Anda di halaman 1dari 13

PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS 1

PERCOBAAN VII
ARGENTOMETRI

OLEH :
NAMA

: WA ODE RAHMA SRI YANINGSIH

NIM

: F1F1 13 056

KELAS

:B

KELOMPOK

: IV

ASISTEN

: SARLAN, S.Si

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2014

ARGENTOMETRI

A. TUJUAN
Tujuan dari praktikum kali ini yaitu untuk mengetahui konsentrasi ion Cl- di
dalam sampel.

B. LANDASAN TEORI
Argentometri merupakan metode umum untuk menetapkan kadar halogenida
dan senyawa- senyawa lain yang membentuk endapan dengan perak nitrat
(AgNO3) pada suasana tertentu. Metode argentometri dapat juga disebut sebagai
metode pengendapan karena pada argentometri memerlukan pembntukan senyawa
yang relative tidak larut atau endapan. Sebagai indicator dapat digunakan kalium
bromat yang menghasilkan warna dengan adanya ion Ag+. Metode argentometri
yang lebih luas lagi digunakan adalah metode titrasi kembali. Perak nitrat
(AgNO3) berlebihan ditambahkan kedalam sampel yang mengandung ion klorida
atau bromide (Gandjar dan Rohman, 2007).
Titrasi adalah suatu proses dalam analisis volumetrik dimana suatu titran atau
larutan standar yang sudah diketahui konsentrasinya diteteskan melalui buret
kedalam larutan lain yang belum diketahui konsentrasinya. Zat yang akan
ditentukan kadarnya disebut titran dan zat yang sudah diketahui kadarnya tersebut
disebut titer dan biasanya diletakkan didalam buret. Baik titer maupun titrant
biasanya berupa larutan (Ika, 2009).
Titrasi adalah metode penetapan kadar suatu larutan dengan menggunakan
larutan standar yang sudah diketahui konsentrasinya. Dalam hal ini, suatu larutan

yang konsentrasinya telah diketahui secara pasti (larutan standar), ditambahkan


secara bertahap ke larutan lain yang konsentrasinya tidak diketahui, sampai reaksi
kimia antara kedua larutan tersebut berlangsung sempurna. Sebelum basa
ditambahkan harga pH adalah larutan asam kuat, sehingga pH < 7 dan ketika basa
ditambahkan sebelum titik ekivalen, harga pH ditentukan oleh asam lemah. Pada
titik ekivalen jumlah basa yang ditambahkan secara stokiometri ekivalen terhadap
jumlah asam yang ada. Oleh karena itu pH ditentukan oleh larutan garam (pH=7).
Titik ekivalen dalam titrasi adalah titik keadaan (kuantitas) asam-basa dapat
ditentukan secara stokiometri (Chandra, 2012).
Indikator yang akan digunakan untuk menunjukkan titik akhir titrasi harus
memiliki trayek pH yang mencakup pH pada saat titik ekivalen dan trayek
indikator tersebut harus memotong bagian yang sangat curam dari kurva titrasi.
Menurut W. Ostwald, indikator adalah suatu senyawa organik kompleks dalam
bentuk asam atau dalam bentuk basa yang mampu berada dalam keadaan dua
macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari bentuk
satu ke bentuk yang lain ada konsentrasi

tertentu atau pada pH tertentu.

Jalannya proses titrasi netralisasi dapat diikuti dengan melihat perubahan pH


larutan selama titrasi, yang terpenting adalah perubahan pH pada saat dan di
sekitar titik ekuivalen karena hal ini berhubungan erat dengan pemilihan indikator
agar kesalahan titrasi sekecil-kecilnya (Mathias, 2000).
Pada analisis titrimetri atau volumetrik, untuk mengetahui saat reaksi
sempurna dapat dipergunakan suatu zat yang disebut indikator. Indikator
umumnya adalah senyawa yang berwarna, dimana senyawa tersebut akan berubah

