Menurut dewey, klas II Angle ini dibagi dalam dua divisi, yaitu:
1) Divisi I : hubungan antara molar pertama bawah dan molar pertama
atas distoklusi dan gigi anterior adalah protusif. Kadang-kadang
disebabkan karena kecilnya rahang bawah sehingga profil pasien
terlihat seperti paruh burung.
2) Divisi 2 : hubungan antara molar pertama bawah dan molar pertama
atas disoklusi dan gigi anterior seolah-olah normal tetapi terjadi deep
bite dan profil pasien seolah-olah normal.
c. Klas III Angle (Mesioklusi)
Di sini bonjol mesiobukal cusp molar pertama atas berada lebih ke distal
atau melewati bonjol distal molar pertama bawah, atau lebih kedistal sedikit
saja dari garis bukal molar pertama bawah. Sedangkan kedudukan kaninus
biasanya terletak diantara premolar pertama dan kedua bawah. Klas III ini
disebut juga tipe skeletal.
Menurut dewey, klas III Angle ini dibagi dalam tiga tipe, yaitu:
1) Klas III tipe 1 : hubungan molar pertama atas dan bawah mesioklusi
sedang hubungan anterior insisal dengan insisal (edge to edge).
2) Klas III tipe 2 : hubungan molar pertama atas dan bawah mesioklusi,
sedang gigi anterior hubungannya normal.
3) Klas III tipe 3 : hubungan gigi anterior seluruhnya bersilang (cross
bite) sehingga dagu penderita menonjol kedepan. (Hambali,
Tono,1985).
2.2.2
Jenis Maloklusi
a. Protrusi
Protrusi adalah gigi yang posisinya maju ke depan. Protrusi dapat
disebabkan oleh faktor keturunan, kebiasaan jelek seperti menghisap
jari dan menghisap bibir bawah, mendorong lidah ke depan,
kebiasaan menelan yang salah serta bernafas melalui mulut.
b. Intrusi dan Ekstrusi
Intrusi adalah pergerakan gigi menjauhi bidang oklusal. Pergerakan
intrusi membutuhkan kontrol kekuatan yang baik. Ekstrusi adalah
pergerakan gigi mendekati bidang oklusal.
c. Crossbite
Crossbite adalah suatu keadaan jika rahang dalam keadaan relasi
sentrik terdapat kelainan-kelainan dalam arah transversal dari gigi
geligi maksila terhadap gigi geligi mandibula yang dapat mengenai
seluruh atau setengah rahang, sekelompok gigi, atau satu gigi saja.
Berdasarkan lokasinya crossbite dibagi dua yaitu:
1) Crossbite anterior
Suatu keadaan rahang dalam relasi sentrik, namun terdapat satu atau
beberapa gigi anterior maksila yang posisinya terletak di sebelah
lingual dari gigi anterior mandibula.
2) Crossbite posterior
Hubungan bukolingual yang abnormal dari satu atau beberapa gigi
posterior mandibula.
d. Deep bite
Deep bite adalah suatu keadaan dimana jarak menutupnya bagian
insisal insisivus maksila terhadap insisal insisivus mandibula dalam
arah vertikal melebihi 2-3 mm. Pada kasus deep bite, gigi posterior
sering linguoversi atau miring ke mesial dan insisivus madibula
sering berjejal, linguo versi, dan supra oklusi.
e. Open bite
Open bite adalah keadaan adanya ruangan oklusal atau insisal dari
gigi saat rahang atas dan rahang bawah dalam keadaan oklusi
sentrik. Macam-macam open bite menurut lokasinya adalah:
1. Anterior open bite
Klas I Angle anterior open bite terjadi karena rahang atas yang
sempit, gigi depan inklinasi ke depan, dan gigi posterior supra
oklusi, sedangkan klas II Angle divisi I disebabkan karena kebiasaan
buruk atau keturunan.
2. Posterior open bite pada regio premolar dan molar
3. Kombinasi anterior dan posterior (total open bite) terdapat baik di
anterior, posterior, dapat unilateral atau bilateral
f. Crowded
Crowded adalah keadaan berjejalnya gigi di luar susunan yang
normal. Penyebab crowded adalah lengkung basal yang terlalu kecil
daripada lengkung koronal. Lengkung basal adalah lengkung pada
prossesus alveolaris tempat dari apeks gigi itu tertanam, lengkung
koronal adalah lengkungan yang paling lebar dari mahkota gigi atau
jumlah mesiodistal yang paling besar dari mahkota gigi geligi.
Derajat keparahan gigi crowded:
1) Crowded ringan
Terdapat gigi-gigi yang sedikit berjejal, sering pada gigi depan
mandibula,dianggap suatu variasi yang normal, dan dianggap tidak
memerlukan perawatan.
2) Crowded berat
Terdapat gigi-gigi yang sangat berjejal sehingga dapat menimbulkan
hygiene oral yang jelek
g. Diastema
gigi-gigi
sulung
yang
terlampau
cepat
bisa
10
11
12
13
14
Perbedaan:
15
space
maintainer
anterior
dilakukan
untuk
terjadi
kehilangan
gigi
sulung
dan
gigi
ruang
yang
memungkinkan
untuk
gigi
permanennya.
j. Jika ada kebiasaan yang buruk dari anak, misalnya
menempatkan
lidah
di
tempat
yang
kosong
atau
16
Adapun
waktu
yang
tepat
penggunaan space
2.8.2
Tidak
terdapat
tulang
alveolar
yang
Kekurangan
ruang
untuk
erupsi
gigi
untuk
gigi
permanen.
c.
Ruangan
yang
berlebihan
tetapnya erupsi.
d.
Kekurangan
sehingga
ruang
memerlukan
yang
tindakan
sangat
banyak
pencabutan
dan
perawatan ortodonti.
e.
Gigi
permanen
penggantinya
tidak
ada
(agenisi).
17
pembuatan
alat.
Pada
kunjungan
selanjutnya
dilakukanlah
18