Anda di halaman 1dari 18

Pengelolaan Sampah sebagai Upaya Pengurangan Sampah untuk

Mengurangi Pencemaran yang Berdampak pada Kesehatan


Manusia

MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Ilmu Pengetahuan Lingkungan
yang dibina oleh Dr.Sueb, M. Kes dan
Dr.H.Istamar Syamsuri, M.Pd

Oleh:
Offering C
Kelompok10
1. Dian Hidayaturrahma
2. Dina Yuli Pertiwi
3. Mayang Puspa Rena

(130341614840)
(130341614823)
(130341614833)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
Oktober 2014

Pengelolaan Sampah Sebagai Upaya Pengurangan Sampah Untuk


Mengurangi Pencemaran Yang Berdampak Pada Kesehatan Manusia

ABSTRAK
Dina Yuli Pertiwi, Dian Hidayaturrahma, Mayang Puspa Rena.

Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Malang
Diey3na@gmail.com

Pencemaran lingkungan akibat sampah sudah menjadi masalah serius di


berbagai wilayah. Pencemaran sampah tidak hanya menyebabkan penyakit tetapi
juga menyebabkan pemandangan terganggu. Meskipun begitu tidak banyak orang
yang sadar akan pentingnya kebersihan lingkungan. Tujuan pembuatan makalah
ini adalah untuk megetahui pengaruh pengelolaan sampah, cara mengelola
sampah, cara mengelola sampah yang paling efektif dan bagaimana hubungan
pengelolaan sampah yang baik terhadap kesehatan masyarakat. Pengaruh
pengelolaan sampah ada dua yaitu pengaruh positif dan negatif.

Terdapat

berbagai macam cara mengelola sampah diantaranya melakukan metode


pembuangan dan penimbunan, melakukan metode daur ulang, melakukan metode
penghindaran dan pengurangan serta pemilahan sampah dan pengelolaan sampah
terpadu. Cara mengelola sampah yang paling efektif adalah dengan produksi
bersih (Zero waste). Sedangkan hubungan pengelolaan sampah dengan kesehatan
adalah timbulnya berbagai macam penyakit di masyarakat.
Kata Kunci: pengelolaan lingkungan, sampah, kesehatan

ABSTRACTS
Dina Yuli Pertiwi, Dian Hidayaturrahma, Mayang Puspa Rena.

Department of Biology
Faculty of Mathematics and Natural Sciences
State University of Malang
Diey3na@gmail.com

Environmental pollution caused by waste has become a serious problem in


many areas. Garbage pollution not only cause disease but also lead to impaired
scenery. Even so not many people are aware of the importance of environmental
hygiene. The purpose of this paper is to megetahui influence waste management,
how to manage waste, how to manage the garbage that is most effective and how
to better waste management relationship to public health. Effect of waste
management there are two positive and negative influences. There are various
ways to manage waste disposal methods such conduct and hoarding, make
recycling method, perform the method as well as the avoidance and reduction of
waste separation and integrated waste management. Way of managing waste is the
most effective cleaner production (Zero waste). While the relationship with
healthcare waste management is the emergence of various diseases in the
community.
Keywords: Environmental hygiene, garbage, healthcare

ii

KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah
ini. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai Pengelolaan Sampah
sebagai Upaya Pengurangan Sampah Untuk Mengurangi Pencemaran Lingkungan
yang Berdampak pada Kesehatan Manusia
Makalah ini telah dibuat dengan mengkaji berbagai literature dan beberapa
bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan
hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran
serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat
kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua.

Malang, 28 Agustus 2014

Penulis

iii

DAFTAR ISI

ABSTRAK....i
KATA PENGANTAR..........................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...1
1.2 Rumusan Masalah..2
1.3 Tujuan....2
1.4 Manfaat..2

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sampah...3
2.2 Pengaruh Pengelolaan Sampah... 3
2.3 Cara Mengelola Sampah...................................................................5
2.4 Cara Mengelola Sampah yang Paling Efektif...........................

