Anda di halaman 1dari 24

PRESENTASI KASUS

MENINGITIS TUBERKULOSIS

Pembimbng
dr. Joko Nafianto, Sp.S

Penyaji :
Cindy Prayogo
(07120090073)

Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan


Kepaniteraan Klinik Ilmu Saraf
Rumah Sakit Bhayangkara Tk. I, R.S Sukanto
Periode : 4 November 2014 6 Desember 2014

RESUME

Ny.K, 22 tahun, datang dengan keluhan mulas-mulas dan keluar lendir darah
sejak 2 hari SMRS. Pasien merupakan rujukan dari Puskesmas Kramat Jati dengan
persalinan tak maju, kala I fase aktif memanjang selama 12 jam SMRS. Pemeriksaan
USG terakhir tanggal 22 Juli 2014 dikatakan usia kehamilan pasien aterm, keadaan janin
baik, dan terdapat lilitan tali pusat.
Pada pemeriksaan fisik, tanda-tanda vital dalam batas normal, status generalisata
dalam batas normal. Pemeriksaan obstetri didapatkan TFU 33 cm, taksiran berat janin
3255 gr, Pemeriksaan janin presentasi kepala, HIS = 3 x 45 selama 10 menit, DJJ =
+148 dpm, Vaginal Toucher = portio tebal kaku, pembukaan 5 cm, teraba bagian
belakang kepala janin dengan penunjuk ubun-ubun kecil di kiri posterior, berada di hodge
II, ketuban (+), Pelvimetri klinis mengesankan panggul normal.
Pada pemeriksaan penunjang didapatkan pemeriksaan darah rutin dalam batas
normal, CTG :NST Reaktif.
Pada pasien ini dilakukan observasi selama kurang lebih 7 jam pada kala I fase
aktif di RS POLRI. Didapatkan pembukaan hanya bertambah 2 cm, menjadi 7 cm.
Penurunan kepala janin tetap berada di hodge II walaupun ketuban pecah 7 jam setelah
diobservasi. Diputuskan untuk dilakukan Sectio Caesaria. Bayi lahir pukul 19.50 WIB
tanggal 10/08/2014, jenis kelamin perempuan dengan lilitan tali pusat satu kali, BBL =
3.400 gram, PBL = 50 cm, dan Apgar score 8/9. Tali pusat dan plasenta dilahirkan secara
utuh, perdarahan kurang lebih 300 cc. Pasien dirawat selama tiga hari post Sectio
Caesaria dan diberikan terapi oral (Clindamycin 2x300 mg, asam mefenamat 3x500 mg,
dan hemobion tablet 1x1).

