Anda di halaman 1dari 12

PROPHETIC

INTELLIGENCE
Buletin Pondok Pesantren Raudhatul Muttaqien

Edisi 3 Ahad 16 November 2014 M/ 23 Muharam 1436 H

MENGEMBANGKAN
POTENSI JIWA
MENGHIDUPKAN POTENSI DAN KEPRIBADIAN KENABIAN DALAM
DIRI MELALUI PENGEMBANGAN POTENSI JIWA (BAGIAN I)

MEJA REDAKSI

Pengasuh :
KH. Hamdani Bakran
Adz-Dzakiey
Pimpinan Redaksi :
Harun Nur Rosyid
Bendahara:
Syahrul Munir
Fotografi :
A. Sulaiman Fachri A.

Disarikan dari buku Psikologi Kenabian


oleh KH. Hamdani Bakran Adz-Dzakiey

Ilustrasi:
Nur Habib Rizqillah

Demi jiwa dan penyempurnaan(penciptaan)nya, Allah telah mengilhamkan kepada jiwa itu ( jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sungguh telah
beruntunglah orang yang telah menyucikan jiwa itu, dan sungguh merugilah orang-orang yang telah mengotorinya. (QS. Asy-Syams 91:7-10).

Redaktur :
Fadhil Huda
Asmul Fauzi

ALAMAT
Pondok Pesantren
Raudhatul Muttaqien

Pengertian Jiwa

ara ahli tasawuf membagi dimensi dalam diri manusia menjadi tiga bagian, ruh (ruh), jiwa
(nafs) dan jasad (jism). Ruh manusia adalah ruh Allah juga. Al-Quran
menyandarkan ruh yang dihembuskan dalam diri Nabi Adam as. kepada Allah dengan kata ganti -Nya
dan -Ku. Kemudian Dia menyempurnakannya dan meniupkan ke dalamnya ruh-Nya. (Q.S. As-Sajdah
32:9). Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya ruh-Ku. (Q.S. Shaad
38:72).
Ruh memiliki seluruh sifat ruhani atau malaikati, seperti kebercahayaan, kelembutan, kesadaran dan

kesatuan. Sedangkan jasad yang


berasal dari tanah liat, berada di
kutub yang lain dalam diri manusia, yaitu gelap, padat, beragam
dan tersebar. Ruh senantiasa sadar
akan Allah, karena ia tidak menyadari apa pun selain Allah. Sedangkan jasad tidaklah sadar akan apa
pun.

Jl. Cangkringan KM. 04


Babadan Purwomartani
Kalasan Sleman Yogyakarta
Telp. (0274) 7111514

LINKS

www.pesantrenwisata.com

Untuk menghubungkan antara


yang banyak dengan yang satu,
yang gelap dengan yang bercahaya
dan yang sadar dengan yang tidak
sadar dibutuhkan adanya penengah.
Dalam diri manusia, penengah tersebut adalah jiwa, sebagai tempat
bagi kesadaran individual kita.
Jiwa adalah ruh akhir atau ruh
yang diturunkan Allah SWT. atau ruh
yang menzahir ke dalam jasad maProphetic Intelligence Edisi 3 | 1

ini terbagi menjadi empat kelompok:

JIWA ADALAH RUH AKHIR


ATAU RUH YANG DITURUNKAN
ALLAH SWT. ATAU RUH YANG
MENZAHIR KE DALAM JASAD
MANUSIA DALAM RANGKA
MENGHIDUPKAN JASAD
TERSEBUT, KALBU, AKAL
PIKIR DAN INDRAWI

nusia dalam rangka menghidupkan jasad tersebut, kalbu, akal


pikir dan indrawi. Juga untuk
menggerakkan seluruh unsur
dan organ-organ jasad agar dapat berinteraksi dengan lingkungannya di permukaan bumi
dan dunia ini.
Pada awal kelahiran manusia,
jiwa lebih cenderung mendekat
pada jasad. Seperti halnya jasad
yang berasal dari tanah liat tidak
memiliki kesadaran akan sesuatu apa pun, demikian pula jiwa
pada awal kelahiran. Kemudian
lambat laun jiwa mulai berkembang ketika manusia tumbuh
dan dewasa.
Jiwa mulai sadar akan alam,
sehingga seiring pertumbuhannya, manusia berada dalam sebuah proses penemuan diri yang
tiada henti. Sebagian ada yang
semakin berselaras dengan ruh,
dan sebagian yang lain semakin
menjauh darinya.
2 | Prophetic Intelligence Edisi 3

Tingkatan-tingkatan Jiwa
Jiwa bersifat bercahaya dan
gelap, lembut dan padat, satu dan
banyak. Pada beberapa orang,
sisi kebercahayaan atau kecenderungannya untuk naik yang
mendominasi. Sementara yang
lain, sisi gelap dan kecenderungan menurunnya yang mendominasi.
Melihat kenyataan di atas, dapat dipahami bahwa pastilah terdapat sebuah hirarki yang luas
dari jiwa-jiwa manusia. Dari kebercahayaan yang paling serupa
dengan ruh hingga kegelapan
yang paling serupa dengan jasad.
Secara garis besar tingkatan
jiwa terbagi menjadi tiga, yaitu:
a. Jiwa Rabbani
Yaitu jiwa yang telah menerima pencerahan dan kehidupan
ketuhanan. Jiwa pada tingkatan

