MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Ilmu Pengetahuan Lingkungan
yang dibina oleh Dr.Sueb, M. Kes dan
Dr.H.Istamar Syamsuri, M.Pd
Oleh:
Offering C
Kelompok10
1. Dian Hidayaturrahma
2. Dina Yuli Pertiwi
3. Mayang Puspa Rena
(130341614840)
(130341614823)
(130341614833)
ABSTRAK
Dina Yuli Pertiwi, Dian Hidayaturrahma, Mayang Puspa Rena.
Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Malang
Diey3na@gmail.com
Terdapat
ABSTRACTS
Dina Yuli Pertiwi, Dian Hidayaturrahma, Mayang Puspa Rena.
Department of Biology
Faculty of Mathematics and Natural Sciences
State University of Malang
Diey3na@gmail.com
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah
ini. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai Pengelolaan Sampah
sebagai Upaya Pengurangan Sampah Untuk Mengurangi Pencemaran Lingkungan
yang Berdampak pada Kesehatan Manusia
Makalah ini telah dibuat dengan mengkaji berbagai literature dan beberapa
bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan
hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran
serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat
kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK....i
KATA PENGANTAR..........................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...1
1.2 Rumusan Masalah..2
1.3 Tujuan....2
1.4 Manfaat..2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sampah...3
2.2 Pengaruh Pengelolaan Sampah... 3
2.3 Cara Mengelola Sampah...................................................................5
2.4 Cara Mengelola Sampah yang Paling Efektif...........................
10
11
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
12
13
pengotoran
lingkungan,
pencemaran
air,
tanah,
tempat
terhadap kesehatan
bergantung
5.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sampah
Sebagai makhluk hidup, kita pasti menghasilkan sisa yang kita kenal
sebagai sampah . Menurut Kamus Istilah Lingkungan Sampah adalah bahan yang
tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam
pembuatnan atau pemakaian barang rusak atau bercacat dalam pembikinan
manufaktur atau materi berkelebihan atau ditolak atau buangan.
Menurut Azwar (2010), jenis Sampah Berdasarkan asalnya dapat digolongkan
sebagai:
1.
Sampah Organik
Sampah Organik terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang
diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau yang
lain. Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses alami. Sampah rumah
tangga sebagian besar merupakan bahan organik. Termasuk sampah organik,
misalnya sampah dari dapur, sisa tepung, sayuran, kulit buah, dan daun.
2.
Sampah Anorganik
Sampah Anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti mineral dan
minyak bumi, atau dari proses industri. Beberapa dari bahan ini tidak terdapat di
alam seperti plastik dan aluminium. Sebagian zat anorganik secara keseluruhan
tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang sebagian lainnya hanya dapat diuraikan
dalam waktu yang sangat lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga,
misalnya berupa botol, botol plastik, tas plastik, dan kaleng.
2.2 Pengaruh Pengelolaan Sampah
Sampah (refuse) adalah sebagian dari sesuatu yang tidak dipakai, tidak
disenangi atau sesuatu yang harus dibuang, yang umumnya berasal dari kegiatan
yang dilakukan oleh manusia (termasuk kegiatan industri), tetapi bukan biologis
(karena human waste tidak termasuk didalamnya) dan umumnya bersifat padat
4
(Azwar, 1990). Sumber sampah bisa bermacam macam, diantaranya adalah : dari
rumah tangga, pasar, warung, kantor, bangunan umum, industri, dan jalan
(Sulistyorini,
2005).
Meningkatnya
jumlah
penduduk
menjadi
faktor
yang
erat
pertambangan, atau lubang lubang dalam. Sebuah lahan penimbunan darat yang
dirancang dan dikelola dengan baik akan menjadi tempat penimbunan sampah
yang hiegenis dan murah. Sedangkan penimbunan darat yg tidak dirancang dan
tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan berbagai masalah lingkungan ,
diantaranya angin berbau sampah , menarik berkumpulnya Hama , dan adanya
genangan air sampah. Efek samping lain dari sampah adalah gas methan dan
karbon dioksida yang juga sangat berbahaya.Karakteristik desain dari penimbunan
darat yang modern diantaranya adalah metode pengumpulan air sampah
7
menggunakan bahan tanah liat atau pelapis plastik. Sampah biasanya dipadatkan
untuk menambah kepadatan dan kestabilannya , dan ditutup untuk tidak menarik
hama (biasanya tikus). Banyak penimbunan sampah mempunyai sistem
pengekstrasi gas yang dipasang untuk mengambil gas yang terjadi. Gas yang
terkumpul akan dialirkan keluar dari tempat penimbunan dan dibakar di menara
pembakar atau dibakar di mesin berbahan bakar gas untuk membangkitkan listrik.
2.3.2 Melakukan Metode Daur-ulang
Proses pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari sampah untuk
digunakan kembali disebut sebagai Daur ulang. Ada beberapa cara daur ulang
yaitu pengampilan bahan sampah untuk diproses lagi atau mengambil kalori dari
bahan yang bisa dibakar untuk membangkitkan listrik.
A.
Menurut Suhadi (2005) ada beberapa metode baru dari Daur-Ulang yaitu :
Pengolahan kembali secara fisik
Metode ini adalah aktivitas
paling populer dari daur ulang, yaitu
diolah dengan menggunakan proses biologis untuk kompos atau dikenal dengan
mikroorganisme
bisa
dioptimalisasi
pertumbuhannya
dengan
8
pengkondisian sampah dalam keadaan basah (nitrogen), suhu dan kelembaban
udara (tidak terlalu basah dan atau kering), dan aerasi yang baik (kandungan
oksigen). Secara umum, metode ini bagus karena menghasilkan pupuk organik
yang ekologis (pembenah lahan) dan tidak merusak lingkungan. Serta sangat
memungknkan melibatkan langsung masyarakat sebagai pengelola (basis
komunal) dengan pola manajemen sentralisasi desentralisasi (se-Desentralisasi)
atau metode Inti (Pemerintah/Swasta)-Plasma (kelompok usaha di masyarakat).
Hal ini pula akan berdampak pasti terhadap penanggulangan pengangguran.
Metode ini yang perlu mendapat perhatian serius/penuh oleh pemerintah daerah
(kab/kota)
Proses pembuatan kompos adalah dengan menggunakan aktivator EM-4,
yaitu proses pengkomposan dengan menggunakan bahan tambahan berupa
mikroorganisme dalam media cair yang berfungsi untuk mempercepat
pengkomposan dan memperkaya mikroba. Bahan-bahan yang digunakan adalah :
Bahan Baku Utama berupa sampah organik, Kotoran Ternak, EM4, Molase dan
Air. Sedangkan peralatan yang digunakan adalah : Sekop, Cakar, Gembor,
Keranjang, Termometer, Alat pencacah, Mesin giling kompos dan Ayakan.
Contoh dari pengolahan sampah menggunakan teknik pengkomposan adalah
Green Bin Program (program tong hijau) di toronto, kanada dimana sampah
organik rumah tangga seperti sampah dapur dn potongan tanaman dikumpulkan di
kantong khusus untuk di komposkan.
C.
Pemulihan energi
Kandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa diambil langsung
dengan cara menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak langsung dengan cara
mengolahnya menjadi bahan bakar tipe lain. Daur-ulang melalui cara perlakuan
panas bervariasi mulai dari menggunakannya sebagai bahan bakar memasak atau
memanaskan sampai menggunakannya untuk memanaskan borlaer untuk
menghasilkan uap dan listrik dari turbin-generator. Pirolisa dan Gusifikasi adalah
dua bentuk perlakuan panas yang berhubungan, dimana sampah dipanaskan pada
suhu tinggi dengan keadaan miskin oksigen. Proses ini biasanya dilakukan di
wadah tertutup pada tekanan tinggi. Pirolisa dari sampah padat mengubah sampah
9
menjadi produk berzat padat, gas dan cair. Produk cair dan gas bisa dibakar untuk
menghasilkan energi atau dimurnikan menjadi produk lain. Padatan sisa
selanjutnya bisa dimurnikan menjadi produk seperti karbon aktif. Gasifikasi
busure plasma yang canggih digunakan untuk mengonversi material organik
langsung menjadi gas sintetis (campuran antara karbon monoksida dan hidrogen).
Gas kemudian dibakar untuk menghasilkan listrik dan uap.
2.3.3
pengolahan sampah yang lebih baik, peningkatan peran serta dari lembagalembaga yang terkait dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan
sampah, meningkatkan pemberdayaan masyarakat, peningkatan aspek ekonomi
yang mencakup upaya meningkatkan retribusi sampah dan mengurangi beban
pendanaan pemerintah serta peningkatan aspek legal dalam pengelolaan sampah.
Teknologi yang digunakan untuk memecahkan permasalahan sampah ini
merupakan kombinasi tepat guna yang meliputi teknologi pengomposan,
teknologi penanganan plastik, teknologi pembuatan kertas daur ulang. Teknologi
Pengolahan Sampah Terpadu menuju Zero Waste harus merupakan teknologi
yang ramah lingkungan (Suhadi, 1995).
Produksi bersih (Zero waste) merupakan salah satu pendekatan untuk
merancang ulang industri yang bertujuan untuk mencari cara-cara pengurangan
10
merupakan salah satu pendekatan untuk merancang ulang industri yang bertujuan
untuk mencari cara-cara pengurangan produk-produk samping yang berbahaya,
mengurangi polusi secara keseluruhan, dan menciptakan produk-produk dan
limbah-limbahnya yang aman dalam kerangka siklus ekologi. Prinsip ini juga
dapat diterapkan pada berbagai aktivitas termasuk juga kegiatan skala rumah
tangga (Suhadi, 1995). Cara pemilihan sampah secara efektif dapat ditunjukkan
melalui ganbar 1 di bawah ini.
11
sedangkan 4-R ditambah replace (mengganti) mulai dari sumbernya. Prinsip 5-R
selain 4 prinsip tersebut di atas ditambah lagi dengan replant (menanam kembali)
(Suhadi, 1995).
Pemikiran konsep zero waste adalah pendekatan serta penerapan sistem
dan teknologi pengolahan sampah perkotaan skala kawasan secara terpadu dengan
sasaran untuk melakukan penanganan sampah perkotaan skala kawasan sehingga
dapat mengurangi volume sampah sesedikit mungkin, serta terciptanya industri
kecil daur ulang yang dikelola oleh masyarakat atau pemerintah daerah setempat
(Suhadi, 1995).
Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang
berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air
minum. Penyakit demam berdarah (haemorhagic fever) dapat juga
meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang
b.
memadai.
Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).
c.
3.1 Kesimpulan
Dalam pengelolaan sampah, kita wajib mengetahui pengaruh
pengelolaan sampah terhadap lingkungan kita. Pengaruh pengelolaan
12
DAFTAR RUJUKAN
Azwar, Asrul.1990. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Mutiara
Sumber Widya.
Apriadji dan Wied Harry.1994. Memproses sampah. Jakarta: Penebar Swadaya.
Bintarto, R. 1997. Geografi Kota. Yogyakarta: Spring.
Chandra, Dr. Budiman. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Moerdjoko S, Widyatmoko. 2002. Menghindari, Mengolah dan Menyingkirkan
Sampah. Jakarta: PT. Dinastindo Adiperkasa Internasional.
Nizar, Chairil. 2004. Pengertian Sampah. (Online) Pengertian Sampah
Ilmu
diakses
14
(online) http: //
ac.id/wp-content/uploads/2013/08/Jurnal-Vieta-ohmatin-