Anda di halaman 1dari 21

2. 1.

13 - PS

anduan
elaksanaan

Tahun 2007

BANTUAN
PENGEMBANGAN UNIT PRODUKSI

Direktorat Pembinaan SMK


Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional

KATA PENGANTAR

Kebijakan pokok Departemen Pendidikan Nasional untuk


mewujudkan (1) pemerataan dan perluasan akses pendidikan,
(2)

peningkatan

mutu,

relevansi,

dan

daya

saing

(3)

penguatan tatakelola, akuntabilitas, dan pencitraan publik,


menjadi dasar pelaksanaan program-program tahun 2007
pada Direktorat Pembinaan SMK.
Program/kegiatan pada Direktorat Pembinaan SMK yang
disampaikan melalui bantuan Imbal Swadaya atau Subsidi
disalurkan

langsung

ke

Sekolah

Menengah

Kejuruan

(SMK)/Institusi lain sehingga setiap bantuan yang sampai ke


SMK/Institusi lain diharapkan memiliki dampak manfaat yang
langsung menyentuh pada kebutuhan sekolah.
Panduan Pelaksanaan ini memberikan penjelasan tentang
deskripsi program bantuan, persyaratan yang harus dipenuhi,
organisasi

pelaksana

pemanfaatan

dana,

program,

mekanisme

ketentuan

pelaksanaan,

pertanggungjawaban

keuangan, dan sistem pelaporan hasil pelaksanaan. Oleh


karena itu, setiap SMK/Institusi lain yang akan mengusulkan
dan menjalankan program ini agar memahami terlebih dahulu
Panduan

Pelaksanaan

ini

untuk

menjamin

kesesuaian

keberhasilan pelaksanaan program di SMK yang lebih efektif,


efisien, dan akuntabel.

Selanjutnya, apabila dalam Panduan Pelaksanaan ini terjadi


kekurangan atau kekeliruan, maka akan diperbaiki sesuai
ketentuan yang berlaku.
Kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang
telah berpartisipasi dan menyampaikan pemikirannya dalam
pembuatan Panduan Pelaksanaan ini.

Jakarta, Februari 2007


Direktur
Pembinaan

Sekolah

Menengah

Kejuruan

Dr. Joko Sutrisno


NIP. 131 415 680

ii

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................... iii
BAB I
PENDAHULUAN...................................................................................1
A
LATAR BELAKANG...................................................................1
B
TUJUAN...................................................................................2
C
DASAR HUKUM........................................................................2
D
UNSUR TERKAIT......................................................................3
E
SASARAN SMK CALON PENERIMA BANTUAN...........................3
F
KARAKTERISTIK DANA BANTUAN.............................................3
BAB II
PENGORGANISASIAN, TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB.......................4
A. ORGANISASI............................................................................4
B. TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB...............................................4
BAB III
KETENTUAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGGUNAAN DANA.......8
A
KETENTUAN PENGGUNAAN DANA...........................................8
B
PERTANGGUNGJAWABAN PENGGUNAAN DANA.......................8
C
PELAPORAN............................................................................9
BAB IV
PERSYARATAN DAN MEKANISME PENGAJUAN USULAN RANCANGAN
PROGRAM/ PROPOSAL......................................................................10
A
PERSYARATAN CALON SMK YANG MENERIMA DANA BANTUAN
............................................................................................. 10
B
PROSEDUR PENGAJUAN USULAN RANCANGAN PROGRAM/
PROPOSAL............................................................................10
C
MEKANISME PEMBERIAN DANA BANTUAN PENGEMBANGAN
UNIT PRODUKSI SMK.............................................................11
D
JADWAL KEGIATAN................................................................12
BAB V
PENUTUP.......................................................................................... 13
LAMPIRAN........................................................................................14

