Anda di halaman 1dari 68

Metabolisme Protein

Tujuan Instruksional Umum


Memberikan pemahaman tentang
degradasi dan sintesis protein tubuh,
metabolisme kerangka karbon asam amino,
serta kaitannya dengan siklus Krebs dan
glukoneogenesis,
sintesis ammonia dan ureum serta
penyakit akibat gangguan metabolisme
protein.

Protein disusun terutama oleh:


berbagai asam amino melalui ikatan
peptide antara satu dengan lainnya,
dapat juga ada atau tidak ada senyawa
non-asam amino di dalamnya.

Protein

Intermediate
Amfibolik

Asam
Amino

Produk Khusus

Urea

Asam amino yang dapat disintesis oleh tubuh


manusia adalah asam amino non essensial.
Asam Amino:
Asam amino non-essensial
alanin, asparagin, aspartat, sistein, glutamate, glutamine,
glisin, prolin, hidroksiprolin, serin, dan tirosin.

Asam amino essensial


isoleusin, leusin, lisin, metionin, fenilalanin, treonin,
triptophan dan valin.

Asam amino semi essensial (anak masa pertumbuhan)


arginin dan histidin.

Fungsi Protein
Senyawa pembangun material structural
dan material fungsional.
Material structural
dinding sel, penyusun jaringan dan organ.

Material fungsional
enzim, hormone antibodi, protein plasma dan
sebagainya.

Defisiensi protein dan kalori (PCM)


gangguan fisiologis patologis atau
penyakit.

Secara garis besar protein


diperlukan:
unsur pembangun pada masa pertumbuhan,
mengganti jaringan yang rusak misalnya
karena luka,
mengganti sel yang mati misalnya eritrosit
yang umurnya hanya 120 hari,
pembentukan enzim yang terbuang dari usus,
kulit terkelupas dan sebagainya.

Mempertahankan keseimbangan
nitrogen tubuh.

Protein dalam makanan ada 2 jenis:


protein dalam makanan hewani (lebih baik)
protein dalam makanan nabati.

Protein standar sebagai pembanding


adalah
protein air susu ibu (ASI)
protein telur ayam

BIOSINTESIS ASAM AMINO


NON-ESSENSIAL

Alanin
Alanin dari piruvat transaminasi
yang perlu glutamate atau aspartat.
Donor gugus aminnya dari glutamate
alanin & alfa-ketoglutarat.
Donor aminnya dari aspartat
alanin & oxaloasetat.

Alanin
Piruvat

Glutamat
(Aspartat)

Alanin

Alfa ketoglutarat
(Oxaloasetat)

Glutamat
Glutamat melalui sintesis reduktif
dari alfa-ketoglutarat
Perlu ammonium dan NADPH atau
NADH serta enzim L-glutamat
dehidrogenase.
Reaksi ini akan menghasilkan Lglutamat dan H2O serta NADP.

Glutamat
Alfa ketoglutarat

NH4

NADPH + H+

L-Glutamat

H2O

NADP

Aspartat
Aspartat disintesis dari oxaloasetat
melalui reaksi transaminasi seperti
pada sintesis alanin.

Glutamin
Glutamin disintesis dari glutamat
dengan tambahan ammonium dan
ATP yang memerlukan ion Mg.

Glutamin
Glutamat

Glutamin

Mg 2+
NH4

ATP

ADP + Pi

Asparagin
Asparagin disintesis dari aspartat
dikatalisis oleh asparagin sintetase
yang membutuhkan kation Mg.

L-Aspartat

Gla

ATP

L-Asparagin

Glu

AMP + PPi

Serin
Serin disintesis dari 3-fosfogliserat
suatu senyawa intermediate
glikolisis.
Senyawa ini dijadikan piruvat
kemudian melalui tranaminasi
dengan donor gugus amin dari suatu
asam alfa amino sehingga terbentuk
serin.

Glisin
Di dalam hepar terdapat enzim glisin
transaminase yang dapat mengubah
glikosilat dan glutamate atau alanin
menjadi glisin.
Dapat juga glisin disintesis dari serin
dengan bantuan tetrahidrofolat.