BAB I
ILUSTRASI KASUS

1.1 Identitas Pasien


No Rekam Medis

: 728801

Inisial Nama

: Nn. D D

Jenis Kelamin

: Perempuan

Status

: Belum menikah

Usia

: 17 tahun

Tanggal lahir

: 20 Juni 1997

Alamat

: Jl. H. Ali RT 04/04 Tengah Kramat Jati, Jakarta Timur

Agama

: Islam

Pendidikan

: SMA

Berat Badan

: 43 kg

Tinggi Badan

: 158 cm

Tanggal Masuk RS

: 31 Oktober 2014

Tanggal Pemeriksaan

: 5 November 2014

1.2 Data Dasar


1.2.1 Anamnesa
Anamnesa didapatkan secara alloanamnesa pada tanggal 5 November 2014

Keluhan Utama
Pasien mengeluh nyeri kepala sejak 4 hari SMRS

Keluhan Tambahan
Demam
Batuk berdahak sejak 1 bulan SMRS
Mual
Muntah

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke RS Raden Said Sukanto dengan keluhan nyeri kepala sejak 4
hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit. Nyeri kepala dirasakan seperti ditusuk-tusuk
di seluruh bagian kepalanya. Menurut ibu pasien, pasien mengeluh nyeri kepala semakin
berat dari hari ke hari. Pasien sempat dibawa berobat ke klinik di dekat rumahnya dan
diberikan Paracetamol. Awalnya pasien hanya minum obat tersebut sebanyak 3 kali
sehari, namun, ibu pasien sering memberikan obat tersebut hingga 4 kali karena pasien
mengeluh nyeri kepalanya terasa hebat. Nyeri kepala ini juga dirasakan terus-menerus
sepanjang hari.
Selain nyeri kepala, pasien juga mengalami demam. Menurut ibu pasien, demam
yang dialami pasien telah berlangsung kurang lebih 1 bulan terakhir. Namun, demam
dirasa tidak terlalu tinggi dan hilang timbul, sehingga pasien hanya dibawa berobat ke
klinik terdekat. Menurut ibu pasien, kurang lebih 4 hari sebelum masuk rumah sakit,
pasien mengalami demam tinggi. Demam dirasakan tinggi sepanjang hari dan hanya
turun sesaat setelah diberi obat, namun tidak lama kembali tinggi lagi. Pasien sering
menggigil terutama di malam hari.
Pasien juga mengalami mual dan muntah. Keluhan ini dialami sejak 2 hari
sebelum masuk rumah sakit. Muntah tidak menyembur. Muntah berisi makanan dan
minuman yang dimakan pasien. Ibu pasien menyangkal adanya darah pada muntah.
Muntah terjadi sebanyak 3-4 kali sehari. Muntah sebanyak kurang lebih gelas mineral
160 mL.
Pasien juga mengalami batuk berdahak sejak 1 bulan yang lalu. Dahak ini
berbentuk lendir yang berwarna kuning kehijauan. Frekuensi batuk pasien sangat sering,

pasien menyadari bahwa batuknya akan semakin parah di malam hari dan ketika ia
kelelahan. Awalnya pasien hanya minum obat batuk yang ia daapat dari klinik. Namun
demikian, hingga saat ini, batuk pasien tidak kunjung membaik. Ibu pasien menyangkal
adanya darah pada batuk pasien.
Ibu pasien juga mengamati bahwa pasien sering berkeringat di malam hari yang
cukup banyak, sehingga ia terpaksa mengganti pakaian setiap tengah malam.
Pasien mengalami penurunan berat badan kurang lebih sebanyak 8 kg selama 2
bulan ini. Pasien mengaku nafsu makannya berkurang. Dulu, ia bisa menghabiskan 2
piring nasi dengan lauk pauk dalam 1 hari. Menu Pasien biasanya adalah nasi putih
(dengan porsi seperti nasi bungkus), lengkap dengan lauk pauk. Namun demikian, sejak
batuk, Pasien sulit untuk menghabiskan 1 piring nasi. Sekarang, ia tetap makan 2 kali
sehari, tetapi dalam 1 kali makan, porsi nasi putihnya berkurang, pasien hanya makan
sekitar 4-5 sendok makan dan lauk pauknya pun jarang dihabiskan.
Pasien menyangkal riwayat trauma, batuk berdahak seperti ini sebelumnya,
ataupun minum obat dalam jangka waktu yang lama.

Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat Tekanan Darah Tinggi disangkal.

Riwayat Penyakit Kencing Manis disangkal.

Riwayat Asma disangkal.

Riwayat Alergi disangkal.

Riwayat Penyakit Jantung disangkal.

Riwayat Penyakit Paru disangkal.

Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat kencing manis pada keluarga disangkal

Riwayat sakit jantung pada keluarga disangkal

Riwayat penyakit darah tinggi pada keluarga disangkal

Riwayat kolesterol tinggi pada keluarga disangkal

Riwayat astma pada keluarga disangkal

Riwayat alergi obat pada keluarga disangka

Riwayat penyakit tuberculosis pada adik pasien (adik pasien meninggal)

Riwayat Kebiasaan

Pasien tidak pernah merokok

Pasien tidak pernah mengkonsumsi alkohol

Riwayat Sosial
Rumah pasien berukuran sekitar 3 m x 4 m. Rumah tersebut hanya memiliki 2 jendela
di depan dan 1 kamar tidur. Pasien tinggal bersama 2 anggota keluarganya yang lain,
yaitu ayah, dan ibunya. Adiknya telah meninggal kurang lebih 1 bulan yang lalu
karena typhus. Menurut ibu pasien, adiknya menderita tuberculosis paru. Keluarga
psien memiliki usaha kontrakan da nada seorang nenek yang mengontrak di sana dan
menderita tuberculosis paru. Menurut ibu pasien, pasien kerap bermain di kontrakan
tersebut.