iii

BAB I
PENDAHULUAN
A

LATAR BELAKANG
Salah satu pilar pembangunan pendidikan dan rencana strategis
Departemen Pendidikan Nasional 2005 2009 adalah
peningkatan mutu dan relevansi. Hal ini harus diimplementasikan
di semua lini dalam lingkungan pendidikan nasional.
Pemerintah saat ini sedang menggalakkan penggunaan produk
dalam negeri. Berbagai peralatan dan perabot serta
perlengkapan sekolah sedapat mungkin memanfaatkan hasil
produksi dalam negeri, yang sangat mungkin dihasilkan oleh unit
produksi SMK.
Unit
Produksi
merupakan
suatu
sarana
pembelajaran,
berwirausaha bagi siswa dan guru serta memberi dukungan
operasional sekolah. Untuk manajemen sekolah Unit Produksi
merupakan salah satu optimalisasi pemanfaatan sumber daya
sekolah.
Kebijakan Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
tentang
Sekolah
Bertaraf
Nasional/Internasional
wajib
mengembangkan unit produksi sebagai salah satu tolok ukur
pencapaian Profil Sekolah Bertaraf Nasional/Internasional.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai institusi pendidikan
yang melakukan proses pembelajaran berbasis produksi sangat
dimungkinkan menghasilkan produk-produk yang layak dijual dan
mampu bersaing di pasaran. Oleh karena itu SMK seharusnya
mengembangkan Unit Produksi yang relevan dengan program
keahlian yang dikembangkan di sekolah secara terprogram dan
terstruktur.
Kenyataan di lapangan banyak SMK yang mampu menghasilkan
produk yang bermutu, akan tetapi karena satu dan lain hal belum
mampu memasarkannya sehingga diperlukan instiusi yang dapat
memfasilitasi pemasaran produk tersebut. Hal ini dapat diatasi
antara lain dengan memfungsikan salah satu sekolah yang
mempunyai kemampuan dalam bidang pemasaran untuk
menjadi outlet .

Sehubungan dengan hal di atas Direktorat Pembinaan Sekolah


Menengah Kejuruan pada tahun 2007 menganggap perlu
melakukan
upaya
dalam
mendorong
SMK
untuk
mengembangkan Unit Produksi sekolah dengan memfasilitasi
dalam bentuk Bantuan Unit Produksi SMK.
B

TUJUAN
Panduan Pelaksanaan Bantuan Unit Produksi SMK ini bertujuan
untuk :
1. Mendorong peningkatan pembe-lajaran berbasis produksi
bagi SMK ybs dan SMK lain di sekitarnya.
2. Memotivasi SMK untuk mem-bangun kemitraan dalam rangka
pengembangan Unit Produksi SMK
3. Meningkatkan pencitraan SMK sebagai lembaga pendidikan
kejuruan
yang
melaksanakan
pembelajaran
untuk
menghasilkan produk yang berkualitas.
4. Menjadikan SMK sebagai outlet produk unit produksi/
teaching factory SMK di sekitarnya.

DASAR HUKUM
1. Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional;
2. Undang-Undang RI No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan
Negara;
3. Undang-undang RI No. 18 tahun 2006 tentang APBN tahun
2007;
4. Undang-Undang RI No. 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara;
5. Undang-Undang
RI
No.
15
tahun
2004
tentang
Penyelenggaraan,
Pengelolaan
dan
Tanggung
Jawab
Keuangan Negara;
6. Undang-Undang RI No. 8 tahun 2005 tentang Pemerintahan
Daerah;
7. Peraturan Pemerintah RI No. 25 tahun 2000 tentang
Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai
Daerah Otonom;
8. Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan;

9. Peraturan Presiden RI No. 7 Tahun 2005 tentang Rencana


Pembangunan Jangka Menengah Tahun 2004 2009;
10. Keppres 80 tahun 2003 tentang Pedoman Pengadaan Barang
dan Jasa Pemerintah yang telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Perpres No.85 Tahun 2006;
11. Peraturan Menteri Keuangan RI No. 134/PMK.06/2005 tentang
Pedoman Pembayaran APBN
12. Kepmendiknas No 044/U/2002 tentang Dewan Pendidikan dan
Komite Sekolah;
13. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan No. 66/PB/2005
tentang mekanisme pembayaran atas beban APBN;
14. Renstra Depdiknas 2004 2009;
15. Road Map Direktorat Pembinaan SMK 2006 2010;.
D UNSUR TERKAIT
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan;


Dinas Pendidikan Provinsi;
Dinas Pendidikan Kabupaten/kota;
Komite Sekolah;
Yayasan;
SMK terkait.

