Anda di halaman 1dari 74

IMS(Infeksi Menular Seksual)

Kesehatan Reproduksi Kelas C


Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Jember
2014

Kelompok 2

Nevi R S
M. Iqbal Hanif M
Wahyu Murvy
Ayu Wulandari
Jodi Wirlan
Shafiyah N L

122110101015
122110101070
122110101117
122110101168
122110101177
122110101187

Topik Bahasan :

Gonore
Herpes Genitalis
HPV
Sifilis
Hepatitis
IMS akibat protozoa

Pendahuluan
Latar Belakang
Menurut Depkes RI, 2006, telah terjadi
transisi epidemiologi sehingga Indonesia
menhadapi beban ganda pada waktu yang
bersamaan (double burdens), yakni IMS yang
masih banyak diderita oleh masyarakat, serta
terjadinya peningkatan penyakit tidak
menular.

Definisi
IMS
Penularan
Diagnosa

infeksi yang penularannya terutama


melalui hubungan seksual yang
mencakup infeksi yang disertai gejalagejala klinis maupun asimptomatis
(Daili, 2009).

Kontak Langsung
Media Lain(darah dg berbagai cara)

Anamnese
Pemeriksaan fisik,pengambilan
spesimen untuk uji LAB

GONORRHEA
Definisi

Dikenal dengan sebutan penyakit Kencing Nanah


(PMS) yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorhoeae.
Bakteri ini menyerang lapisan dalam saluran kandung kemih,
uretra, rectum, bagian serviks atau leher rahim, tenggorokan dan
bagian mata.
Penyakit ini bisa juga menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran
darah seperti menyebar pada bagian kulit luar dan persendian.

EPIDEMIOLOGI
Distribusi
Di dunia, paling sering terjadi sepanjang abad ke 20,
dengan perkiraan 200 juta kasus baru yang terjadi tiap tahunnya
(Behrman, 2009).
Sejak tahun 2008, jumlah penderita wanita dan pria sudah hampir
sama yaitu sekitar 1,34 tiap 100.000 penduduk untuk wanita dan 1,03
tiap 100.000 penduduk untuk pria (CDC, 2009).
Penyakit ini tersebar di seluruh dunia secara endemik, termasuk di
Indonesia.
Pada umumnya diderita oleh laki-laki muda usia 20 sampai 24 tahun
dan wanita muda usia 15 sampai 19 tahun.

Cont
Aktif seksual intercourse
Wanita dan pria homosek sual yang melakukan hubungan
People seks melalui anus (anal sex) dapat menderita gonore.
Pekerja seksual komersial

Place

Time

Laporan WHO pada tahun 1999 :


27,2 juta diantaranya terjadi di Asia Selatan dan Asia Tenggara
,Di Amerika Serikat, Di Jepang bakteri resistenr terhadap Ciprofloxacin
dan di Indonesia, data dari Departemen Kesehatan RI pada tahun 1988,
angka insidensi gonore adalah 316 kasus per 100.000 penduduk

Ditemukan mikroorganisme tersebut pada tahun 1879


dilaporkan pertama kali oleh Leistikow dan Loffler pada tahun 1882 dan
dikembangkan pada tahun 1964 oleh Thayer dan Martin yang menemukan
tempat biakan selektif pada media agar khusus.
Tahun 1980an sampai pada tahun 2005 di laporkan terjadi 339.593 kasus,

Tanda dan Gejala


Pria

Wanita
Nyeri dan perasaan tidak
nyaman pada saluran
kencing (urethral
discomfort)
Nyeri pada saat kencing
(disuria)
Keluar duh tubuh
(pus/nanah) dari penis
disertai nyeri (purulent
discharge)
Sakit tenggorokan jika
terjadi infeksi pada
tenggorokan disebabkan
karena oral seks
Gatalgatal pada anus
disertai keluar nanah jika
terjadi infeksi pada daerah
anus karena hubungan
seks melalui anus

80 % tidak menimbulkan
gejala
Keluar cairan putih keruh
kekuningan (Vaginal
discharge)
Nyeri abdomen Kronis
Nyeri saat kencing
(disuria)
Sakit tenggorokan jika
terjadi infeksi pada
tenggorokan disebabkan
karena oral seks.
Gatal gatal pada anus
disertai keluar nanah jika
terjadi infeksi pada daerah
anus karena hubungan
seks melalui anus.
Pelvic Inflammatory
Diseases (PID) = penyakit
radang panggul

Bayi
mata seperti nanah yang
kadang-kadang bercampur darah
mata merah dan bengkak.