1. Jiwa Muthmainnah, yaitu


jiwa yang telah menerima pencerahan dan kehidupan ketuhanan pada fase pemula. Jiwa
pada fase ini telah memperoleh
ketenangan dan kedamaian karena ruh diri telah berhasil bersatu dengan jasmaniahnya, serta
jasmaniahnya telah terlepas dari
pengaruh hawa nafsu materi, hewani, dan kemakhlukan. Jiwa ini
bermukim di alam Malakut (kemalaikatan).
2. Jiwa Radhiyah, yaitu jiwa
yang telah menerima pencerahan dan kehidupan ketuhanan
pada fase lebih tinggi. Pada fase
ini jiwa telah menyatu dengan
ruh awalnya yang berada di alam
arwah yang tinggi. Alam yang
sangat lapang, luas, dan tidak
terbatas.
Jiwa pada fase ini telah leluasa dalam menggerakkan aktivitas jasmaniah dan ruhaniahnya
dengan lapang, dan tiada satu
pun yang dapat menghalanginya. Lapang dalam menjalankan
perintah-Nya, lapang dalam menjauhi larangan-Nya, dan lapang
dalam meniti ujian-ujian-Nya

b. Jiwa Insani
Yaitu jiwa yang berada antara jiwa rabbani dan jiwa hewani. Ketika suatu waktu ia menghadap ke ruhaninya ia sadar dan
timbul penyesalan, dan di lain
waktu ia lebih condong kepada jasmaniahnya, ia melakukan
pengingkaran dan kedurhakaan
dengan mengikuti tuntutan untuk memenuhi kebutuhan jasmaniahnya yang lebih bersifat
materialistik dan kemakhlukan.
Jiwa ini disebut dengan jiwa
lawwamah.

yang berat. Jiwa ini bermukim


di Alam Jabarut (Alam khazanah
kekuasaan Allah SWT.).
3. Jiwa Mardhiyah, yaitu jiwa
yang telah menerima peningkatan pencerahan dan kehidupan ketuhanan yang tertinggi.
Pada fase inilah jiwa telah menyatu dengan asal-usul ruhnya,
yaitu Ruh al Azam atau Nur Muhammad SAW.
Jiwa telah benar-benar lebur
di atas keleburan (fanaul fana)
dan kekal bersama Allah (baqa
billah) dalam bermusyahadah
terhadap keagungan (Jalaliah),
keindahan (Jamaliah), keperkasaan (Qahhariah) dan kesempurnaan (Kamaliah) Wujud Allah
SWT. Jiwa ini bermukim di Alam
Lahut (alam khazanah ketuhanan Allah SWT.).
4. Jiwa Kamilah, yaitu jiwa
yang telah menerima keadaan
ketiga tingkatan jiwa di atas. Ia
bermukim pada Haq Taala yang
tidak bertempat, tiada berwaktu, dan terlepas dari segala sesuatu selain Allah SWT. Itulah
jiwa nabi kita Muhammad SAW.

Jiwa lawwamah adalah jiwa


yang mendapatkan cahaya hati
sehingga bisa tersadar dari kelalaian yang telah diperbuatnya.
Apabila telah diterangi oleh cahaya hati, maka jiwa itu menggerakkan diri jasmaniah kepada
amal perbuatan yang semakin
lebih baik.
Jiwa ini bergerak di antara
kecenderungan pada rububiyyah (ketuhanan) dan khalqiyyah

(kemakhlukan). Bila ia berbuat


kejahatan, maka hal itu disebabkan karena perangainya yang
berasal dari kegelapan. Namun
bila ia telah mendapatkan nur
dari Allah, maka ia segera menyesali dan bertaubat dari kejahatan yang telah diperbuatnya.
c. Jiwa Hewani
Yaitu jiwa yang sejalan dengan watak manusia yang selalu
mengajak hati mereka kepada
perbuatan syahwat dan kesenangan. Jiwa ini merupakan
pangkal kejahatan dan menjadikan jasad sebagai pohon dari semua sifat yang keji dan perilaku
tercela dengan mengajak kepada
pekerjaan yang jahat dan meninggalkan perbuatan yang baik.
Jiwa hewani ini disebut dengan nafs ammarah bis su`. Ia
selalu mendorong diri manusia
untuk melahirkan perbuatan, sikap, dan tindakan kejahatan atau
syahwat hewani dan kesenangan
pada kejahatan.

