LATAR BELAKANG
Mikroorganisme terdapat dimana-mana dalam tanah dan debu, di udara,
dalam air dan susu, maupun pada jaringan tubuh kita sendiri. pendeknya
disegala macam tempat serta lingkungan si muka bumi ini. sesungguhnya
memang kita dikelilingi oleh bakteri, fungi, protozoa dan mikroorganisme lain.
Laboratorium, sebagaimana halnya lingkunganlingkungan lain, dihuni
oleh banyak mikroorganisme yang tersuspensikan diudara atau mengendap
bersama debu pada berbagai macam permukaan (pakaian, meja, lantai dan
benda-benda lain). ukuran sel mikroba yang demikian kecil dan ringan
menyebabkannya
kontaminan/competitor
(mikroorganime
yang
tidak
untuk
mencirikan
dan
mengidentifikasi
suatu
spesiea
A. TUJUAN PRAKTIKUM
B. CARA KERJA
1. Teknik-Teknik Dasar dalam Praktikum Mikrobiologi
a. Langkah Kerja Dasar Teknik Aseptik
menggunakan jas laboratorium yang bersih
sebelum bekerja, membersihkan meja kerja dan tangan dengan alkohol 70%
secukupnya secara merata
meletakkan tabung pada rak tabung reaksi lalu menginkubasinya pada suhu
kamar selama 24-48 jam
mengulangi langkah kerja di atas pada medium laktosa cair dan sukrosa cair
secara aseptik mengambil satu ose penuh isolat bakteri kultur murni lalu
mengoleskannya pada gelas benda
dengan pipet tetes meneteskan 1 tetes larutan H2O2 3% pada olesan bakteri,
lalu melihat terjadi pembentukan gelembung atau tidak
Asal bakteri
Jumlah
1/ 17 september 2013
45
Air kolam
25
93
Air kolam
49
2/ 18 september 2013
Suhu= 270C
Kelembaban= 84%
Warna
Konfigurasi
Margins
Keterangan
Jumlah
Putih
Jamur
menyebar
Round
Smooth
Round
Smooth
76
Kuning
orange
Kuning
muda
Putih
Putih
Putih
Irregular
Irregular
(erose)
Round
with Smooth
raised margin
Irregular
wavy
1
4
2
Kode isolat
A2
B2
C2
Warna
Putih
Putih
Putih
D2
Putih
konfigurasi
L- Form
Round
Round with scalloped
margin
Irregular and spreading
Margins
Smooth
Smooth
Wavy
Jumlah
1
46
1
Lobate
Kode
isolat
E
Gambar
Warna
Konfigurasi
Margins
Putih
Round
with Smooth
raised margins
Putih
Irregular
Wavy
Kuning
muda
Round
Smooth
C2
Putih
Round
with Wavy
scalloped margins
Morfologi sel
Gram
Bentuk sel
Negative Coccus
Negative Coccus
Negative Coccus
Negative Coccus
Susunan
Streptococcus
Monococcus
Monococcus
Monococcus
Kemampuan hidrolisa
NG SIMON SA SIM
+
+
C2
Fermentasi karbohidrat
Glukosa
Sukrosa
Laktosa
A (kuning) A (kuning)
A (kuning)
Katalase
Ada gelembung (Positif)
Ada gelembung (Positif)
Ada gelembung (Positif)
Ada gelembung (Positif)
Kebutuhan Oksigen
Karakteristik Kultur
Medium Aerob/Anaerob Medium Bentuk Sebaran
Anaerob
Crateriform
NB
NA
Anaerob
Crateriform
Jenis Sampel
Padat (tanah)
Metode
-5
Pour plate
Pour plate
Spread plate
Spread plate
Pengenceran
10
10-6
10-7
10-8
10-5
10-6
10-7
10-8
10-5
10-6
10-7
10-8
10-5
10-6
10-7
10-8
Pour plate
Pour plate
Spread plate
Spread plate
Ulangan
1
8
1
Kontam
Kontam
114
43
1
16
16
6
4
27
3
2
5
4
kontam
kontam
0
13
2
kontam
9
kontam
7
6
65
Jenis
Sampel
Padat
Metode
Pengenceran
Spread plate
10-5
Spread plate
10-6
Cair
Pour plate
10-8
Cair
Spread plate
10-8
Jumlah
Perhitungan
Koloni
114
114 x 105 x 10 =
114 x 106 = 1,14
x 108 cfu/gr
43
43 x 106 x 10 =
4,3 x 108 cfu/gr
36
36 x 108 = 3600
x 106 = 3,6 x 109
cfu/ml
65
65 x 108 x 10 =
65 x 109 = 6,5 x
1010 cfu/ml
D. PEMBAHASAN
+ 1% Starch. Dalam hal ini dibuat 500 ml media dengan NA yang dibutuhkan
adalah 14 gram, dan starch sebanyak 0,14 gram. Kedua bahan tersebut kemudian
dilarutkan dalam aquadest hingga 500 ml.
Untuk mendapatkan mikroorganisme dari udara di selasar kamar mandi
lantai 1, dengan cara membuka media SA selama 30 menit. Pada saat
pengambilan sampel Suhu lingkungan di selasar kamar mandi lantai 1 adalah 27
0
selain koloni bakteri juga didapati mikroba lain yaitu jamur. hal ini
dimungkinkan karena penyebaran spora Jamur melalui udara dan pada saat
pangembilan sampel mikroorganisme diudara sporanya masuk atau menempel
pada media SA.
Koloni bakteri hasil dari kultur campuran kemudian digunakan sebagai
sumber penyediaan kultur murni. kultur murni ini adalah mengambil kolonikoloni bakteri yang saling terpisah dari yang lain, dengan ose steril secara
aseptis, dan memindahkannya keagar miring (agar slope/ agar slant), sehingga
masing-masing kultur bakteri pada agar miring ini mewakili satu strain bakteri
(single strain of bacteria). koloni bakteri yang diisolasi untuk kultur murni ada
empat koloni bakteri. koloni bakteri yang diisolasi untuk kultur murni dipilih
koloni yang memisah atau tidak terlalu berdekatan dengan koloni bakteri lain
agar pada saat pengambilan tidak tercampur dan lebih mudah. Pertama koloni
bakteri E yang berasal dari udara selasar kamar mandi lantai 1, berwarna putih,
konfigurasi Round with raised margins, margin smooth. Kedua, koloni bakteri F
yang berasal dari udara selasar kamar mandi lantai 1, berwarna putih,
konfigurasinya Irregular, margin wavy. Ketiga koloni bakteri C yang berasal
dari udara selasar kamar mandi lantai 1, berwarna kuning muda, konfigurasi
Round, margin smooth. Keempat koloni bakteri C2 berasal dari air kolam,
berwarna putih, konfigurasi Round with scalloped margins, margin wavy.
Teknik penyediaan kultur murni dilakukan dengan menginokulasikan ose biakan
bakteri tadi secara zig-zag pada medium agar slope. Pola zig-zag dapat
menunjukkan motilitas dari biakan bakteri tersebut. Selanjutnya, biakan tersebut
dapat disimpan atau digunakan dalam percobaan untuk melihat morfologi
koloni, sel dan karakterisasi bakteri.
Topik kedua adalah karakterisasi fenotipik isolat bakteri. Pada topik ini
dilakukan pengujian karakteristik kultur bakteri yang meliputi morfologi sel dan
sifat fisiologis pada berbagai media. Untuk mengetahui morfologi sel dilakukan
pengecatan gram. Pewarnaan gram memberikan hasil yang baik bila digunakan
biakan segar yang berumur 24-48 jam. bila digunakan biakan tua terdapat
kemungkinan penyimpangan hasil pewarnaan gram. pada biakan tua banyak sel
yang mengalami kerusakan pada dinding selnya. kerusakan pada dinding sel ini
menyebabkan zat warna dapat keluar sewaktu dicuci dengan alkohol.
pengecatan gram memilahkan bakteri menjadi gram positif dan gram negative.
bakteri gram positif berwarna ungu disebabkan kompleks zat warna Kristal
violet-yodium tetap dipertahankan meskipun diberi alkohol, sedangkan bakteri
gram negative berwarna merah karena kompleks tersebut larut sewaktu
pemberian alkohol dan kemudian mengambil zat warna kedua yang berwarna
merah. perbedaan hasil dan pewarnaan ini disebabkan perbedaan struktur kedua
kelompok bakteri tersebut.
Hasil pengecatan dari keempat isolat bakteri dapat diketahui semua bakteri
berwarna mereh yang artinya bakteri tersebut tidak dapat mengikat warna violet
pada kristal violet. keempat isolat tersebut termasuk ke dalam kelompok bakteri
gram negatif. Setelah dilakukan pengecatan, isolat tersebut diamati pada
mikroskop dengan perbesaran 400x, pengamatan dilakukan untuk mengetahui
bentuk dan penataan bakteri. Dari hasil pengamatan, diperoleh bentuk coccus
yakni bentuk bakteri seperti bola. dan, penataan bakteri coccus yang teramati
pada tiga isolat yaitu monococcus atau bentuk bola tunggal dan satu isolat
berbentuk streptococcus.