Etiologi
Bakteri secara langsung menginfeksi uretra, endoserviks, saluran
anus, konjungtiva dan farings.
Infeksi dapat meluas dan melibatkan prostat, vas deferens, vesikula
seminalis, epididimis dan testis pada pria dan kelenjar skene,
bartholini, endometrium, tuba fallopi dan ovarium pada wanita.
Setelah melekat, gonokokus berpenetrasi ke dalam sel epitel dan
melalui jaringan sub epitel di mana gonokokus ini terpajan ke
system imun (serum, komplemen, immunoglobulin A(IgA) dan lainlain) dan difagositosis oleh neutrofil.
Virulensi bergantung pada apakah gonokokus mudah melekat dan
berpenetrasi ke dalam sel penjamu, begitu pula resistensi terhadap
serum, fagositosis dan pemusnahan intraseluler oleh
polimorfonukleosit..

Pengobatan

Penisilin Ampisilimdan Amoksilin


Seftriakson
Spektinomisin
Kanamisin
Tiamfenikol
Suntikan tunggal seftriakson intramuskuler (melalui otot)
atau
dengan pemberian antibiotik per-oral (melalui mulut)
selama 1 minggu (biasanya diberikan doksisiklin).

Pencegahan
Primordial

Mendidik masyarakat untuk menjaga kesehatan dan hubungan seks


yang sehat, pentingnya menunda usia aktivitas hubungan seksual,
perkawinan monogami, dan
mengurangi jumlah pasangan seksual.
Menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan untuk diagnosa dini dan
pengobatan dini terhadap IMS.
Menjelaskan tentang manfaat fasilitas ini dan tentang gejalagejala IMS dan cara-cara penyebarannya.

Primer

Health Promotion
1.melakukan penyuluhan mengenai bahaya IMS
2.menghindari hubungan seksual dengan berganti- ganti pasangan,
Specific Protection
1.Tidak melakukan hubungan seksual baik vaginal, anal dan oral
dengan orang yang.
2.Setia kepada pasanngan
3.Melakukan seks yang lebih aman, selalu menggunakan kondom
dengan pasangan saat berhubungan.

Cont..
Sekunder

Skrinning

Tersier

Melakukan rehabilitasi terhadap


orang yang terinfeksi.
Saling terbuka dengan pasangan
dapat menurunkan terjadinya
penularan penyakit

Definisi

merupakan infeksi pada genital


dengan gejala khas berupa
vesikel yang berkelompok
dengan dasar eritem bersifat
rekuren.
Herpes
genitalis
terjadi pada alat genital dan
sekitarnya (bokong, daerah
anal dan paha).
Umumnya disebabkan oleh
herpes simpleks virus tipe 2
(HSV-2), tetapi sebagian kecil
dapat pula oleh tipe 1

EPIDEMIOLOGI(Triad
Epidemiologi)

Agent
Host

Herpes zoster disebabkan oleh infeksi


virus varisela zoster (VVZ) dan
tergolong virus berinti DNA, virus ini
berukuran 140-200 nm, yang termasuk
subfamili alfa herpes viridae

Orang dewasa, jarang terjadi pada anak-anak


Dapat juga terjadi pada bayi yang baru lahir
apabila ibunya menderita herpes zoster pada
masa kehamilan.
Dari hasil penelitian, ditemukan sekitar 3%
herpes zoster pada anak, biasanya ditemukan
pada anak-anak yang immunokompromis dan
menderita penyakit keganasan

Cont.....

Environm
ent

Proses penularan bisa melalui bersin,


batuk, pakaian yang tercemar dan sentuhan
ke atas gelembung/lepuh yang pecah
umumnya ditemukan pada daerah oral
pada masa kanak-kanak
kondisi sosial ekonomi terbelakang
Kebiasaan, orientasi seksual dan gender
HSV-2prevalensinya lebih rendah dibanding
HSV-1 dan lebih sering ditemukan pada usia dewasa yang
terjadi karena kontak seksual.
Faktor pencetus antara lain: trauma, koitus
yang berlebihan, demam, gangguan
pencernaan,kelelahan, makanan yang merangsang,
dan alcohol.