10

2.5 Hubungan Pengelolaan Sampah yang Baik dengan Kesehatan

11

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan...............................................................................
DAFTAR RUJUKAN..

iv

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

12
13

Sampah adalah semua buangan padat yang dihasilkan dari seluruh


kegiatan manusia dan hewan yang tidak berguna atau tidak diinginkan. Sampah
sebagai sumber pencemar lingkungan apabila tidak dikelola dengan baik akan
mengakibatkan

pengotoran

lingkungan,

pencemaran

air,

tanah,

tempat

berkembangnya bibit penyakit, penyumbat saluran air yang menyebabkan banjir.


Selain itu sering pula timbunan sampah merusak keindahan kota dan
menimbulkan bau yang kurang enak (Nizar, 2004).
Jenis sampah yang dihasilkan biasanya sisa makanan dan bahan sisa
proses pengolahan makanan atau sampah basah (garbage), sampah kering
(rubbish), abu, atau sampah sisa tumbuhan. Tempat umum dan tempat
perdagangan pun ikut menyumbang beberapa jenis sampah. Jenis sampah yang
dihasilkan tempat semacam itu dapat berupa sisa-sisa makanan, sampah kering,
abu, sisa-sisa bahan bangunan, sampah khusus dan terkadang sampah berbahaya
(Chandra, 2007).
Pengaruh sampah
pembuangan sampah

terhadap kesehatan

bergantung

pula pada tempat

akhir (TPA) maupun tempat pembuangan sampah

sementara(TPS) jika tidak dikelola dengan baik, dapat menimbulkan berbagai


masalah yaitu pencemaraan udara, air dan tanah serta sebagai tempat sarang
tikus dan serangga seperti nyamuk, lalat, kecoa dan lain-lain (Suharjo, 2002).
Pertambahan penduduk dan arus urbanisasi yang pesat telah
menyebabkan timbulan sampah pada perkotaan semakin tinggi (Vieta Amelia et
al, 2013).
Berdasarkan latar belakang ini penulis tertarik untuk mengangkat tulisan
bertema sampah dan pengaruhnya terhadap lingkungan serta dampaknya bagi
masyarakat khususnya masyarakat didaerah pengolahan sampah.

1.2 Rumusan Masalah


Dalam pembuatan makalah Penegetahuan Lingkungan ini, ada beberapa
rumusan masalah yaitu:
1. bagaimana pengertian sampah?
2. bagaimana pengaruh pengelolaan sampah?
3. bagaimana cara mengelola sampah?
4. bagaimana cara mengelola sampah yang paling efektif?

5.

bagaimana hubungan pengelolaan sampah yang baik dengan kesehatan


masyarakat?

1.2 Tujuan Penulisan Makalah


Penulisan makalah ini bertujuan untuk:
1.
2.
3.
4.
5.

mengetahui pengertian sampah.


mengetahui pengaruh pengelolaan sampah.
mengetahui cara mengelola sampah.
mengetahui cara mengelola sampah yang paling efektif.
mengetahui hubungan pengelolaan sampah yang baik dengan kesehatan
masyarakat.

1.3 Manfaat Penulisan Makalah


Penulisan makalah ini bermanfaat untuk:
1. Dapat mengetahui pengertian sampah.
2. dapat mengetahui pengaruh pengelolaan sampah.
3. dapat mengetahui mengetahui cara mengelola sampah.
4. dapat mengetahui mengetahui cara mengelola sampah yang paling efektif.
5. dapat mengetahui mengetahui hubungan pengelolaan sampah yang baik
dengan kesehatan masyarakat.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sampah
Sebagai makhluk hidup, kita pasti menghasilkan sisa yang kita kenal
sebagai sampah . Menurut Kamus Istilah Lingkungan Sampah adalah bahan yang
tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam
pembuatnan atau pemakaian barang rusak atau bercacat dalam pembikinan
manufaktur atau materi berkelebihan atau ditolak atau buangan.
Menurut Azwar (2010), jenis Sampah Berdasarkan asalnya dapat digolongkan
sebagai:
1.

Sampah Organik

Sampah Organik terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang
diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau yang
lain. Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses alami. Sampah rumah
tangga sebagian besar merupakan bahan organik. Termasuk sampah organik,
misalnya sampah dari dapur, sisa tepung, sayuran, kulit buah, dan daun.
2.