SASARAN SMK CALON PENERIMA BANTUAN


Secara nasional, target penerima bantuan berjumlah 50 (lima
puluh) Paket yang akan ditetapkan berdasarkan surat keputusan
Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.

KARAKTERISTIK DANA BANTUAN


1. Pada dasarnya dana bantuan ini merupakan dana yang
disediakan oleh pemerintah pusat untuk pengembangan
outlet unit produksi.
2. Dana bantuan sebagai salah satu stimulan bagi pemerintah
daerah dan sekolah dalam rangka peningkatan mutu dan
relevansi
pendidikan.
Dengan
demikian
diharapkan
Pemerintah
Kabupaten/Kota
dan/atau
Yayasan
dapat
menyediakan dana pendamping.
3. Dana bantuan diperoleh secara kompetitif.

4. Dana bantuan disalurkan langsung kepada SMK dan


dilaksanakan secara swakelola sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
5. Dana
bantuan
harus
dikelola
secara
benar
dan
dipertanggung-jawabkan sesuai aturan yang berlaku, dengan
menerapkan prinsip transparansi dan akuntabilitas.

BAB II
PENGORGANISASIAN, TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
A. ORGANISASI
Pelaksanaan program Pemberian bantuan dalam rangka
pengembangan outlet unit produksi melibatkan berbagai unsur
sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan,


Dinas Pendidikan Provinsi,
Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota,
Komite Sekolah,
Yayasan,
Sekolah.

B. TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB


Setiap unsur yang terlibat dalam pengembangan outlet unit
produksi sebagaimana tersebut di atas memiliki tugas dan
tanggungjawab sebagai berikut:

1. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


1. Menyiapkan seluruh dokumen program, termasuk
Panduan pelaksanaan pemberian bantuan dana bantuan.
2. Melakukan sosialisasi program kepada Dinas Pendidikan
Provinsi dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.
3. Melakukan seleksi usulan rancangan program/ proposal
yang diusulkan.
4. Melakukan verifikasi ke sekolah yang telah lulus seleksi
usulan rancangan program/ proposal untuk melihat
kesesuaian antara usulan rancangan program/proposal
dengan kenyataan serta untuk mendapatkan informasi
tambahan yang diperlukan.
5. Menetapkan SMK yang mendapat bantuan.
6. Melaksanakan Bimbingan Teknis.
7. Menyalurkan dana bantuan.
8. Melakukan evaluasi terhadap keterlaksanaan program.

2. Dinas Pendidikan Provinsi


Dinas Pendidikan Provinsi memiliki tugas dan tanggungjawab:
a. Melakukan sosialisasi program di tingkat propinsi bagi
Kabupaten/ Kota.
b. Melakukan supervisi dan evaluasi sesuai dengan tugas
dan kewenangannya.
c. Memberikan
masukan
dan
saran
terhadap
pengembangan outlet unit produksi.
d. Mengusulkan/ meberikan persetujuan/ merekomendasikan
rancangan usulan program/ proposal SMK
3. Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota
Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota memiliki peran dan fungsi
sebagai berikut :
a. Memberikan dukungan
keberhasilan pelaksanaan
program.
b. Memberikan pengarahan dan pembinaan agar program
dapat terlaksana.
c. Menelaah
rancangan
usulan
program/
proposal
pengembangan outlet unit produksi yang disusun dan
diajukan oleh SMK.
d. Menyetujui proposal yang dinilai layak.
e. Merekomendasikan
penyelenggaraan
program
pengembangan outlet unit produksi.
f. Melakukan pembinaan dan evaluasi kepada sekolah
dalam pelaksanaan program.
g. Melaporkan hasil pembinaan dan evaluasi kepada
Bupati/Walikota dengan tembusan ke Direktorat PSMK.
h. Secara sistematis mendorong sekolah meningkatkan
manajemen pendidikan agar
dapat mengembangkan
outlet unit produksi.
4. Komite Sekolah
Komite Sekolah memiliki tugas dan tanggungjawab antara
lain:
a. Bersama dengan sekolah menyusun rancangan usulan
program/ proposal pengembangan outlet unit produksi.

b. Bersama sekolah meminta persetujuan rancangan usulan


c.

program/
proposal
kepada
Dinas
Pendidikan
Kabupaten/Kota.
Memfasilitasi sekolah dalam pengembangan outlet unit
produksi.