JIWA HEWANI ADALAH


JIWA YANG SEJALAN
DENGAN WATAK MANUSIA
YANG SELALU MENGAJAK
HATI MEREKA KEPADA
PERBUATAN SYAHWAT
DAN KESENANGAN

Prophetic Intelligence Edisi 3 | 3

KEMENANGAN DAN KEBERUNTUNGAN


AKAN SELALU DAPAT DIRAIH OLEH
ORANG-ORANG YANG MENYUCIKAN
DAN MENYEHATKAN JIWANYA

Metode Penyucian dan


Penyehatan Jiwa

2. Meningkatkan kualitas mental.

Kesehatan jiwa sangat erat hubungannya dengan kesehatan


mental, karena akan menyinggung persoalan akal pikiran dan
ingatan, atau proses-proses yang
berhubungan erat dengan akal
pikiran dan ingatan.

Yaitu senantiasa belajar dan


berlatih membiasakan diri berpikir positif, bersikap positif, berperilaku positif, bertindak positif
dan berpenampilan positif.

Kesehatan jiwa yang dimaksud di sini adalah bersih dan sucinya jiwa dari pengaruh atau
hawa, hembusan dan energi yang
mendorong dan menggerakkan
jiwa untuk melahirkan sikap, perbuatan dan tindakan yang menyimpang dari apa-apa yang telah digariskan oleh wahyu ketuhanan (Al-Quran) dan sabda
kenabian (As-Sunnah).
Adapun metode yang digunakan untuk penyucian dan penyehatan jiwa ada lima, yaitu:
1. Meningkatkan kualitas spiritual.
Yaitu dengan memperbanyak
beribadah, namun yang menjadi fokus utama adalah ketaatan
menjalankan ibadah puasa, baik
puasa wajib atau pun sunah.
4 | Prophetic Intelligence Edisi 3

3. Meningkatkan kualitas sosial.


Yaitu senantiasa belajar dan
berlatih melihat, menyaksikan,
dan turut merasakan penderitaan orang lain. Sesering mungkin
melihat ke bawah, yakni kepada
orang-orang yang lebih susah
dan mengalami kekurangan ekonomi, namun sebagian mereka
tetap tabah dan penuh percaya
diri di hadapan Allah SWT.
4. Meningkatkan wawasan tentang orang-orang yang berjiwa
besar dan sehat secara holistik.
Yaitu dengan cara mempelajari
riwayat hidup mereka, seperti
sejarah para nabi, sahabat-sahabat beliau dan para auliya Allah
SWT.
5. Meminta bimbingan ahlinya.
Sebab dengan melalui ahlinya, maksud dan tujuan penyu-

cian dan penyehatan jiwa akan


dapat tercapai dengan cepat,
tepat, mantap dan menyelamatkan.
Apabila kelima hal di atas telah senantiasa dapat dilaksanakan secara konsisten, insya Allah
kondisi jiwa tetap senantiasa berada dalam limpahan Nur-Nya,
baik dalam kondisi lapang maupun sempit. Sehingga ia akan selalu dapat menghalau dorongan hawa syahwat, kesenangan,
kecintaan dan kemabukan terhadap harta benda, dunia, kedudukan, jabatan dan kehormatan dunia.
Bahkan hakikat dan energi
dari dorongan itu menjauh dari
jiwa. Hal ini disebabkan karena
rasa takut dan hormatnya terhadap jiwa yang telah menerima ketajallian cahaya Tuhannya.
Kemenangan dan keberuntungan akan selalu dapat diraih
oleh orang-orang yang menyucikan dan menyehatkan jiwanya,
sehingga ia dapat menangkap
isyarat ketakwaan. Itulah jiwa
Muthmainnah, Radhiyah dan
Mardhiyah. Sedangkan kekalahan dan kerugian akan selalu diterima oleh mereka yang mengotori dan memberi penyakit
pada jiwanya, naudzu billahi
min dzalik.

NABI

MUHAMMAD
Semoga selawat dan salam
Allah tercurah padanya

SANG SAMUDERA CAHAYA


Hikayat Kehidupan dan Mukjizat Rasulullah SAW. (2)
Oleh: Fadhil Huda

aat Rasulullah SAW. berada di asuhan datuknya,


Abdul Mualib bin Hsyim, Beliau diasuh sangat baik
oleh datuknya. Bahkan antara datuk dan cucu itu tidak pernah berpisah. Konon kecintaan dan kasih sayang Abdul Mualib yang
ditumpahkan kepada cucunya itu
belum pernah diberikan kepada
anak-anaknya sendiri.
Hal itu wajar karena Nabi Muhammad SAW. adalah cucu Abdul
Mualib dari putera bungsunya,
Abdullh, yang dahulu nyaris direnggut nyawanya sebagai pelaksanaan nazar sendiri. Saat Rasulullah SAW. tidur pun, datuknya
selalu berulang-ulang menengok
karena khawatir kalau-kalau ada
sesuatu yang mengganggunya.