Prolin
Prolin disintesis dari glutamate melalui
jalur yang terbalik dengan
katabolismenya.
Prolin dapat mengalami hidroksilasi
menjadi hidroksiprolin.
Hidroksiprolin dan hidroksilisin
merupakan penyusun kolagen yang
penting.
Kolagen mengandung sepertiga glisin dan
sepertiganya lagi adalah prolin dan
hidroksiprolin serta asam amino lain.

Hidroksiprolin dan hidroksilisin pada


kolagen berperan mempertahankan
bentuk triple heliks dari pengaruh enzim
proteolisis.
Protein dan lisin (diit) diabsorpsi
sintesis kolagen.
Prolin atau lisin + kolagen hidroksilasi
hidroksilasi post-translasional.

Hal ini disebabkan tidak ada m-RNA yang


mengkode pengikatan hidroksiprolin dan
hidroksilisin pada sintesis protein.
Enzim yang berperan pada hidroksilasi
lisil hidroksilase
Enzim fraksi mikrosom kulit, hepar,
paru-paru, jantung, otot dan luka yang
mengalami granulasi.

Sistein
Merupakan asam amino non-essensial
yang mengandung sulfur.
Dapat disintesis dari asam amino
essensial (metionin).
Diit harus cukup mengandung sistein
sehingga tubuh dapat menghemat
kebutuhan metionin untuk kepentingan
sintesis senyawa lain

Tirosin
Tirosin disintesis dari asam amino
essensial fenilalanin dikatalisis oleh
fenilalanin hidroksilase.
Diit harus cukup mengandung tirosin
sehingga tubuh dapat menghemat
kebutuhan fenilalanin untuk kepentingan
sintesis senyawa lain.

KATABOLISME PROTEIN DAN


NITROGEN ASAM AMINO

Katabolisme Protein
Hasil ammonia dari proses deaminasi
nitrogen alfa-amino suatu asam alfa
amino.
Ammonia toksis dibuang
Dikeluarkan dari dalam tubuh melalui
hepar
Hepar menjadi glutamine melalui
deaminasi metabolisme urea.
Urea mudah larut dalam air urine.

Fungsi hepar terganggu


Sirrosis hepar
Hepatitis berat
Ammonia hanya sedikit yang dapat diubah
menjadi urea
Ammonia dapat tertimbun dalam darah
atau kadarnya naik (hiperamonemia)
Hiperamonemia gejala toksisitas saraf
otak koma.

Protein mengalami perubahan dan


pergantian (protein turn over) melalui
proses degradasi (katabolisme) dan
resintesis (anabolisme).
Turn over protein berkaitan dengan
keseimbangan nitrogen (nitrogen balance)
Nitrogen balance yaitu perbedaan jumlah
total nitrogen yang masuk tubuh (intake)
dengan jumlah protein yang hilang melalui
feses , urine, dan keringat.
Orang dewasa sehat umumnya
seimbang (nitrogen equilibrium)

Keseimbangan nitrogen positif:


jumlah nitrogen yang masuk lebih banyak daripada yang
dikeluarkan (dibuang).
bayi dan wanita hamil.

Keseimbangan nitrogen negatif :


Jumlah nitrogen yang masuk dan digunakan oleh tubuh
lebih kecil dibandingkan nitrogen yang dibuang oleh
tubuh.
penderita operasi besar, luka bakar luas, demam tinggi,
kanker lanjut, infeksi paru kronis, marasmus dan
kwashiorkor

Tubuh memecah protein:


1-2% dari total protein tubuh, terutama dari
protein otot.
20-25% dari asam amino yang dihasilkan dari
pemecahan protein otot urea,
Sedangkan tulang punggung rantai karbonnya
degradasi intermediate amfibolik untuk
sintesis senyawa lain.

Degradasi protein berlangsung dengan


kecepatan yang bervariasi tergantung
pada keadaan dan kebutuhan.
Kecepatan degradasi tinggi
terjadi pada protein otot jaringan struktural
yang berkembang atau mengalami suatu
proses
wanita yang sedang hamil
orang yang kelaparan relatif lama.

