Anda di halaman 1dari 27

INTELLECTUAL CAPITAL AND ORGANIZATIONAL LEARNING CAPABILITY

By: S. Khayat Moghadam, M. R. Zabihi, M. Kargaran, A. Hakimzadeh

Pendahuluan
Dilihat dari segi ilmu ekonomi, intellectual capital banyak digunakan dalam rangka
menciptakan dan meningkatkan nilai perusahaan dan keberhasilan suatu organisasi tergantung
pada kemampuannya untuk mengelola sumber daya yang ada dalam perusahaan tersebut.
Perusahaan telah menemukan bahwa keuntungan kompetitif yang berkelanjutan itu dapat
diperoleh dengan cara adanya intellectual asset management. Peningkatan organizational learning
merupakan orientasi strategic yang tepat demi kelangsungan hidup yang semakin kompetitif.
Perumusan masalah:
Peneliti meneliti mengenai hubungan antara intellectual capital yang terdiri dari human
capital, structural capital dan relational capital dengan organizational learning capability
(kemampuan pembelajaran entity).
Manfaat Penelitian:
Hasil penelitian ini dapat membantu para manajer dan berkontribusi untuk studi yang relevan
dan penelitian di masa depan.
Literature Review
1. Intellectual Capital
Intellectual capital adalah istilah yang pertama kali diperkenalkan oleh ekonom John
Kenneth Galbraith dan mengacu pada perbedaan antara nilai pasar organisasi dan nilai buku.
Beberapa peneliti juga berpendapat bahwa mengakumulasikan intellectual capital bermanfaat
untuk menciptakan keuntungan kompetitif atau nilai bisnis. Selanjutnya, Bontis (2000) yang
mendeskripsikan mengenai human capital, structural capital dan relational capital sebagai tiga
dimensi dasar intellectual capital. Definisi intellectual capital yang paling terkenal yaitu nilai
ekonomi dari kombinasi tiga kategori aset tak berwujud:

a. "Human capital" mengacu pada kemampuan, kompetensi, dan pengetahuan sumber


daya manusia;
b. "Structural capital" didefinisikan sebagai pengetahuan organisasi, terutama yang
terkandung dalam proses bisnis, prosedur, dan sistem;
c. "Relational capital" memperhitungkan pengetahuan tertanam dalam jaringan bisnis,
yang mencakup koneksi di luar organisasi seperti loyalitas pelanggan, goodwill, dan
hubungan pemasok.

2. Organizational Learning Capability


OLC didefinisikan sebagai karakteristik organisasi dan manajerial atau faktor-faktor yang
memfasilitasi proses pembelajaran organisasi atau memungkinkan organisasi untuk belajar.
Organizational learning capability adalah kunci keberhasilan organisasi. Berdasarkan penelitian
yang pernah dilakukan oleh Chiva (2007) menyimpulkan bahwa lima faktor penting
memfasilitasi pembelajaran organisasi yaitu eksperimen, pengambilan risiko, interaksi dengan
lingkungan eksternal, dialog dan pengambilan keputusan partisipatif.
Framework dan Hypothesis
Analisis dalam penelitian ini adalah pada tingkat perusahaan, dan penelitian ini dilakukan
di dalam organisasi pemerintah. Fig.1 menunjukkan kerangka konseptual, menunjukkan tiga
dimensi intellectual capital mempengaruhi satu sama lain dan mempengaruhi organizational
learning capability.
Human Capital
2a
1a
2b
1b

Structure
Capital
2c
1c
Relational
Capital

ORGANIZATION
LEARNING
CAPABILITY

1.

Intellectual Capital
Human capital telah dikenal sebagai sumber daya yang tidak dapat digantikan oleh

peralatan dan mesin dalam sebuah organisasi. Bassi (1997) mencatat bahwa intellectual capital
adalah pengetahuan yang berharga dari sebuah organisasi. Wiig (1997) mencatat bahwa
intellectual capital terdiri dari semua aset yang diciptakan oleh kegiatan intelektual, termasuk
akuisisi pengetahuan, inovasi, dan kreasi. Penelitian yang dilakukan oleh Bontis (2000) et al.
telah menunjukkan Human capital secara signifikan mempengaruhi customer capital di seluruh
industri. Human capital secara signifikan mempengaruhi structural capital dalam industri nonjasa, sedangkan customer capital mempengaruhi structural capital dalam industri jasa dan nonjasa.
Penelitian ini memiliki hipotesis sebagai berikut:
Hipotesis 1 Human capital, structural capital, dan relational capital saling mempengaruhi secara
timbal balik.
Penelitian Bontis et al., (2000) menunjukkan bahwa Human capital secara signifikan
mempengaruhi modal pelanggan di semua industri. Human capital secara signifikan
mempengaruhi structural capital dalam industri non-jasa, sedangkan modal pelanggan
mempengaruhi structural capital dalam industry jasa dan non jasa. Jadi, kami menawarkan subhipotesis berikut:
Sub-Hipotesis 1a. Human capital berpengaruh positif terhadap structural capital.
Sub-Hipotesis 1b. Human capital berpengaruh positif terhadap relational capital.
Sub-Hipotesis 1c. Relational capital berpengaruh positif terhadap structural capital.
2.

Intellectual Capital dan Organizational learning capability

Intellectual capital adalah pengetahuan yang berharga dari sebuah organisasi. Modal intelektual
juga mempengaruhi dan memajukan manajemen pengetahuan dan meningkatkan Organizational
learning capability. Jadi, kami menawarkan hipotesis berikut:
Hipotesis 2 Intellectual Capital berpengaruh positif terhadap Organizational Learning Capability

Penelitian Pfeffer (1994) menyimpulkan bahwa di mana sebuah perusahaan mempertahankan


dan melatih sumber daya manusia terbaik adalah strategi bersaing yang paling penting dalam
konteks ekonomi pengetahuan. Kualitas karyawan yang lebih baik, yang lebih banyak
pengetahuan dihasilkan untuk meningkatkan Organizational learning capability. Jadi, kami
menawarkan sub-hipotesis berikut:
Sub-Hipotesis 2a. Human Capital berpengaruh positif terhadap Organizational Learning
Capability.
Sub-Hipotesis 2b. Structure Capital berpengaruh positif terhadap Organizational Learning
Capability.
Sub-Hipotesis 2c. Relational Capital berpengaruh positif terhadap Organizational Learning
Capability.
MOTODOLOGI
Data dikumpulkan dari perusahaan Khorasan Razavi Regional Water Authority dan data

validitas kuesioner, diuji dengan alpha Cronbach dan hasil yang dihasilkan oleh struktur model
persamaan metode (UKM).
HASIL ANALISIS
Model Pengukuran:
Tabel 1 daftar statistik deskriptif termasuk means, standar deviasi, korelasi dan nilai Cronbach.
Tabel jelas menunjukkan bahwa kinerja pengembangan produk baru memiliki korelasi positif
dan signifikan dengan human capital, structural capital, relational capital dan Organizational
learning capability. Goodness of-fit indeks yang ditunjukkan pada table.2 (x / ) lebih kecil
dari 2, RMSEA than0.10 kecil; GFI yang lebih rendah dari 0,9 menunjukkan bahwa nilai fit dari
model yang memuaskan. The (x / ) dalam penelitian ini memenuhi kriteria standar, karena x /
yang lebih rendah dari 2. Reveals cocok sesuai dengan aturan-of-thumb kriteria informal.
Dalam Gbr.2, memperkirakan koefisien hubungan antara variabel intellectual capital dan
Organizational learning capability. Di Gbr.3, T-Nilai koefisien hubungan antara variabel

intellectual capital dan Organizational learning capability. Gbr.4, menunjukkan hasil empiris
yang dipelajari dalam masyarakat statistik.
Model Struktural
Langkah kedua dari SEM menganalisis model struktural sekarang dilakukan, menyusul
langkah pertama pengujian model pengukuran. Table.3 menyajikan hasil tes untuk jalur model
yang diusulkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua jalur signifikan.
Hasil pengujian di Table.3 dan Gbr.2 menunjukkan nilai t signifikan diamati, relational
capital memiliki hubungan tidak signifikan dengan Organizational learning capability, tetapi
dimensi lainnya memiliki hubungan yang signifikan dengan Organizational learning capability.
Hasil ini menunjukkan human capital dihubungkan dengan relational capital dan structural
capital dan relational capital berhubungan dengan structural capital. Dua jenis intellectual capital
(human capital, structural Capital) dihubungkan dengan Organizational learning capability, tetapi
relational capital tidak menghubungkan dengan OLC.
Hypothesis

Koefisien Standar

Nilai T

Result

H1a: human capital and relational capital

0.26

3.02

Supported

H1b: human capital and structural capital

0.50

5.37

Supported

H1c: relational capital and structural capital

0.48

5.23

Supported

H2a: Human capital and OLC

0.29

3.41

Supported

H2b: structural capital and OLC

0.27

2.91

Supported

H2c: relational capital and OLC

-0.15

-1.74

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN JURNAL


Kelebihan jurnal:
-

Dalam metodologinya, peneliti menjelaskan langkah-langkah yang akan dilakukannya


dalam mengumpulkan data (seperti: langkah-langkah sebelum menyebarkan kuesioner),
dan juga hipotesis yang disertai dengan sub hipotesis telah terstrukutur dengan baik.

Kelemahan jurnal:
-

Dalam Literature review, grand teorinya sangat sedikit sekali sehingga tidak dapat
menjelaskan dan mendukung permasalahan yang ada.

Variabelnya bisa diketahui langsung dari hipotesis. Seharusnya operasional variabel yang
digunakan peneliti itu disebutkan dalam metodologi penelitian.

Dalam hasil analisis, peneliti tidak menjelaskan secara detail dengan teori yang
mendasarinya

IMPACT OF INTELLECTUAL CAPITAL ON MARKET VALUE AND FIRMS


FINANCIAL PERFORMANCE: EVIDENCES FROM TEHRAN STOCK EXCHANGE
By Abbasali Pouraghajan et. al

PENDAHULUAN
Laporan keuangan yang disediakan oleh Prinsip Akuntansi Berlaku Umum hampir
menunjukkan ukuran sebenarnya dari perusahaan dan kinerja perusahaan yang dapat menemukan
perbedaan antara nilai pasar dan nilai buku perusahaan. Selisih antara nilai pasar dan nilai buku
perusahaan menunjukkan ketidakmampuan metode akuntansi tradisional dalam mengukur
intellectual capital. Topik ini telah menyebabkan melakukan banyak penelitian di bidang
intellectual capital sehingga dapat diidentifikasi hubungan antara harga saham di pasar saham
dan nilai buku perusahaan dalam laporan keuangan. Intellectual capital memiliki peran penting
dalam membuat strategi untuk menciptakan nilai perusahaan. Oleh karena itu, pengelolaan
Intellectual capital mempertimbangkan faktor-faktor penting dan efektif dalam tindakan
Organisasi.
Spesifik question:
1. Apakah ada hubungan yang signifikan antara intellectual capital dan nilai pasar dan
kinerja perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Tehran?
2. Jika hasil no 1 positif, berapa jumlah korelasinya?
Penelitian ini ingin melakukan tes korelasi antara Intellectual capital sebagai variabel
independen, dan nilai pasar dan kinerja keuangan perusahaan sebagai variabel dependen.
LITERATURE REVIEW
Istilah Intellectual capital diusulkan pertama oleh Galbraith pada tahun 1969 Banyak definisi
telah diusulkan tentang Intellectual capital:
-

Edwinson dan Malone pada tahun 1997 didefinisikan Intellectual capital sebagai
pengetahuan yang dapat mengubah nilai (kutipan dari Maditinos, 2011).

Stewart (1997) mendefinisikan Intellectual capital sebagai modal baru organisasi yang
Intellectual capital seperti pengetahuan, informasi dan pengalaman adalah sebagai alat untuk
menciptakan modal ini.

Fincham dan Roslender (2003) disebut Intellectual capital sebagai aset tersembunyi
perusahaan yang pengakuan dan pengukuran untuk mewakili dalam laporan keuangan sulit.

Kamal et al. (2011) mendefinisikan Intellectual capital sebagai nilai tambah bersih untuk
perusahaan aset.

Thomas Stuart (1991) tidak menganggap Intellectual capital sebagai jumlah dari semua nilainilai organisasi yang menciptakan Keuntungan kompetitif di pasar untuk organisasi.