Tanda & Gejala


Tanda

Gejala

Timbul Lesi berbentuk vesikel dan kelompok


Infeksi sekunder meninggalkan jaringan parut
Infeksi pd serviks:peradangan difus, ulkus multipel
sampai terjadinya ulkus yang besar dan nekrotik
Tempat predileksi pada pria :
biasanya di preputium, glans penis, corpus penis,
dapat juga di uretra dan daerah anal (para homoseks),
sedangkan daerah skrotum jarang terkena.
Lesi pada wanita :
dapat ditemukan di daerah labia mayor/ minor,
klitoris, introitus vaginae, servix; sedangkan pada
daerah perianal, gluteus dan mons pubis jarang
ditemukan.
Infeksi pada wanita sering dihubungkan dengan
servisitis, karena itu perlu dilakukan pemeriksaan
sitologi secara teratu

Rasa terbakar dan gatal pada


daerah lesi
Gejala
konstitusi
seperti
malaise, demam dan nyeri otot
Kelenjar limfe regional dapat
membesar dan nyeri pada
perabaan.

Etiologi
Sebagian besar penyebabnya adalah HSV-2, tetapi walaupun demikian dapat juga disebabkan oleh
HSV-1 ( 16,1 %) akibat adanya hubungan kelamin secara orogenital atau penularan melalui tangan
Penyakit kulit/ selaput lendir : ditimbulkan oleh HSV-1 biasanya disebut herpes simpleks saja atau
dengan nama lain herpes labialis, herpes febrilis.
Biasanya penderita terinfeksi pada usia kanak-kanak melalui udara dan sebagian kecil melalui kontak
langsung.
Lesi umumnya dijumpai pada tubuh bagian atas, termasuk mata dan rongga mulut; selain itu, dapat
juga dijumpai di daerah genitalia, yang penularannya lewat koitus orogenital (oral sex)
Penyakit yang ditularkan oleh HSV-2 melalui hubungan seksual.
Lokalisasi lesi umumnya adalah bagian tubuh di bawah umbilikus, terutama daerah genital.
Lesi ektra-genital dapat pula terjadi akibat hubungan seksual orogenital
Secara serologik, biologik dan sifat fisikokimia HSV-1 dan HSV-2 sulit dibedakan. Dari
penelitian seroepidemiologik didapat bahwa :
1.antibodi HSV-1 sudah terdapat pada anak-anak sekitar umur 5 tahun
2.meningkat sebanyak 70 % pada usia remaja dan 97 % pada orang tua.

Pencegahan Herpes Genitalis


Primordial

Lokalisasi PSK
Peraturan yang mengatur distribusi kondom ke masyarakat
Pembangunan sarana prasarana olah raga
Pembangunan pusat konsultasi PMS
Menegakkan dan mengawasi praktik peraturan yang membatasi tayangan TV yang
dapat menyebabkan rangsangan seksual
Membatasi peredaran produk berkonten dewasa serta peningkatan pengawasannya
Program Minggu ceria di pusat kota

Primer

Memberikan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat dan tentang


kebersihan perorangan yang bertujuan untukmengurangi perpindahan bahan-bahan
infeksius.
Rekreasi dan hiburan sosial
Nasihat perkawinan dan pendidikan seks yang bertanggungjawab
Penyediaan makanan sehat(Kualitas-kuantitas)
Olah raga teratur dan sesuai kemempuan

Sekunder

Skrinning
Mencari semua orang yang pernah berhubungan(seksual) dengan penderita

Tersier

Motivasi
Mengembangakan lembaga-lembaga rehabilitasi
Pembangunan sarana penunjang untuk rehabilitasi

Pengobatan Herpes Genitalis


Pengobatan secara sistemik:
Pengobatan secara sistemik
dapat dengan pemberian obat
antiviral
atau
dengan
pemberian imunisasi.

a. Antiviral :
Vidarabine/Ara A.
Acycloguanosine
b. Imunisasi :
1. Secara aktif spesifik
Vaksin yang mengandung antigen herpes simpleks yang telah
diinaktivasi dengan pemanasan 58C, yang diperoleh dari CMA. Ada
2 maam vaksin yaitu Lupidon H untuk herpes labialis (HSV tipe 1)
dan Lupidon G untuk herpes genital (HSV tipe 2)
2.
Imunisasi secara pasif
Pemberian gamma-globullin dan interferon