Amr bin Sad mengatakan


bahwa Ab lib pernah berkata
kepadanya: Pada suatu hari ketika saya bersama kemenakan-ku
(Muhammad SAW.) berada di
l-Majaz saya benar-benar haus
kekeringan. Meskipun saya tahu
bahwa kemenakanku itu kelapar-

Ya Allah, berselawatlah
dengan selawat yang
sempurna dan bersalamlah dengan salam yang
sempurna atas penghulu
kami Muhammad yang
dengannya ikatan-ikatan
terlepas, segala kesedihan
lenyap, segala kebutuhan
terpenuhi, segala kesenangan didekap, semua
diakhiri dengan kebaikan,
dan hujan diturunkan,
berkat dirinya yang pemurah. Juga atas keluarga dan
sahabat-sahabatnya dalam
setiap kedipan mata dan
hembusan nafas, sebanyak
hitungan segala yang ada
dalam pengetahuan-Mu.
alawt At-Tafrjiyyah

an, tetapi kukatakan juga kepadanya bahwa saya sangat haus. Rasulullah SAW. bertanya: Benarkah paman sangat haus? Setelah
Ab lib menjawab ya Rasulullah SAW. segera turun lalu memukul-mukulkan tumit ke tanah,
dan tiba-tiba Abu alib melihat air
memancar. Lalu ia minum sepuaspuasnya.

Semua orang Quraisy tahu benar, bahwa sejak kecil Nabi Muhammad SAW. sangat benci kepada berhala, apa pun bentuknya,
melihatnya pun tidak sudi. Semasa kecil beliau pernah diajak keluarganya pergi ke tempat-tempat
berhala. Beliau menolak tegas dan
tidak mau mendekati berhala, bahkan berani mencercanya.
Rasulullah SAW. semasa kecil
pernah menolak untuk diajak Ab
lib untuk menghadiri perayaan peribadatan di sebuah patung
berhala yang bernama Buwanah.
Ketika itu Ab lib dan beberapa

Prophetic Intelligence Edisi 3 | 5

bibinya marah. Mereka berkata:


Kami mengkhawatirkan sikapmu
yang menjauhi tuhan-tuhan kami.
Hai Muhammad apa yang sesungguhnya engkau inginkan sehingga
tidak mau menghadiri perayaan
kaummu sendiri dan tidak mau
berkumpul dengan mereka? Rasulullah SAW. tidak menjawab,
lalu pergi entah ke mana.
Tidak lama kemudian beliau
datang dalam keadaan gemetar ketakutan. Bibi-bibi beliau bertanya:
Apa yang membuatmu ketakutan? Beliau menjawab: Aku takut
berbuat dosa. Mereka berkata:
Tuhan tidak hendak mencobamu dengan godaan setan karena
engkau orang yang mempunyai
sifat-sifat terpuji. Apa sebenarnya
yang engkau pikirkan? Beliau
menjawab: Tiap aku mendekati
berhala tampak olehku seorang lelaki, kulitnya berwarna putih, bertubuh tinggi, berteriak: Hai Muhammad, hati-hati, jangan sampai
engkau menyentuhnya!. Bahkan
sejak kecil beliau pantang makan
daging nuub (ternak yang disembelih sebagai sesaji berhala).

Pada usia 25 tahun, Muhammad SAW. berangkat ke Syam bersama orang Quraisy untuk membawa barang-barang dagangan Khadijah. Beliau ditemani oleh seorang
pembantu Khadijah bernama Maisarah. Setiba di Bashra (wilayah
Syam), beliau dan Maisarah singgah beristirahat di bawah pohon
rindang. Seorang rahib dari aliran Nestorian yang bermukim di
daerah itu melihat mereka. Dalam
hati ia berkata: Sama sekali tidak
ada orang yang singgah di bawah
pohon itu kecuali seorang Nabi.
Tampaknya sang Rahib jauh sebelum itu sudah mengetahui akan
datangnya seorang Nabi dari kitab6 | Prophetic Intelligence Edisi 3

kitab suci terdahulu yang pernah


ia pelajari baik-baik. Ia berjalan
terbata-bata mendekati pohon itu,
lalu bertanya kepada Maisarah:
Apakah pada kedua matanya terdapat tanda kemerah-merahan
yang tak pernah hilang? Maisarah menjawab: Ya, benar. Sang
Rahib melanjutkan: Dia seorang
Nabi dan penutup para Nabi.
Dalam perjalanan Nabi Muhammad SAW. dan Maisarah dari
tempat satu ke tempat yang lain,
dalam keadaan terik matahari,
Maisarah seolah-olah melihat dua
malaikat memayungi beliau dengan gumpalan awan. Sehingga
mereka terhindar dari sengatan
sinar matahari.
Hasil dari berdagang di negeri
Syam pun keuntungannya lebih besar daripada yang biasa mereka peroleh. Sampai tiba di Makkah pun
awan itu tetap setia melindungi
Nabi Muhammad SAW. dan Maisarah dari sengatan matahari. Dari
kejauhan, Khadijah dan beberapa
orang wanita yang berada di rumahnya turut melihat gumpalan
awan yang mengiringi perjalanan
beliau menuju rumahnya. Sehingga mereka merasa terpesona keheranan. Khadijah pun juga tampak
berseri-seri kegirangan karena keuntungan hasil perniagaan yang
dibawa Nabi Muhammad SAW.
dan Maisarah sangat besar.

