Cheetah dikenal sebagai pemburu tercepat dari seluruh hewan darat dengan jangka
hidup hingga 17 tahun. Pada alam liar cheetah sangat unik dimana mereka telah
kehilangan polimorfsme dan homogenitas genetic. Hal ini diduga menjadi penyebab
buruknya kondisi kesehatan dan kegagalan reproduksi di dalam penangkarannya.
Di jepang, sistemik AA amyloidosis merupakan penyebab penting atas morbiditas
dan mortalitas pada cheetah dan jangka hidupnya sekitar 9 tahun. Namun pada
saat ini jumlah cheetahs yang sudah tua telah meningkat dikarenakan adanya
peningkatan manajemen reproduksi dan veterinary treatment.
Peneliti menemukan endapan A, bentuk NFT, dan atropi serebal (kerusakan syaraf)
pada otak cheetah yang sudah tua yang berkolerasi dengan lesi AD pada manusia.
Para peneliti melaporkan pengamtan patologi penyakit pada cheetah berkaitan
dengan penyakit AD pada manusia.
0
1
2
3
(tidak ada
(ada pada
(ada pada
(ada pada
sama sekali)
korteks parietal atau korteks temporal)
seluruh korteks serebral)
seluruh korteks serebral dan hippocampus)
Metode untuk menilah patologi neurofibrillary didasarkan pada distribusi ihk dan
keparahan dari jeratan AT8 yang positif. Pada studi ini keparahan dari
abnormalitas phosphorylated tau dinilai sebagai :
0
1
2
3
Lihat tabel 2
Hasil
Pada pemeriksan secara kasar dan analisa histopatologi 2 otak cheetah (sampel
no 14 dan 15) menunjukkan atropi yang parah pada cerebral korteks karena
adanya kerusakan syaraf diikuti terjadinya astrositosis.
Endapan A ditemukan pada 13 cheetahs yang berusia lebih 10 tahun dengan
menggunakan antibody anti- A-42. Pewarnnan ekstraseluler dar endapan A
ditemukan pada lapis III hingga VI pada cerebral korteks. Endapan ini juga
ditandai sedikit dengan anti- A1-40 antibodi dan dapat dilihat pada lobus
temporal dan parietal sebagai fokal diffuse granular didalam neurofil. Semua
endapan negative pada pewarnaan Congo red dan methenamine Silver
5 dari 13 otak diperikas, ditemukan adanya awan dar A yang positif pad
pewarnaan dan ditemukan pada lapis luar molecular pada dentate gyrus
(endapan seperti pita) pada semua cheetah berusia diatas 14 tahun
Pada gambar 6 ditemukan perbedaan distribusi substansial terhadap endapan
A pada cheetah berusia tua. Otak yang terkena ditemukan adanya endapan A
yang menyebar pada parietal dan temporal cortex. Pada kasus moderat, banyak
ditemukan endapan di seluruh bagian serebral korteks. Pada kasus yang parah
ditemukan juga endapan seperti pita (bandlike deposit) pada dentate gyrus.
Tidak ada imunoreaktif A pada pembuluh meningen dan hanya terdapat sedikit
imunopositif pada pembuluh darah kapiler terhadap A1-42 dan A1-40 pada 2
cheetahs berusia tua (no 14 dan 15)
Analisa ihk mengguakan antibody terhadap phosphorylated tau abnormal (AT8)
menunjukkan adanya imunoreaktifitas intraseluler pada 10 dari 13 cheetahs
dengan endapan A, seluruh cheetah berusia diatas 11 tahun
Phosphorylated tau yang abnormal dideteksi didalam badan sel neuronal,
dendirt, dan neurofil, dan sangat banyak ditemukan pada parahimppocampal
korteks dan CA1 pada hippocampus. Lokasi AT8 dan endapat A berbeda pada
kasus ringan. AT8 ditemukan pada area hippocampus , sedangkan endapan A
ditemukan pada area parietal dan temporal (gambar 6)
Dalam kaitannya dengan imunoreaktifitas AT8, struktus argyrophilic fibrillar
ditemukan pada badan sel neuronal dan disekeliling neuropil pada 6 dari 10 otak
cheetah dengan menggunakan pewarnaan gallyas-braak yang dimodifikasi
(gambar 7)
Perubahan argyrophilic juga positif terhadap tau dan tau-2 (marker terhadap
penyesuaian tau normal dan abnormal) sama hal nya terhadap AT8, diduga
bahwa perubahan ini terdiri atas akumulasi berlebih dari tau normal maupun
abnormal. Sebagai tambahan, ditemukan granular immunolabeled neuran yang
bersesuaian dengan AT8-positive neuron.