1.2.2 Pemeriksaan Fisik


Dilakukan pada tanggal 5 November 2014

1.2.2.1 Status Generalisata


Keadaan umum

: pasien tampak sakit berat

Penampakan umum

: pasien terlihat lesu, lemas, dan kurus.

Kesadaran

: GCS E4 V4 M5

Tanda-tanda vital
Laju pernafasan

: 28 kali/menit

Denyut nadi

: 92 kali/menit

Suhu tubuh

: 38,20C

Tekanan darah

: 110/70 mmHg

1.2.2.2 Pemeriksaan Fisik Sistematis


Kepala

: warna rambut hitam

o Mata

: konjungtiva pucat

o Telinga

: Bentuk ukuran posisi normal,

o Hidung

: -tidak terdapat deformitas


-tidak terdapat deviasi septum
-konka inferior tidak hiperemis
-sekret (-/-)

o Bibir
Tenggorokan

: tidak terdapat sianosis


: -faring hiperemis
-tonsil T1-T1 tenang

Leher

: -kelenjar getah bening tidak teraba


-trakea di tengah
-tiroid tidak teraba

Thorax
Paru-Paru
Inspeksi

: -pergerakan thoraks saat inspirasi simetris,


-tidak ada bekas luka, maupun jahitan
-tidak hiperpigmentasi maupun hipopigmentasi
-bentuk dada pasien normal dan simetris (tidak ada deformitas)

Palpasi

: -Tactile fremitus kanan dan kiri simetris

Perkusi

: - sonor di kedua lapang paru

Auskultasi

: -Ronkhi (+) paru kanan dan kiri


-Wheezing (-)

Jantung
Inspeksi

: tidak terlihat ictus cordis

Perkusi

: -batas jantung kanan atas di intercosta II linea sternalis dekstra,


-batas kanan bawah di intercosta IV linea parasternal dekstra,

-batas jantung kiri atas di intercosta II linea parasternal sinsitra


-batas jantung kiri bawah intercosta V 1 cm, medial
lineamedioclavicula sinistra
Auskultasi

: -S1, S2 regular
-Murmur (-)
-Gallop (-)

Abdomen
Inspeksi

: tidak terdapat bekas luka maupun diskolorasi pada kulit

Palpasi

: tidak ada nyeri tekan pada 4 kuadran abdomen

Perkusi

: terdengar suara timpani

Auskultasi

: bunyi bising usus normal

Ekstremitas atas
Inspeksi

: -tidak terdapat hipopigmentasi maupun hiperpigmentasi


-terdapat bekas luka goresan di lengan kanan pasien
-tidak ada sianosis

Palpasi

: -jari-jari pasien teraba hangat

Ekstremitas bawah
Inspeksi

: -tidak terdapat hipopigmentasi maupun hiperpigmentasi


-tidak ada sianosis

Palpasi

: -jari-jari pasien teraba hangat

1.2.2.3 Status Neurologis

GCS : (E4, V4, M6)


Tanda rangsang meningeal :
o Kaku kuduk
o Laseque
o Kernique
o Brudzinski I
o Brudzinski II

: (+)
: (+)
: (+)
: (-)
: (-)

o Brudzinski III
o Brudzinski IV

: (-)
: (-)

Saraf Kranialis
o Nerve I (Olfaktorius)
Tidak dapat dinilai karena pasien tidak kooperatif
o Nerve II (Opticus)
Visus Tidak dapat dinilai karena pasien tidak kooperatif
Lapang pandang Tidak dapat dinilai karena pasien tidak
kooperatif
Refleks cahaya langsung dan tidak langsung ++/++
o Nerve III (Okulomotor), IV (Troklearis), VI (Abdusen)
Celah kelopak mata normal, tidak ada ptosis.
Pupil: bulat, isokor : 3mm / 3mm
Pergerakan kedua bola mata tidak dapat diperiksa.
o Nerve V (trigeminal)
Sensorik
V1 : Tidak dapat dinilai karena pasien tidak kooperatif
V2 : Tidak dapat dinilai karena pasien tidak kooperatif
V3 : Tidak dapat dinilai karena pasien tidak kooperatif
Refleks kornea
: Normal.
Motorik
Menggigit
: Tidak dapat dinilai karena pasien tidak
kooperatif
Membuka rahang : Tidak dapat dinilai karena pasien tidak
kooperatif
o Nerve VII (Facial)
Sensorik :
Pengecapan 2/3 anterior lidah : Tidak dapat dinilai karena
pasien tidak kooperatif
Motorik
:
Mengangkat alis : Tidak dapat dinilai karena pasien tidak
kooperatif
Mengembung pipi : Tidak dapat dinilai karena pasien tidak
kooperatif