Sufyan Al-Huayl seseorang


dari Bani Huayl menceritakan
kesaksiannya pada waktu ia bersama kailahnya. Ia mengatakan:
Dalam perjalanan kailah kami
menuju negeri Syam kami tiba di
suatu daerah terletak antara Zarqa
dan Maan. Ketika hari sudah larut
malam. Saat kami hendak mulai
tidur, kami melihat seorang penunggang kuda di angkasa. Ia ber-

Ya Allah, berselawatlah
untuk Muhammad dan untuk keluarga Muhammad
sepenuh benda yang ada di
dunia dan benda yang ada
di akhirat.

e
Semoga Allah berselawat
kepada junjungan kami
Muhammad setiap kali
orang-orang yang ingat
menyebutnya dan setiap
kali orang-orang yang lupa
melalaikannya

e
Ya Allah, berselawatlah
atas junjungan kami
Muhammad yang telah
Kau penuhi hatinya dengan
keagungan-Mu dan matanya dengan keindahan-Mu.

teriak: Hai semua orang yang sedang tidur, bangunlah. Sekarang


bukan waktu tidur. Ahmad telah
tiba dan semua jin telah diusir!
Mereka semua menyaksikan dan
mendengar suara teriakan itu sehingga mereka gemetar ketakutan
dan keesokan harinya membatalkan perjalanan ke Syam.

Ya Allah, berselawatlah dan


bersalamlah kepada penghulu kami Muhammad,
sang pembuka, sang penutup, Rasul yang sempurna,
rahmat yang menyeluruh.

e
Ya Allah, berselawatlah dan
bersalamlah kepada penghulu kami Muhammad
dalam setiap kedipan mata
dan tarikan napas, sebanyak hitungan yang ada
dalam Ilmu-Mu.

e
Ya Allah, berselawatlah
dan bersalamlah kepada
penghulu kami Muhammad Orang yang telah Kau
hiasi bola matanya dengan
cahaya kesucian-Mu

Sawad bin Qarib (salah seorang dari Yaman) menuturkan tentang mimpinya berikut ini: Pada
suatu malam saya sedang tidur, ada
seorang datang lalu menendangku dengan kakinya seraya berkata: Hai Sawad, bangun! Pikirlah
jika engkau punya pikiran. Telah
datang seorang Nabi dan Rasul dari
keturunan Luaiy bin Ghalib, dia
mengajak manusia bersembah sujud hanya kepada Allah! Saya menjawab: Saya tidak peduli dengan
apa yang Anda katakan, biarkan
saya tidur, jangan mengganggu.
Saya masih ngantuk! Kemudian
saya tidur lagi.
Selama tiga malam jin itu mendatangi saya seperti itu dan jawaban yang saya berikan pun sama.
Tetapi kata-kata jin itu mempengaruhi saya dan akhirnya saya
tertarik untuk masuk Islam. Hati
saya terdorong untuk menemui
orang yang dimaksud jin itu, Rasulullah SAW. Setelah saya menemui beliau serta menceritakan kejadian yang telah saya alami, beliau
dan para sahabat tampak berseriseri gembira. Sejak saya membaca
Al-Quran, jin itu tidak pernah datang lagi.

Jabir r.a. menuturkan, bahwa


berita pertama tentang kenabian
Rasulullah SAW. yang sampai ke
Madinah ialah berita peristiwa

seekor burung jatuh di pagar tembok. Burung itu bukan sembarang


burung, ia penjelmaan jin yang
berada di bawah kekuasaan seorang perempuan.
Jin yang berupa burung tersebut sedang asyik terbang menanjak dan menukik di udara tiba-tiba
jatuh menggelepar di atas pagar
tembok. Orang-orang yang menyaksikan itu keheranan dan menjadi pembicaraan dari mulut ke
mulut. Kabar itu sampai juga di telinga perempuan yang memiliki
burung.
Ia lari tergopoh-gopoh datang
ke tempat kerumunan. Tiba-tiba
perempuan itu berkata kepada burung yang hampir sekarat itu:
Mengapa engkau tidak memberitahu saya? Kalau saya tahu engkau tentu kuberitahu dahulu! Jin
yang menjelma menjadi burung
itu menyahut: Karena orang yang
menyelamatkan dari bencana dan
melarang perzinaan telah tiba.
Jubair bin Muthim r.a. menuturkan pengalamannya sendiri sebagai berikut: Satu bulan sebelum
Nabi Muhammad SAW. diutus
Allah sebagai Nabi dan Rasul, saya
bersama beberapa orang teman datang ke tempat berhala di Buwanah. Kami menyembelih kambing
sebagai korban baginya.
Tiba-tiba berhala itu berkata:
Hai, dengarkanlah kejadian yang
aneh, jin-jin yang menguping berita langit telah bubar. Mereka diusir dan dikejar-kejar dengan lemparan meteor (syuhub) karena di
Makkah sudah muncul seorang
Nabi bernama Muhammad. Tempat hijrahnya di Madinah. Mendengar suara itu mereka diam terpaku. Satu bulan kemudian mereka membuktikan kebenaran suara
yang muncul dari berhala itu dengan menyaksikan sendiri Rasulullah SAW. muncul di Makkah.
(Bersambung).
Prophetic Intelligence Edisi 3 | 7

Seri Terjemahan Kitab Al-Futuhat Al-Makkiyyah


Karya Syaikh Muhyiddin Muhammad bin Ali Ibn Arabi

RAHASIA-RAHASIA
TAHARAH (3)

Barangsiapa ber-istijmr dengan


jumlah ganjil, maka ia telah berjalan
dalam sunah nan utama, bersama
dengan orang-orang terdahulu.
Tetapi bila istijmr-nya berjumlah genap,
maka ia telah mengulang dengan sia-sia.
dan terpisah dari mereka yang
mendambakan tambahan dari sisi batin.

