Anda di halaman 1dari 24

Penanganan gigiran ular berbisa

Dr Marisa Anggraini, M.Pd.Ked


Ular berbisa
Ular berbisa mempunyai racun / venom yang sangat
berbahaya. Di habitat aslinya racun tersebut digunakan untuk
melumpuhkan mangsanya sebelum ditelan
Sebagian besar jenis racun ular berbisa menyerang sistem
saraf dan pernafasan sehingga biasanya korban akan segera
lumpuh bahkan dapat menyebabkan kematian.
Perlu pengetahuan khusus untuk mengenali ular berbisa dan
penanganannya, agar kematian dapat dihindarkan.
Jenis ular berbisa
Contoh ular-ular berbisa di Indonesia, yaitu:
Kobra / Cobra ( Naya Sputatrix)
King Cobra ( Ophiapagus Hannah)
Welang ( Bungarus Fasciatus)
Weling ( Bungarus Candidus)
Hijau Pucuk ( Trimeresurus Albolabris)
ular tanah,
ular bandotan puspa
Ular taliwangsa (belang hitam kuning)
ular laut,


Membedakan gigitan ular berbisa
Untuk membedakan antara ular berbisa
dengan tidak adalah dengan melihat bekas
gigitan. Gigitan yang terdiri dari 2 lubang
gigitan layaknya gigitan vampire menandakan
ular tersebut memiliki racun (Bisa), sedangkan
gigitan yang membentuk setengah lingkaran
cenderung tidak berbisa.
Kandungan bisa ular
Bisa ular merupakan suatu polipeptida
Fosfolipase A, hialuronidase, ATPase, 5-
nukleotidase, kolinesterase, protease,
fosfomonoesterase, RNAase, DNAase

Efek gigitan
1. Local efek
beberapa spesies seperti coral snakes, krait akan
memberikan efek yang agak sulit di deteksi tetapi beberapa
spesies, gigitanya dapat menghasilkan efek yang cukup besar
seperti : bengkak, melepuh,perdarahan,memar sampai
dengan nekrosis.
Perlu diwaspadai adalah terjadinya shock hipovolemik
sekunder yang diakibatkan oleh berpindah cairan vaskuler ke
jaringan akibat pengaruh bisa ular tersebut.



2. General efek
Gigitan ular ini akan menghasilkan efek
sistemik yang non-spesifik seperti : nyeri
kepala,mual dan muntah,nyeri perut, diare
sampai pasien menjadi kolaps.
Gejala yang ditemui seperti ini sebagai tanda
bahaya bagi tenaga kesehatan unuk memberi
petolongan segera.
3. Spesifik systemic efek
Dalam hal ini spesifik systemic efek dapat di bagi
berdasarkan :
Koagulopathy
Beberapa Spesies ular dapat menyebabkan
terjadinya koagulopathy.
Tanda tanda klinis keluarnya darah terus
menerus dari tempat gigitan,venipuncture, dari gusi,
dan bila berkembang akan menimbulkan
hematuria,haematomisis,mel ena dan batuk darah.

Neurotoxic
Bisa ular menyebabkan flaccid paralysis.
berbahaya bila terjadi paralysis pada pernafasan.
Biasanya tanda tanda yang pertama kali di jumpai
adalah pada saraf cranial seperti
ptosis,opthalmophlegia, progresif.
Bila tidak mendapat anti venom akan terjadi
kelemahan anggota tubuh dan paralisis pernafasan.
Biasaya full paralysis akan memakan waktu lebih
kurang 12 jam, pada beberapa kasus biasanya
menjadi lebih cepat, 3 jam setelah gigitan.

Myotoxicity
Myotoxiticty hanya akan di temui bila
seseorang diserang atau digigit oleh ular laut.
Ular yang berada didaratan biasanya ditidak
ada yang menyebabkan terjadinya myotoxicity
berat. Tanda dan gejala adalah : nyeri
otot,tenderness,myoglobinria,dan berpotensi
untuk terjadinya gagal ginjal, hiperkalemia dan
cardiotoxicity.

Gejala
Sitotoksik&hemolitik
nyeri, edema, eritema, petekia,
ekimosis, bula, dan tanda nekrosis jar,
perdarahan peritoneum, edema paru,
perdarahan jantung ,syok.
Neurotoksik
kesemutan. Mual, lemas, salivasi,
muntah,ptosis, lumpuh otot, lumpuh pernapasan
Anafilaktik: reaksi alergi syok
Kematian

Pertolongan pertama
Pertolongan pertama pada gigitan ular
immobilisasi anggota tubuh yang digigit, bila
digerakkan akan mempercepat penyebaran toksin
30%.
Pasang spalk sp ke tempat penanganan/RS
Pasang torniquet, setiap 30 menit dibuka.


Membuang bisa sebanyak mungkin dg cara
menoreh lubang bekas gigitan sedalam cm
dan mengeluarkan darahnya
3 mnt : 90% bisa dpt dicegah infiltrasi
15-30 mnt : 50% bisa dibuang
1 jam : 10% bisa dibuang

Balut tekan tidak semua digunakan pada
semua kasus gigitan.
Pressure immobilasi teknik digunakan bila
gigitan disebabkan oleh King Kobra yang
menyebabkan local necrosis yang biasanya
tidak berat, tetapi dapat menyebabkan
paralysis yang cepat dan berat.

Jangan gunakan mulut (biasanya terinspirasi
dari menonton film yang bertemakan
petualangan), atau pemberian bahan bahan
kimia lainnya karena dapat memperberat
nekrosis
Penanganan di RS
Pasang infus,
pemberian SABU (Serum Anti bisa Ular)yang
merupakan Polyvalent Crotalidae sp yang
diekstraksi dario serum kuda.
Dosis 2-5 ampul dalam infus dekstrose 5%
(250-500cc) habiskan dalam 1 jam, bisa
diulang tiap 6 jam


Terapi suportif
Infus cairan elektrolit, transfusi plasma, darah
Intubasi ventilator
Antibiotika
Antitetanus
Kortikosteroid
Nekrotomi
Analgetik

Penting mengetahui jenis ular untuk
mengantisipasi dan memprediksi akibat bisa
ular
Bila tidak jelas jenis ularnya dan belum
didapatkan tanda2 toksik, maka penderita di
MRS kan dan diobservasi selama 224 jam

Managemen untuk gigitan ular
1. selalu mengasumsikan bahwa semua gigitan ular dapat
mengancam kehidupan.
2. bila melakukan triage kasus gigitan ular maka selalu
dimasukkan kedalam katagori emergency
3. pasang iv line pada semua kasus
4. berhati hati ketika memilih lokasi pemasangan iv line atau
pengambilan sample darah pada kasus koagulopahty, yang
betujuan untuk mencegah pendarahan. Khususnya pada
pembuluh darah subclavia, jugular,femur

5. Hindari melakukan penyuntikan intra muscular jika
memungkinkan terjadinya coagulopathy
6. lakukan pemeriksaan whole blood clotting time (
WBCT)
7. Jika terjadi gangguan pada pernafasan akibat
paralysis, persiapkan untuk intubasi dan
pemasangan ventilator eksternal.
8. Jika terjadi shock, tangani dengan pemberian
cairan.

Tips yang dapat dilakukan:
- Usahakan membunuh ular yang mengigit
anda untuk memudahkan identifikasi ular
dalam pemberian anti venom. Ketika
membunuh ular tersebut jangan sampai anda
tergigit lagi oleh ular tersebut.

Anda mungkin juga menyukai