warnanya dengan adanya perubahan pH. Indikator dapat menanggapi munculnya


kelebihan titran dengan adanya perubahan warna (Suirta, 2010).
Perak nitrat digunakan juga untuk pengobatan sebagai anti infeksi topikal.
Keracunan yang mungkin ditimbulkan oleh senyawa perak antara lain: timbulnya
warna biru- keabu-abuan pada mata, sekat rongga hidung, tenggorokan dan kulit,
iritasi pada kulit, borok dan gangguan pencernaan, yang disebabkan oleh karena
paparan yang berlebihan (over exposure) terhadap senyawa logam perak. Paparan
yang berkepanjangan (chronic exposure) terhadap senyawa perak dapat
menyebabkan timbulnya warna biru keabu-abuan pada kulit yang dikenal juga
sebagai argyria atau argyrosis. Perak nitrat sendiri dapat menyebabkan iritasi dan
rasa seperti terbakar pada kulit dan mukosa membran, rasa sakit di mulut, diare,
muntah, koma dan kejang-kejang dan bahkan dapat menyebabkan gastroenteritis
parah, yang dapat berakibat fatal (Kuswati, 2003).

C. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah:
Buret 50 ml
Batang pengaduk
Erlenmeyer 100 ml
Gelas ukur 10 ml
Pipet tetes
Statif dan klem
2.

Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah:
Sampel air sumur
Sampel air kebi
Larutan AgNO3 0,1 M
Larutan kalium dikromat 0,1 %

3. Uraian bahan
Argenti Nitrat
Namaresmi

: Argenti Nitras

RM/BM

: AgNO3 / 169,87 gr/ml

Pemerian

: Hablur transparan atau serbuk hablur berwarna


putih, tidak berbau, menjadi gelap jika terkena
cahaya.

Kelarutan

: Sangat mudah larut dalam air, larut dalam etanol


95% P.

Penyimpanan

: Dalam wadah tertutup rapat

Khasiat

: Antiseptikum ekstern, kuastikum.

Kalium Dikromat
NamaResmi

: Kalium Dikromat

Nama Lain

: Kalium Bikromat

RM

: K2Cr2O7

Pemerian

: Hablur atau serbuk hablur; merah jingga.

Kelarutan

: Larut dalam air.

D. PROSEDUR KERJA
Sampel Air Sumur
- Diambil 10 ml
- Dimasukan dalam erlenmeyer
- Ditambah 5 tetes larutan K2Cr2O7
- Dititrasi dengan larutan AgNO3 sampai
terbentuk warna merah
- Diulangi langkah diatas untuk sampel air
kebi
- Dicatat
terpakai
Hasil Pengamatan ... ?

volume

Larutan

AgNO3

yang

E. HASIL PENGAMATAN
a. Tabel hasil pengamatan
Bahan
Air Sumur

Volume sampel

Volume AgNO3

10 ml

0,8 ml

Keterangan
Berubah

warna

menjadi merah dan


tidak ada endapan
Air Kebi

10 ml

3 ml

Berubah

warna

menjadi merah dan


terjadi endapan

F. PEMBAHASAN
Argentometri merupakan metode analisis volumetri yang digunakan untuk
menentukan kandungan senyawa halogenida dan senyawa-senyawa lain yang
membentuk endapan dengan perak nitrat (AgNO3) pada suasana tertentu. Metode
argentometri dikenal juga dengan titrasi pengendapan yang melibatkan
pembentukan senyawa yang relatif tidak larut atau endapan. Reaksi yang
mendasari titrasi argentometri yaitu: Ag + Cl-

AgCl (s)

Argentometri merupakan bagian dari analisis kuantitatif yang ditandai dengan


terbentuknya endapan. Metode analisis ini dapat digunakan untuk menentukan
ion-ion halogen, ion perak, ion tiosianat atau ion-ion lainnya yang akan
membentuk endapan dari larutan standarnya.
Titrasi argentometri ialah titrasi dengan menggunakan perak nitrat sebagai
titran dimana akan terbentuk garam perak yang sukar larut. Metode argentometri
disebut juga sebagai metode pengendapan karena pada argentometri memerlukan
pembentukan senyawa yang relative tidak larut atau endapan. Argentometri
merupakan metode umum untuk menetapkan kadar halogenida dan senyawasenyawa lain yang membentuk endapan dengan perak nitrat (AgNO3) pada
suasana tertentu.
Percobaan ini dilakukan analisis kimia dengan metode argentometri untuk
mengetahui adanya unsul cl- dalam sampel. Sampel yang digunakan berupa
sampel air sumur dan air kebi. Dilakukan proses titrasi karena untuk mengetahui
konsentrasinya dengan menggunakan AgNO3 atau perak nitrat sebgai titrannya.
Titrasi adalah suatu metode yang menentukan kadar suatu zat atau larutan yang