Selanjutnya adalah uji fisiologis (biokimiawi) pada uji ini stok kultur
bakteri murni yang digunakan hanya dua bakteri yaitu C dan C2 karena
pertumbuhan bakterinya banyak, agar bisa digunakan untuk uji-uji selanjutnya.
Uji kemampuan hidrolisa gelatin (NG) pencairan gelatin diuji dengan cara
menusukkan mikroorganisme yang akan diuji (bakteri C dan C2) ke dalam
media semi padat yang mengandung nutrient broth dan gelatin. gelatin dapat
mencair bila diinokulasikan dengan mikroorganisme yang mampu maupun tidak
mampu menghidrolisa gelatin. berdasarkan hal tersebut maka gelatin harus
dimasukkan kedalam lemari es selama 30 menit untuk mengetahui kemampuan
mikroorganisme
menghidrolisa
gelatin.
bila
mikrooganisme
mampu
menghidrolisa gelatin maka media semi padat gelatin tetap bersifat cair setelah
dikeluarkan dari lemari es. dari hasil uji dapat diketahui bakteri C dan C2 tetap
dapat atau mampu menghidrolisa gelatin (NG).
Uji sitrat digunakan untuk melihat kemampuan mikroorganisme
menggunakan sitrat sebagai satu-satunya sumber karbon dan energy. pada uji ini
menggunakan medium sitrat- simmon berupa medium padat. Simmons citrate
agar merupakan medium sintetik dengan Na sitrat sebagai satu-satunya sumber
karbon, NH4+ sebagai sumber N dan brom thymol blue sebagai indicator pH. Bila
mikroorganisme mampu menggunakan sitrat, maka asam akan dihilangkan dari
medium biakan sehingga menyebabkan peningkatkan pH dan mengubah wana
medium dari hijau menjadi biru. perubahan warna hari hijau menjadi biru
menunjukan bahwa mikroorganisme mampu menggunakan sitrat sebagai satusatunya sumber karbon. dari data hasil uji menunjukkan bakteri C dan C2 negatif
terhadap uji Simon ditunjukkan tidak adanya perubahan warna pada media
Simon. Hal ini berarti bakteri tidak mampu menggunakan sitrat sebagai satusatunya sumber karbon.
Uji hidrolisis pati, menggunakan media agar yang mengandung zat pati
starch agar (SA). Zat pati bereaksi secara kimiawi dengan yodium; reaksi ini
terlihat sebagai warna biru kehitaman. warna biru kehitaman ini terjadi bila
molekul yodium masuk ke dalam bagian yang kosong pada molekul zat pati
(amilosa) yang berbentuk spiral. proses yodinisasi zat pati menghasilakn
molekul yang mengabsorbsi semua cahaya, terkecuali warna biru. bila zat pati
ini telah diuraikan menjadi maltose atau glukosa, warna biru ini tidak terjadi
karena tidak adanya bentuk spiral. jika bakteri membentuk amylase dalam media
yang mengandung zat pati, maka zat pati disekeliling pertumbuhan bakteri
dihidrolisiskan. bila zat pati tidak dihidrolisiskan terlihat warna biru-kehitaman
disekeliling pertumbuhan. Dari hasil inokulasi bakteri pada media SA
didapatkan bahwa bakteri C dan C2 tidak mampu menghidrolisa pati yang
ditunjukkan dengan tidak terbentuk zona jernih disekitar koloni (tetap berwarna
biru). dengan kata lain bakteri tidak dapat membentuk amilase yang dapat
menghidrolisis pati.
Uji motilitas dengan media SIM. Uji motilitas ini bertujuan untuk
mengetahui ada atau tidak pergerakan bakteri. Motilitas bakteri terlihat ketika
adanya pertumbuhan pada medium yang tidak terbatas pada stab line inokulasi,
sedangkan pertumbuhan bakteri nonmotil terbatas pada garis inokulasi.
Pergerakan bakteri ini terlihat dengan adanya pemisahan agar yang ditandai
dengan adanya warna hitam. Hal ini menunjukkan bahwa bakteri bermigrasi dari
garis inokulasi ke bentuk kekeruhan padat medium. Bakteri yang motil berarti
memiliki flagel atau alat gerak, sedangkan nonmotil tidak memiliki flagel. Hasil
dari kedua isolat bakteri C dan C2 adalah negatif hal ini berarti bakteri tidak
motil atau tidak memiliki alat gerak. Menurut Volk (1988), bakteri yang
berbentuk coccus kebanyakan adalah bersifat immotil.
Selanjutnya, Uji fermentasi karbohidrat media yang digunakan adalah
glukosa, sukrosa, dan laktosa yang masing-masing diberi tabung durham untuk
mengetahui adanya pembentukan gas. pengamatan dilakukan 4 hari (24-27
september) hasil dari inokulasi bakteri pada media dapat diketahui sebagai
berikut; pada hari keempat isolat bakteri C pada media glukosa dan sukrosa dan
isolat bakteri C2 pada media laktosa mengalami perubahan warna menjadi
kuning hal ini menunjukan adanya pembentukan asam yang merupakan hasil
dari proses fermentasi bakteri. asam yang dihasilkan akan menurukan pH media
biakan sehingga warnanya berubah menjadi kuning.
Uji katalase, bertujuan untuk mengetahui keberadaan katalase pada
bakteri. Enzim katalase pada bakteri dapat dideteksi dengan penambahan
substrat H2O2. Hasil positif dari aktivitas katalase positif ditandai dengan adanya
gelembung gas O2. Dari hasil pengamatan keempat isolat bakteri (E, F, C, C2)
menunjukkan hasil positif yaitu terlihat pembentukan gelembung udara disekitar
koloni. Reaksi kimiawi yang di katalisasikan oleh enzim katalase adalah sebagai
berikut:
pengenceran tersebut,jika lebih besar dari dua maka yang dipakai adalah jumlah
bakteri dari pengenceran sebelumnya. Dari hasil pengamatan diketahui tiga data
kelompok yang memenuhi syarat untuk dilakukan penghitungan, sisanya tidak
memenuhi syarat dan terkontaminasi hal ini bisa dikarenakan beberapa
kemungkinan yaitu, kegiatan dilakukan tidak aseptik, pada saat penanaman alat
yang digunakan untuk meratakan (drigalsky) terlalu panas sehingga bakteri mati
dan tidak dapat tumbuh.
Dari data hasil penghitungan di atas, jumlah sel bakteri pada sampel cair
terhitung (4,3 x 108 )/(1,14 x 108) = 3,77 yang nilainya lebih besar dari 2 maka
jumlah sel bakteri pada sampel padat memakai jumlah sel bakteri dari
pengenceran 10-5 (pengenceran yang lebih kecil), yakni 1,14x108 cfu/gr. Pada
sampel cair tidak dapat ditentukan jumlah sel bakterinya dalam cfu/ml walaupun
jumlah
F. KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Teknik asptik pada laboratorium adalah teknik yang mengarah pada
praktikum oleh ahli mikrobiologi untuk menghindarkan media kontaminan
atau jaringan hidup kontaminan lainnya, teknik ini meliputi pencucian tangan,
penggunaan disenfektan pada permukaan meja,
penggunaan pemanas
bunsen, penggunaan pipet secara benar dan pembuangan kultur dan peralatan
yang rusak.
2. Teknik isolasi terdiri atas teknik streak plate antara lain T Streak, Radiant
Streak dan Continuous Streak, juga metode pour plate.
3. Media tumbuh bakteri terdiri atas tiga jenis yaitu media padat (NA (Natrium
Agar), SIMON, SIM dan SA (Starch Agar). Sementara untuk medium cair
antara lain NB (Natrium Broth), glukosa, sukrosa, dan laktosa. Dan untuk
media semisolid digunakan medium NG (Natrium Gelatin).
4. Uji biokimiawi meliputi hidrolisis dan fermentasi karbohidrat. Hidrolisis
meliputi hidrolisis terhadap pati, gelatin, sitrat. Fermentasi karbohidrat
meliputi uji sukrosa, glukosa, dan laktosa dengan parameter berupa
perubahan warna dan timbulnya gelembung. Selain itu dialakukan uji
terhadap kebutuhan O2 dan karakteristik kultur.
5. Pengecatan gram merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan untuk
mengetahui jenis, bentuk dan susunan bakteri, dalam hal ini jenis bakteri ada
dua macam yaitu bakteri gram positif (ungu) dan bakteri gram negatif
(merah).
6. Penghitungan jumlah sel bakteri dilakukan berdasarkan jumlah koloni (Total
Plate Count) atau Viable Plate Count terhadap bakteri yang ditanam
menggunakan metode pour plate dan spread plate, dengan melakukan
pengenceran sebelumnya sebanyak delapan kali penegnceran. Salah satu
persyaratan suatu bakteri dapat dihitung adalah jumlah koloni bakteri
berjumlah 30 300 koloni tiap petridish.
DAFTAR PUSTAKA