Pengobatan secara topical


Providon-iodin
Obat-obat
yang
sering Idoksuridin (IDU)
dipakai:
Sitosin arabinosida/ Cytarabin
Adenin arabinosa
Kortikosteroid
Inaktivasi fotodinamik dan larutan zat warna seperti methylen blue,
neutral red, atau flavine

Human Papilloma Virus (HPV)

DEFINISI
Human

papillomavirus
(HPV)
adalah
virus
deoxyribonucleic
acid
(DNA) yang menular
secara
seksual
dan
menginfeksi permukaan
kulit dan mukosa epitel.
Infeksi HPV pada
genitalia
merupakan
infeksi
yang
sering
terjadi
dan
bersifat
asimtomatik.
Terdapat
100 tipe HPV yang telah
diketahui.
Beberapa
diantaranya
berperan
dalam terbentuknya lesi
prakanker, kanker leher
rahim, dan kutil kelamin.

EPIDEMIOLOGI
AGENT

HOST

Human Papiloma Virus

Mamalia
Sering ditemukan di manusia

kondisi lingkungan
Environment Tahan
lembab

TANDA DAN GEJALA


Ditemukan kutil pada alat kelamin, dubur,
anus, atau bagian tubuh yang terinfeksi
(misal mulut saat berciuman)
Pendarahan yang abnormal
Alat kelamin terasa gatal,panas atau sakit,
Terjadi penurunan jumlah urin.

Etiologi/mekanisme
HPV:
penyebab
dari
penyakit
HPV
dan
beberapa
penyakit
lain(kanker serviks)
Infeksi
genital
HPV
ditularkan
terutama
melalui kontak seksual.
Juga terjadi hanya karna
bersentuhan
atau
memakai barang secara
bergantian.

Pengobatan HPV
Menyembuhkan Kutil (bagian Permukaan) :
Podophyllin
Asam tricloroasetat atau krim Aldara
Penggunaan obat-obatan ini sebanyak satu
atau dua kali seminggu dapat membantu
menghilangkan 60% kutil yang ada.

Pencegahan HPV
Primordial
Penyediaan SARPRAS

Medical Check-up

Primer
Kampanye kesadaran akan HPV

Sex Education yg bertanggung jawab

Sekunder
Skrinning

Vaksinasi

Tersier
Rehabilitasi,Merubah Gaya Hidup

DEFINISI
Merupakan penyakit yang
ditularkan melalui hubungan
seksual (termasuk seks oral
dan seks anal) dan perilaku
seks yang tidak aman seperti
berganti-ganti pasangan.
Disebabkan oleh organisme
bersel
tunggal
bernama
Trichomonas vaginalis
Umumnya menyerang vagina
pada wanita dan saluran kemih
pada pria.

Epidemiologi
Sering diketemukan pada wanita kelompok usia 20 49 tahun
Berkembang pada usia muda dan usia lanjut
Jarang terjadi pada anak gadis.
infeksi Trichomonas vaginalis mencapai tiga kali lipat dari
infeksi candida pada wanita yang telah menikah.
wanita yang kurang memperhatikan kualitas kebersihan
pribadinya .(Chin J,1973)

Determinan
Host
Penyakit menular seperti trikomoniasis di sebabkan oleh faktor perilaku
masyarakat karena kurangnya kesadaran dan pengetahuan sehinngga
terkena penyakit akibat melakukan hubungan seksual atau seks
bebas,hubungan pranikah dengan cara berganti-ganti pasangan.
Agent
Penyakit gonore
disebabkan oleh Tricomonas Vaginalis yang
menginfeksi dinding vagina. Selanjutnya terlihat sekret vagina keruh
kental berwarna kekuning-kuningan, kuning hijau, berbau tidak enak
dan berbusa
Lingkungan
Penyakit trikomoniasis juga lebih banyak disebabkan karena penularan
non seksual seperti factor lingkungan. Kurangnya sanitasi individu juga
dapat menyebabkan penyakit trikomoniasis, seperti terpapar handuk,
pakaian dan sebagainya yang terlah terkontaminasi.

