dapat berupa sakit kepala berat, otorrhea, tinitus, otitis media,
dan otalgia. Diagnosis dapat ditegakkan dari riwayat keluarga yang menderita hiperlipidemia,
kadar lipid dalam serum, gejala klinis, dan yang terpenting adalah pemeriksaan radiologi18.
- Xanthoma disseminatum
Xanthoma disseminatum merupakan suatu kelainan yang jarang ditemukan, jinak, ditemukan
pada anak-anak dan orang dewasa yang mempunyai karakteristik adanya lesi xanthoma yang
luas. Sejak pertama kali ditemukan tahun 1938, hanya sekitar 100 kasus yang telah dilaporkan.
Xanthoma disseminatum umumnya terkena di kulit khususnya pada bagian flexor dari lipatan
dan pada kelopak mata19.
DIFERENTIAL DIAGNOSIS
1. Sarcoidosis
Sarcoidosis adalah suatu penyakit granulamatosa yang tidak diketahui penyebabnya. Sarcoidosis
dapat mengenai semua organ, tetapi biasanya yang paling awal terkena adalah paru-paru, kulit,
dan kelenjar limpa20. Pada kulit, manifestasi yang paling sering terjadi adalah bentuk papul yang
keras, berukuran 2-5 mm, dan berwarna merah kecoklatan atau kuning kecoklatan1. Selain itu
dapat timbul eritema nodosum yaitu ruam berwarna merah atau nodul-nodul merah yang terdapat
di kaki bagian bawah dan terasa nyeri20.
Gambar 14*
1. Siringoma
Kelainan ini berasal dari kelenjar ekrin di mana tempat predileksi pada kelopak mata bawah atau
atas, pipi dan dahi. Gambaran klinisnya berupa papul-paul miliar dan lentikular berwarna putih4.

Gambar 15**
1. Lipoma
Adalah tumor jinak subkutis yang berisi jaringan lemak. Tempat predileksinya pada lengan,
leher, punggung, dada dan tungkai. Gambaran klinisnya berupa tumor soliter atau multipel
dengan konsistensi lunak, ukurannya bervariasi dari lentikular sampai numular, berlobus-lobus1.
Gambar 15*
KESIMPULAN
Xantoma merupakan kelainan kulit yang disebabkan oleh adanya penumpukan lemak di kulit.
Secara histopatologis terlihat adanya foam cell (makrofag yang berisi lemak di dalamnya).
Xantoma tidak berbahaya dan bukan merupakan suatu penyakit tetapi merupakan tanda adanya
gangguan metabolism lipid dan tingginya kadar lipid di dalam darah. Xantoma dapat terjadi pada
semua umur, tetapi sering terdapat pada orang yang berusia lebih dari 50 tahun.
Mekanisme patofisiologi dari xanthoma adalah berbagai macam, mulai dari defisiensi enzim
LDL, defek pada LDL reseptor, defek pada apolipoprotein, dan terjadinya peningkatan produksi
VLDL. Selain itu, ada beberapa keadaan yang biasanya dihubungkan dengan penyebab
terjadinya xantoma, yaitu Diabetes Mellitus, Hipotiroidisme, dan Obesitas
Penanganan pada xantoma berupa diet rendah lemak, obat-obatan penurun kadar lipid, seperti
asam nikotinat, statin, dan fibric acid. Sebab dengan mengontrol dan menurunkan kadar lipid di
dalam darah, maka lesi xantoma juga pelan-pelan menghilang. Selain itu, untuk alasan kosmetik
dapat juga dilakukan terapi bedah dan terapi listrik (terapi kauter) untuk menghilangkan lesi.

Anda mungkin juga menyukai