Anda di halaman 1dari 1

41

Penalaran

2
Penalaran (Reasoning)
Scientists, being only human, cannot always admit their errors,
even when confronted with strict proof.
(Thomas S. Kuhn, 1970)

Telah disebutkan dalam Bab 1 bahwa pengertian teori akuntansi dalam buku ini
difokuskan pada pengertian teori sebagai suatu penalaran logis untuk menjelaskan bagaimana suatu standar akuntansi diturunkan, dikembangkan, atau dipilih.
Penalaran sangat penting perannya dalam belajar teori akuntansi karena teori
akuntansi menuntut kemampuan penalaran yang memadai. Teori akuntansi
banyak melibatkan proses penilaian kelayakan dan validitas suatu pernyataan dan
argumen. Penalaran memberi keyakinan bahwa suatu pernyataan atau argumen
layak untuk diterima atau ditolak. Penalaran logis merupakan salah satu sarana
untuk memverifikasi validitas suatu teori.
Penalaran merupakan pengetahuan tentang prinsip-prinsip berpikir logis
yang menjadi basis dalam diskusi ilmiah. Penalaran juga merupakan suatu ciri
sikap (attitude) ilmiah yang sangat menuntut kesungguhan (commitment) dalam
menemukan kebenaran ilmiah.1 Sikap ilmiah membentengi sikap untuk memecahkan masalah secara serampangan, subjektif, pragmatik, dan emosional. Karena
pentingnya masalah penalaran ini, bab ini membahas secara khusus pengertian
penalaran dan berbagai aspeknya serta aplikasinya dalam akuntansi.

Pengertian
Sebagai titik tolak pembahasan, diajukan pengertian penalaran oleh Nickerson
(1986) sebagai berikut:2
Reasoning encompasses many of the processes we use to form and evaluate
beliefsbeliefs about the world, about people, about the truth or falsity of claims
we encounter or make. It involves the production and evaluation of arguments,
the making of inferences and the drawing of conclusions, the generation and
1
Istilah kebenaran dalam pembahasan di sini tidak dimaksudkan dalam pengertian kebenaran
mutlak (absolute truth) tetapi lebih dalam pengertian kebenaran ilmiah yang dibatasi oleh kemampuan
penalaran manusia. Kebenaran mutlak adalah milik Tuhan. Oleh karena itu, walaupun digunakan istilah kebenaran, kebenaran di sini harus lebih diartikan sebagai validitas. Lihat catatan kaki 16 di Bab 1.
2
Raymond S. Nickerson, Reflections on Reasoning (Hillsdale, NJ: Lawrence Erlbaum Associates,
Publisher, 1986). Pembahasan di bab ini banyak didasarkan atas buku tersebut.

Anda mungkin juga menyukai