Sampah Anorganik

Sampah Anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti mineral dan
minyak bumi, atau dari proses industri. Beberapa dari bahan ini tidak terdapat di
alam seperti plastik dan aluminium. Sebagian zat anorganik secara keseluruhan
tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang sebagian lainnya hanya dapat diuraikan
dalam waktu yang sangat lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga,
misalnya berupa botol, botol plastik, tas plastik, dan kaleng.
2.2 Pengaruh Pengelolaan Sampah
Sampah (refuse) adalah sebagian dari sesuatu yang tidak dipakai, tidak
disenangi atau sesuatu yang harus dibuang, yang umumnya berasal dari kegiatan
yang dilakukan oleh manusia (termasuk kegiatan industri), tetapi bukan biologis
(karena human waste tidak termasuk didalamnya) dan umumnya bersifat padat
4

(Azwar, 1990). Sumber sampah bisa bermacam macam, diantaranya adalah : dari
rumah tangga, pasar, warung, kantor, bangunan umum, industri, dan jalan
(Sulistyorini,

2005).

Meningkatnya

jumlah

penduduk

menjadi

faktor

meningkatnya jumlah sampah (Johan, 2010).


3

Materi sampah dibedakan menjadi sampah organik dan anorganik. Sampah


organik adalah sampah yang mudah diurai oleh organisme. Sedangkan
sampahanorganik adalah sampah yang sulit diurai sehingga bertahan dalam
wujudnya dan zatnya, misalnya plastik, karet, pestisida, pupuk, dan lain-lain.
Limbah organiktersebut misalnya sisa makanan, daun-daunan, limbah kayu,
limbah produksi tahu dan tempe, dan sejenisnya (Sudiran, 2005).
Kehadiran sampah kota merupakan salah satu persoalan yang dihadapi
oleh masyarakat dan pengelola kota, terutama dalam hal penyediaan sarana dan
prasarananya. Keberadaan sampah tidak diinginkan bila dihubungkan dengan
faktor kebersihan, kesehatan, kenyamanan dan keindahan (estetika). Tumpukan

onggokan sampah yang mengganggu kesehatan dan keindahan lingkungan


merupakan jenis pencemaran yang dapat digolongkan dalam degradasi lingkungan
yang bersifat sosial (Bintarto, 1997).
Ada dua pengaruh sampah terhadap kesehatan yaitu pengaruh positif dan
pengaruh negatif.
a. Pengaruh positif
1. Sampah dapat dimanfaatkan untuk menimbun lahan semacam
rawa-rawa dan dataran rendah.
2. Sampah daapat dimanfaatkan untuk pupuk
3. Sampah dapat diberikan untuk makanan ternak setelah menjalani
proses pengelolaan yang telah ditentukan lebih dahulu untuk
mencegah pengaruh buruk sampah tersebut terhadap ternak.
4. Pengelolaan sampah menyebabkan berkuranngnya tempat untuk
berkembang biak serangga atau binatang pengerat.
5. Menurunkan insidensi kasus penyakit menular

yang

erat

hubungannya dengan sampah


5
6. Keadaan estetika lingkungan yang bersih menimbulkan kegairahan
hidup masyarakat.
7. Keadaan lingkungan yang baik akan menghemat pengeluaran dana
kesehatan suatu Negara sehingga dana tersebut dapat digunakan
untuk keperluan lain (Chandra, 2007).
b. Pengaruh negatif
1. Polusi udara berupa bau yang sangat menyengat akibat proses
pembusukan bahan organic. Polusi bau terjadi mulai dari sumber
sampah, kemudian di sepanjang jalan dari sumber sampah ke TPA
dan lokasi TPA itu sendiri.
2. Polusi udara berupa asap. Hal ini disebabkan oleh kegiatan
pembakaran sampah. Dampaknya juga berakibat ke pencemaran
bau, pandangan terhalang, serta partikulat karbon melayang di
udara yang akan membahayakan kesehatan paru-paru.
3. Polusi air berupa keluarnya air leachate akibat air hujan mencuci
sampah yang sudah busuk serta segala kotoran yang terjerap di
dalamnya. Air tersebut ada yang mengalir di permukaan tanah yang
dampaknya mengotori jalan dan kampung sehingga menimbulkan
bau dan penyakit.
4. Polusi terhadap tanah yang menyebabkan tanah bekas TPA akan
dijenuhi garam-garam mineral sehingga tingkat sanitasnya sangat

tinggi. Membutuhkan waktu yang lama untuk memulihkannya


kembali untuk tujuan lahan pertanian.
5. Ditinjau dari aspek social ekonomi, seluruh areal hmparan TPA
dalam radius 2km, termasuk jalan menuju TPA dikategorikan
sebagai daerah polusi. Dampaknya adalah harga jual tanah di
daerah tersebut menjadi turun (Sudrajat, 2002).
2.3 Cara Mengelola Sampah
Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan,
pendaur-ulangan, atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya
mengacu pada material sampah yg dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya
dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan 6atau
keindahan. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya
alam . Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat, cair, gas, atau radioaktif
dengan metoda dan keahlian khusus untuk masing masing jenis zat (Widyatmoko,
2002).
Praktek pengelolaan sampah berbeda beda satu Negara ke Negara yang
lain (sesuai budaya yang berkembang) , dan hal ini berbeda juga antara daerah
perkotaan dengan daerah pedesaan , serta rberbeda juga antara daerah perumahan
dengan daerah industri. Pengelolaan sampah yg tidak berbahaya dari pemukiman
dan institusi di area metropolitan biasanya menjadi tanggung jawab pemerintah
daerah, sedangkan untuk sampah dari area komersial dan industri biasanya
ditangani oleh perusahaan pengolah sampah (Widyatmoko, 2002).
Pengelolaan sampah memiliki tujuan untuk mengubah sampah menjadi
material yang memiliki nilai ekonomis dan juga untuk mengolah sampah agar
menjadi material yang tidak membahayakan bagi lingkungan hidup. Metode
pengelolaan sampah berbeda beda tergantung banyak hal, diantaranya tipe zat
sampah, tanah yang digunakan untuk mengolah, dan ketersediaan area
(Widyatmoko, 2002).
Menurut Harry et al (1994), upaya-upaya dalam pengelolaan sampah,
dapat dilakukan dengan menerapkan beberapa metode atau cara sebagai berikut :
2.3.1 Melakukan Metode Pembuangan dan Penimbunan
Pembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk menguburnya
untuk membuang sampah, metode ini adalah metode paling populer di dunia.
Penimbunan ini biasanya dilakukan di tanah yg tidak terpakai, lubang bekas

pertambangan, atau lubang lubang dalam. Sebuah lahan penimbunan darat yang
dirancang dan dikelola dengan baik akan menjadi tempat penimbunan sampah
yang hiegenis dan murah. Sedangkan penimbunan darat yg tidak dirancang dan
tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan berbagai masalah lingkungan ,
diantaranya angin berbau sampah , menarik berkumpulnya Hama , dan adanya
genangan air sampah. Efek samping lain dari sampah adalah gas methan dan
karbon dioksida yang juga sangat berbahaya.Karakteristik desain dari penimbunan
darat yang modern diantaranya adalah metode pengumpulan air sampah
7

menggunakan bahan tanah liat atau pelapis plastik. Sampah biasanya dipadatkan
untuk menambah kepadatan dan kestabilannya , dan ditutup untuk tidak menarik
hama (biasanya tikus). Banyak penimbunan sampah mempunyai sistem
pengekstrasi gas yang dipasang untuk mengambil gas yang terjadi. Gas yang
terkumpul akan dialirkan keluar dari tempat penimbunan dan dibakar di menara
pembakar atau dibakar di mesin berbahan bakar gas untuk membangkitkan listrik.
2.3.2 Melakukan Metode Daur-ulang
Proses pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari sampah untuk
digunakan kembali disebut sebagai Daur ulang. Ada beberapa cara daur ulang
yaitu pengampilan bahan sampah untuk diproses lagi atau mengambil kalori dari
bahan yang bisa dibakar untuk membangkitkan listrik.
A.

Menurut Suhadi (2005) ada beberapa metode baru dari Daur-Ulang yaitu :
Pengolahan kembali secara fisik
Metode ini adalah aktivitas
paling populer dari daur ulang, yaitu

mengumpulkan dan menggunakan kembali sampah yang telah dibuang contohnya


kaleng minum alumunium, kaleg baja makanan / minuman, botol bekas, kertas
karton, koran, majalah dan kardus . Pengumpulan biasanya dilakukan dari sampah
yang sudah dipisahkan dari awal (kotak sampah / kendaraan sampah khusus), atau
dari sampah yang sudah tercampur. Jenis sampah plastik lain yang dapat
digunakan seperti (PVC, LDPE, PP, dan PS) juga bisa di daur ulang.Daur ulang
dari produk yang komplek seperti komputer atau mobil lebih susah, karena bagian
bagiannya harus diurai dan dikelompokan menurut jenis bahannya.
B.

Pengolahan kembali secara biologis


Material sampah (organik), seperti zat makanan, sisa makanan / kertas, bisa

diolah dengan menggunakan proses biologis untuk kompos atau dikenal dengan

istilah pengkomposan. Hasilnya adalah kompos yang bisa digunakan sebagai


pupuk dan gas yang bisa digunakan untuk membangkitkan listrik.
Metode ini menggunakan sistem dasar pendegradasian bahan-bahan organik
secara terkontrol menjadi pupuk dengan memanfaatkan aktivitas mikroorganisme.
Aktivitas

mikroorganisme

bisa

dioptimalisasi

pertumbuhannya

dengan

8
pengkondisian sampah dalam keadaan basah (nitrogen), suhu dan kelembaban

udara (tidak terlalu basah dan atau kering), dan aerasi yang baik (kandungan
oksigen). Secara umum, metode ini bagus karena menghasilkan pupuk organik
yang ekologis (pembenah lahan) dan tidak merusak lingkungan. Serta sangat
memungknkan melibatkan langsung masyarakat sebagai pengelola (basis
komunal) dengan pola manajemen sentralisasi desentralisasi (se-Desentralisasi)
atau metode Inti (Pemerintah/Swasta)-Plasma (kelompok usaha di masyarakat).
Hal ini pula akan berdampak pasti terhadap penanggulangan pengangguran.
Metode ini yang perlu mendapat perhatian serius/penuh oleh pemerintah daerah
(kab/kota)
Proses pembuatan kompos adalah dengan menggunakan aktivator EM-4,
yaitu proses pengkomposan dengan menggunakan bahan tambahan berupa
mikroorganisme dalam media cair yang berfungsi untuk mempercepat
pengkomposan dan memperkaya mikroba. Bahan-bahan yang digunakan adalah :
Bahan Baku Utama berupa sampah organik, Kotoran Ternak, EM4, Molase dan
Air. Sedangkan peralatan yang digunakan adalah : Sekop, Cakar, Gembor,
Keranjang, Termometer, Alat pencacah, Mesin giling kompos dan Ayakan.
Contoh dari pengolahan sampah menggunakan teknik pengkomposan adalah
Green Bin Program (program tong hijau) di toronto, kanada dimana sampah
organik rumah tangga seperti sampah dapur dn potongan tanaman dikumpulkan di
kantong khusus untuk di komposkan.
C.

Pemulihan energi
Kandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa diambil langsung

dengan cara menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak langsung dengan cara
mengolahnya menjadi bahan bakar tipe lain. Daur-ulang melalui cara perlakuan
panas bervariasi mulai dari menggunakannya sebagai bahan bakar memasak atau
memanaskan sampai menggunakannya untuk memanaskan borlaer untuk
menghasilkan uap dan listrik dari turbin-generator. Pirolisa dan Gusifikasi adalah

dua bentuk perlakuan panas yang berhubungan, dimana sampah dipanaskan pada
suhu tinggi dengan keadaan miskin oksigen. Proses ini biasanya dilakukan di
wadah tertutup pada tekanan tinggi. Pirolisa dari sampah padat mengubah sampah
9

menjadi produk berzat padat, gas dan cair. Produk cair dan gas bisa dibakar untuk
menghasilkan energi atau dimurnikan menjadi produk lain. Padatan sisa
selanjutnya bisa dimurnikan menjadi produk seperti karbon aktif. Gasifikasi
busure plasma yang canggih digunakan untuk mengonversi material organik
langsung menjadi gas sintetis (campuran antara karbon monoksida dan hidrogen).
Gas kemudian dibakar untuk menghasilkan listrik dan uap.
2.3.3