Jika seorang membasuh kedua telapak


tangan dengan ganjil namun masih saja ia
bersikap bakhil, disebabkan oleh apa yang
disukai oleh sifat dasar alamiahnya.
Belumlah terbasuh dan tercelup
telapak tangan dan pergelangan,
jika belum tampak mengkilat
hunusan pedang tawakal.

Tangan adalah letak kekuatan dan kemampuan untuk mengatur sesuatu. Maka taharah keduanya adalah dengan ilmu dari kata l awla (tiada
daya) pada tangan kiri, dan kata wa l quwwata
ill billhi al aliyyi al ami (dan tiada upaya kecuali dengan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha
Agung) di tangan kanan. Kedua tangan juga tempat untuk menggenggam dan memegang dengan
kekikiran dan ketamakan. Maka sucikanlah keduanya melalui kelapangan dan infak dengan kedermawanan, kemurahan dan kebaikan hati.
Tidur malam hari adalah kelalaianmu terhadap ilmu tentang alam gaibmu. Sedangkan tidur
siang hari adalah kelalaianmu terhadap ilmu tentang alam nyatamu. [Ilmu tentang kedua alam tersebut] adalah bentuk takhalluq(berakhlak)-mu dan
taaqquq(aktualisasi)-mu terhadap nama-nama
terindah Allah yang terkait dengan alam gaib dan
alam nyata (syahdah).

RAHASIA ISTINJ` RUHANI


RAHASIA MEMBASUH DUA TANGAN DARI
SEGI RUHANIAH

indakan taharah yang pertama adalah


membasuh kedua tanganmu sebelum memasukkannya ke dalam bejana (wadah air)
ketika kau terbangun dari tidur di malam hari,
tanpa ada ikhtilaf mengenainya. Sedangkan kewajiban membasuh tangan ketika bangun dari tidur
pada siang hari masih terdapat ikhtilaf.
8 | Prophetic Intelligence Edisi 3

Kemudian setelah taharah [dengan membasuh kedua tangan] tadi, selanjutnya adalah istinj`
dan istijmr.1 Gabungan keduanya lebih afdal daripada satu saja. Dan ini adalah dua taharah yang
menjadi cahaya di dalam cahaya (nrun f nrin),
dan keduanya dianjurkan dalam sunah maupun
Al-Quran. Engkau disebut telah ber-istinj` yang
adalah berarti penggunaan air untuk taharah kedua lubang kemaluan, setelah keluarnya kotoran
dari keduanya. Kedua lubang ini adalah tempat
ketersembunyian (sitr) dan keterlindungan (awn),

karena kedua lubang ini adalah tempat keluarnya


kotoran.
Sedangkan kotoran yang ada dalam batinmu
adalah apa yang terpaut di dalam batinmu dari
pikiran-pikiran buruk dan keragu-raguan yang
menyesatkan. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits sahih : Sesungguhnya syaitan datang
ke dalam hati manusia dan berkata kepadanya: Siapakah yang menciptakan ini? dan siapakah yang
menciptakan itu? Hingga kemudian dia berkata: Siapakah yang
menciptakan Allah?. Maka taharah
hati dari kotoran seperti ini adalah seperti yang disabdakan Rasulullah SAW., yaitu dengan istiah
(memohon perlindungan) dan intih` (mengekang/menahan diri).

tuhanan, maka dia akan mampu membalikkan


keraguan tersebut. Dia mengetahui bagaimana
merubah kuningan yang ada di dalamnya menjadi
emas, dan nikelnya menjadi perak, melalui eliksir2
ilmu laduni yang ada pada dirinya. Sebagai bentuk inayah dari rahmat ilahi yang diberikan Allah
SWT. kepadanya, sehingga dia mengetahui wajah
Al aqq yang menghadap dan mempengaruhi hal
tersebut. Dan inilah rahasia istinj` ruhani.

Berkumurlah dengan zikir yang baik


untuk membersihkan zikir yang buruk.

