Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, adalah salah satu perusahaan yang bergerak
pada produksi semen. PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (Indocement atau
Perseroan) telah menjadi produsen terkemuka produk semen berkualitas untuk pasar
Indonesia sejak tahun 1975. Lebih dari satu dekade lalu, Heidelberg Cement Group Jerman
berbasis menjadi pemegang saham mayoritas Indocement. Pabrik Citeureup di Bogor, Jawa
Barat, saat ini salah satu pabrik semen terbesar di dunia yang beroperasi 9 plant dengan
kapasitas desain terpasang tahunan sebesar 11,9 juta ton semen. Dua pabrik lainnya berlokasi
di Palimanan, Cirebon, Jawa Barat, dan di Tarjun, Kotabaru, Kalimantan Selatan. Lokasi ini
memiliki dua dan satu pabrik masing-masing. Kapasitas total desain Perseroan terpasang 18,6
juta ton semen per tahun.
Untuk menjamin kualitas semen yang diproduksi, PT. Indocement Tunggal Prakarsa
telah memiliki laboratorium sendiri yang berada di bawah naungan Quality Assurance and
Research Division (QARD). Tugas QARD antara lain adalah melakukan pengecekan
terhadap setiap material yang berhubungan dengan proses produksi semen, baik itu bahan
baku, bahan jadi, bahan bakar yang digunakan untuk memproduksi semen juga setiap proses
yang dilakukan di dalamnya. Jadi dengan kata lain, tugas QARD ini terbilang sangat luas,
yakni dari proses bahan datang dari luar sampai dengan bahan sudah berada di pasaran.
Namun demikian, ternyata tidak hanya semen produksi sendiri saja yang diuji di laboratorium
QARD ini, melainkan ada juga semen produksi pabrik-pabrik di sekitar pabrik Indocement,
termasuk di dalamnya produsen pesaing.
Untuk lokasi laboratorium QARD sendiri berada di Laboratorium Center, Plant 1, area pabrik
PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dan di dalam gedung ini, terdapat beberapa
laboratorium uji yang digunakan untuk melakukan pengujian terhadap material yang
digunakan dalam proses produksi semen.
PENGERTIAN SEMEN
Semen adalah pengikat hidraulik dan akan berfungsi sebagai pengikat yang kuat
manakala bercampur dengan air. Semen merupakan campuran klinker dengan material adiftif
seperti gypsum dan filler. Gypsum berfungsi sebagai penahan kecepatan pengerasan semen
saat bertemu dengan air, sedangkan filler adalah sebagai material pengisi antarrongga semen
yang dengan demikian dapat mereduksi proporsi pemakaian klinker untuk memproduksi
tonase semen yang sama.
Bahan baku utama pembuatan semen terdiri dari tiga jenis, yaitu bahan mentah utama,
bahan mentah korektif, dan bahan mentah tambahan. Bahan mentah ini diperlukan untuk
menyusun mineral dalam semen yang terdiri dari oksida-oksida utama yaitu CaO, SiO2,
Al2O3 dan Fe2O3.
Dalam pembuatan semen ini, diperlukan syarat-syarat khusus seperti kandungan
oksida atau mineral yang dibutuhkan sehingga terbentuk klinker yang berkualitas, proporsi
material yang akan dijadikan umpan dalam setiap proses, maupun mengenai pemakaian
bahan bakar yang notabene akan mempengaruhi proses pembuatan semen terutama pada
tahap pembakaran produk raw mill dalam furnance (kiln).
