Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pancasila pertama kali diusulkan oleh Ir. Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945. Pancasila
sendiri berasal dari Bahasa Sansekerta, yaitu "panca" yang berarti "lima" dan "sila" yang
berarti "asas, dasar"; sehingga pengertian Pancasila secara harfiah adalah "lima dasar".
Setelah Indonesia mencapai kemerdekaan, Pancasila kemudian disahkan pada tanggal 18
Agustus 1945 dalam sidang ke dua PPKI sebagai Dasar Negara Republik Indonesia.
Pancasila diciptakan berdasarkan nilai-nilai dan kepribadian bangsa Indonesia yang
dihormati dan dijunjung tinggi di masyarakat. Tujuannya adalah mencapai keadilan dan
kemakmuran sosial untuk seluruh rakyat Indonesia. Sebagai dasar negara, Pancasila
memiliki peranan penting dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Artinya, kita harus menjadikan Pancasila sebagai pegangan, pedoman, dan panduan
dalam hidup kita. Segala tindakan dan perilaku kita harus berdasarkan nilai-nilai yang
terkandung

dalam

Pancasila,

dalam

melaksanakan

segala

sesuatu

harus

mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila pula, serta dalam mengevaluasi tindakan dan


kebijakan kita juga berpedoman pada Pancasila, apakah kebijakan tersebut sesuai atau
justru bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Inilah masyarakat yang ingin kita capai:
yang berpegang teguh dan senantiasamengamalkan nilai-nilai dasar negara kita,
Pancasila. Namun pada kenyataannya tidak demikian. Masyarakat zaman sekarang
tampaknya lupa pada makna dan peran Pancasila yang sebenarnya. Dapat kita amati
bahwa generasi 'modern' kini seolah hanya memandang Pancasila sebagai suatu simbol
belaka, suatu peninggalan sejarah dari tokoh-tokoh negara kita. Pancasila menjadi suatu
kumpulan kata-kata kosong yang dilafalkan dalam upacara bendera tanpa ada penerapan
yang sesungguhnya. Bangsa kita telah lupa alasan dan tujuan utama diciptakannya
Pancasila. Akibatnya, gol utama para pendiri bangsa yang tercantum pada sila kelima,
Keadilansosial bagi seluruh rakyat Indonesia, pun tampak sebagai mimpi yang terlalu
tinggi untuk diwujudkan. Banyak sekali kejadian dan peristiwa nyata dalam masyarakat
masa kini yang kurang mencerminkan nilai-nilai sila Pancasila. Para pionir mayarakat
harus segera menemukansolusi yang dapat dijalankan agar masyarakat kita kembali ke
masyarakat yang menjalankan dan menjunjung tinggi Pancasila dalam kehidupan seharihari.

B. Rumusan masalah
1. Apa saja situasi dan peristiwa masyarakat masa kini yang bertentangan dengan nilainilai sila dalam Pancasila?
2. Bagaimana

caranya

untuk

mengembalikan

masyarakat

menjadi

yangmenerapkan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila seperti sedia kala?

bangsa

BAB II
PEMBAHASAN

Nilai-nilai Pancasila
Sesuai namanya, terdapat lima sila dalam Pancasila dan masing-masing memiliki nilaiinti yang
dijadikan acuan dan pegangan kehidupan masyarakat. Berikut uraian mengenainilai-nilai pokok
dalam Pancasila dan peristiwa yang terjadi dalam masyarakat yang bertentangan dengannya:
a. Sila Pertama: Ketuhanan
Ketuhanan Yang Maha Esa diposisikan sebagai sila pertama karena merupakan landasan utama
untuk melaksanakan dan mewujudkan sila-sila lain. Indonesia merupakan negara beragama, yaitu
negara yang mengakui hak warga negaranya untuk memercayai dan memeluk agama, serta
beribadah menurut agama masing-masing. Ini penting karena agama merupakan pondasi
kehidupan seseorang, yaitu pegangan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan mereka masingmasing dan pedoman berperilaku dan beraktivitas untuk kebaikan diri dan orang lain. Sila
pertama ini mengandung makna bahwa kita harus menegakkan ajaran agama dalam masyarakat,
senantiasa melaksanakan perintah dan kewajiban kita terhadap Tuhan dan menjauhi
segalalarangan-Nya. Dengan demikian, akan terbina masyarakat yang menjunjung moral dan
kebaikan, serta tidak menimbulkan kerugian pada orang lain, karena pada dasarnya semua agama
menuntun umatnya untuk menuju kebaikan. Namun kenyataan yang terjadi dalam masyarakat
menunjukkan nilai-nilai religi masih belum kuat atau seringkali agama disalahgunakan. Beberapa
tahun yang lalu sempat marak video pornografi yang dilakukan beberapa artis terkenal dalam
negeri. Penyebarannya terjadi sangat cepat dan dalam hitungan menit telah tersebar ke penjuru
negeri. Kenyataan bahwa masyarakat bersikap antusias terhadap sesuatu yang negatif dan secara
eksplisit dilarang oleh agama menunjukkan tingkat keimanan masyarakat yang belum mantap dan
masih mudah tergoda oleh hal-hal maksiat. Ditambah dengan banyaknya kasus narkoba, termasuk
pula yang baru-baru ini menimpa seorang pemain timnas sepak bola kita, dan mudahnya akses
anak-anak remaja terhadap obat-obatan terlarang tersebut, bahkan tidak jarang terdengar berita
mahasiswa negeri mengadakan pesta narkoba seperti yang terjadi di Surabaya, 28 September
2013 lalu. Banyaknya kasus tawuran antar pelajar seperti yang terjadi pada siswa SMA 12 Banda
Aceh, 10 September 2013, kemudian maraknya tempat-tempat prostitusi juga merupakan contoh
kurangnya penerapan utuh nilai religi dalam masyarakat.