Kedua lubang kemaluan adalah dua aurat (awrah), atau dua hal
yang cenderung memalingkan seseorang kepada apa yang ia bisikkan kepada jiwanya mengenai halhal yang merusak agama, baik dalam hal-hal pokok (al) maupun
cabang (far). Lubang dubur adalah
pokok (al) dari kotoran, dan tiada lain dari itu.
Dua lubang yang lain (zakar dan farji) pada pria
dan wanita adalah dua cabang dari pangkal kotoran tersebut. Dua lubang ini memiliki wajah
yang menghadap kepada kebaikan dan wajah yang
menghadap kepada keburukan, yaitu pernikahan
dan perzinaan.
Tidakkah kau lihat ketika sebuah barang najis
menyentuh air yang sedikit, maka ia akan mempengaruhinya, sehingga air itu tidak dapat lagi digunakan. Tetapi jika air yang menyentuh barang
najis, justru sifat najis barang itulah yang akan
hilang. Begitu juga dengan keraguan ketika mengenai hati yang lemah imannya atau sempit wawasannya, pasti akan berpengaruh terhadapnya.
Namun ketika najis dicelupkan pada lautan pasti
akan hilang dan hanyut ke dalamnya. Begitulah
hati yang kuat yang bertopang kepada ilmu dan
ruh Al-Quds.
Seperti halnya keraguan yang dilontarkan oleh
setan baik yang berupa manusia maupun jin kepada orang yang kuat dan matang dalam ilmu ke-

RAHASIA ISTIJMR RUHANI


Ketika orang yang berwudu hanya melakukan
istijmr tanpa melakukan istinj`, maka ketahuilah
bahwa itu bagaikan taharahnya orang yang bertaqld. Kata jamrah (yang berakar kata sama dengan istijmr) juga berarti jamah. Rasulullah
SAW. bersabda: Tangan Allah bersama jamaah
dan peribahasa Serigala tidak akan memakan
mangsa kecuali yang berada di kejauhan yaitu
yang menjauh dari kelompoknya dan keluar darinya, yang hal ini adalah lawan dari ijm.3
Istijmr adalah mengumpulkan batu paling sedikit tiga atau lebih dalam bilangan ganjil (witr).
Karena witr adalah Allah, maka ini juga berarti
bahwa Allah Yang Maha Witr-lah satu-satunya
yang harus selalu kau saksikan. Kata witr juga
mempunyai arti pembalasan. Pembalasan di sini
adalah untuk apa yang dilontarkan setan berupa
keraguan dalam keimananmu, lalu kamu mengumpulkan batu untuk membersihkan kotoran (keraguan) yang ada pada bagian tubuhmu.
Prophetic Intelligence Edisi 3 | 9

Seorang muqallid (orang yang ber-taqld), ketika menemukan keraguan dalam dirinya, dia harus segera berlari mendekat kepada jamaah ahlu
as-sunnah. Karena sesungguhnya tangan Allah
berada bersama jamaah, dan Tangan Allah adalah bantuan dan kekuatan-Nya. Rasulullah telah
melarang kita untuk meninggalkan jamaah. Oleh
karena itu ditetapkanlah ijma untuk mencari dalildalil bagi hukum-hukum syariat yang memerlukan
nas dari Kitabullah atau Sunah yang mutawtir4
yang bisa menjadi bukti untuk sebuah ilmu. Seperti inilah seharusnya engkau ber-istijmr untuk taharah [ruhaniah]mu ini.

RAHASIA BERKUMUR RUHANI


Kemudian berkumurlah dengan zikir yang
yang baik untuk membersihkan zikir yang buruk,
seperti itnah, gibah, dan menyatakan keburukan
melalui kata-kata. Berkumurlah kamu dengan tilawah (Al-Quran), zikir kepada Allah, mendamaikan orang yang berseteru, mengajak kepada kebaikan, dan mencegah kemungkaran. Allah SWT.
berirman: Allah tidak menyukai keburukan yang
disiarkan melalui ucapan. (Q.S. 4:148); (Para pencela) yang kesana-kemari membuat itnah. (Q.S.
68:11); Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali mereka yang menyuruh bersedekah atau menyuruh kepada kebaikan
atau islah di antara manusia. (Q.S. 4:114); dan
yang semisalnya.
Inilah taharah untuk mulutmu, dan telah kubukakan bagimu pintunya. Maka jadikanlah untuk
setiap wudumu, mandimu dan tayamummu untuk
bagian-bagian tubuhmu, dengan menggunakan
metode ini. Metode inilah yang dituntut Al aqq
darimu. Kami telah memaparkan secara tuntas
mengenai taharah ini dalam kitab Tanazzult alMawiliyyah. Telitilah setiap prosa maupun syair
yang ada di dalamnya. Maka aku sudah menunjukkan jalan bagimu.

DELAPAN ANGGOTA TUBUH MANUSIA YANG


DIBEBANI TAKLF 5
Hendaklah kamu menjalankan taharah ini secara sempurna untuk setiap bagian dirimu yang dikenai tanggung jawab taklf. Karena sesungguh-