belum diketahui konsentrasinya dengan menggunakan zat atau larutan lain yang
sudah diketahui konsentrasinya.
Pada proses tirasi, digunakan AgNO3 sebagai titranya karena senyawa ini
dapat larut dalam air dan indikatornya yaitu kalium bikromat (K2Cr2O7). Pada
perlakuan pertama, digunakan sampel berupa air sumur dan air kebi. Dengan
menggunakan larutan standar perak nitrat atau AgNO3 sebagai titrannya, senyawa
ini ditambahkan 5 tetes kalium bikromat maka akan bereaksi. Sehingga akan
terbentuk perak bikromat dengan larutan yang berwarna merah. Dengan reaksinya
yaitu :
AgNO3 + K2Cr2O7

AgCr2O7 + KNO3

Jika Ag berikatan dengan senyawa-senyawa halogen maka hasilnya akan


terbentuk suatu endapan. Metode yang digunakan dalam percobaan ini ialah
metode Mohr. Teori Mohr mengatakan bahwa larutan yang dititrasi dengan
AgNO3, setelah tercapai titik akhir titrasi akan membentuk endapan berwarna
merah bata. Pada percobaan ini, hasil yang diperoleh untuk sampel air sumur dan
air sungai menghasilkan warna merah dengan volume nitrat yang berbeda. Tetapi
pada air laut warnanya berubah menjadi putih dan juga terdapat endapan putih.
Hal ini menunjukkan bahwa terdapat adanya kandungan Cl- pada larutan tersebut.
Volume AgNO3 yang terpakai berbeda pada tiap larutan. Untuk sampel air
sumur diperoleh 0,8 ml larutan AgNO3 yang terpakai, untuk sampel air dari pantai
KB diperoleh 3 ml larutan AgNO3. Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak
larutan AgNO3 yang terpakai maka semakin banyak pula kandungan Cl pada

larutan. Hal ini disebabkan karena jika semakin banyak kandungan Cl yang
terkandung, maka semakin banyak Ag yang diperlukan untuk mengikat Cl.
Didunia farmasi, titrasi argentometri dapat digunakan untuk menentukan
kadar senyawa obat atau zat aktif seperti ammonium klorida, feneterol
hidrobromida, kalium klorida, klorbutanol, meftalan, metenamin mandelat. Untuk
sediaan tablet seperti natriun klorida, natrium nitroprusida, sistein hidroklorida
dan tiamfenikol.

G. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
konsentrasi air sumur adalah 0,08 M sedangkan konsentrasi air dari pantai KB
adalah 0,03 M.

DAFTAR PUSTAKA
Chandra, A.D dan Hendra C., 2012, Rancang Bangun Kontrol pH Berbasis Self
Tuning PID Melalui Metode Adaptive Control, Jurnal Teknik Pomist, Vol.
1, No. 1, Surabaya.
Dirjen POM, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta.
Gandjar, I.G dan Abdul, R., 2012, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta.
Ika, D., 2009, Alat Otomatisasi Pengukur Kadar Vitamin C Dengan Metode
Titrasi Asam Basa, Jurnal neutrino, 1 (2), 163-178.
Kuswati, H., Darmo, H., dan Indrajati, K., 2003, Perolehan Kembali Logam Perak
Dari Limbah Cair Pencucian Film Studio Dibanding Film X-Ray Dengan
Menggunakan Metode Sn Flake, Unitas, Vol. 11, No 2, Surabaya.
Mathias, L., 2000, Kimia Analitik Dasar, Grafindo Media Utama, Bandung.
Suirta I.W., 2010, Sintesis Senyawa Orto-Fenilazo-2-Naftol Sebagai Indikator
Dalam Titrasi, Jurnal Kimia, 4 (1), Bukit Jimbaran.

Anda mungkin juga menyukai