Kepekaan protein untuk didegradasi tergantung


pada waktu paruhnya (T1/2).
Hepar mempunyai T1/2 : 30 menit sampai 150 jam
Waktu paruh komposisi asam amino
penyusunnya.
Waktu paruh pendek:
Mengandung asam amino prolin, glutamate,
serin, dan treonin.
Enzim triptophan oksigenase, tirosin
tranaminase dan HMG-KoA reduktase (0,5-2
jam).

Protein Tubuh

Sintesis
Protein

Pemecahan
Protein

Asam Amino

Katabolisme

Asam amino yang berlebihan tidak


dapat disimpan oleh tubuh
Asam amino dikatabolisis
Sampahnya (urea) toksis dibuang.
Intake 30-60 gr protein dalam makanan.

Enzim proteolitik di dalam sel bertanggung jawab


untuk hidrolisis protein atau yang memutus
ikatan peptide.
Endopeptidase (pepsin, tripsin & kimotripsin)
memutus ikatan peptida dibagian tengah
rantai polipeptida.
Exopeptidase (aminopeptidase &
karboksipeptidase) memutus ikatan peptida
di ujung terminal amino atau di ujung terminal
karboksi.
Endopeptidase & exopeptidase asam amino
bebas.

Biosintesis Urea

Biosintesis Urea:

Transminasi
Deaminasi oksidatif glutamate
Transport ammonia
Siklus urea

Biosintesis Urea
Asam Alfa Amino

Asam Alfa Amino

Transaminase

Alfa Ketoglutarat

Glutamat

Deaminasi oksidatif

NH3

CO2

Siklus Urea

Urea

Siklus Urea

Urea dibuang melalui tubulus renalis


dan keluar bersama urin.
Ekskresi ureum berhubungan dengan
keseimbangan asam basa darah.
Produksi ammonia meningkat pada
asidosis
Menurun pada alkalosis.

Otak mengubah ammonia urea.


Tetapi tidak signifikan untuk
membuang ammonia pada
hiperamonemia.
Detoksifikasi ammonia di otak dilakukan
dengan jalan mengubah ammonia
glutamin.

Ammonia racun saraf :

symptom tremor,
berbicara tidak jelas,
penglihatan kabur dan berkunang-kunang,
bila berat koma & kematian.

Terapi:
umumnya dengan antibiotic membunuh kuman usus
dan hemodialisis menurunkan kadar ammonia darah.

Siklus Glukosa-Alanin

Urea merupakan produk akhir dan utama


dari hasil katabolisme nitrogen dalam
tubuh, khususnya di hepar.
Pada orang dewasa yang mengkonsumsi
300 gr karbohidrat, 100 gr lemak dan 100
gr protein mekskresikan 16,5 gr
nitrogen yang 95% dibuang melalui
urine & 5% melalui feses.

PENYAKIT HIPERAMONEMIA & UREMIA


Amonia (hepar) urea, di buang urine
Bila fungsi hepar terganggu, ammonia tertimbun dalam
darah hiperamonemia.
Tetapi;
Bila fungsi hepar baik, sedangkan fungsi ren terganggu
terjadi kenaikkan kadar ureum dalam darah (uremia)

Untuk mencegah timbulnya keadaan ini diit penderita


penyakit ini harus diberikan protein yang sesuai dengan
kebutuhan normalnya (RDA); protein berkisar 1gr/kg
BB/hari.

Keadaan hiperamonemia dan uremia itu


dapat meracuni saraf pusat
Gejala:
mual, muntah, penglihatan berkunang,
delirium, bila berat koma dan kematian.

Terapinya biasanya dengan usaha cuci


darah (hemodialisa).

KATABOLISME TULANG PUNGGUNG KARBON


(THE CARBON SKELETON) DARI ASAM AMINO

Asam amino dikatabolisme ammonium &


urea.
Katabolisme senyawa intermediate berperan
sebagai substrat (precursor) untuk biosintesis
senyawa (spt sintesis lemak dan karbohidrat).
Asam amino glikogenik (sintesis karbohidrat);
alanin, arginin, aspartat, sistein, glutamate, glisin,
histidin, hidroksiprolin, metionin, prolin, serin, treonin
dan valin.

Asam amino ketogenik (sintesis lemak);


Leusin

Asam amino glikogenik & ketogenik;


isoleusin, lisin, fenilalanin, triptofan dan tirosin.

Biosintesis melibatkan siklus Krebs sebab


sebagian besar dari senyawa precursor di atas
merupakan intermediate amfibolik dari siklus
Krebs.

Katabolisme asam amino melalui intermediate


yang berbeda.
Reaksi pada umumnya diawali oleh lepasnya
gugus alfa amino.
Misalnya;
Asparagin dan aspartat membentuk oxaloasetat,
dikatalisis oleh asparaginase dan tranaminase.
Glutamin dan glutamate membentuk alfa-ketoglutarat.

Arginin membentuk ornitin. Arginin dan


histidin membentuk alfa-ketoglutarat dan
ornitin yang melalui tranaminase membentuk
glutamate semi aldehid yang kemudian diubah
menjadi alfa-ketoglutarat.
Ada 5 asam amino yaitu glisin, alanin, sistein,
serin dan treonin membentuk piruvat sebagai
intermediate.
Ada 12 asam amino membentuk intermediate
asetil-KoA proses perlu piruvat & vit. C
(reduktor).

Inborn errors of sulfur-containing amino acid metabolism


Nama

Defect

Refrence

Homocystinuria I

Cystathionine -synthase

Homocystinuria II

N5, N10-methylenetetrahydrololate
reductase

Homocystinuria III

Low N5-methyltetrahydrololatehomocysteine trans methylase owing


to inability to synthesize
methylobalemin

Homocystinuria IV

Low N5-methyltetrahydrofolatehomocysteinetrans-methylase owing


to defective intestinal absorption of
cobalamin

Hypermethioninemia

Liver methionine
adenosyltransferase1

Fig 32-22

Cystathioniria

Cystathionase

Fig 30-10, reaction 2

Sulfitura (sulfocysteinuria)

Sulfite oxidase

Fig 32-9, legend

Cystinosis

Defect in lysosomal fuction

3-Mercaptopyruvatecysteinedisulfiduria

3-Mercaptophyruvate
sulfurtransferase

Methionine malabsorption syndrome

Inability to absorbd methionine from


gut

Fig 30-10, reaction 1

Fig 32-29

Tirosinemia
Penyakit genetis, ada tipe I dan tipe II.
Tipe I gangguan enzim fumarilasetoasetat
hidrolase kadar tirosin plasma naik sampai 612 mg/dl.
Gejalanya pada bayi; diare, muntah dan dapat
fatal sampai umur 10 tahun.
Terapinya; diit rendah tirosin dan fenilalanin,
beberapa kasus perlu rendah metionin.

Tirosinemia
Tipe II (Richner-Hanhart Syndrome);
gangguannya juga terjadi kenaikkan kadar
tirosin plasma sampai 4-5 mg/dl.
Gejalanya; lesi mata, kulit dan retardasi
mental berat.
Bayi neonatal tirosinosis.
Terapi; diit rendah protein.

Alkaptonuria
Penyakit genetic ditandai warna urine yang
gelap.
Keadaan lanjut warna kulit dan jaringan gelap
karena mengalami pigmentasi (ochronosis) dan
ada gejala arthritis.
Penyakit ini terjadi karena gangguan enzim
homogentisat oksidase.
Homogentisat dalam plasma naik dan di urine
akan dioksidasi menjadi pigmen warna gelap.

Fenilketonuria
Penyakit genetic kegagalan mubah fenilalanin
tirosin, sehingga kadar fenilalanin darah naik dan
terbentuk intermediate fenilpiruvat dan fenilasetat.
Keadaan disebabkan berbagai gangguan pada enzim
fenilalanin hidroksilase, dihidrobiopterin reduktase dan
gangguan hidrolisis dihidrobiopterin.
Tipe klasik, hiperfenilalaninemia yang menberikan gejala
retardasi mental. Terapinya adalah diit rendah fenilalanin.

PERUBAHAN ASAM AMINO MENJADI PRODUK


KHUSUS
Ada beberapa senyawa nitrogen non-protein
dalam tubuh yang disintesis dari asam amino.
Senyawa tersebut antara lain yaitu heme, purin,
pirimidin, hormone, neurotransmitter dan
polipeptida yang mempunyai aktivitas biologis
yang aktif.
Ada juga senyawa yang mengandung asam
amino dengan fungsi khusus seperti Ca binding
atau membentuk ikatan silang.