Tanda dan gejala


Pada wanita kasus akut terlihat :
Dinding vagina tampak kemerahan dan sembab (Strawberry
Appearance)
Perdarahan kecil kecil pada permukaan serviks.
Didapatkan rasa gatal dan panas di vagina.
Dysuria
Rasa sakit sewaktu berhubungan seksual (dispareunia)
mungkin juga merupakan keluhan utama yang dirasakan
penderita dengan trikomoniasis.
Dapat juga mengalami perdarahan pasca sanggama dan
nyeri perut bagian bawah.
Bila sekret banyak yang keluar, dapat timbul iritasi pada lipat
paha atau di sekitar bibir vagina.

Pada kasus yang kronis, gejala lebih ringan dan


sekret vagina biasanya tidak berbusa.

Cont ...
Pada pria biasanya tidak memberikan
gejala. Kalaupun ada, pada umumnya gejala
lebih ringan dibandingkan dengan wanita.
Gejalanya antara lain :
iritasi di dalam penis
keluar cairan keruh namun tidak banyak
rasa panas dan nyeri setelah berkemih atau
setelah ejakulasi.

Etiologi
Disebabkan oleh parasit Trichomonas vaginalis.
Parasit ini menyebar melalui hubungan seksual dengan
orang yang sudah terkena penyakit ini.
Menyerang (uretra) saluran kemih pada pria, namun
biasanya tanpa gejala
Pada wanita, trikomoniasis lebih sering menyerang vagina.
Beberapa faktor resiko untuk terkena penyakit ini antara lain :
Jumlah pasangan seksual selama hidupnya
Pasangan seksual saat ini
Tidak memakai kondom saat berhubungan seksual

Pengobatan
Membunuh parasit parasit kecil :
Metronidazol/Tinidazol
Metronidazol Cream

Pencegahan
Primordial

Mendidik masyarakat untuk menjaga kesehatan dan hubungan seks yang sehat, pentingnya menunda
usia aktivitas hubungan seksual, perkawinan monogami, dan mengurangi jumlah pasangan seksual.

Menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan untuk diagnosa dini dan pengobatan dini terhadap IMS.
Menjelaskan tentang manfaat fasilitas ini dan tentang gejala-gejala IMS dan cara-cara penyebarannya.
Primer

Health Promotion
Melindungi masyarakat dari IMS dengan mencegah dan mengendalikan IMS pada para pekerja
seks komersial dan pelanggan mereka dengan melakukan penyuluhan mengenai bahaya IMS,
menghindari hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan, tindakan profilaksis dan terutama
mengajarkan cara penggunaan kondom yang tepat dan konsisten.

Specific Protection
Tidak melakukan hubungan seksual baik vaginal, anal dan oral dengan orang yang terinfeksi
adalah satu-satunya cara yang 100% efektif untuk pencegahan.
Setia kepada pasanngan, setia kepada pasangan sangat memperkecil resiko terjadinya penyakit
gonore karena hubungan seksual hanya dilakukan dengan satu orang saja.
Melakukan seks yang lebih aman, selalu menggunakan kondom dengan pasangan saat
berhubungan.

Lanjutan ...
Sekunder
Deteksi dini melalui pemeriksaan-pemeriksaan
kesehatan. Jika positif menderita penyakit gonore,
segera melakukan pengobatan kepada tenaga
kesehatan yang ahli atau langsung memeriksakan
ke dokter spesialis kelamin.
Tersier
Melakukan rehabilitasi terhadap orang yang
terinfeksi.
Saling
terbuka
dengan
pasangan
dapat
menurunkan terjadinya penularan penyakit.

DEFINISI
Hepatitis B adalah suatu penyakit
hati yang disebabkan oleh virus
hepatitis B, suatu anggota famili
hepadnavirus
yang
menyebabkan
peradangan hati akut atau menahun
yang dapat berlanjut menjadi sirosis
hati atau kanker hati.

Epidemiologi

Distribusi Frekuensi
Orang
Penyakit hepatitis B dapat terjadi
pada semua umur dan jenis
kelamin. Bayi yang terinfeksi
VHB sebelum usia satu tahun
mempunyai resiko kronisitas
sampai 90%, sedangkan bila
infeksi VHB terjadi pada usia
antara 2-5 tahun resikonya
menurun menjadi 50%, bahkan
bila terjadi infeksi pada anak
berusia diatas 5 tahun hanya
beresiko 5-10% untuk terjadi
kronisitas.