QARD (Quality Assurance and Research Division) alah salah satu divisi yang ada di
lingkungan kerja PT. Indocement Tunggal Prakarsa sebagai divisi yang menunjang dan
menjamin produk yang keluar yakni secara spesifik dimaksudkan sebagai kualitas semen,
serta menjamin material yang masuk yakni material yang dibutuhkan dalam proses
pembuatan semen namun didapatkan dengan pembelian dari suplier. QARD ini memiliki tiga
departemen yang masing masing mempunyai tugas yang berbeda, yaitu :
1. Quality Assurance Departement
Tugas penting dari departement ini adalah menjamin produk dan incoming material yang
akan dipakai dalam proses pembuatan semen, incoming disini juga meliputi material-material
dari mining seperti limestone dan clay, maupun juga material-material yang di beli diluar
baik itu bahan baku untuk pembuatan semen maupun untuk penunjang kualitas seperti iron,
trass, gypsum, silica sand, kertas, batubara, oli, alternative fuel, dll. Selain itu, Quality
Assurance juga menganalisa kuat tekan dari mortar. Material yang masuk dan keluar tersebut
harus sesuai standar yang dipakai oleh PT. ITP jika tidak maka di reject
Dalam menjamin kualitas semua material yang ada, acuan atau tolak ukur yang di pakai
adalah standar-standar yang telah ditetapkan oleh pihak pabrik sendiri guna memenuhi
kualitas produk semen yang diharapkan. Kalau diluar standar, maka material tersebut tidak
akan digunakan dalam proses. Contohnya menguji batasan penerimaan atau standar dari
incoming material seperti silica sand untuk semen putih yang memiliki batasan agar
kandungan Fe tidak terlalu besar, Gypsum (CHSO4.2H2O) yang kandungan 2H2O
(combaine water) terlalu rendah maka gypsum itu sudah rusak karena 2H2O sudah
menguapan lebih dulu menjadi dehidrat atau H2O karena terkena panas berlebih misalnya
Di bawah department Quality Assurance ada beberapa laboratorium yang menjalankan
beberapa pengujian khusus, yaitu :
Daya ikat/setting time = seberapa lama adonan semen dengan air mengeras
initial & final)
Ring
Residu 45 mikron
Chemical Laboratory
Laboratory ini bertugas untuk menganalisa oksida-oksida yang ada pada klinker,
maupun bahan mentah material. Ada 3 metode yang digunakan dalam menentukan
kadar oksida-oksida tersebut yaitu :
XRF yakni metode penembakan sinar X-ray pada sample uji yang kemudian
dibandingkan dengan sample standar. Sebagai pengganti laboratorium konensional,
mempunyai kemampuan yang lebih banyak dan cepat. Yang paling utama dianalisa
adalah oksida mayor selebihnya beberapa oksida minor.
Untuk proses di raw mill, clinker yang dianalisis bahan produk 24 jam.
a. Ketelitian atau sensitivitas alat ini bisa mencapai 0,01 atau dalam
perbandingan %.
b. Chemical wet yakni metode konvensional yang digunakan untuk mencari
kadar oksida dan silica turunan (Al, Cao, Fe, SiO, dll), namun metode ini
sudah tidak dipakai karena alat ini hanya menganalisa satu oksida pada satu
waktu pengujian, oleh karena itu pengujian ini lebih banyak membutuhkan
sample dan bisa memakan waktu yang cukup lama.
c. Cara pengujiannya :
Sampel seberat 0,5 mg ditambahkan HCl pekat. Clorida disini fungsinya
sebagai pendekstrusi.
Water bad 70Silika tercampur sempurna, tutup kaca dengan arloji, saring dengan kertas
saring medium 40.
Ambil 50 ml dengan pipet, tambahkan air suling 150 ml sehingga total volume
menjadi 200ml.
Kompleksometri (KmnO4)
d. ICP, prinsip kerja alat ini tidak jauh berbeda dengan XRF, hanya saja
ketelitian alat ini memcapai perbandingan ppm (part per million).
Fuel Laboratory, Dalam proses produksi semen, terdapat proses pembakaran material
sehingga bisa menjadi semen dari bahan mentah. Proses ini biasa disebut Pyroprocess.
Dalam proses ini dilakukan pembakaran pada tebung baku (raw meal) agar bisa
menjadi klinker. Dan bahan bakar yang digunakan dalam proses ini adalah batubara
(coal). Agar pembakaran yang dilakukan bisa sempurna, selain diawasi dari
prosesmya juga harus diperhatikan bahan bakar yang dipakai. Untuk menjamin
kualitas bahan bakar tersebut maka kegiatan yang dilakukan di laboratory ini
bertujuan untuk mengukur heating value pada bahan bakar, baik itu batu bara, oil,
IDO serta mengukur kandungan air dan sulfur yang ada pada bahan bakar tersebut.
Pengujian bahan bakar ini haruslah mengikuti standar yang telah ditetapkan dan
kualitas bahan bakar tersebut harus masuk kedalam range standar yang ada. Diantara
pengujian yang dilakukan adalah pengujian nilai kalor, densitas, dan kelembaban.
Di antar sifat-sifat kertas yang harus dimiliki oleh kertas yang dipakai adalah kuat dan
tidak mudah sobek, memiliki ketahanan terhadap air dll.
Research Laboratory
Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa yang dilakukan Research Laboratory
adalah monitoring harian terhadap kualitas klinker, yakni pembuatan sample dengan
skala lab yang sample ujinya merupakan klinker yang dibuat pada satu hari
sebelumnya selama 24 jam pada plan tertentu, kemudian klinker dihaluskan dan
ditambahkan gypsum. Kapasitas semen mill dengan skala lab ini berkisar antara 3,5
kg hingga 50 kg sesuai dengan kebutuhan berapa banyak variable yang akan di
analisa pada sample tersebut. Namun terkadang pengujian ini dilakukan by project,
maksudnya yaitu pengujian dilakukan bisa datang material-material baru dibeli seperti
trass atau gypsum yang harus melewati percobaan skala lab dahulu sebelum material
tersebut dikirim ke plan. Pada percobaan ini, yang dianalisa adalah kualitas strength,
blaine, residu, dll. Adapun langkah percobaannya :
1. Misalnya yang akan di uji adalah trass, maka resize trass menjadi ukuran kecil
yakni sama seperti dengan ukuran dilapangan, disini di crusher menggunakan
jaw crusher atau roller crusher. Jaw Crusher untuk meresize ukuran material.
Research
Laboratory
juga
menganalisa
kekerasan
material
dengan
menggunakan alat dibawah. Prinsip kerja alat ini adalah berdasarkan gradasi puritan
tabung dengan standar JIS. Langkahnya, Material uji dimasukkan kedalam tabungnya,
kemudian diberikan putaran dengan kecepatan tertentu. Pada bagian dalam tabung
tersebut terdapat ukuran mesh, sehingga saat tabung diputar maka akan ada material
yang lolos dan tertahan, dengan perhitungan tertentu maka akan didapatkan daya yang
dibutuhkan untuk menggrinding material dalam satuan KWh per ton.
ditambahkan gypsum. Kapasitas semen mill dengan skala lab ini berkisar antara 3,5 kg
hingga 50 kg sesuai dengan kebutuhan berapa banyak variable yang akan di analisa pada
sample tersebut. Variabel monitoring yang paling rutin di lakukan adalah mengukur kuat kuat
tekan.
Harian monitoring --> membuat semen sendiri dengan skala lab, menggunakan mill
kecilberkapasitas 10 kg
Disini dilakukan juga pengujian beton yang dilakukan pada semua plan yang sample
semennya diambil di hasil akhir atau packing house pada setiap minggunya di setiap plan,
dan pengujian dilakukan dengan menbuat semen menjadi concrete dengan spesifikasi kuat
tekan 400 (K400). Beton ini adalah aplikasi campuran pasir, air dan agregat kasar yang
semua penyusunnya itu telah memenuhi standar ASTM, baik itu dalam kualitas masingmasing penyusun beton maupun komposisi proporsinya.
Selain melakukan monitoring terhadap produk sendiri, PT. Indocement Tunggal Prakarsa
juga melakukan monitoring competitor. Yakni dengan cara membeli produk competitor di
pasar dan memperlakukannya sama dengan monitoring harian terhadap produk tiga roda,
yakni produk competitor dibuat menjadi concrete K400. Lalu dibandingkan kualitasnya. Ini
adalah suatu langkah untuk mengetahui kualitas produk semen sendiri dengan produk
competitor, sehingga bisa menjadi salah satu tolak ukur untuk meningkatkan kualitas maupun
menghasilkan terobosan baru baik itu mengenai proses maupun kesiapan bahan baku.
Selain itu, di Research and Develompment Departement ada juga program yang
dilakukan namun tidak secara terus menerus, yaitu adanya studi dengan universitas seperti UI
dan LIPI sebagai bentuk kerja sama maupun support terhadap proses dan improvement
aplikasi produk. Salah satu contohnya yaitu percobaan yang dilakuakan UI dengan membuat
beton dengan density yang ringan namun tidak mengurangi kekuatan beton itu sendiri. Selain
itu, LIPI ini membuat terobosan baru dengan menggunakan serat fiber pada voran beton.
Serat fiber ini berfungi untuk timbangan beban yang ada di atas beton tersebut, juga dapat
memperkirakan lifetime dari beton tersebut. Sedang yang sedanng dilakukan oleh ITP sendiri
adalah mencari optimasi proporsi penambahan gypsum terhadap klinker di semen mill
dengan presentasi gupsum yang lebih sedikit namun tidak mengurangi kualitas semen.