Kebijakan Internasional
Kebijakan Internasional
dan
dari
situasi/
kondisi
ekonomi
perdagangan
keseimbangan
dan
stabilitas
neraca
perbayaran
internasional.
Menjaga tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan stabil.
Menjaga stabilitis nilai tukar atau kurs valas.
Kebijakan Ekspor
Kebijakan perdagangan internasional di bidang ekspor diartikan
sebagai berbagai tindakan dan peraturan yang dijalankan suatu negara,
baik secara langsung maupun tidak langsung, yang akan mempengaruhi
struktur, komposisi, dan arah transaksi serta kelancaran usaha untuk
peningkatan devisa nagara. Kebijakan perdagangan internasional di
18
Kebijakan Impor
Kebijakan perdagangan internasional di bidang impor diartikan
sebagai berbagai tindakan dan peraturan yang dijalankan suatu negara,
19
komposisi,
dan
kelancaran
usaha
untuk
melindungi/
I . Kebijakan Tariff
Kebijakan Tariff dalam bentuk bea masuk dapat dibedakan
berdasarkan tinggi randahnya pembebanan Tariff, sebagai berikut :
Tariff rendah, yaitu antara 0 % - 5 % dikenakan pada bahan
kebutuhan pokok dan vital seperti beras, mesin vital, alat-alat
militer dan lain-lain.
Tariff sedang, yaitu antara 6 % - 20 % dikenakan untuk barang
setengah jadi dan barang-barang lain yang belum cukup
diproduksi di dalam negeri.
Tariff tinggi, yaitu di atas 20 % dikenakan untuk barangbarang mewah dan barang-barang lain yang sudah cukup
diproduksi di dalam
pokok.
Sistem Tariff
Dalam pelaksanaan pembebanan Tariff dilakukan dengan cara
sebagai berikut :
Bea Nilai (Ad valorem Tariff)
Bea masuk (BM) impor ditentukan dengan tingkat prosentase
tertentu dari nilai barang yang di impor.
Contoh :
Nilai impor = $100, Tariff = 10 %, Kurs = Rp.10.000,00/US $.
20
Sepatu
21
Efek Tariff
Dampak dikenakan Tariff terhadap seuatu barang tertentu
berakibat terhadap beberapa hal sebagai berikut :
E0 = Autarki
P2
b
E1 = Free Trade
P1
f
c
D
Q1
Q3
Q0
Q4
Q2
Keterangan :
Harga P0 dan titik keseimbangan E0 adalah perekonomian autarki :
Tidak ada ekspor dan impor.
Produksi DN = konsumsi DN = OQ0
Harga P1 dan titik keseimbangan E1 adalah perekonomian free trade :
Produksi DN = OQ1
Konsumsi = OQ2
Impor = Q1Q2
Karena produksi turun dari OQ0 menjadi OQ1, maka pemerintah
memberikan proteksi Tariff bea masuk sebesar P1P2 .
Dampak Tariff P1P2 tersebut adalah :
23
h. Klasifikasi Tariff
3. Pengaruh Pemerintah
a. Kebijakan pengadaan pemerintah
b. Subsidi ekspor
c. Kebijakan anti Tariff dan dumping
d. Deversifikasi perdagangan
Quota Impor
Quota adalah suatu kebijakan yang dilakukan dengan cara
membatasi jumlah impor atau dengan kata lain menentukan jumlah
maksimum barang yang boleh di impor.
Menurut ketentuan GATT/ WTO sistem quota ini hanya dapat
digunakan dalam hal sebagai berikut :
Dalam perlindungi hasil pertanian.
Dalam menjaga keseimbangan neraca pembayaran.
Dalam melindungi kepentingan ekonomi nasional.
Macam-macam quota impor :
Unilateral Quota, yaitu sistem quota yang ditetapkan secara
sepihak (tanpa negosiasi).
Bilateral Quota, yaitu sistem quota yang ditetapkan atas
kesepakatan ke dua belah fihak.
Tariff Quota, yaitu pembatasan impor yang dilakukan dengan
mengkombinasikan sistem Tariff dan sistem quota.
Mixing Quota, yaitu pembatasan impor bahan baku tertentu
untuk melindungi industri dalam negeri.
Efek-efek Quota
Dampak diberlakukan quota impor sama halnya dengan dampak
diberlakukan Tariff impor, akan tetapi pemerintah tidak mendapatkan
24
E0 = Autarki
P2
P1
E1 = Free Trade
f
c
D
Q1
Q3
Q0
Q4
Q2
Keterangan :
Harga P0 dan titik keseimbangan E0 adalah perekonomian autarki :
Tidak ada ekspor dan impor.
Produksi DN = konsumsi DN = OQ0
Harga P1 dan titik keseimbangan E1 adalah perekonomian free trade :
Produksi DN = OQ1
Konsumsi = OQ2
Impor = Q1Q2
Karena produksi turun dari OQ0 menjadi OQ1, maka pemerintah
memberikan proteksi quota impor sebesar Q3Q4 .