Tempat

Menurut tingginya prevalensi


VHB, WHO menggolongkan tiga
macam
daerah
dengan
endemisitas
tinggi
10-15%,
daerah
dengan
endemisitas
sedang yaitu 2-10%, daerah
dengan
endemisitas
rendah
kurang
dari
2%.
Negara
endemisitasnya tinggi terutama
Asia yaitu Cina, Vietnam, dan
Korea.

Waktu
terjadinya infeksi VHB sangat
tergantung
dengan
cara
transmisi, banyak jumlah virus,
daya tahan tubuh, dan lamanya
individu terpapar.

Cont

Determinan
Host
1. Umur
2. Jenis kelamin
3. Pekerjaan
4. Imunitas
5. Riwayat penyakit

Agent
Penyebab hepatitis B adalah
Virus Hepatitis B (VHB) termasuk
DNA virus. Virus hepatitis B
terdiri atas 3 jenis antigen yaitu
HBsAg, HBcAg, dan HBeAg.

Environment
1. Lingkungan dengan sanitasi
buruk
2.
Daerah
dengan
angka
prevalensi tinggi
3. Daerah unit pembedahan
4. Daerah unit laboratorium
5. Daerah unit bank darah
6.
Daerah
dialisa
dan
transplantasi
7. Daerah unit perawatan
penyakit dalam

Tanda dan Gejala


1.
2.
3.
4.
5.
6.

Mual-mual
Muntah-muntah
Diare
Anorexia
Sakit kepala
Penyakit kuning

Etiologi

Pengobatan
Istirahat yang baik
Diet yang sesuai
Perawatan dalam bentuk antiviral seperti
lamivudine dan adefovir
Modulator sistem kebal seperti Interferon
Alfa (Uniferon)

Pencegahan
Primordial

Konsumsi makanan berserat seperti


buah dan sayur serta konsumsi
makanan dengan gizi seimbang
Pemberian ASI pada bayi
Melakukan kegiatan fisik seperti
olahraga dan istirahat cukup

Primer
Promosi kesehatan
Memberikan penyuluhan dan pendidikan khususnya
bagi petugas kesehatan dalam pemakaian alat-alat yang
menggunakan produk darah agar dilakukan sterilisasi.
Memberikan penyuluhan kepada masyarakat umumnya
agar melaksanakan program imunisasi untuk mencegah
penularan hepatitis.
Imunisasi
Pemberian imunisasi hepatitis B dapat dilakukan secara
pasif maupun aktif.

Sekunder
Pemeriksaan laboratorium
Menurut WHO (1994) untuk mendeteksi virus hepatitis
dilakukan dengan tiga cara :
Radioimmunoassay (RIA)
Enzim Linked Immunosorbent Assay (ELISA)
Imunoflourensi
Pengobatan
Tujuan pengobatan VHB adalah untuk mencegah atau
menghentikan radang hati (liver injury) dengan cara menekan
replikasi virus atau menghilangkan injeksi. Dalam pengobatan
hepatitis B, titik akhir yang sering dipakai adalah hilangnya
pertanda replikasi virus yang aktif secara menetap.

Tersier

Pemeriksaan berkala
(medical check up) pada
saat sebelum pembedahan,
waktu pembedahan, dan
pasca pembedahan

Definisi
Penyakit

kelamin

yang

disebabkan

oleh

infeksi

Treponema Pallidum, menular melalui hubungan seksual


atau secara transmisi vertical.
Sifilis bersifat kronik, sistemik, dan menyerang hampir

seluruh organ tubuh termasuk sistem perdaran darah,


syaraf, dan dapat ditularkan oleh ibu hamil kepada bayi
yang dikandungnya,

Epidemiologi

Sifilis tersebar di seluruh dunia.

Masyarakat dengan status sosial ekonomi rendah adalah golongan yang lebih sering
mengalami peningkatan terkait penderita siflis.

golongan usia muda berusia antara 20 29 tahun, yang aktif secara seksual.