Histamin
Di dalam sel ada histamine yang bertanggung
jawab pada proses timbulnya reaksi alergi.
Histamine dihasilkan dari proses dekarboksilasi
asam amino histidin.
Beberapa neurotransmitter derivate asam amino
yaitu gamma-aminobutirat disintesis dari
glutamate; 5-hidroksitriptamin (serotonin)
disintesis dari triptofan; dopamine, norepinefrin
dan epinefrin disintesis dari tirosin.

Glisin
Glisin + alanin 00> penyusun utama fraksi
senyawa nitrogen dalam plasma darah
pada manusia.
Glisin merupakan asam amino nonesensial tetapi mempunyai banyak peran
yaitu sebagai precursor untuk sintesis
heme, purin, senyawa konjugat glisin dan
kreatinin.

Heme
Nitrogen dan alfa-karbon glisin menyumbang
nitrogen dan alfa-karbon bagi sintesis cincin pirol
dan jembatan metilen-karbon dari heme.
Purin
Pada sintesis purin, glisin sangat diperlukan yaitu
sebagai penyumbang atom nomer 4, 5 dan 7 dari
cincin purin.

Konjugat Glisin
Pada proses pembuangan umumnya direaksikan
dengan glisin sehingga menjadi konjugat glisin
yang mudah larut dalam air kemudian dibunag
bersama urine.
Konjugat glisin ini antara lain konjugat asam
empedu dari asam glikokolat dan konjugat dari
senyawa addiktif yaitu asam hipurat.

Kreatin

Kreatin merupakan hasil


penguraian kreatinin.

Komponen kreatin ini antara lain


adalah sarkosin (N-metilglisin)

Pada waktu otot kerja keras berkontraksi


terbentuk beta-alanil dipeptida karnosin +
ansaserin mengaktifkan myosin ATPase (otot).
Disamping keduanya berfungsi chelating agent
(Cu) dan meningkatkan pengambilan Cu oleh
otot.
Defisiensi karnosinase memberikan gejala:
karnosinemis
karnosinuria yg persisten.

Keadaan ini diobati dengan diit tidak


mengandung karnosin.
Homokarnosin merupakan dipeptida utama di
otak, tetapi fungsinya belum diketahui.

Sistein dioksidasi sulfat dibuang


melalui urin.
Sulfurnya (dari metionin) di bawa
sebagai homosistein dan bereaksi dengan
serin melepas sulfat.
Sistein berperan sebagai precursor
koenzim-A
Taurin akan berkonjugasi dengan asam
empedu sebagai asam taurokolat.

Alanin (mamalia) dimetabolisme lewat


malonat semialdehid.
Beta-alanin (mamalia) berperan
penyusun koenzim-A atau sebagai betaalanin dipeptida yang dapat mengalami
transaminasi membentuk malonat
semialdehid yang dapat dioksidasi
menjadi asetat dan CO2.
Keadaan hiper beta-alaninemia, dalam
cairan tubuh ditemukan peningkatan
kadar beta-alanin, taurin dan beta-amino
isobutirat.

Histamine senyawa penting pada proses alergi.


Histamine dari histidin melalu reaksi
dekarboksilase.
Reaksi dikatalisis enzim aromatic L-asam amino
dekarboksilase yang ada di jaringan mamalia.
Enzim juga berperan dalam dekarboksilasi dopa,
5-hidroksitriptofan, fenilalanin, tirosin dan
triptofan, sedangkan alfa-metil asam amino dapat
menghambat aktivitas dekarboksilasi tersebut, di
dalam klinis keadaan ini berkaitan dengan
timbulnya hipertensi.

Enzim lain yaitu histidin dekarboksilase


yang ada di dalam sel mengkatalisis
dekarboksilasi histidin.
Senyawa histidin dalam tubuh dapat
dalam bentuk ergotonin, karnosin dan
ansaserin.
Ansaserin dapat diubah menjadi 3metilhistidin yang kadarnya dalam urine
normal berkisar 50 mg/dl dan biasanya
rendah kadarnya pada Wilsons Disease.

Anda mungkin juga menyukai