10 | Prophetic Intelligence Edisi 3

nya masing-masing bagian yang terkena taklf dalam dirimu diperintahkan untuk melaksanakan
semua bentuk ibadah, baik taharah, shalat, zakat,
puasa, haji, jihad dan amal-amal syariat lainnya.
Dan setiap bagian yang dibebani taklf dalam dirimu mempunyai cara beribadah masing-masing sesuai dengan apa yang dituntut oleh hakikatnya.
Firman Allah: Allah tidak memberi beban kepada
seseorang kecuali sesuai dengan apa yang diberikan
oleh-Nya (Q.S. 65:7), dan Allah telah memberikan
segala sesuatu bentuk penciptaannya, kemudian
Dia memberinya petunjuk (Q.S. 20:50), atau Dia
menjelaskan kepadamu bagaimana caramu menggunakan ciptaan tersebut.
Anggota-anggota tubuh yang terkena tanggung jawab taklf dalam diri manusia ada delapan,
tidak lebih dari itu, tetapi terkadang kurang untuk
sebagian individu. Bagian itu adalah: mata, telinga,
mulut, tangan, perut, kemaluan, kaki, dan hati. Tidak lebih dari itu untuk setiap manusia, walaupun
berkurang untuk sebagian individu, seperti orang
buta, orang bisu, orang tuli dan orang-orang cacat
lainnya. Namun bagi selain orang-orang tersebut,
beban taklf tetap diwajibkan kepada mereka. (Bersambung)
Catatan kaki
1. Ibn Manr berkata bahwa istinj` adalah membersihkan
kotoran bekas buang air dengan air atau menghapusnya
dengan batu. Istinj` adalah mengusap tempat keluarnya
kotoran manusia atau membilasnya. Sedangkan istijmr
adalah istinj` memakai batu. Nabi SAW. bersabda: Jika
kamu berwudu, ratakanlah airnya, dan jika kamu beristijmr, lakukanlah dengan batu yang jumlahnya ganjil.
2. Zat cair yang oleh para ahli zaman dahulu (abad pertengahan) diharapkan dapat mengubah logam menjadi emas.
3. Ijmak adalah kesepakatan para ulama dalam menetapkan
suatu hukum berasaskan Al-Quran dan hadis tentang
suatu perkara yang terjadi pada masa setelah zaman Rasulullah SAW.
4. Sunah atau hadits mutawatir adalah hadis yang diriwayatkan oleh sejumlah besar perawi yang menurut adat mustahil mereka bersepakat terlebih dahulu untuk berdusta,
mulai awal sampai akhir mata rantai sanad, pada setiap
tabaqat atau generasi.
5. Taklf adalah pembebanan syariat yang berlaku hingga kematian.

Gambar Hikmah

Ali bin Abi Thalib

Ilustrasi oleh: Nur Habib Rizqillah

Menyambung Tangan yang Terpotong


Di tengah perjalanan pulang, budak itu
bertemu dengan Salman Al Farisi dan Ibnu
al-Kawwa. Salman bertanya kepadanya
siapa yang telah memotong tangannya.

Pada masa pemerintahan Amirul Mukminin


Ali bin Abi Thalib seorang budak yang sangat
mengagumi Sayyidina Ali dituduh mencuri.

Amirul Mukminin,
pemimpin besar umat
muslim, menantu Rasulullah, dan suami Fatimah.

Benarkah engkau
telah mencuri ?

Benar wahai
Amirul Mukminin!

Setelah mengakui
kesalahannya, maka
Sayyidina Ali memotong tangan budak
tersebut.

Meskipun telah
dipotong tangannya,
namun budak tersebut masih memujimuji Sayyidina Ali.
Dia berkata bahwa
Sayyidina Ali telah
membebaskannya
dari neraka.
Salman Al Farisi
menceritakan hal
tersebut kepada
Sayyidina Ali. Lalu
Amirul Mukminin
memanggil budak
tersebut.

Siapa yang telah


memotong
tanganmu?

Orang-orang yang
berada di sana
tiba-tiba mendengar
seruan dari langit.

Angkatlah
selendang
itu dari
tangannya!

Sayyidina Ali meletakkan selendang


di atas tangan
budak itu, kemudian
membaca doa.

Setelah selendang diangkat, dengan izin


Allah tangan budak itu kembali utuh.

Diambil dari kitab Jami Karamat Awliya karya Syaikh Yusuf Ismail An-Nabhani

LAPORAN INFAQ PENGAJIAN AHAD PAGI

PONDOK PESANTREN RAUDHATUL MUTTAQIEN


Jl. Cangkringan Km.04 Babadan, Purwomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta

No.

Tanggal

Keterangan

1.
2.
3.
4.
5.
6.

29 Oktober 2014
02 November 2014
05 November 2014
09 November 2014
12 November 2014
12 November 2014

Saldo awal
Infak pengajian Ahad pagi
Cetak buku dan ATK
Infak pengajian Ahad pagi
Biaya cetak buletin dan
Tambahan rekening listrik

Saldo Kas

Penerimaan

Pengeluaran

Rp. 54.000,Rp. 770.000,-

Rp. 300.000,Rp. 400.000,-

Rp. 54.000,Rp. 824.000,Rp. 434.000,Rp. 734.000,Rp. 434.000,Rp. 34.000,-

Rp. 1.090.000,-

Rp. 34.000,-

Rp. 390.000,Rp. 300.000,-

Rp. 1.124.000,-

Saldo

Prophetic Intelligence Edisi 3 | 11

Raudhatul Muttaqien

Anda mungkin juga menyukai