Mencucu
Meringis

: Tidak dapat dinilai karena pasien tidak


kooperatif
: Tidak dapat dinilai karena pasien tidak
kooperatif

o Nerve VIII (Vestibulocochlear)


Gesekkan jari
AD/AS
pasien tidak kooperatif
Detik jam
AD/AS
pasien tidak kooperatif

: Tidak dapat dinilai karena


: Tidak dapat dinilai karena

o Nerve IX (Glosofaringeal)
Sensorik : Pengecapan 1/3 posterior lidah tidak dapat dinilai
karena pasien tidak kooperatif.
Motorik
: Refleks menelan baik.
o Nerve X (Vagus)
Tidak terdapat disfonia maupun disfagia.
Refleks muntah
: Tidak dapat dinilai karena pasien tidak
kooperatif
Arkus faring
: Simetris.
Letak uvula
: Di tengah.
o Nerve XI (Asesorius)
Mengangkat bahu
tidak kooperatif
Memalingkan kepala

: Tidak dapat dinilai karena pasien


: Baik.

o Nerve XII (Hipoglosus)


Deviasi lidah
Atrofi/fasikulasi/tremor lidah
Artikulasi

Pemeriksaan Motorik
Massa otot :
Lokasi
Ekstremitas Atas
Ekstremitas Bawah
Tonus

Kanan
Eutrofi
Eutrofi

: (-)
: (-) / (-) / (-)
: Baik

Kiri
Eutrofi
Eutrofi

Lokasi
Ekstremitas Atas
Ekstremitas Bawah

Kanan
Normotonus
Normotonus

Kiri
Normotonus
Normotonus

Kekuatan:
Tidak dapat dinilai karena pasien tidak kooperatif

Refleks Fisiologis
o Ekstremitas Atas
Biceps dextra/sinistra : normorefleks (++)/normorefleks (++)
Triceps dextra/sinistra : normorefleks (++)/normorefleks (++)
o Ekstremitas Bawah
Patella dextra/sinistra : normorefleks (++)/normorefleks (++)
Achilles dextra/sinistra : normorefleks (++)/normorefleks (++)

Refleks Patologis
o Ekstremitas Atas
Hoffman trommer dextra/sinistra : - / o Ekstremitas Bawah
Babinski dextra/sinistra
:-/ Schaefer dextra/sinistra
:-/ Chaddock dextra/sinistra : -/ Oppenheim dextra/sinistra : - / Gordon dextra/sinistra
:-/Klonus
o Patella
:-/o Achilles
:-/Pemeriksaan Sensoris
o Ekstremitas Atas
Raba
: Tidak dapat dinilai
tidak kooperatif
Nyeri
: Tidak dapat dinilai
tidak kooperatif
Getar
: Tidak diperiksa.
Suhu
: Tidak diperiksa.
Propioseptif
: Tidak dapat dinilai
tidak kooperatif
Diskriminasi dua titik
: Tidak dapat dinilai
tidak kooperatif

karena pasien
karena pasien

karena pasien
karena pasien

1.2.3

o Ekstremitas Bawah
Raba
: Tidak dapat dinilai karena pasien
tidak kooperatif
Nyeri
: Tidak dapat dinilai karena pasien
tidak kooperatif
Getar
: Tidak diperiksa.
Suhu
: Tidak diperiksa.
Propioseptif
: Tidak dapat dinilai karena pasien
tidak kooperatif
Diskriminasi dua titik
: Tidak dapat dinilai karena pasien
tidak kooperatif
Otonom
o BAB
: 1 minggu 1 kali
o BAK
: Normal
o Berkeringat
: Normal
Fungsi Luhur
o Memori
: Tidak dapat dinilai karena pasien tidak kooperatif
o Kognitif
: Tidak dapat dinilai karena pasien tidak kooperatif
o Bahasa
: Tidak dapat dinilai karena pasien tidak kooperatif
Pemeriksaan Koordinasi
o Disdiadokinesia
kooperatif
o Tes telunjuk hidung
kooperatif