5. Tim Pelaksana
Tim Pelaksana adalah tim yang dibentuk dan ditetapkan
Komite bersama SMK dengan keanggotaan terdiri dari unsur
SMK (Pemimpin/bukan Kepala Sekolah, Guru, Tenaga
Kependidikan), dan Komite.
Adapun tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai
berikut:
a. Menyusun rencana program pelaksanaan
b. Menyusun Rencana Anggaran Belanja
c. Menyusun Jadwal Pelaksanaan
d. Melaksanakan kegiatan
e. Menyampaikan laporan kepada Komite dan SMK
6. Yayasan
a. Memberikan dukungan
keberhasilan pelaksanaan
program.
b. Memberikan pengarahan dan pembinaan agar program
dapat terlaksana.
c. Memfasilitasi sekolah dalam pengembangan outlet unit
produksi.
d. Merekomendasikan pengembangan outlet unit produksi.
e. Melakukan pembinaan dan evaluasi kepada sekolah
dalam pelaksanaan program agar tepat sasaran serta
tepat waktu.
f. Secara sistematis mendorong sekolah meningkatkan
manajemen pendidikan agar
dapat mengembangkan
outlet unit produksi dan mengalokasikan dana pendidikan
untuk sekolah bersangkutan.
7. Sekolah

Sekolah
sebagai
pelaksana
program
bertugas
dan
bertanggungjawab langsung terhadap keterlaksanaan dan
keberhasilan
program,
baik
secara
teknis
maupun
administratif, meliputi :
a. Bersama dengan komite sekolah menyusun
usulan
rancangan program/ proposal Bantuan pengembangan
outlet unit produksi.
b. Mengajukan usulan rancangan program/ proposal kepada
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota untuk
memperoleh persetujuan.
c. Mengirimkan usulan rancangan program/ proposal yang
telah mendapat persetujuan Kepala Dinas Pendidikan
Kabupaten/ Kota ke Direktorat PSMK dengan tembusan ke
Dinas Pendidikan Provinsi.
d. Menerima dan mengelola dana bantuan dari Direktorat
PSMK sesuai dengan surat perjanjian kerjasama dan
ketentuan yang berlaku.
e. Membangun dan mengembangan kemitraan dengan SMK
sekitar dan institusi lain untuk pengembangan unit
produksi dan perannya sebagai outlet
f. Membentuk tim pelaksana program pengembangan outlet
unit produksi.
g. Membentuk tim evaluasi pengembangan outlet unit
produksi.
h. Bertanggungjawab penuh terhadap pengembangan unit
produksi dan outlet unit produksi.
i. Menyusun dan mengirimkan laporan teknis kegiatan dan
administrasi untuk pertanggungjawaban penggunaan
dana bantuan.

BAB III
KETENTUAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGGUNAAN
DANA
A

KETENTUAN PENGGUNAAN DANA


Ketentuan penggunaan dana bantuan adalah sebagai berikut:
1.
Bantuan akan dibayarkan langsung kepada
pihak sekolah sebesar Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah) .
2.
Bantuan
harus
sudah
mulai
dimanfaatkan/dibelanjakan selambat-lambatnya 12 (dua
belas) hari kerja setelah dana diterima di rekening sekolah.
3.
Dana
bantuan
disalurkan
dengan
cara
pemindahbukuan
dari
rekening
Kas
Umum
Negara
(Pemerintah Pusat c.q Departemen Keuangan) dan diteruskan
ke rekening SMK.
4.
Penyaluran dana imbal swadaya diberikan
secara penuh/utuh tanpa potongan pajak baik dari kas Umum
Negara ke kas Umum Daerah maupun dari kas Umum
Daerah ke rekening SMK. Kewajiban pajak atas penggunaan
dana imbal diselesaikan oleh SMK sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
5. Bantuan dapat digunakan untuk :
a. Membangun jaringan dengan sekolah penghasil produk
atau jasa unit produksi, industri, lembaga dan masyarakat
luas.
b. Pengadaan bahan untuk menghasilkan produk atau jasa
c. Memasarkan hasil unit produksi dari sekolah ybs dan
sekolah lain.

PERTANGGUNGJAWABAN PENGGUNAAN DANA


Pengelola dana (sekolah) harus memperhatikan antara lain:
1. Setiap
penggunaan
dana
bantuan
harus
dapat
dipertanggungjawabkan dan dapat didukung oleh bukti fisik
dan keuangan. Apabila terjadi penyimpangan terhadap
penggunaan dana bantuan, maka Sekolah akan dikenakan
sanksi sesuai dengan yang tertuang dalam MoU .

2. Bukti pengeluaran uang dalam jumlah tertentu harus


dibubuhi materai yang cukup sesuai ketentuan yang berlaku.
Dalam bukti pengeluaran harus jelas uraian mengenai
peruntukannya yang dibayarkan dan diberi tanggal dan
nomor bukti pengeluaran, termasuk pembayaran pajak sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
3. Memiliki NPWP dan memungut pajak-pajak serta menyetor ke
Kas Negara atas pembelian/ pengadaan barang/jasa dalam
jenis dan jumlah tertentu sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
4. Melaporkan serta mempertanggungjawabkan hasil kegiatan
program imbal secara administrasi, keuangan dan teknis
kepada Direktorat Pembinaan SMK dengan tembusan kepada
Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.
6. Segala sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan bantuan
dan pelanggarannya menjadi tanggung jawab sekolah.
7. Pelaksanaan kegiatan yang di danai dana imbal harus sudah
selesai paling lambat pada tanggal 30 November 2007. Hasil
dari kegiatan yang di danai dana imbal harus sudah dapat
dimanfaatkan pada akhir tahun 2007. Waktu pelaksanaan
dihitung 3 bulan mulai dari penerimaan dana di rekening
sekolah.
C

PELAPORAN
1. Laporan pertanggungjawaban keuangan :
a. Laporan disampaikan kepada Direktur Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan dengan dilampiri bukti pengeluaran
dan bukti penyetoran pajak terkait.
b. Laporan harus sudah diterima oleh Direktur Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan paling lambat 3 (tiga) bulan
sejak dana bantuan tersebut diterima.
2. Laporan kemajuan pelaksanaan pengembangan unit produksi
dan outlet yang disampaikan setiap akhir tahun.
Laporan dikirimkan kepada:
Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Depdiknas Gedung E Lantai 12-13
Jl. Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta 10270

10

BAB IV
PERSYARATAN DAN MEKANISME PENGAJUAN USULAN
RANCANGAN PROGRAM/ PROPOSAL
A

PERSYARATAN CALON SMK YANG MENERIMA DANA


BANTUAN

1.

SMK yang telah ditetapkan sebagai SMK yang


berpotensi untuk dikembangkan menjadi SMK bertaraf
internasional
berdasarkan
surat
penetapan
Direktur
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
2.
Menyusun dan mengajukan usulan rancangan
program/ proposal ke Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan.
3.
Lulus seleksi usulan rancangan program/ proposal dan
verifikasi.
4.
Memiliki jaringan unit produksi dengan sekolah di
sekitarnya yang dibuktikan dengan surat perjanjian
kerjasama dengan minimal 3 sekolah sebagai anggota outlet.
5.
Memiliki jaringan unit produksi dengan sekolah atau
industri/ institusi lainnya.
6.
Memiliki rekening di Bank atas nama Sekolah.
7.
Sekolah yang telah ditetapkan oleh Direktur
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan sebagai penerima
dana bantuan Pengembangan Unit Produksi.
B

PROSEDUR PENGAJUAN USULAN RANCANGAN PROGRAM/


PROPOSAL
Prosedur dan mekanisme pengusulan proposal Dana bantuan
pengembangan unit produksi SMK sebagai berikut :
1. Sekolah
Sekolah bersama Komite Sekolah menyusun usulan
rancangan program/ proposal selanjutnya mengajukan
kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk disyahkan.
2. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota

11

Dinas Pendidikan Kab/Kota mensyahkan usulan rancangan


program/ proposal yang memenuhi syarat, dan selanjutnya
oleh sekolah usulan rancangan program/ proposal dikirim ke
Direktorat PSMK dengan alamat :
Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
u.p. Kepala Subdit Kelembagaan Sekolah
Kompleks Depdiknas Gedung E lantai 12-13,
Jalan Jenderal Sudirman, Senayan
Jakarta Pusat 10270
3. Direktorat PSMK (Subdit Kelembagaan Sekolah)
a. Direktorat PSMK melalui Subdit Kelembagaan Sekolah
menerima usulan rancangan program/ proposal yang
diajukan dari Sekolah.
b. Membentuk Tim seleksi/penilaian usulan rancangan
program/ proposal
c. Tim
melakukan
seleksi/penilaian terhadap
usulan
rancangan program/ proposal yang diusulkan sesuai
dengan kriteria yang telah ditentukan dan disepakati
bersama.
d. Melakukan verifikasi ke SMK yang usulan rancangan
program/ proposalnya dinyatakan lulus seleksi.
e. Membuat laporan hasil seleksi yang dituangkan dalam
format laporan, serta mengusulkannya kepada Direktur
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
f. Menetapkan SMK yang memenuhi kriteria untuk
mendapat dana bantuan melalui surat keputusan Direktur
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
C

MEKANISME PEMBERIAN DANA BANTUAN PENGEMBANGAN


UNIT PRODUKSI SMK
1

Direktur Pembinaan SMK mengeluarkan Surat Keputusan


tentang penetapan SMK penerima bantuan
2. SMK menyusun Rencana Anggaran Belanja (RAB) sesuai
Ketentuan Pemanfaatan Dana di atas.
3. Direktorat Pembinaan SMK mengevaluasi kelayakan RAB yang
disampaikan oleh SMK. Selanjutnya meminta kelengkapan
dokumen administrasi dari SMK yang RAB nya dinyatakan
layak, sebagai persyaratan untuk pencairan dana bantuan.

12

4. Direktorat Pembinaan SMK memproses pencairan dana


bantuan yang akan ditransfer langsung ke rekening Sekolah.

D JADWAL KEGIATAN
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

KEGIATAN
Penerimaan
Proposal
Evaluasi Proposal
Verifikasi
Penetapan
Penyaluran dana
Pelaksanaan
program
Laporan
pelaksanaan

WAKTU 2007
Maret
Maret - April
April
Mei
Mei Des.
Desember

13

BAB IV
PENUTUP
Setiap sekolah yang memiliki peluang memperoleh bantuan ini
adalah SMK yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan, oleh
karena itu data pendukung lain yang dianggap penting agar
dilampirkan pada proposal.
Dengan tersusunnya panduan pelaksanaan ini diharapkan dapat
membantu sekolah atau instansi terkait mendapatkan informasi
untuk memperoleh dana bantuan pengembangan unit produksi
sekolah.
Karena itu setiap sekolah harus memiliki persepsi dan pemahaman
yang sama dalam melakukan analisis potensi sekolahnya baik
kondisi sumberdaya lingkungannya, sarana prasarana, sumberdaya
manusia, siswa, dan potensi lain yang ikut menentukan keberhasilan
sekolah.
Program bantuan pengembangan unit produksi sekolah ini akan
berjalan lancar apabila setiap unsur terkait seperti warga sekolah,
Tim Pembina dan stakeholders secara konsisten dan berkelanjutan
ikut berperan aktif dan bekerja keras demi peningkatan mutu hasil
pemelajaran di sekolah.

14

LAMPIRAN

15

Lampiran 1
KOP SEKOLAH

SURAT PERNYATAAN
KESANGGUPAN SMK UNTUK MENGEMBANGKAN UNIT
PRODUKSI
Yang bertandatangan dibawah ini :
1. SMK
Nama
:
Jabatan
:
Alamat
:
2. Komite Sekolah
Nama
:
Jabatan
:
Alamat
:
Bertindak untuk dan atas nama Sekolah Menengah
Kejuruan ..................... dengan ini menyatakan bahwa kami atas
nama warga sekolah sanggup untuk mengembangkan unit produksi
sekolah.
Demikian Surat Pernyataan ini dibuat untuk dapat digunakan
sebagaimana mestinya.
............................, .................

2007
Komite Sekolah

Kepala Sekolah

(
NIP

16

17

Anda mungkin juga menyukai