Melakukan Metode Penghindaran dan Pengurangan


Sebuah metode yang penting pengelolaan sampah adalah pencegahan zat

sampah bentuk, atau dikenal juga dengan Penguangan sampah metode


pencegahan termasuk penggunaan kembali barang bekas pakai, memperbaiki
barang yang rusak, mendesain produk supaya bisa diisi ulang atau bisa digunakan
kembali, mengajak konsumen untuk menghindari penggunaan barang sekali
pakai, mendesain produk yang menggunakan bahan yang lebih sedikit untuk
fungsi yang sama (Suhadi, 1995).
2.3.4 Pemilahan Sampah dan Pengelolaan Sampah Terpadu
Pemilahan sampah sebaiknya dilakukan sejak dari sumbernya, termasuk
sampah rumah tangga. Di bawah ini adalah contoh bagan pemilahan sampah
rumah tangga.

Dalam rencana pengelolaan sampah perlu adanya metode

pengolahan sampah yang lebih baik, peningkatan peran serta dari lembagalembaga yang terkait dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan
sampah, meningkatkan pemberdayaan masyarakat, peningkatan aspek ekonomi
yang mencakup upaya meningkatkan retribusi sampah dan mengurangi beban
pendanaan pemerintah serta peningkatan aspek legal dalam pengelolaan sampah.
Teknologi yang digunakan untuk memecahkan permasalahan sampah ini
merupakan kombinasi tepat guna yang meliputi teknologi pengomposan,
teknologi penanganan plastik, teknologi pembuatan kertas daur ulang. Teknologi
Pengolahan Sampah Terpadu menuju Zero Waste harus merupakan teknologi
yang ramah lingkungan (Suhadi, 1995).
Produksi bersih (Zero waste) merupakan salah satu pendekatan untuk
merancang ulang industri yang bertujuan untuk mencari cara-cara pengurangan

10

produk-produk samping yang berbahaya, mengurangi polusi secara keseluruhan,


dan menciptakan produk-produk dan limbah-limbahnya yang aman dalam
kerangka siklus ekologi. Prinsip ini juga dapat diterapkan pada berbagai aktivitas
termasuk juga kegiatan skala rumah tangga (Suhadi, 1995).
2.4

Cara Pengolahan Sampah Paling Efektif


Cara pengolahan sampah paling efektif yakni Produksi bersih (Zero waste)

merupakan salah satu pendekatan untuk merancang ulang industri yang bertujuan
untuk mencari cara-cara pengurangan produk-produk samping yang berbahaya,
mengurangi polusi secara keseluruhan, dan menciptakan produk-produk dan
limbah-limbahnya yang aman dalam kerangka siklus ekologi. Prinsip ini juga
dapat diterapkan pada berbagai aktivitas termasuk juga kegiatan skala rumah
tangga (Suhadi, 1995). Cara pemilihan sampah secara efektif dapat ditunjukkan
melalui ganbar 1 di bawah ini.

Gambar 2.1 pemilihan sampah secra efektif


Pengertian Zero Waste (produksi bersih) adalah bahwa mulai dari produksi
sampai berakhirnya suatu proses produksi dapat dihindari terjadi produksi
sampah atau diminimalisir terjadinya sampah. Konsep Zero Waste ini salah
satunya dengan menerapkan prinsip 3 R (Reduce, Reuse, Recycle), 4-R atau 5-R.
Penanganan sampah 3-R adalah konsep penanganan sampah dengan cara reduce
(mengurangi), reuse (menggunakan kembali), recycle (mendaur-ulang sampah),

11

sedangkan 4-R ditambah replace (mengganti) mulai dari sumbernya. Prinsip 5-R
selain 4 prinsip tersebut di atas ditambah lagi dengan replant (menanam kembali)
(Suhadi, 1995).
Pemikiran konsep zero waste adalah pendekatan serta penerapan sistem
dan teknologi pengolahan sampah perkotaan skala kawasan secara terpadu dengan
sasaran untuk melakukan penanganan sampah perkotaan skala kawasan sehingga
dapat mengurangi volume sampah sesedikit mungkin, serta terciptanya industri
kecil daur ulang yang dikelola oleh masyarakat atau pemerintah daerah setempat
(Suhadi, 1995).

2.5 Hubungan Pengelolaan Sampah dengan Kesehatan


Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan sampah
yang tidak terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme
dan menarik bagi berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat
menjangkitkan penyakit. Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah
sebagai berikut:
a.

Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang
berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air
minum. Penyakit demam berdarah (haemorhagic fever) dapat juga
meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang

b.

memadai.
Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).

c.

Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu


contohnya adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita
(taenia). Cacing ini sebelumnya masuk ke dalam pencernaaan binatang

ternak melalui makanannya yang berupa sisa makanan/sampah.


d. Sampah beracun:
Telah dilaporkan bahwa di Jepang kira-kira 40.000 orang meninggal akibat
mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi oleh raksa (Hg). Raksa ini berasal
dari sampah yang dibuang ke laut oleh pabrik yang memproduksi baterai dan
akumulator (Sudrajat, 2002).
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam pengelolaan sampah, kita wajib mengetahui pengaruh
pengelolaan sampah terhadap lingkungan kita. Pengaruh pengelolaan

sampah ada yang memiliki dampak positif dan dampak negatif.


Teknik pengelolaan sampah banyak sekali macamnya, diantara lain ada

yang teknik secara biologis maupun yang lain.


Teknik yang kami rasa lebih efisien adalah dengan proses pemilahan
sampah yakni Produksi Bersih (Zero Waste). Teknik ini bertujuan
untuk mengurangi bahan-bahan yang berpotensi menjadi sampah-

sampah berbahaya bagi manusia.


Hubungan pengelolaan sampah dengan kesehatan yaitu apabila
pengelolaan sampah tidak maksimal maka akan mempunyai banyak
permasalan yaitu masalah kesehatan seperti penyakit diare, kolera,
tifus, lalu penyakit jamur yang menyerang kulit, cacingan, dan sampah
beracun.

12

DAFTAR RUJUKAN
Azwar, Asrul.1990. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Mutiara
Sumber Widya.
Apriadji dan Wied Harry.1994. Memproses sampah. Jakarta: Penebar Swadaya.
Bintarto, R. 1997. Geografi Kota. Yogyakarta: Spring.
Chandra, Dr. Budiman. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Moerdjoko S, Widyatmoko. 2002. Menghindari, Mengolah dan Menyingkirkan
Sampah. Jakarta: PT. Dinastindo Adiperkasa Internasional.
Nizar, Chairil. 2004. Pengertian Sampah. (Online) Pengertian Sampah

Ilmu

Sipil.Com.Htm diakses tanggal 26 Agustus 2014.


Suhadi. 1995. Wiraswasta Sampah. Surabaya: Bina Ilmu.
Suhardjo.2002. Kondisi Pengelolaan Sampah dan Pengaruh Terhadap Kesehatan
Masyarakat di DKI Jakarta. (Online) http: // ejournal. litbang. depkes. go.
id/index.php/MPK/article/view/1061 diakses tanggal 25 Agustus 2014.
Sudrajat, Illyas.2002.Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Depkes RI.
Sulistyorini, Lilis. 2005. Pengelolaan Sampah dengan Cara Menjadikannya
Kompos.(online)
http://journal.lib.unair.ac.id/index.php/JKL/article/view/696/695

diakses
14

tanggal 26 Agustus 2014.


Vieta, Amelia Rohmatin et al. 2013. Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap
dengan Pengelolaan Sampah
13 Rumah Tangga di Lingkungan di Kelurahan
Sumompo Kecamatan Tuminting Kota Manado.
fkm.unsrat.

(online) http: //

ac.id/wp-content/uploads/2013/08/Jurnal-Vieta-ohmatin-

091511019-Kesling.pdf diakses pada tanggal 26 Agustus 2014.


Johan, Ahmad. 2010. Pengaruh Kondisi Sosial dan Pengetahuan Lingkungan Ibuibu Rumah Tangga terhadap Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di

Kecamatan Nganjuk, Kabupaten Nganjuk (online) http: // jurnalonline


.um. ac. id/data/artikel/artikel D96B8BA5EF8F1709F5E51A92432C759F.
pdf diakses pada tanggal 26 Agustus 2014.
Sudiran.2005. Instrumen Sosial Masyarakat Karangmumus Kota Samarinda
Dalam Penanganan Sampah Domestik. MAKARA, SOSIAL HUMANIORA,
VOL. 9, NO. 1, JUNI 2005: 16-26

Anda mungkin juga menyukai