Menurut Kementerian Kesehatan RI (2012) melalui Surveilans Terpadu Biologis dan

Perilaku (STBP) bahwa :

pada tahun 2011 mendapatkan angka kejadian sifilis di Indonesia diderita oleh waria sebesar 25%

pekerja seks langsung sebesar 10%,

pria yang berhubungan seks dengan sesama pria sebesar 10%

pekerja seks tidak langsung sebesar 3%

dan narapidana sebesar 3%.

Epidemiologi Determinan
Agent
Sifilis disebabkan oleh infeksi Treponema Pallidum yang bersifat
kronis dan sistemik.
Host
Orang yang rentan terjangkit sifilis meliputi :
a.

Orang yang terlibat dalam aktivitas seksual berisiko tinggi,


misalnya

mereka

yang

sering

berganti-ganti

pasangan

seksual.Pria yang berhubungan seks dengan pria (homoseksual).


b.

Orang yang terinfeksi HIV

c.

Bayi yang lahir dari ibu penderita sifilis

Environment / lingkungan
a. Sifilis banyak ditularkan pada masyarakat yang
kurang

menjaga

kebersihan

badan

dan

lingkungannya.
b. Pada masyarakat dengan tingkat perekonomian
rendah atau yang sering melakukan kegiatankegiatan beresiko.

Etiologi / Mekanisme
Sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema Pallidum yang merupakan
spesies Treponema dari family Spirochaetaceae, ordo Spirochaetales.

Treponema pallidum berbentuk spiral, negatif-Gram dengan panjang


rata-rata 11 m (antara 6-20 m) dengan diameter antara 0,09 0,18
m. Treponema pallidum mempunyai titik ujung terakhir dengan 3 aksial
fibril yang keluar dari bagian ujung lapisan bawah. Treponema dapat

bergerak berotasi cepat, fleksi sel dan maju seperti gerakan pembuka
tutup botol.
Penularan sifilis dapat terjadi apabila terdapat lesi mukokutaneus yang
basah pada penderita sifilis primer dan sekunder.

Transmisi sifilis dari ibu ke janin dimungkinkan terjadi ketika ibu


menderita sifilis stadium awal namun infeksi dapat berlangsung selama
stadium laten.

Tanda dan Gejala


Stadium Primer (Stadium I)
Ditandai dengan munculnya ulkus kulit yang keras, tepi yang jelas,

dan dasarnya berindurasi pada tempat inokulasi spirochete.


Stadium Sekunder (Stadium II)
Stadium sifilis sekunder akibat dari penyebaran spirochete yang

luas ke seluruh tubuh dan ditandai oleh bermacam-macam erupsi


mukokutan.
Sifilis Laten
Terjadi pada penderita dengan uji serologis positif untuk sifilis
tetapi tanpa tanda dan gejala.

Sifilis Tersier (Stadium III)


Biasanya tidak jelas secara klinik sampai bertahun-tahun sesudah stadium
kedua bersih secara spontan. Lesi khas sifilis tersier disebut gumma. Pada
fase ini, penderita tidak lagi menularkan penyakitnya, tetapi timbuk

berbagai gejala seperti sifilis tersier jinak, sifilis kardiovaskuler dan


neurosifilis.
a.

Sifilis tersier jinak


Adanya gumma (benjolan) di berbagai organ, tetapi yang paling sering
adalah pada kaki di bawah lutut, batang tubuh bagian atas, wajah, dan
kulit kepala.

b.

Sifilis Kardiovaskuler

Pada penderita yang tidak diobati dapat terjadi manifestasi


kardiovaskuler.
c.

Neurosifilis

Sifilis Kongenital
Penyakit sifilis yang diderita bayi dengan manifestasi klinis sifilis
kongenital atau ditemukannya Treponema pallidum pada lesi,
plasenta, tali pusat atau otopsi jaringan, atau bayi yang dilahirkan
oleh ibu penderita sifilis.
Sifilis kongenital dapat berbentuk :
a.

Sifilis kongenital dini

b.

Sifilis kongenital lanjut/tarda

Gejala sifilis pada pria


Keluarnya cairan atau kotoran dari penis laki-laki.
Nyeri pada daerah sekitar anus pada orang-orang dengan anal

seks.
Luka memerah tanpa rasa sakit pada daerah kelamin, anus,
kerongkongan dan atau lidah. Urine berwarna gelap, feses

berwarna terang, mata dan kulit berwarna kuning.


Bintik merah pada kulit dan bersisik pada telapak tangan dan
kaki.

Timbul lepuh kecil pada daerah kelamin yang berubah menjadi


koreng.

Gejala sifilis pada wanita


Keluarnya cairan yang tidak normal dari saluran kencing seperti
keputihan yang banyak, berbau amis, berwarna putih kehijauan.

Rasa nyeri ketika buang air kecil atau saat berhubungan seksual.
Rasa gatal di alat kelamin dan sekitarnya.
Adanya perubahan warna kulit dan mata. Pada wanita, penyakit ini
tidak menunjukkan gejala yang jelas atau bahkan tidak mengalami
keluhan sama sekali, sehingga wanita mudah menjadi sumber
penularan.
Pada ibu hamil, bila tidak diobati, saat melahirkan mata bayi dapat
terinfeksi, bila tidak segera ditangani dapat menimbulkan kebutaan.

Pengobatan

Sifilis dini (sifilis stadium I II dan sifilis laten dini tidak lebih dari 2
tahun)

a.

Penisilin Benzatin 2,4 juta unit satu kali suntikan intra muskuler (i.m.)

b.

Penisilin G Prokain dalam aqua 600.000 U I.m. selama 10 hari.

Pengobatan sifilis lanjut


a.

Penisilin G Benzatin 2,4 juta unit i.m./nunggu, selama 3 minggu


berturut-turut, total 7,2 juta unit; atau

b.

Penisilin G Procain 600.000 u i.m. setiap hari selama 14 hari; atau

c.

Tetrasiklin HCl 4 dd 500 mg/hari selama 4 minggu

d.

Doksisiklin 100 mg 2 kali sehari selama 4 minggu.

Tes Serologis dengan Antigen Lipoidal


Terapi sifilis untuk bayi

Pemberian 600.000 S Penisilin G/kb berat badan untuk


menghindari

reaksi

Jarisch-Herxheimer,

penisilin

diberikan dengan dosis yang mula-mula rendah dan setiap


hari dinaikkan agar agent penyebab sifilis tidak semakin
parah.

Pencegahan

Pencegahan Primordial
a. Adanya larangan praktek prostitusi
b. Penyediaan fasilitas untuk konseling bagi masyarakat terkait
penyakit menular seksual.
c. Diketatkannya undang-undang perkawinan
Pencegahan Primer
Health Promotion
o Sosialisasi atau penyuluhan di SMA, perguruan tinggi, atau
kelompok berisiko terkait bahaya seks bebas dan pentingnya
menunda aktifitas seksual sampai usia matang.
o Sosialisasi terkait penyakit sifilis, pemakaian kondom yang
tepat, dan bahayanya berganti-ganti pasangan seksual pada
kelompok berisiko, seperti WTS dan pelanggannya.
o Menyediakan layanan konseling terkait penyakit menular
seksual, terutama sifilis.

Specific Protection
o Menggunakan kondom dengan cara yang tepat.
o Tidak berganti-ganti pasangan.
o Menghindari alkohol dan zat terlarang lain pemicu risiko
perilaku seksual.
o Apabila memiliki riwayat penyakit kelamin, berusaha bersikap
terbuka dan membicarakannya dengan pasangan.
o Selalu menjga kebersihan alat kelamin.
o Segera memeriksakan diri serta melakukan konseling ke
dokter atau petugas kesehatan apabila mengalami tanda dan
gejala penyakit menular seksual.
Pencegahan Sekunder
Early Diagnosis
o Skrining secara rutin.
o Pemeriksaan serologis pada kehamilan dini, tua, dan saat
partus pada populasi berisiko tinggi.
o Prompt Treatment
o Melakukan pengobatan sesuai dengan stadium penyakitnya.

Pencegahan Tersier
Disability Limitation
o Pengobatan rutin serta perawatan lanjut.
o Melakukan pemantauan atau survey pada WTS serta
pelanggannya yang dimungkinkan berisiko tinggi.
Rehabilitasi
o Memberikan dukungan social pada penderita, sehingga
mencegah

kemungkinan

terputusnya

kelanjutan

pengobatan serta kelanjutan rehabilitasi.


o Usaha rehabilitasi dengan pelatihan keterampilan pada
WTS yang meninggalkan pekerjaan sebagai pekerja
seksual.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai