Anda di halaman 1dari 2

SEJARAH KERETA API DAN SEMARANG SEBAGAI KOTA DAGANG

Berdasarkan penelitian Stiejes yang paling tepat adalah sarana


transportasi kereta api. Maka pada tanggal 16 Juli 1684 dimulailah pembuatan
jalan kereta api yang pertama di Indonesia dimulai dari Semarang dengan
stasiunnya di Tambaksari menuju stasiun Tanggun sepanjang 14 km. kemudian
diteruskan ke Kedungjati dan solo, hingga pada tahun 1872 sampai di kota
Yogyakarta.
Perkembangan jalan kereta api berkembang pesat dan ini berpengaruh
terhadap nilai eksport yang terus meningkat. Sehingga Nederlandsh Indesche
Spoorwagen (HIS) yang mendapat ijin untuk membangun jalan kereta api dan
kemudian berkantor di Lawangsewu ini memperluas jaringan jalan bajanya ke
Surabaya dan Magelang.
Sedangkan Semarang Cheribon Stoomtram Maatchappij (SCS)
membangun jalan kereta api Semarang. Cirebon dan Semarang Jolona
Stoomtram Maatchappij (SJS) membangun jalan kereta api yang
menghubungkan Semarang-Kudus-Juwono-Lasem. Di samping itu masih ada
Serayu Dal Stoomtram Maatschappij yang membangun jalan kereta api
Wonososbo-Purwokerto.
Kemudian SCS, SJS, dan SDS bergabung menjadi satu, berkantor pusat di
Jl. Thamrin. Dengan dibangunnya jalan-jalan kereta api tersebut dalam satu
dasawarsa saja volume transportasi meningkat dua kali lipat.
Pada tahun 1990 jumlah eksport meningkat lebih pesat, hubungan
Semarang dengan daerah sekitarnya semakin mudah berkat jaringan jalan
kereta api yang ada. Ini membuat kota perdagangan Semarang semakin makmur.
Hal ini menjadikan pembangunan jalan-jalan kereta api di Jawa dan Madura
terus di kembangkan. Jika pada tahun 1867 panjang jalan kereta api baru 25 km,
tahun 1920 telah mencapai 5.016 km.
Sistem perkeretaapian tersebut sangat berpengaruh terhadap posisi
Semarang sebagai pusat perdagangan di Jawa Tenga, dengan demikian untuk
mengimbangi lajunya pembangunan jalan kereta api tersebut maka pada tahun
1875 mulai dibangun pelabuhan laut Semarang. Pintu-pintu airpun dibangun
untuk mengurangi penumpukan lumpur di dermaga.
Dengan dibangunnnya pelabuhan Semarang ini, maka aktivitas
perdagangan Semarang makin berkembang pesat dan kedudukan Semarang
sebagai kota dagang pun bertambah mantap.
Pada tahun 1884 Semarang mulai melakukan hubungan telepon dengan
Jakarta dan Surabaya, adapun pembukaan Pos Semarang ini merupakan salah

SEJARAH KOTA SEMARANG


a. periode sebelum tahun 900
wilayah semarang pada saat itu masih termasuk kaki Gunung Ungaran di
pantai utara jawa. Garis pantai meliputi daerah Mrican, Mugas, Gunungsawo,
Gajahmungkur bagian barat, Karangkumpul bagian atas, Sampangan, Simongan,
Krapyak dan Jrakah.
Pada masa Jawa Tengah terdapat kerajaan Hindia yaitu Bhumi Mataram dan
Callendra yang terletak di pedalaman dan mempunyai pelabuhan laut antara
lain Ujung negara (batang), Semarang, Keling, Jepara dan Juwono.
Melalui pelabuhan-pelabuhan tersebut kerajaan Hindia Mataram tersebut
mampu mencapai puncak zaman keemasannya, ditandai dengan peninggalan
berupa candi-candi besar yang sekarang ini masih dapat dilihat.
b. periode tahun 900-1500
dengan terbentuknya kerajaan Demak Pajang tahun Semarang mulai dikenal,
ditandai dengan munculnya pedukuhan-pedukuhan besar yang merupakan
permukiman yang dikuasai ajar (pimpinan Ritus Hindu), antara lain Gisik Drono,
Tirang Amper, Jurang Suru, Lebarapi, Tinjomoyo, Wotgalik, Gajah-mungkur,
Sejonilo dan Gunung Batu.
Saat itulah Kyai Pandan Arang (Sunan Tembayat) ditunjuk oleh pemerintah
kerajaan Demak sebagai bupati Semarang pertama dan meresemikan Tirang
Amper menjadi pusat kegiatan penyiaran agama islam pada tahun 1948
kemudian fungsi Semarang menjadi bagian kawasan perniagaan Kerajaan
Demak dan penyiaran agama islam.
c. periode tahun 1500-1700
periode ini merupakan masa awal pembentukan Kota Semarang. Semarang
saat itu mulai dikenal sebagai pelabuhan yang penting. Ini dibuktikan dengan
datangnya bangsa-bangsa asing ke Semarang seperti bangsa Cina, Melayu,
Arab/Persia dan menyusul Belanda (abad 17).
Dalam perkembangan bangsa-bangsa asing tersebut kemudian membuat
permukiman menurut kelompok etnisnya, antara lain muara kali semarang
untuk permukiman Belanda dan Melayu, sekitar jalan R. Patah untuk orangorang Cina dan sepanjang kali Semarang ditempati oleh orang-orang Jawa.
Fasilitas sosial yang ada berupa masjid, pusat pemerintahan Kabupaten dan
Benteng Pertahanan Belanda di muara kali Semarang. Setelah tidak dibawah
pemerintahan kasunanan Surakarta, tahun 1618 Semarang berada dibawah
kekuasaan Belanda sehingga karena letaknya yang strategis fungsi dominan
Semarang berubah menjadi daerah pertahanan militer dan perniagaan Belanda
(VOC).

Anda mungkin juga menyukai