Para ilmuwan dan ahli teori dari Intellectual capital percaya bahwa Intellectual capital terdiri dari
tiga bagian: (1) capital employed, (2) human capital, (3) structural capital.
1. Capital Employed
Konsep capital employed adalah pengetahuan bahwa organisasi menggunakannya dalam
pemasaran dan hubungan dengan pelanggan di bisnis (Bontis et al., 2000).
2. Human Capital
Bontis et al. (2002) menggambarkan human capital sebagai kemampuan organisasi untuk
mencari solusi dan metode terbaik dari pengetahuan dan pengalaman dari pemimpinnya.
Human capital adalah awal dari tahap pengembangan, sumber wawasan dan sumber
inovasi (Stuart, 1997).
3. Structure Capital
Modal ini adalah untuk organisasi dan akan tetap dalam organisasi dengan meninggalkan
pemimpin dari itu (Muhammad dan Esmaiel, 2009).
Sebuah organisasi yang memiliki structural capital yang kuat memiliki budaya yang
mendukung bagi pemimpin yang membolehkan pengalaman baru, pengalaman belajar
dan gagal untuk mereka (Bontis, 1998).
Penelitian Terdahulu
Rahman et al. (2012) meneliti hubungan antara intellectual capital dan kinerja keuangan di sektor
perbankan dari Pakistan pada tahun 2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan

positif dan signifikan antara value added intellectual capital dan komponennya (capital
employed, human capital dan structural capital) dengan ROA dan ROE.
Muhammad dan Ismail (2009) menyelidiki efisiensi intellectual capital dan kinerja perusahaan,
penelitian dilakukan pada 18 perusahaan di Malaysia pada 2007. Penelitian ini menunjukkan
bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara human capital dan structural capital dengan
ROA tetapi capital employed memiliki hubungan positif dan signifikan dengan Rasio ROA.
Gruian (2011) mempelajari dampak intellectual capital terhadap kinerja keuangan perusahaan 41
yang terdaftar di bursa efek Bucharest. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan
positif dan signifikan antara intellectual capital dan komponennya dengan rasio ROE.
Basuki (2012) mempelajari dampak intellectual capital terhadap profitabilitas keuangan
perusahaan. Sampel statistik mereka terdiri dari 22 perusahaan di industri perbankan dan 10
perusahaan di industri asuransi di Indonesia selama tahun 2005 - 2007.
Clarke dkk. (2011) meneliti hubungan antara intellectual capital dengan kinerja 2161 perusahaan
yang terdaftar di Bursa Efek Australia pertukaran saham selama tahun 2004 - 2008, hasil
penelitiannya adalah ada hubungan positif dan signifikan antara intellectual capital dan
komponennya dengan rasio ROA dan ROE.
Kehelwalatenna dan Gunaratne (2012) meneliti hubungan antara intellectual capital dengan rasio
nilai pasar terhadap nilai buku dan kinerja keuangan dalam bagian produksi dan jasa dari
perusahaan yang terdaftar di bursa efek Kolombo (Sri Lanka) selama tahun 2002 - 2006,
penelitian menunjukkan bahwa sebagian perusahaan jasa di Sri Langka memiliki hubungan
positif dan signifikan antara intellectual capital dengan rasio ROE dan juga komponen
intellectual capital dengan M / B (rasio nilai pasar terhadap nilai buku ekuitas). Pada bagian
produksi, ada hubungan yang positif dan signifikan antara intellectual capital dengan rasio ROE
dan antara human capital dengan rasio M/B sementara bridging dan structural capital memiliki
hubungan terbalik dan signifikan dengan rasio M/B.
Maditinos et al. (2011) mempelajari hubungan antara intellectual capital dan kinerja pasar dari
96 perusahaan yang terdaftar pada 4 bagian ekonomi bursa efek Athena selama 2006-2008. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang negatif dan signifikan antara structural

capital dan rasio M / B dan juga ada hubungan positif dan signifikan antara bridging dan human
capital dengan rasio M/B. Komponen intellectual capital memiliki hubungan yang positif dan
signifikan dengan rasio ROA dan ROE. Bridging dan structural capital memiliki hubungan yang
positif dan signifikan dengan RG sementara human capital memiliki hubungan berbanding
terbalik dan signifikan dengan RG.
Puntillo (2009) meneliti hubungan antara Value Added Intellectual Capital dan kinerja keuangan
21 bank yang terdaftar di bursa efek Milan selama 1998-2002. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa capital employed memiliki hubungan positif dan signifikan dengan ROA sementara
memiliki hubungan negatif dan signifikan dengan rasio M/B. Human capital memiliki hubungan
berbanding terbalik dan signifikan dengan ROA sementara memiliki hubungan positif dan
signifikan dengan rasio M / B. Structural capital memiliki hubungan positif dan signifikan
dengan ROA dan memiliki hubungan negatif dan signifikan dengan M / B.
Rahman dan Ahmed (2012) mempelajari efisiensi intellectual capital di 30 perusahaan yang
terdaftar di bursa efek Dhaka selama tahun 2007 dan 2008, temuan menunjukkan bahwa capital
employed memiliki hubungan positif dan signifikan dengan ROA dan RG, human capital
memiliki hubungan positif dan signifikan dengan ROE dan RG sementara berhubungan negatif
dan signifikan dengan ROA, structural capital memiliki hubungan positif dan signifikan dengan
ROE dan ROA dan memiliki hubungan yang berbanding terbalik dan signifikan dengan RG.
Hipotesis:
H1: ada hubungan yang signifikan antara Value Added Intellectual Capital dan nilai pasar
perusahaan.
H1.1: ada hubungan yang signifikan antara Value Added capital employed dan nilai pasar
perusahaan.
H1.2: ada hubungan yang signifikan antara Value Added human Capital dan nilai pasar
perusahaan.
H1.3: ada hubungan yang signifikan antara Value Added Intellectual Capital dan nilai pasar
perusahaan.
H2: ada pengaruh yang signifikan antara value Added Intellectual capital dan kinerja keuangan.
H2.1: ada hubungan yang signifikan antara value Added capital employed dan kinerja keuangan.

H2.2: ada hubungan yang signifikan antara value Added human capital dan kinerja keuangan.
H2.3: ada hubungan yang signifikan antara value added Structural capital dan kinerja keuangan.
METODOLOGI
1. Populasi statistik dan sampel
Populasi statistik penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di bursa efek Tehran,
dan untuk menentukan jumlah sampel, kita harus memeriksa sejauh mana informasi perusahaan
ini yang tersedia. Setelah melakukan analisis untuk memilih sampel, dalam kondisi terbaik, 140
perusahaan memiliki 8 bagian ekonomi: kendaraan dan bagian manufaktur (23 perusahaan),
logam dasar (14 perusahaan), mesin dan pembuatan peralatan listrik (14 perusahaan),
pertambangan dan produk logam (12 perusahaan), minyak bumi dan kimia (25 perusahaan),
mineral (26 perusahaan), makanan (15 perusahaan), karet (11 perusahaan) yang dipilih sebagai
sampel dan pengumpulan data. Kriteria untuk memilih sampel:
a) Kondisi keuangan yang stabil selama periode penelitian.
b) Perusahaan sebagai Sampel bukan berjenis perusahaan investasi, keuangan dan
perusahaan leasing.
c) Perusahaan yang terdaftar di bursa efek Tehran sebelum 2006.
d) Perusahaan yang tidak memiliki perubahan jangka waktu laporan keuangan yang selama
periode penelitian.
e) Data Diperlukan itu tersedia.

2. Metode Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini, metode vouchering digunakan untuk mengumpulkan informasi.
Informasi yang diperlukan berkaitan dengan perusahaan-perusahaan sampel selama 2006 - 2010
yang dikumpulkan melalui arsip elektronik bursa efek Tehran dan informasi keuangan
perusahaan yang terdaftar di CD bursa efek Tehran.

3. Variabel penelitian
3.1. Variabel Independen: Penelitian ini mencakup 4 variabel independen:
- VACA = value added of capital employed (capital employed)
- VAHU = value added of human capital
- VAST = value added of structural capital

VAIC = value added of intellectual capital

Pada langkah pertama: pertama kita harus menghitung Value Added perusahaan untuk
menghitung atas variabel.
Vai = Ii + DPI + Di + Ti + Wi + Ri
Keterangan:
Beban Ii = beban bunga perusahaan untuk tahun i
DPI = beban penyusutan perusahaan untuk tahun i
Di = dividen perusahaan untuk tahun i
Ti = pajak perusahaan untuk tahun i
Wi = Beban upah perusahaan tahun i
Ri = retain earnings perusahaan untuk tahun i
Langkah kedua: menghitung VACA, VAHU, VAST dan VAIC:
1. VACA
VACA = VAi / CEi
CEi = nilai buku aktiva bersih perusahaan (total aset aktiva berwujud)
2. VAHU = VAi / HUi
Hui = jumlah total investasi bagi pemimpin perusahaan i (upah, pendidikan)
3. STVA = SCi / VAi
SCi = VAi - HUi
4. VAIC = VACA + VAHU + STVA
Apapun nilai dari Intellectual capital yang lebih besar, itu berarti bahwa manajer
menggunakan lebih dari kekuatan potensial dari perusahaan.
3.2. Variabel dependen: penelitian ini memiliki 4 variabel dependen.
1. MTB
MTB = MV / BV
MV = harga saham pada akhir periode * jumlah saham
BV = disetor kepada pemegang saham preferred - ekuitas pemegang saham
2. ROE
ROE = laba bersih / total ekuitas
ROE menunjukkan profitabilitas organisasi dari jumlah investasi pemegang saham

3. ROA
ROA = laba / total aktiva bersih
ROA adalah indeks profitabilitas perusahaan terhadap total aset. Indeks ini
menunjukkan kemampuan manajemen menggunakan asset dalam menghasilkan
profit.
4. RG
RG = [(pendapatan tahun berjalan pendapatan tahun lalu) / pendapatan tahun
terakhir] * 100
RG adalah jenis pengukuran tradisional yang menunjukkan organisasi R Gowth.
4. Model penelitian
Model berikut dipelajari untuk menyelidiki hipotesis dari penelitian ini:
Model 1 menunjukkan hubungan antara intellectual capital dan rasio nilai pasar terhadap
nilai buku,
Model 2 mengungkapkan hubungan antara M/B ratio dan capital employed, human capital
dan structural capital.
(1) H1: M/B = a0 + a1VAIC + e
(2) H1a, H1b, H1c: M/B = a0 + a1VACA+ a2VAHU + a3 STVA+ e
Berikutnya model yang menunjukkan hubungan antara intellectual capital dan kinerja
keuangan (RG, ROA, dan ROE):
(3-1) H2: ROE = a0 + a1 VAIC + e
(3-2) H2: ROA = b0 + b1 VAIC + e
(3-2) H2: RG = c0 + c1 VAIC + e
(4-1) H2a, H2b, H2C: ROE = a0 + a1 VACA + a2 + a3 VAHU STVA + e
(4-2) H2a, H2b, H2C: ROA = a0 + a1 VACA + a2 + a3 VAHU STVA + e
(4-3) H2a, H2b, H2C: RG = a0 + a1 VACA + a2 + a3 VAHU STVA + e

HASIL ANALISIS
1. Statistik deskriptif
Statistik deskriptif dari variabel yang diteliti untuk pengujian hipotesis ditunjukkan
dalam tabel 1 Seperti yang kita amati, M/B memiliki rata-rata 1,7, rata-rata ini menunjukkan
bahwa nilai pasar ekuitas lebih dari nilai buku perusahaan yang diteliti. Rata-rata VAIC sama
dengan 27.15, VAIC adalah value added of intellectual capital yang membagi menjadi 3
komponen: value added of capital employed, human capital dan structural capital; value
added of human capital memiliki rata-rata 25,8 yaitu jumlah maksimum value added of
intellectual capital. Standar deviasi dari value added of human capital adalah 54,3 di standar
deviasi -96,2 sampai 512 rata-rata ROE adalah 0.26; Rata-rata ROA adalah 0,099. Rata-rata
RG adalah 0.16.
2. Analisis korelasi
Tabel 2 Pierson koefisien menunjukkan korelasi antara variabel penelitian. Seperti
yang kita lihat dalam tabel 2, ada hubungan positif dan signifikan antara M / B dengan VAIC
di level 1% dan juga antara VAIC dan VAHU.
3. Regresi
Hipotesis utama pertama menunjukkan bahwa ada hubungan positif dan signifikan
antara VAIC dan nilai pasar perusahaan, seperti yang kita lihat dalam tabel, ada hubungan
positif dan signifikan antara M/B dengan VAIC di level 1%.
Jadi, secara keseluruhan model 1 adalah signifikan, jumlah R2 untuk model ini sama
dengan 0.02 yang menunjukkan VAIC menjelaskan perubahan M/B hanya 20%; juga, uji
autokorelasi DW untuk model (1) 2.03 karena jumlah ini adalah antara 1,5 sampai 2,5, kita
dapat menyimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi antar variabel. Hasil hipotesis ini sama
dengan hasil Penelitian Kehelwalatenna dalam bagian produksi dan jasa.
Tabel 4 menjelaskan perubahan variabel dependen dengan variabel independen. Pada
hipotesis 1-1, value added of capital employed dan nilai pasar perusahaan yang diteliti. Hasil
pengujian hipotesis 1-1 menunjukkan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara
value added of capital employed dan rasio M/B di level 1%, hasil ini tidak sama dengan hasil
penelitian Puntillo (2009) dan sama dengan hasil dari Maditinos (2011) dan Gunaratne

(2012) dalam bagian produksi dan jasa. Dalam pengujian hipotesis 1-2, tidak ada hubungan
yang signifikan antara VAHU dengan rasio M / B. Hasil pengujian hipotesis 1-3
menunjukkan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara VAST dengan rasio M/B di
tingkat kesalahan 1%, hasil ini tidak sama dengan Puntillo (2009) dan Maditinos (2011).
Jumlah disesuaikan R2 sama dengan 0,27 untuk hipotesis 2 yang menunjukkan bahwa
VACA, VAHU dan VAST menjelaskan perubahan M/B hanya 27%, lebih jauh lagi, uji
autokorelasi DW hipotesis 2.1 menunjukkan jumlah autokorelasi adalah antara 1,5 sampai
2,5 oleh sebab itu, tidak ada korelasi dalam komponen error dari model regresi yang
dikonfirmasi atas hipotesis ini.
Tabel 5 menunjukkan hasil pengujian hipotesis 2, dan kita amati bahwa ada hubungan
positif dan signifikan antara VAIC dengan ROE di tingkat kesalahan 5%, juga jumlah R2
adalah 0,003 untuk hipotesis 1-3 yang menunjukkan bahwa VAIC menjelaskan perubahan
ROE hanya 0,3%, juga dapat disimpulkan dari uji autokorelasi DW bahwa tidak ada
autokorelasi antar variabel. Hasil tes ini adalah sama dengan hasil penelitian Gruian (2011),
Maditinos et al. (2011), Clarke et al. (2011) dan Kehelwalatenna dan Gunaratne (2012). Ada
hubungan positif dan signifikan antara VAIC dan ROA di tingkat kesalahan 1%. R2 sama
dengan 0.102 untuk model 2-3. Ini berarti bahwa VAIC menjelaskan perubahan ROA 10,2%,
uji korelasi DW 1.79 dan karena jumlah ini adalah antara 1,5-2,5 sehingga menunjukkan
tidak ada autokorelasi. Hasil tes ini kompatibel dengan hasil penelitian Clarke et al. (2011),
Maditinos et al. (2011), Rahman dan Ahmed (2012).
Ada hubungan positif dan signifikan antara RG dan VAIC di tingkat kesalahan 1%.
R2 adalah 0.021 untuk model 3-3 yang berarti bahwa VAIC menjelaskan perubahan RG
2.1%. Kita juga dapat menyimpulkan dari uji autokorelasi DW bahwa tidak ada autokorelasi
antar variabel. Hasil penelitian ini mirip dengan hasil penelitian Maditinos et al. (2011).
Tabel 6 menunjukkan hasil uji kinerja keuangan dengan komponen modal intelektual,
seperti yang kita lihat, ada hubungan yang positif dan signifikan antara VACA dan VAST
dengan ROE di 1% tingkat kesalahan dan modal manusia memiliki hubungan yang positif
dan signifikan dengan ROE di tingkat kesalahan 10%; jumlah R2 adalah 0,114 untuk model
4-1, jumlah ini R2 menunjukkan bahwa VACA, VAHU dan VAST menjelaskan perubahan
ROE hanya 11,4%, jumlah uji autokorelasi DW 2.05 dan menurut jumlah ini dapat

disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi antara variabel. Hasil tes ini adalah sama dengan
hasil penelitian Clarke et al. (2011) dan Maditinos et al. (2011).
kita melihat bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara VACA dan VAHU
dengan ROA dalam level error 1% dan VAST memiliki hubungan yang berbanding terbalik
dan signifikan dengan ROA dalam tingkat kesalahan 1%; jumlah adjusted R2 adalah 0,526
untuk Model 4-2, jumlah R2 ini menunjukkan bahwa VACA, VAHU dan VAST
menjelaskan hanya 52,6% perubahan ROA, jumlah uji autokorelasi DW adalah 1.80 dan
menurut jumlah ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi antar variabel.
Table 6 juga menunjukkan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara VACA
dan VAHU dengan RG di tingkat kesalahan 1% dan ada hubungan berbanding terbalik dan
signifikan antara VAST dengan RG di tingkat kesalahan 1%. Jumlah R2 adalah 0.03 untuk
model 4-3, jumlah ini R2 menunjukkan bahwa VACA, VAHU dan VAST menjelaskan
perubahan RG hanya 3%, jumlah uji autokorelasi DW 1.59 dan menurut jumlah ini dapat
disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi antara variabel.
Kesimpulan hasil analisis:
Hypothesis

Result

H1: Value Added Intellectual Capital dan nilai pasar perusahaan.


H1.1: Value Added capital employed dan nilai pasar perusahaan.
H1.2: Value Added human Capital dan nilai pasar perusahaan.
H1.3: Value Added Intellectual Capital dan nilai pasar perusahaan.
H2: Value Added Intellectual capital dan kinerja keuangan.
H2.1: Value Added capital employed dan kinerja keuangan.
H2.2: Value Added human capital dan kinerja keuangan.
H2.3: Value Added Structural capital dan kinerja keuangan.
Kelebihan:
-

Penelitian reviewnya yang cukup sehingga memiliki referensi atau teori yang dapat
membantu peneliti dalam memberikan kesimpulan dalam penelitian ini.

Metodologi yang digunakan pun telah diuraikan dengan baik dan sistematis

Dalam hasil analisis, peneliti dapat menjelaskan dengan baik hasil statistic yang
diperolehnya.

Kelemahan:
-

Dalam metodologi dan abstract nya tidak sincron karena adanya perbedaan jumlah
populasi.

INTELLECTUAL CAPITAL AS THE MAIN FACTOR OF COMPANYS VALUE


ADDED
By: Irena Maerinskien , Simona Survilait
PENDAHULUAN
Saat ini manajer, pengusaha dan karyawan berusaha untuk mengatasi masalah yang
disebabkan oleh krisis ekonomi. Kerusakan itu begitu besar sehingga banyak Para ahli dan
karyawan yang berasal dari Lithuania lebih memilih bermigrasi ke negara-negara Eropa lainnya.

Hampir semua indicator dan indeks ekonomi mengalami penurunan dan penting lagi fakta bahwa
setiap hari nilai modal intelektual dan pentingnya nilai tambah perusahaan tumbuh.
Spesifik question:
Bagaimana menjelaskan modal intelektual dan mengidentifikasi pengaruhnya atas nilai tambah
perusahaan?

Apakah peningkatan modal intelektual dapat meningkatkan value added perusahaan?

Apakah jenis modal intelektual sebagian besar mempengaruhi nilai tambah perusahaan?

Proses apa dan benda-benda atau subjek apakah yang perlu ditingkatkan dalam rangka
meningkatkan nilai tambah perusahaan?

Tujuan dari makalah adalah untuk menganalisis pengaruh pengaruh modal intelektual terhadap
nilai tambah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Lithuania. Tujuan dari tulisan ini adalah
sebagai berikut:
1) untuk mengungkapkan aspek teoritis dan praktis utama dari modal intelektual dan nilai
tambah perusahaan;
2) untuk menemukan hubungan antara nilai tambah dan modal intelektual perusahaan;
3) untuk menganalisis nilai tambah perusahaan di Lithuania;
4) untuk mengevaluasi modal intelektual sebagai faktor peningkatan nilai tambah
perusahaan;
5) Untuk mempresentasikan hasil penelitian tentang pengaruh modal intelektual atas nilai
tambah perusahaan.
LITERATUR REVIEW
1.

Modal intelektual dan pengaruhnya atas nilai tambah perusahaan


Para ahli (Bontis, 1999; Stewart, 1997; Ulrich, 1998; Sanchez, 2007; Edvinsson dan

Malone, 1997; Zghal dan Maaloul, 2010; Palumickait dan Matuzeviit, 2007; Mikulnien
dan Juceviius, 2000) sedang meneliti modal intelektual sebagai sumber peningkatan nilai

tambah perusahaan. Sulit untuk menjelaskan modal intelektual karena bukan hal yang mudah
dan teori yang baku.
Banyak ilmuwan memiliki dan bahkan hampir sama berpendapat tentang modal
intelektual dan definisinya. Salah satu yang paling terkenal peneliti modal intelektual Bontis
(1999) mengusulkan banyak definisi modal intelektual. Dia menganggap bahwa modal
intelektual adalah segala sesuatu yang ada di perusahaan: semua sumber daya berwujud dan
proses. Inovasi, paten, kontak, pengetahuan tacit dan eksplisit juga modal intelektual. Bontis
(1999) menekankan perbedaan antara pengetahuan tacit dan implisit. Pengetahuan tacit adalah
pengetahuan yang tidak dapat ditransfer ke orang lain dan tidak dapat ditulis atau dijelaskan.
Misalnya: studying, learning, development, training, improving dan sebagainya.
Pengetahuan tacit tidak dapat ditransfer karena fakta bahwa tidak mungkin untuk
menjelaskan bagaimana seseorang belajar atau meningkatkan dirinya sendiri; sulit untuk
menjelaskan proses pembelajaran.
International Federation of Accountants (IAFC) juga menawarkan definisi modal
intelektual. Menurut lembaga keuangan (1998), modal intelektual adalah properti modal yang
didasarkan pada pengetahuan. Ilmuwan Ulrich adalah posisi yang sama (1998), menyatakan
bahwa modal intelektual adalah pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki karyawan. Selain
itu, Sanchez (2007) juga menganggap bahwa modal intelektual hanya jumlah dari semua
pengetahuan dalam perusahaan. Edvinsson dan Malone (1997) menegaskan bahwa modal
intelektual adalah manajemen pengetahuan karyawan, pengalaman, keterampilan, hubungan
pelanggan, teknologi dan inovasi.
Zghal dan Maaloul (2010) mencoba untuk meneliti modal intelektual lebih dalam lagi.
Mereka telah menemukan bahwa modal intelektual adalah semua jumlah pengetahuan dalam
perusahaan yang memungkinkan perusahaan menciptakan dan meningkatkan nilai tambah.
Ilmuwan Lithuania adalah juga meneliti modal intelektual dan Palumickait dan Matuzeviit
(2007) juga menggambarkan modal intelektual sebagai sejumlah pengetahuan yang membantu
menciptakan nilai tambah perusahaan. Mereka menganggap bahwa modal intelektual merupakan
kekuatan pendorong di belakang ekonomi modern dan menciptakan nilai. Menurut mereka, perlu

untuk mengkoordinasikan dan menggabungkan dua jenis modal: modal manusia dan modal
struktural.
Mikulnien dan Juceviius (2000) bahkan diklasifikasikan modal intelektual menjadi
empat kategori:
a. modal intelektual sebagai 3komponen setara - struktur organisasi, personil, proses
yang terkait dengan personil dan hubungan dengan lingkungan internal dan eksternal;
b. modal intelektual sebagai setara dengan dua komponen - struktur organisasi dan
personil;
c. modal intelektual sebagai setara dengan empat komponen - semua bagian disebut di
atas termasuk keuangan;
d. Modal intelektual tidak hanya pengetahuan, tetapi juga sebagai kekayaan intelektual.
Namun demikian, Mikulnien dan Juceviius (2000) berpendapat bahwa modal
intelektual adalah pengetahuan yang dapat dikonversi menjadi nilai tambah perusahaan.
Selain itu, hari ini sebagian besar perusahaan berinvestasi di karyawan dan pengetahuan mereka.
Menurut Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD, 1999), banyak perusahaan
yang berinvestasi dalam pelatihan staf, penelitian dan pengembangan, komputasi modern baru
dan lebih efektif dan sistem administrasi. Banyak ilmuwan (Sullivan, 2000; Pew Tan dan
pembajak, 2007; Mouritsen, 1998; Palliam, 2006; Biddle et al, 1998.; Sharma et al., 2007)
menekankan pentingnya modal intelektual untuk nilai tambah perusahaan. Pendapatnya bahwa
sejumlah perusahaan yang nilainya tergantung pada modal intelektual dalam beberapa tahun
terakhir telah meningkat. Menurut Sullivan (2000), ada beberapa faktor yang menyebabkan
pentingnya modal intelektual:
1) Lingkungan hukum berubah. Hukum yang baru dibuat melindungi kekayaan intelektual, hak
paten, lisensi, hak cipta dan elemen tak berwujud lainnya yang memerlukan modal intelektual
yang tinggi.
2) Penyebaran teknologi internet dan informasi. Kecepatan tinggi menggunakan Internet
berhubungan dengan penyebaran petir informasi. Pada era produksi, sumber utama nilai adalah
sumber daya material, tetapi pada era informasi, informasi lebih berharga dari aset berwujud.

3) Dampak dari modal intelektual. Modal intelektual memiliki kemampuan untuk meningkatkan
profitabilitas perusahaan. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk mengembangkan produk dan
layanan baru, proses bisnis baru dan bentuk organisasi. Perusahaan mengkonversi sumber daya
dari nyata untuk tidak berwujud: pengetahuan dan informasi.
Menurut statistik Yearbook of Lithuania (2009), nilai perusahaan tambah semua perusahaan
(kecuali masing-masing perusahaan) dihitung berdasarkan metode yang sama:
Pendapatan dari penjualan barang dan jasa + Pendapatan operasional lainnya + The dikapitalisasi
produksi + / - Perubahan persediaan selama tahun berjalan - Pembelian barang dan jasa + Subsidi
pada produk dan produksi - Pajak atas produksi dan produk.
Untuk masing-masing perusahaan nilai tambah dihitung sebagai total pendapatan dikurangi biaya
pengeluaran.
Kay (1995) menjelaskan nilai perusahaan ditambahkan sebagai 'perbedaan antara nilai output
perusahaan dan biaya input perusahaan. "Menurut Kay, output perusahaan dan masukan secara
komprehensif diperhitungkan. Dia juga menekankan pentingnya nilai tambah perusahaan dan
mendefinisikan sebagai 'ukuran kunci keberhasilan perusahaan. Lepak et al. (2007) menekankan
bahwa salah satu konsep yang paling penting dalam manajemen dan organisasi nilai tambah,
tetapi penciptaan nilai itu sendiri belum dipahami dengan baik. Lepak et al. mengungkapkan
bahwa 'penciptaan nilai tergantung pada jumlah relatif dari nilai yang subyektif direalisasikan
oleh target user (atau pembeli) yang merupakan fokus dari penciptaan nilai'. Selain itu, Helfat et
al. (2007) menggambarkan nilai dan penciptaan nilai sebagai 'kesediaan untuk membayar biaya
peluang dikurangi'. Demikian juga, kesediaan untuk membayar adalah dari pelanggan / sisi klien
dan peluang biaya yang dari sisi perusahaan.
Bowman dan Ambrosini (2009) membagi nilai tambah menjadi dua bagian yang berbeda: nilai
pakai dan nilai tukar. Gunakan nilai adalah 'semua produk dan layanan yang menyediakan
utilitas', sedangkan nilai tukar adalah 'jumlah moneter dipertukarkan antara perusahaan dan
pelanggan atau pemasok ketika nilai guna diperdagangkan'. Ini berarti bahwa nilai guna diubah
menjadi nilai tukar ketika mereka dijual. Selain itu, nilai guna mencakup - aset - tangible dan
intangible. Menurut Bowman dan Ambrosini, nilai guna dapat berupa peralatan, mesin,

bangunan, perangkat lunak, instalasi dan masukan manusia dalam bentuk tugas dicapai (jasa atau
kegiatan).
2. Analisis value added perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Lithuania
Pertama-tama, perlu untuk mengidentifikasi jumlah perusahaan sekarang beroperasi di Lithuania
dan berapa banyak dari perusahaan kecil dan menengah, karena rekening usaha kecil dan
menengah untuk bagian terbesar dari Produk Domestik Bruto (PDB) dan Nilai Tambah Bruto
(GVA) di Lithuania.
METODOLOGI
Penelitian ini dilakukan dengan analisis komparatif literatur ilmiah, analisis statistik. Berawal
dari bulan April sampai Juli 2010, penelitian dilakukan pada perusahaan kecil dan menengah
yang ada di Lithuania. Subyek analisis adalah cara modal intelektual mempengaruhi unsur-unsur
dan nilai tambah perusahaan. 500 kuesioner yang dibagikan, 457 yang dapat disimpulkan. 428
kuesioner dijawab dengan benar. hanya 85,6% kuesioner dikembalikan. Perusahaan yang dipilih
secara acak. Sampel responden diukur menurut rumus (Persamaan 1.):

di mana n sampel:
probabilitas kesalahan P = 0,95
N - populasi umum
- ukuran yang diijinkan kesalahan sampel ( = 0,05)
Menurut rumus (Persamaan. 1), jumlah responden hampir 400 (Persamaan. 2).
Populasi umum N adalah jumlah semua entitas yang beroperasi di Lithuania (N = 83.201).
HASIL ANALISIS
Karena krisis ekonomi dunia pada tahun 2008 jumlah entitas yang beroperasi di Lithuania telah
menurun tajam (Tabel 1).

Tabel 2 menunjukkan bahwa jumlah perusahaan kecil dan menengah meningkat dari tahun 2007
sampai 2009 Tetapi pada awal tahun 2010 hanya ada 63.447 perusahaan kecil dan menengah di
Lithuania. Mereka menjelaskan sebanyak 76,3% dari semua entitas yang beroperasi di Lithuania
dan membuat bagian utama dari Produk Domestik Bruto Lithuania dan Nilai Tambah Bruto.
Gambar 2 (Gbr. 2) menunjukkan Nilai Tambah Bruto di Lithuania harga berlaku dari tahun 2005
sampai kuartal pertama tahun 2010 Dari tahun 2005 sampai 2008 Gross Value Added meningkat,
namun, pada tahun 2009 menurun tajam sebesar 17,2% (dari LTL 99 639.901 juta untuk LTL 82
512.280.000). Penurunan itu juga disebabkan oleh krisis ekonomi, tenaga kerja merosot dan
kenaikan migrasi. Menurut data terbaru, pada kuartal pertama 2010 Nilai Tambah Bruto adalah
LTL 18 404.883.000. Dibandingkan dengan kuartal pertama 2009, Gross Value Added
mengalami penurunan sebesar 2,4% (dari LTL 18 862236000 LTL 18 404.883.000).
Selain itu, Gambar 3 (Gbr. 3) menunjukkan nilai Gross Ditambahkan per kapita di Lithuania.
Hasil statistic menunjukkan bahwa 2005-2008 Bruto Nilai Tambah per kapita meningkat (dari
LTL 1.590,27 ke 2.472,06 LTL). Pada awal tahun 2009 itu menyusut 16,7% menjadi LTL
2.058,38. Pada kuartal pertama tahun 2010 Nilai Tambah per Gross modal adalah LTL 1.844,10.
Di satu sisi, angka ini menunjukkan sukses besar, tetapi di sisi lain, dibandingkan dengan negaranegara Eropa lainnya, Lithuania Nilai Tambah Bruto sangat kecil. Menurut data terbaru dari
Euro stat, tertinggi Nilai Tambah Bruto adalah di Jerman (EUR 542.380.000.000), Prancis (EUR
436.689.000.000) dan Inggris (EUR 351.291.400.000). Oleh Nilai Tambah Bruto Lithuania
hanya 22 di antara 26 negara (EUR 5.980.500.000). Data ini dari kuartal keempat tahun 2009
atas dasar harga berlaku. Analisis nilai tambah perusahaan Lithuania mengungkapkan masalah
besar - Nilai Tambah Bruto Lithuania sangat kecil, dibandingkan dengan negara-negara Eropa
lainnya. Pertumbuhan nilai tambah di dalam negeri berarti peningkatan ekonomi dan daya tarik
investasi asing langsung. Semua ini mengarah ke kehidupan yang lebih baik bagi semua warga
negara Lithuania, kualitas produk dan layanan Lithuania dan pemulihan dari total usaha kecil dan
menengah.
Selain itu, model pengaruh modal intelektual atas nilai tambah suatu perusahaan diciptakan
untuk meneliti hubungan antara faktor-faktor utama modal intelektual dan nilai tambah (Gbr. 4).
Model menunjukkan (Gambar 4.) Bahwa modal intelektual terdiri dari tiga komponen utama modal manusia, modal struktural (atau organisasi) dan modal pelanggan. Lingkungan eksternal

juga mempengaruhi modal intelektual dan nilai tambahnya. Panah menunjukkan bahwa modal
lingkungan eksternal, modal manusia, modal struktural dan pelanggan mempengaruhi modal
intelektual: jika salah satu capital meningkat, modal intelektual juga meningkat. Selain itu,
modal intelektual mempengaruh nilai tambah suatu perusahaan - jika kenaikan modal intelektual
meningkat, maka nilai tambah perusahaan juga dapat meningkat.
Pertama, Jenis sumber daya yang paling penting bagi bisnis Lithuania yang diteliti, seperti
sumber daya manusia dengan banyak informasi atau sumber teori yang sudah baku. Responden
diminta untuk menetapkan skor untuk sumber daya yang berbeda dalam skala Likert dari 1
sampai 7 (1 - kurang penting, 7 - yang paling penting). Gambar 5 (. Gambar 5) menunjukkan
bahwa sumber daya keuangan dalam perusahaan Lithuania adalah sumber daya yang paling
penting saat ini (mean - 6). Sumber daya manusia berada di tempat kedua (mean - 5.07). Hal ini
sangat aneh dan menunjukkan bahwa perusahaan Lithuania masih belum menyadari pentingnya
modal intelektual dan sumber daya manusia.
Seperti telah disebutkan di atas, modal intelektual mempengaruhi nilai tambah perusahaan, tetapi
perlu untuk menganalisis unsur-unsur modal intelektual yang paling penting bagi peningkatan
nilai tambah perusahaan. Gambar 6 (Gambar 6) menunjukkan bahwa modal manusia adalah
yang paling penting (mean - 3.87). Kemudian Modal Pelanggan dan modal struktural sangat
penting juga (means - 3,7991 dan 3,6927). Signifikan angka-angka ini dalam skala Likert adalah
'penting'.
Untuk mengidentifikasi unsur-unsur komponen modal intelektual yang paling penting untuk nilai
tambah perusahaan, responden diberi factor-faktor dan diminta untuk menetapkan nilai dalam
skala Likert dari 1 sampai 5 (1 - kurang penting, 5 - yang paling penting). Gambar 7 (Gambar 7)
menunjukkan bahwa kualitas produk adalah salah satu yang paling penting untuk nilai tambah
perusahaan (mean - 4,315). Hubungan pelanggan berada di tempat kedua (mean - 4,122) dan
motivasi diurutan ketiga (mean - 4,105).
Hal ini penting untuk membuat jelas elemen-elemen yang paling penting untuk modal intelektual
itu sendiri. Responden diberi faktor yang sama seperti pada Gambar 7, namun, mereka diminta
untuk menilai berdasarkan tingkatan pentingnya modal intelektual itu sendiri. Gambar 8
(Gambar 8) menunjukkan bahwa kualitas produk juga merupakan salah satu faktor yang paling

penting dari modal intelektual, namun mean nya bernilai minus (rata-rata - 4,137). Motivasi
berada di tempat kedua (mean - 4,071) dan pengalaman urutan ketiga (mean - 4,049).
Sementara menganalisis pentingnya faktor modal intelektual untuk nilai tambah perusahaan dan
modal intelektual perusahaan itu sendiri, hal itu terlihat bahwa kualitas produk merupakan faktor
yang paling penting untuk nilai tambah perusahaan dan modal intelektual perusahaan (Tabel 3).
Selain itu, modal pelanggan (hubungan pelanggan, hubungan dengan pemegang saham,
hubungan dengan lembaga keuangan) adalah lebih penting bagi nilai tambah perusahaan, dan
modal manusia (motivasi, pengalaman, pendidikan, inovasi karyawan) adalah lebih penting
untuk modal intelektual perusahaan. Hal Itu mengejutkan bahwa penelitian dan pengembangan
yang dinilai sebagai yang paling penting. Hal ini menunjukkan bahwa manajer Lithuania masih
tidak mengerti pentingnya penelitian dan riset pasar. Meskipun demikian, kami menganggap
bahwa penelitian dan pengembangan selalu membutuhkan biaya banyak dan ini mungkin
menjadi alasan mengapa manajer tidak tertarik untuk meneliti.
Untuk menyimpulkan, penelitian ini mengungkapkan bahwa perusahaan Lithuania tidak
memahami pentingnya modal intelektual sebagai faktor nilai tambah perusahaan. Meskipun
demikian, manajer menyadari bahwa modal manusia, modal struktural dan modal pelanggan
meningkatkan nilai tambah perusahaan. Selain itu, manajer tidak memahami arti dari penelitian
dan pengembangan di perusahaan mereka. Namun hal ini dapat dikaitkan dengan kekurangan
uang.

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN


KELEBIHAN
-

Penulis memberikan penjelasan dengan baik dibantu dengan skema grafik sehingga
kelihatan perubahan yang terjadi.

Penelitian reviewnya yang cukup sehingga memiliki referensi atau teori yang dapat
membantu peneliti dalam memberikan kesimpulan dalam penelitian ini.

KELEMAHAN
-

Metodologi dan hasil penelitian digabungkan sehingga kurang jelas.

Hipotesis yang digunakan tidak dijelaskan dan diuraikan.

Pada pendahuluan peneliti telah memberikan penjelasan mengenai perumusan


masalahnya, namun dalam menjelaskan mengenai Gross per capita yang diperoleh di
Lithuania penulis juga merumuskan lagi spesifik question nya.

SEMINAR AKUNTANSI KEUANGAN

TEMA:
INTELLECTUAL CAPITAL

INTELLECTUAL CAPITAL AND ORGANIZATIONAL LEARNING CAPABILITY


By: S. Khayat Moghadam, M. R. Zabihi, M. Kargaran, A. Hakimzadeh
IMPACT OF INTELLECTUAL CAPITAL ON MARKET VALUE AND FIRMS
FINANCIAL PERFORMANCE: EVIDENCES FROM TEHRAN STOCK EXCHANGE
By Abbasali Pouraghajan et. al
INTELLECTUAL CAPITAL AS THE MAIN FACTOR OF COMPANYS VALUE
ADDED
By: Irena Maerinskien , Simona Survilait

Oleh:
RAHMI ISRIANI
(1320532021)

MAGISTER AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2014

Anda mungkin juga menyukai