: Tidak dapat dinilai karena pasien tidak


: Tidak dapat dinilai karena pasien tidak

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Laboratorium
31 Oktober 2014

Parameter

Hasil

Nilai Rujukan

Satuan

8,8

12 14

g/dl

6.700

5.000 10.000

U/l

Hematokrit

27

37-43

Trombosit

259.000

150.000-400.000

/ul

HEMATOLOGI
Hemoglobin
Leukosit

1 November 2014

Parameter

Hasil

Nilai Rujukan

Satuan

9,3

12 14

g/dl

7.900

5.000 10.000

U/l

97

<20

Mm/jam

Basofil

01

Eosinofil

13

Batang

26

Segmen

81

50 70

Limfosit

15

20 40

Monosit

28

HEMATOLOGI
Hemoglobin
Leukosit
Laju Endap Darah
HITUNG JENIS LEUKOSIT

URINE LENGKAP
Warna

Kuning

Kejernihan

Keruh

Reaksi/Ph

6,0

5-8,5

Berat Jenis

1.025

1.000-1.030

Protein

Negatif

Bilirubin

Negatif

Glukosa

Negatif

Keton

Negatif

Darah/Hb

Negatif

Nitrit

Negatif

0,1

0,1-1,0 IU

Negatif

Urobilinogen
Leukosit
Sedimen:
*Leukosit

7-8

/LPB

*Eritrosit

3-5

/LPB

*Sel Epitel

*Silinder

*Kristal

Lain-lain

Bakteri: +

/LPK

3 November 2014
Parameter

Hasil

Nilai Rujukan

BTA Sewaktu

1 Positif

Negatif

BTA Pagi

1 Positif

Negatif

BTA Sewaktu

1 Positif

Negatif

Satuan

MIKROBIOLOGI
BTA 3 x

PEWARNAAN GRAM

SEL LEUKOSIT
SEL EPITEL

3-5
+

KUMAN BATANG
*Gram Positif

Tidak Ditemukan

*Gram Negatif

Ditemukan

KUMAN COCCUS
*Gram Positif

Tidak Ditemukan

KUMAN DIPLOCOCCUS

Tidak Ditemukan

KUMAN TETRACOCCUS

Ditemukan

4 November 2014
Parameter

Hasil

Nilai Rujukan

Satuan

Kalium

130

135-145

Mmol/L

Natrium

3,9

3,8-5,0

Mmol/L

Chlorida

93

98-106

Mmol/L

Hasil

Nilai Rujukan

Satuan

9,3

12 14

g/dl

9.300

5.000 10.000

U/l

KIMIA KLINIK
ELEKTROLIT

5 November 2014
Parameter
HEMATOLOGI
H*emoglobin
Leukosit

Hematokrit

27

37-43

Trombosit

230.000

150.000-400.000

/ul

SGOT/AST

23,1

< 31

U/L

SGPT/ALT

16,2

< 31

U/L

Ureum

13

10-50

mg/dL

Creatinine

0,7

0,5-1,3

mg/dL

Glukosa Darah Sewaktu

110

<200

mg/dl

Non Reaktif

Non Reaktif

KIMIA KLINIK

SEROLOGI / IMUNOLOGI
ANTI HIV (PENYARING)
*Strategi Satu
*Strategi Dua

Non Reaktif

*Strategi Tiga

Non Reaktif

8 November 2014
Parameter

Hasil

Nilai Rujukan

Satuan

10,0

12 14

g/dl

11.300

5.000 10.000

U/l

Hematokrit

29

37-43

Trombosit

353.000

150.000-400.000

/ul

HEMATOLOGI
Hemoglobin
Leukosit

Pemeriksaan CT-scan

Hasil:

Tak tampak lesi hipodens/hiperdens pada parietal kanan-kiri

Sulci/gyri merapat dengan pemberian kontras tampak penyengatan pada


leptomeningen parietooksipital kanan kiri dan patcy enhancement pada korteks
parietal kanan kiri

Sistem bentrikel menyempit ringan

Orbita, aircell mastoid dekstra sinistra normal

Tulang-tulang normal

Kesan:

1.2.4

Mengesankan gambaran meningoensephalitis

Pemeriksaan Foto X Ray Thoraks

DIAGNOSIS
Klinis

Cephalgia, Penurunan Kesadaran

Topis

Meningens

Etiologi

Tuberkulosa

Diagnosis umum

1.2.5

Tuberkulosis Paru

Anemia

Hipokalemia

DIAGNOSIS BANDING
Meningoencephalitis

1.2.6

PEMERIKSAAN ANJURAN

1.2.7

Lumbal Pungsi

PENATALAKSANAAN
o

Medikamentosa

Pertahanan hemodinamik

Obat Anti Tuberkulosa :

Rifampicin

: Ringer Laktat 14 gtt/menit

Isoniazid

Etambutol

Injeksi Streptomisin

Steroid :

Analgesik dan Anti nyeri :

Ambroxol 3 x 1cth

H2 inhibitor:

Paracetamol 3 x 500 mg

Anti tusif:

Injeksi Dexamethason 3x1

Ranitidine 2 x 1

Hepatoprotektor:

B6 2 x 1 tab

Curcuma 1 x 1

Nonmedikamentosa:

1.2.8

PROGNOSIS

Quo ad vitam

: dubia

Quo ad functionam

: dubia

Quo ad sanationam

: dubia

1.2.9 PEMANTAUAN HARIAN PASIEN


5 November 2014 (Perawatan Hari ke 6)
Demam (+)
Nyeri kepala (+)

Mual(+), muntah (+),


Penurunan kesadaran (+), pasien berbicara kacau (disorientasi)
Pemeriksaan Fisik Umum:

Keadaan Umum: Pasien tampak sakit berat


Kesadaran: GCS E4 V4 M5

Laju Nadi: 92 kali per menit, teratur, kuat


Laju Nafas: 28 kali per menit
Suhu: 38,2 0C
Tekanan Darah: 110/70 mmHg
Status Neurologis:
Rangsang meningeal
Nervus cranialis
Refleks fisiologis
Refleks patologis
Kekuatan motorik
Sensoris
Tonus
Klonus

: Tidak ada kelainan


: Tidak dapat dinilai karena pasien tidak kooperatif
: +++/++
: Babinski - / Chaddock - / : 1111 5555
2222 5555
: Tidak dapat dinilai karena pasien tidak kooperatif
: hipertonus (spastis)/normal
:-/-

Hasil Pemeriksaan Laboratorium:


HEMATOLOGI
Hemoglobin 12,3 g/dL
Hematokrit 38%
Leukosit 9.400 u/L
Trombosit 335.000 /uL
HITUNG JENIS LEUKOSIT
*Basofil 2%
*Eosinofil 5%
*Neutrofil Batang *Neutrofil Segmen 95%
*Limfosit 4%
*Monosit 2%
Laju Endap Darah (LED) 4 mm/jam
Eritrosit 4,79 juta/uL
A
P

Urtikaria Akut Generalisata


IVFD Ringer Laktat 1152 ml/24 jam
Injeksi Dexamethason 3 x 2 mg

Antasida sirup 3 x 1 cth


Domperidone sirup 2 x 2 cth
Chlorpheniramine Maleate 2 x tab
Salisil talk

16-7-2013 (Perawatan Hari ke 3) (Hari Sakit ke 6)


Demam (-)
Masih lemas
Mual(-), muntah (-),

nyeri perut berkurang, gatal-gatal seluruh tubuh


Belum BAB 5 hari
Toleransi oral kurang baik
Keadaan Umum: Pasien tampak sakit sedang dan lemas
Kesadaran: Compos Mentis
Laju Nadi: 80 kali per menit, teratur, kuat
Laju Nafas: 22 kali per menit
Suhu: 37 0C
Tekanan Darah: 110/70 mmHg
Abdomen: nyeri tekan epigastrium (+)
Kulit: terdapat perbaikan pada lesi urtika pada regio facial, thoracal, abdominal, lumbal, acromial,

brachii, antebrachii, femoral, dan crural,. Tampak eskoriasi pada lesi urtika tersebut.

Urtikaria Akut Generalisata


IVFD Ringer Laktat 1152 ml/24 jam
Injeksi Dexamethason 3 x 2 mg
Antasida sirup 3 x 1 cth
Domperidone sirup 2 x 2 cth (kalau perlu)

Chlorpheniramine Maleate 2 x tab


Loratadin 2 x 1 tab
Pyrantel 1 x 1 tab
Salisil talk
Konsultasi dr. Spesialis Kulit dan Kelamin

17-7-2013 (Perawatan Hari ke 4) (Hari Sakit ke 7)


Demam (-)
Mual(-), muntah (-),
S

nyeri perut (-),


Belum BAB 6 hari
Toleransi oral membaik
Keadaan Umum: Pasien tampak sehat
Kesadaran: Compos Mentis

Laju Nadi: 86 kali per menit, teratur, kuat


Laju Nafas: 22 kali per menit
Suhu: 36,7 0C
Tekanan Darah: 110/70 mmHg

Abdomen: nyeri tekan epigastrium (-)


Kulit: tidak tampak lesi urtika pada region fasial, brachii, antebrachii, thoracal, abdomen, lumbal,
femoralis, dan cruris. (setelah mendapatkan pengobatan loratadin 2 x 1 tab dan chlorpheniramin
maleate 4 x tab)

Hasil Pemeriksaan Laboratorium:


HEMATOLOGI
Hemoglobin 12,4 g/dL
Hematokrit 31%
Leukosit 8.600 u/L
Trombosit 380.000 /uL

Urtikaria Akut Generalisata


IVFD Ringer Laktat 1152 ml/24 jam
Injeksi Dexamethason 2 x 2 mg (tappering off)
Antasida sirup 3 x 1 cth

Domperidone sirup 2 x 2 cth (kalau perlu)


Chlorpheniramine Maleate 4 x tab
Salisil talk
Jawaban Konsultasi dr. Spesialis Kulit dan Kelamin:
-

Chlorpheniramine Maleate 4 x tab

Dexamethason 3x2 mg (lanjut tappering off)

Salisil talk (lanjut)

18-7-2013 (Perawatan Hari ke 5) (Hari Sakit ke 8)


Demam (-)
S

Mual(-), muntah (-),


nyeri perut (-), gatal-gatal pada tungkai (sebelumnya pasien memakan 1 telur ayam)
Toleransi oral membaik
Keadaan Umum: Pasien tampak sakit ringan
Kesadaran: Compos Mentis
Laju Nadi: 82 kali per menit, teratur, kuat
Laju Nafas: 20 kali per menit
Suhu: 36,9 0C
Tekanan Darah: 110/70 mmHg
Abdomen: nyeri tekan epigastrium (-)

Kulit: tampak lesi urtika pada region cruris.

Urtikaria Akut Generalisata


IVFD Ringer Laktat 1152 ml/24 jam
Injeksi Dexamethason 1 x 2 mg

Domperidone sirup 2 x 2 cth (kalau perlu)


Loratadin 2 x 1 tab
Chlorpheniramine Maleate 4 x tab
Salisil talk

19-7-2013 (Perawatan Hari ke 6) (Hari Sakit ke 9)


Demam (-)
S

Mual(-), muntah (-),


nyeri perut (-), toleransi oral baik
Keadaan Umum: Pasien tampak sehat
Kesadaran: Compos Mentis
Laju Nadi: 86 kali per menit, teratur, kuat
Laju Nafas: 24 kali per menit
Suhu: 37 0C
Tekanan Darah: 110/70 mmHg
Abdomen: nyeri tekan epigastrium (-)
Kulit: tidak tampak lesi urtikaria pada seluruh region tubuh pasien

Urtikaria Akut Generalisata


IVFD aff
Pasien diperbolehkan pulang

Kontrol 1 minggu kemudian ke Poliklinik Anak RS Said Sukanto


Edukasi: memperhatikan makanan apa saja atau obat-obatan maupun faktor pemicu munculnya
urtikaria pada pasien dan menghindarinya.

Anda mungkin juga menyukai