Dampak Tariff P1P2 tersebut adalah :
Subsidi
Kebijakan subsidi adalah merupakan kebijakan pemerintah untuk
memberikan perlindungan atau bantuan kepada industri dalam negeri
dalam bentuk keringanan pajak, pengembalian pajak, fasilitas kredit,
subsidi harga, dan lainnya dengan tujuan sebagai berikut :
Menambah produksi dalam negeri
Mempertahankan jumlah konsumen dalam negeri
Menjual dengan harga yang lebih murah daripada produk
impor.
26
P1
F
D
Q1
Q3
Q2
Keterangan :
Pada keadaan persaingan (free trade)/ tanpa subsidi :
Kelebihan Subsidi :
Subsidi biasanya diberikan untuk barang-barang kebutuhan pokok.
Subsidi biasanya bersifat transparan dan dapat dikontrol oelh
masyarakat.
27
Dumping
Kebijakan suatu diskriminasi harga secara internasional (international price
discrimination) yang dilakukan dengan menjual suatu komoditi di pasar
internasional dengan harga yang lebih murah dibandingkan dengan
dibayar konsumen di dalam negeri
Ada tiga tipe dumping :
Persistant dumping, yaitu kecenderungan monopoli yang berkelanjutan
dari suatu perusahaan dipasar domestik untuk memperoleh profit
maksimum dengan menetapkan
28
29
BAB V
KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL
Kerjasama
ekonomi
internasional
sampai
saat
sekarang
berkembang pesat baik itu bersifat bilateral, yaitu kerjasama ekonomi dua
negara maupun bersifat multilateral, yang melibatkan banyak negara di
dunia. Berikut akan dibahas organisasi dan kerjasama internasional
mapun regional di kawasan tertentu.
1). BENELUX
Merupakan gabungan negara-negara Belgia, Nederland,
Luxemburg yang meliputi kerjasama meningkatkan perdagangan
antar anggota dan mengurangi atau menghilangkan hambatanhambatan seperti tarif atau bea pabean dan lainnya. Tujuan
dibentuknya Benelux adalah :
Tariff community, yaitu kesepakatan mengurangi bea impor
atau tarif bagi anggotanya dan sepakat untuk menggunakan
tarif tertentu bagi negara lain di luar anggota.
30
MEE
adalah
kebulatan
tekat
yang
disertai
31
(1). Belanda
(7). Ingris
(2). Belgia
(8). Irlandia
(3). Luxemburg
(9). Denmark
(4). Perancis
(10). Norwegia
(5). Jerman
(11). Yunani
(6). Italia
(12). Spanyol
adalah
Myanmar.Tujuan
Brunei,
Vietnam,
dibentuknya
Asean
Laos,
adalah
Komboja
dan
meningkatkan
kerjasama ekonomi, perdagangan, dan sosial budaya, antar negaranegara Asia Tenggara.
Dalam perjalanannya dalam bidang perdagangan di nagaranegara Asean kurang menggembirakan dan lambat, maka dalam
KTT Asean ke IV di Singapura tanggal 27-28 Januari 1992, telah
ditandatangani Skema CEPT (Agreement on Common Effective
Preferenctial Tariff) yaitu merupakan skema CEPT untuk AFTA
32
para
pimpinan
ASEAN
menegaskan
kembali
33
Australia
(10).
Kanada
(2).
Amerika Serikat
(11).
Korea Selatan
(3).
Brunei
(12).
Malaysia
(4).
Cile
(13).
Meksiko
(5).
Cina
(14).
Selandia Baru
(6).
Filipina
(15).
Papua Nugini
(7).
Hongkong
(16).
Singapura
(8).
Indonesia
(17).
Taiwan
(9).
Jepang
(18).
Thailand
34
pokok
APEC
adalah
melakukan
liberalisasi
35
36
Wealth).
Tujuan
Colompo
Plan
adalah
untuk
makanan,
pupuk
tanaman,
dan
barang-barang
konsumsi.
Alat-alat perlengkapan (mesin, angkutan, laboratorium)
Jasa tenaga ahli.
Pendidikan dan latihan ketrampilan dalam berbagai bidang.
37
menghilangkan
/mengurangi
berbagai
hambatan
Uruguay
diselenggarakan
dengan
tujuan
(General
Agreement
on
Trade
atau
Service)
ketentuan
tujuan
menigkatkan
kerjasama
perdagangan
dan
internasional
guna
meningkatkan
pertumbuhan
dan
terutama
bagi
negara-negara
yang
sedang
berkembang.
4). UNINDO (United Nations Industrial Development Organization).
UNINDO atau Organisasi Pembangunan Internasional PBB
didirikan pada tanggal 24 Juli 1967 dan berkedudukan di Wina,
Austria.
Tujuan
utama
dari
lembaga
ini
adalah
untuk
41
Organisasi
Perburuhan
Internasional
PBB
yang
42