Sejumlah NFTs ditemukan pada seluruh serebrum pada 3 kasus (no 14, 15, 17)
dimana 2 diantaranya didiagnosa mengalami disfungsi kongnitif (no 14 dan 15).
Kasus no 14 mengalami kelainan pada perilaku seperti menyakiti diri sendiri
(menggigit kaki depannya sendiri), dan kurangnya . kasus no 15 menunjukkan
perilaku yang mengembara, urinasi dan defekasi tidk teratur, penurunan
kepekaan terhadap individu lain, dan berlarian menuju pagar. Perilaku abnormal
tidak ditemukan pada cheetah berusia tua lainnya. Pada penelitian ini, sistemik
AA amyloidosis merupakan penyebab utama terhadap kematian cheetah, tidak
ditemukan pada cheetah yang hidup lebih dari 11 tahun kecuali pada 1 kasus
dimana endapan aa ditemukan terlokalisasi pada ginjal.
Dua cheetah didagnosa mengalmi disfungsi kognitif, dimana cheetah tsb berasal
dari Namibia dan dibesarkan di tmp yang sama (YA) hingga cheetah tsb mati
pada usia 12 tahun (kasus no 14) dan 14 tahun (kasus no. 15). Pada otak mereka
ditemuan adanya perubahan signifikan yaitu atropi. Lihat gambar 1. Secara
histologi, otak tersebut menunjukkan kerusakan syaraf pada seluruh area
serebral korteks dengan reaktif astrocytosis yang cukup besar (imunolabele oleh
GFAP) dan vakuolisasi fokal pada serebral yang memilki sifat yang sama pada
feline spongiform encephalopathy (gambar 2), yang merupakan penyakit yang
pernah dilaporkan pada kawanan cheetah di eropa. Namun, FSE negative
terhadap pewarnaan antibody terhadap PrP sc pada kasus ini.
Pembahasan
Deposit A pada otak cheetah besar dan menyebar dan lesion ini mirip pada
lesio AD pada manusia yang merupakan tahap pertama terbentuknya senile
plaques. Yang menarik, imunoreaktif A1-42 dan A1-40 ditemukan pada
endapan A pada cheetah dimana A1-40 ditemukan pada argyrophilik plaque
dewasa setelah akumulasi A1-42.
Senile plaque pada otak juga ditemukan pada spesies lain namun blm diketahui
apakah ini penyebab terjadinya disfungsi kognitif pada hewan. Pada anjing
akumulasi A pada otak berhubungan dg kerusakan syaraf pada bebrapa area.
Pada penelitian ini beberap cheetah berusia tua dengan endapan A yang tinggi
mengalami NFT yang parah diikuti dg cerebral cortical atrophy.
Serebral amyloid angiopathy sering ditemukan pada otak pasien penderita AD
sama halnya pada manusia dan banyak hewan dg senile plaque mengalami hal
tsb. Tidak ditemukan endapan A pada pembuluh darah kecuali pada pembuluh
kapiler yang ditemukan pada 2 ekor cheetah berusia tua. Penemuan ini sesuai
dg penemuan pada kucing yang merupakan hewan yang tidak mengalmi
cerebral amyloid angiopathy yang parah. Perbedaan yang ada pada jalur umum
A melalui dinding pembuluh darah menuju darah pd felidae diduga berbeda
pada spesies lain.
NFT yang ditemukan pada cheetah merupakan imunoreaktif pada antibody
terhadap AT8 dan ubiquitin diduga merupakan akumulasi dari komponen utama
dari jeratan argyrophilic pada manusia. Abnormalitas sistokeletal mirip pada
morfologi NFTs yang ditemukan pada manusia tua dg pewarnaan silver staining
dan imunoreaktivity.
NFT awalnya berada di parahippocampus dan region CAI diimbangi dg distribusi
A dimanan endapannya detemukan korteks parietal dan temporal. Perbedaan
disstribusi dari dua lesion ini mirip dg laporan semebelumnya pada
nondemented dan preklinikal AD geriatric. Penelitian berdasarkan kronologis dg