Sila Kedua: Kemanusiaan


Kemanusiaan yang Adil dan Beradab memiliki makna bahwa kita harus saling menghormati
dan menghargai sesama manusia. Kita tidak boleh memandang diri kita lebih tinggi ataupun
memandang orang lain lebih rendah. Dalam UUD 1945 pasal 27 ayat 1 menyebutkan,

Segala warga negara bersamaan kedudukannya didalam hukumdan pemerintahan dan wajib
menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. Ini menunjukkan bahwa
negara Indonesia mengakui persamaan hak dan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan,
sehingga tidak akan memandang status sosial maupun ekonomi warga negara dalam memberikan
sarana dan layanan kepada masyarakat. Sila ini juga mengisyaratkan bahwa kita tidak boleh
menyakiti orang lain dan tidak boleh menginjak-injak martabat sesama manusia. Tetapi tetap saja
banyak kasus penganiayaan, kekerasan dalam rumah tangga, penyiksaan, pemerkosaan,
penculikan, yang semua ini merupakan aksi orang-orang yang tidak memiliki rasa kemanusiaan,
sehingga mereka tidak merasa bahwa mereka telah merampas hak orang lain dan membuat hidup
orang lain dalam penderitaan,demi kepentingan dan kesenangan pribadi. Salah satu contohnya
adalah ketika seorang wartawan dipukul, dicekik dan ditendang oleh perwira TNI Akpol karena
mengambil gambar pesawat tempur yang jatuh di Kecamatan Pasir Putih Kabupaten Kampar,
Oktober 2012. Contoh yang lebih sering ditemukan di masyarakat yaitu perdagangan manusia,
dimana para TKI dan TKW ditipu dan dimanfaatkan oleh oknum-oknum tidak bertanggung
jawab. Inilah keadaan yang ada di masyarakat akibat kurang memiliki nilai kemanusiaan dalam
diri mereka.

Sila Ketiga: Persatuan


Persatuan Indonesia merupakan salah satu asas penting karena negara kita terdiri dari berbagai
macam pulau dengan masyarakat berbagai macam budaya sehingga kitaharus dapat membina
persatuan di antara perbedaan tersebut agar menjadi lebih kokohdan kuat. Hal ini juga diutarakan
dalam slogan negara kita, yaitu Bhinneka TunggalIka atau Berbeda-beda tetapi tetap satu jua.
Banyak hal yang membantu mempersatukan kita, di antaranya bahasa nasional Bahasa Indonesia,
lagu nasional Indonesia Raya, dan bendera nasional bendera Merah Putih. Nilai persatuan ini
harus kita tanamkan pada diri masing-masing sehingga kita tidak melihat perbedaan itu sebagai
sesuatu yang menimbulkan jarak namun harus kita lihat sebagai suatu kekuatan, dengan
banyaknya variasi dalam masyarakat maka kita dapat menggabungkan berbagai macam ide
sehingga mendapatkan hasil akhir yang solid dan didukung semua pihak. Dengan adanya nilai
persatuan, maka akan timbul kesadaran untuk tidak membeda-bedakan atau mendiskriminasi
orang lain berdasarkan ras, suku, agama ataupun golongan. Namun nilai persatuan ini tampaknya
baru diterapkan secara luarnya saja, karena hingga sekarang pun masih banyak tawuran antar
agama, peperangan antar suku, serta diskriminasi kepada orang-orang beda suku, ras ataupun
agama. Contohnya ketika terjadi penyerangan dan tindak kekerasan terhadap kelompok agama
lain seperti di Gereja Bethel Injil Sepenuh, Solo, Minggu 25 September 2011, kemudian
pembakaran dan perusakan gereja-gereja, serta perang antar suku di Wamena, Papua, pada 29 Mei
2013. Baru-baru ini juga terjadi protes dari masyarakat Lenteng Agung ,Jakarta Selatan, kepada
pemimpin distrik terlantik, Susan Jasmine Zulkifli, dengan alasan karena beliau pemeluk agama
Kristen. Dari kasus-kasus tersebut, dapat dilihat betapa kurangnya pemahaman masyarakat

tentang nilai persatuan dan masihkentalnya rasa kedaerahan dan kegolongan dalam warga
masyarakat kita.

Sila Keempat: Musyawarah Mufakat


Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat kebijaksanaan dalam PermusyawaratanPerwakilan
artinya adalah dalam mengambil keputusan dan kebijakan dari diskusi bersama, kita harus
mengutamakan musyawarah mufakat dan melaksanakan keputusan tersebut beserta tugas kita
dengan tanggung jawab. Sila keempat ini menyiratkan bahwa segala permasalahan sebaiknya dan
lebih baiknya diselesaikan dengan pembicaraan dan diskusi untuk menuju musyawarah mufakat,
sehingga dapat dihasilkan keputusan yang mewakili pikiran semua anggota.Tetapi nilai
kekeluargaan dalam musyawarah mufakat ini sepertinya sudah pudar. Negara kita tidak lagi
menganut musyawarah mufakat untuk mencapai keputusan, melainkan sudah terpengaruh negara
negara liberal sehingga menggunakan voting atau pemungutan suara untuk mencapai keputusan,
seperti yang dapat dilihat pada lembaga-lembaga pemerintahan, yang dimana tak jarang para
pejabat pada akhirnya tidak menjalankan keputusan yang telah disepakati dengan baik.

Sila Kelima: Keadilan Sosial


Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia; sila kelima inilah tujuan atau gol yang ingin
dicapai oleh bangsa dan negara kita. Keadilan social berarti pemerintahdapat mewujudkan
pembangunan yang merata, dapat memenuhi kebutuhan seluruh rakyat tanpa ada yang
kekurangan atau kelaparan. Nilai keadilan ini juga harus diterapkan dalam hidup kita, yaitu kita
senantiasa bersikap adil kepada semua orang,tidak memihak ke satu pihak karena suatu alasan.
Namun keadilan sosial ini masih sulit untuk diwujudkan dengan kurangnya kebijakan pemerintah
yang memaksimalkan potensi dalam negeri, sehingga akibatnya harga-harga kebutuhan pokok
naik, seperti baru-baru ini harga kedelai melejit tinggisehingga berpengaruh pada industri tempe
dan tahu pula. Kemudian 16 September 2013 lalu, terjadi demonstrasi para buruh mengenai
angka UMR yang rendah. Ini menunjukkan bahwa nilai keadilan sosial yang ingin kita raih masih
jauh dari jangkauan.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Banyak peristiwa nyata dalam masyarakat yang menunjukkan bahwa nilai-nilai Pancasila masih
belum kita terapkan sepenuhnya dalam kehidupan, sehingga terjadi penyimpangan-penyimpangan
yang membuat bangsa kita semakin jauh dari tujuan utama kita, yaitu mewujudkan keadilan dan
kemakmuran sosial untuk rakyat.
B. Saran
Pemerintah perlu membuat kebijakan-kebijakan yang lebih menjamin kesejahteraan masyarakat
dan hak-hak warga negara. Penggalakkan pendidikan kewarganegaraan dan pendidikan agama
juga harus dilakukan, agar masyarakat menjadi lebih tahu mengenai posisinya, kewajibankewajibannya dan hak-haknya sebagai warga negaradan makhluk Tuhan, sehingga akan muncul
kesadaran untuk tidak melakukan hal-hal yang menyimpang dari nilai-nilai Pancasila, demi
kepentingan bersama.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim.

2013.

AJI

Protes

hukuman

penganiaya

wartawan.

Fromhttp://www.bbc.co.uk/indonesia/berita_indonesia/2013/09/130917_ajiprotests.shtml

29September 2013.
Anonim.

2013.

Kasus

perdagangan

manusia

masih

marak.

Fromhttp://www.bbc.co.uk/indonesia/berita_indonesia/2013/09/130919_wilfrida_soik_perlindung
an_tki.shtml , 29 September 2013.
Anonim. 2013. Protests continue to dismiss Christian Subdistrict head in S. Jakarta.
Fromhttp://www.thejakartapost.com/news/2013/09/25/protests-continue-dismiss-christiansubdistrict-head-s-jakarta.html , 29 September 2013.Kaelan. 2002. Pendidikan Pancasila.

Anda mungkin juga menyukai