Akuntansi Persediaan
1.
1.
2.
Membeli
barang
dagangan secara kredit
Rp 10.000
Retur
500
pembelian
Sistem Perpetual
Sistem Periodek
Rp
Pembelian
10.000
10.000
Hutang
10.000 Hutang
Hutang
Hutang
500
500
Retur Pembelian
Piutang/Kas
3.
4.
Misalkan
menurut
perhitungan fisik pada
akhir
tahun
saldo
persediaan Rp 200 dan
pada awal tahun Rp
150.
500
4.000
Penjualan
Piutang/Kas
4.000
4.000
Penjualan
4.000
HPP
Persediaan Brg Dag
10.000
1.500
1.500
Tanpa
inventarisasi
sudah
dapat
diketahui
Mutlak harus dilakukan inventarisasi fisik
karena tanpa inventarisasi fisik barang, persediaan,
namun inventarisasi perlu
tidak dapat diketahui persediaan yang ada
dilakukan
Ikhtisar L/R
Persediaan B.D.
150
2
Persediaan B.D
200
Ikhtisar L/R
200
1.
Jika perusahaan sering membeli barang dan harga beli masing-masing pembelian berbeda, maka perusahaan akan
mengalami kesulitan dalam menentukan harga pokok barang yang dipakai/dijual dan harga pokok barang yang masih
ada di gudang.
Sebagai contoh data persediaan barang dagangan untuk bulan Januari 2006 sebagai berikut:
Januari 1 Persediaan
12 Pembelian
26 Pembelian
30 Pembelian
Setelah dilakukan inventarisasi fisik, jumlah pesediaan per 31 Januari 2006 adalah 300 unit. Tentukan:
1.
2.
Barang yang tersedian untuk dijual selama bulan Januari adalah 200 + 400 + 300 + 100 = 1.000 unit, maka barang yang dijual
adalah 1.000 300 = 700 unit. Karena harga belinya berbeda-beda, maka perlu asumsi arus barang yang akan digunakan sebagai
dasar penentuan harga pokok barang yang dijual dan persediaan akhir sebagai berikut:
1.
2.
3.
FIFO (First In First Out), barang yang masuk terlebih dahulu dianggap yang pertama kali dijual/keluar sehingga
persediaan akhir akan berasal dari pembelian yang termuda/terakhir.
LIFO (Last In First Out), barang yang terakhir masuk dianggap yang pertama kali keluar, sehingga persediaan
akhir terdiri dari pembelian yang paling awal.
Rata-rata (Everage), pengeluaran barang secara acak dan harga pokok barang yang sudah digunakan maupun
yang masih ada ditentukan dengan cara dicari rata-ratanya.
Penerapan asumsi ini berlaku baik dalam sistem periodik maupun dalam sistem perpetual.
1.
@ $10 = $2,000
400 unit
@ $12 = $4,800
100 unit
@ $11 = $1,100
$7,900
3
Selanjutnya persediaan yang 300 unit dianggap dari pembelian tanggal 26 dan 30 Januari 2006 dengan rincian sebagai berikut:
200 unit
@ $11 = $2,200
100 unit
@ $13 = $1,300
Persediaan akhir
1.
$3,500
LIFO
Dengan metode ini jumlah barang yang dijual sebanyak 700 unit diasumsikan berasal dari barang yang terakhir dibeli, yaitu:
100 unit
@ $13 = $1,300
300 unit
@ $11 = $3,300
300 unit
@ $12 = $3,600
$8,200
Selanjut persediaan akhir 300 unit dianggap berasal dari pembelian tanggal 1 dan 12 Januari 2006, yaitu:
200 unit
@ $10 = $2,000
100 unit
@ $12 = $1,200
Persediaan akhir
$3,200
Jumlah
$2,000
$4,800
$3,300
$1,300
$11,400
$11.4
4
Misalkan atas satu jenis barang diperoleh informasi sebagai berikut:
Tanggal
Jan. 1
12
17
26
27
28
30
Keterangan
Persediaan
Pembelian
Dijual
Pembelian
Dijual
Dijual
Pembelian
Unit
200
400
300
300
200
300
100
$13
Dibeli
Unit
Tgl
Persediaan
12
Pembelian
26
27
28
30
Jumlah
Unit
Cost
Persediaan
Jumlah
Unit
Cost
Jumlah
Ket
Jan 1
17
Cost
Dipakai
400
12
300
11
200
10
2,000
100
12
1,200
200
12
13
200
10
2,000
400
12
4,800
300
12
3,600
300
12
3,600
300
11
3,300
100
12
1,200
300
11
3,300
100
11
1,100
100
11
1,100
100
13
1,300
2,400
100
12
1,200
200
11
2,200
Dijual
100
2,000
3,300
Dijual
Pembelian
10
4,800
Dijual
Pembelian
200
1,300
5
1.
Harga Eceran
$ 60,000
$ 100,000
$ 540,000
$ 900,000
$ 600,000
$ 1,000,000
$ 700,000
Persediaan akhir
$ 300,000
$ 100,000
$ 1,200,000
$ 1,300,000
Penjualan
$ 900,000
$ 180,000
$ 720,000
$ 580,000
6
1.
Floor
Ceiling
Market
Cost ($)
($)
($)
($)
Cost
Kasus
A
B
C
D
E
F
($)
.65
.65
.65
.50
.75
.90
COMWIL
($)
.70
.60
.50
.45
.85
1.00
.55
.55
.55
.55
.55
.55
.80
.80
.80
.80
.80
.80
.70
.60
.55
.55
.80
.80
.65
.60
.55
.50
.75
.80
Dalam kasus A replacement cost berada di antara floor dan ceiling, oleh karena itu replacement cost akan mewakili market
untuk dibandingkan dengan cost yaitu $ .65. Ternyata cost $.65 lebih rendah dari market ($.70) oleh karena itu harga yang
dilaporkan adalah cost nya yaitu $ .65.
Dalam kasus B, replacement cost yang $.60 berada di antara ceiling, dan floor oleh karena itu replacement cost dapat
mewakili market kemudian dibandingkan dengan cost $.65. Ternyata market lebih rendah, maka yang disajikan di neraca
adalah market.
Dalam Kasus C, replacement cost $.50 ternyata dibawah floor maka market diwakili oleh floor, kemudian dibandingkan dengan
cost, ternyata floor lebih rendah, maka yang disajikan di neraca adalah floor
Dalam kasus D, replacement cost di bawah floor, maka market diwakili oleh floor dan dibandingkan dengan cost. Ternyata cost
lebih rendah, maka yang disajikan di neraca adalah cost. Begitu juga kasus E.
Dalam kasus F, replacement cost di atas ceiling, sehingga ceiling, mewakili market dan dibandingkan dengan cost, ternyata
lebih rendah, sehingga yang disajikan di neraca adalah ceiling,.
7
SOAL LATIHAN
SOAL 1
Berikut ini disajikan data persediaan dari PT ABC untuk bulan Januari 2006:
Tanggal
Jan 1
5
10
15
20
25
Keterangan
Persediaan
Pembelian
Pembelian
Penjualan
Pembelian
Penjualan
Unit
10
20
30
15
20
25
Diminta:
1.
2.
SOAL 2
Persediaan per 1 Januari 2007 at cost Rp 6.000.000,00 sementara itu harga ecerannya Rp 10.000.000,00. Pembelian bulan Januari
Rp 30.000.000,00, kemudian ditetapkan harga ecerannya Rp 50.000.000,00. Menurut data penjualan dari pita yang ada pada cash
register, penjualan selama bulan Januari Rp 40.000.000,00. Berdasarkan informasi di atas, tentukan cost persediaan akhir dengan
menggunakan metode harga eceran.
SOAL 3
Persediaan pada tanggal 1 Januari 2007 Rp 2.000.000,00. Selama bulan Januari perusahaan telah membeli barang dengan harga
Rp 10.000.000,00. Penjualan bulan Januari sebesar Rp 11.000.000,00. Laba kotor ditetapkan oleh perusahaan sebesar 25% dari
harga jual. Berdasarkan data di atas, tentukan cost persediaan akhir dengan menggunakan metode laba kotor.