Anda di halaman 1dari 15

KUSTA

SMF/Bagian Ilmu Kedokteran Kulit dan


Kelamin
RSUD Prof. Dr. W. Z. Johanes
KUPANG

Definisi
Disebut juga Lepra atau Morbus Hansen
Merupakan penyakit infeksi kronik; afinitas
pertama adalah saraf perifer, lalu kulit, dan
mukosa traktus respiratorius bagian atas, dapat
ke organ lain kecuali susunan saraf pusat.

Epidemiologi

Masa tunas bervariasi antara 40 hari-40 tahun,


dengan rata-rata 3,5 tahun.
Dapat menyerang semua usia, anak lebih
rentan dari dewasa.
Di Indonesia penderita anak < 14 tahun
11,39%. Frekuensi tertinggi pada 25-35
tahun.
Di Indonesia jumlah kasus yang tercatat akhir
tahun 2008 = 22.359, dengan kasus baru
sebanyak 16.668 orang.

Etiologi
Disebabkan oleh Mycobacterium leprae.
Yakni bakteri gram positif yang tahan asam dan
alkohol, dengan ukuran 3-8m x 0,5m

Gejala Klinis (Ridley & Jopling)

Tipe Indeterminate
(I)

Tipe Tuberkuloid
(TT)

Gejala Klinis (WHO 1995)

Gejala Kerusakan
Saraf dan
Deformitas

Penunjang Diagnostik
Pemeriksaan Bakterioskopik (kerokan jaringan
kulit)
Sediaan dibuat dari kerokan jaringan kulit atau
usapan dan kerokan mukosa hidung, diwarnai
pewarnaan BTA dengan Ziehl-Neelsen.
Dinyatakan dalam Indeks Bakteri (IB) menurut
RIDLEY :
+1 (1-10 /100LP)
+2 (1-10/10LP)
+3 (1-10/rata-rata 1LP)
+4 (11-100/rata-rata 1LP)
+5 (101-1000)/rata-rata 1LP)
+6 (> 1000/rata-rata 1LP)
Indeks Morfologi : presentase bentuk solid
dibandingkan jumlah solid dan nonsolid.

Pemeriksaan Histopatologik

Pemeriksaan Serologik

Tehnik : - simple Dipstick - MLPA (Mycobacterium


leprae particle agglutination) -- ELISA (Enzyme linked
immunosorbent assay) -- RIA (Radioimmuno assay) -Inhibition ELISA (menggunakan monoclonal Ab

Reaksi Kusta
ENL (Eritema Nodosum Leprosum)
Merupakan respon imunopatologis, ditemukan pada tipe Lepromatosa,
banyak terjadi pada saat pengobatan. Berupa nodus eritema dan nyeri
dengan predileksi di lengan dan tungkai. Pada organ lain dapat timbul
gejala iridosiklitis, neuritis akut, dll
Reaksi Reversal /upgrading
Ditandai dengan sebagian/seluruh lesi yang telah ada bertambah aktif
dan atau timbul lesi baru dalam waktu yang relatif singkat.
(hipopigmentasi eritema; makula infiltrat; lesi lama bertambah luas.
Fenomena Lucio
Merupakan reaksi yang sangat berat pada tipe lepramatosa non-nodular
difus. Berupa plak/infiltrat difus berwarna merah muda, bentuk ireguler
dan nyeri. Terutama pada ektremitas, yg kemudian meluas ke seluruh
tubuh. Lesi yang berat disertai purpura dan bula, cepat terjadi nekrosis
serta ulserasi yang nyeri.

Pengobatan
Untuk pencegahan resistensi, memperpendek masa pengobatan, dan
mempercepat pemutusan mata rantai penularan, dikenal MDT (Multi Drug
Treatment)
1.
MDT untuk Multibasiler
Rifampisin 600mg/bulan; DDS 100mg/hari; Klofazimin 300mg/bulan;
diteruskan 50 atau 100mg/hari atau 3x100mg/minggu
2.
MDT untuk Pausibasiler
Rifampisin 600mg/bulan; DDS 100mg/hari dalam 6 dosis untuk 6-9 bulan.
Untuk lesi tunggal : Rifampisin 600mg + Ofloksasin 400mg + Minosiklin 100mg
dosis tunggal.
3.
Untuk reaksi ENL
Diberikan kortikosteroid cth prednison dosis 15-30mg/hari. Makin beratreaksi,
makin tinggi dosisnya. Dapat ditambah analgetik-antipiretik.
Dapat diberikan klofazimin (dewasa 300mg/hari selama 2-3bulan, yang
diturunkan bila ada perbaikan, hingga ke dosis semula 50mg/hari.
4.
Untuk reaksi reversal
Prednison 40 mg/ hari dan diturunkan perlahan-lahan

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai