A. PENDAHULUAN
Salah satu hasil pertanian yang sangat penting sebagai komoditi
perdagangan adalah semangka (Citrullus Vulgaris Schrad). Kabupaten Sragen
merupakan salah satu daerah penghasil semangka yang ada di Provinsi Jawa
Tengah. Kabupaten Sragen jika dilihat dari segi kondisi geografis terdiri dari
wilayah dataran rendah yang dapat dipetakan menjadi dua wilayah yaitu yang
berada di utara Sungai Bengawan Solo dan wilayah yang berada di selatan
Sungai Bengawan Solo. Kondisi geografis tersebut menyebabkan tanaman
semangka dapat tumbuh dengan baik di Kabupaten Sragen.
Keberhasilan suatu usahatani dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu usahatani
itu sendiri seperti tanah, modal, tenaga kerja, petani pengelola, tingkat teknologi,
pemasaran hasil serta faktor-faktor di luar usahatani seperti tersedianya sarana
transportasi dan komunikasi, kemampuan petani mengalokasikan penerimaan
keluarga dan jumlah keluarga, sarana produksi, fasilitas kredit serta sarana
penyuluhan bagi petani (Hernanto 1996).
Tenaga kerja merupakan faktor produksi terpenting dalam proses produksi.
Sebagai sarana produksi, tenaga kerja lebih penting daripada sarana produksi yang
lain, seperti bahan mentah, tanah, air dan sebagainya. Tenaga kerja juga dapat
dipandang sebagai faktor utama apabila dilihat dari kedudukan dalam usahataninya,
yaitu sebagai penyumbang tenaga juga sebagai pengelola usahatani dalam mengatur
jalannya produksi secara keseluruhan (Bukit dan Bakir 1984).
Uraian
Umur Petani Sampel (th)
Lama Pendidikan (th)
Jumlah anggota keluarga petani sampel
Jumlah anggota keluarga yang aktif dalam usahatani
Semangka (orang)
Pengalaman dalam usahatani Semangka (th)
6.
Rata-rata
48,942
9
4,114
1,829
15,114
0,515
petani sampel untuk berusahatani semangka hanyalah seluas 0,515 Ha. Hal
ini dikarenakan fragmentasi lahan yang terus terjadi dari waktu ke waktu,
sehingga mengakibatkan semakin kecilnya luasan lahan yang dapat mereka
gunakan untuk berusahatani semangka.
Penggunaan Faktor-Faktor Produksi pada Usahatani Semangka
Usahatani semangka yang terdapat di Desa Gawon, Kecamatan Tanon,
Kabupaten Sragen ialah semangka merah, baik yang berbiji maupun non biji.
Rata-rata penggunaan faktor-faktor produksi pada usahatani Semangka di
Kabupaten Sragen yang meliputi luas lahan, tenaga kerja baik tenaga kerja
keluarga dan tenaga kerja luar keluarga, pupuk kandang, pupuk urea, pupuk
Za, pupuk SP 36, pupuk KCL, pestisida, benih, pupuk daun, ponska, dan
kapur pertanian dapat dilihat pada Tabel 2 berikut
Tabel 2 Rata-rata Penggunaan Faktor-faktor Produksi pada Usahatani
Semangka di Desa Gawon, Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen
Tahun 2013
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Uraian
Luas lahan (Ha)
Tenaga kerja (HKSP)
a. Tenaga kerja luar
b, Tenaga kerja keluarga
Jumlah Tenaga Kerja
Pupuk Organik /kandang (Kg)
Pupuk Anorganik
Pupuk Urea (Kg)
Pupuk Za (Kg)
Pupuk SP 36 (Kg)
Pupuk KCL (Kg)
Jumlah Pupuk
Pestisida (Liter)
Benih (Kg)
Pupuk daun (Liter)
Ponska (Kg)
Kapur pertanian (Kg)
Fisik
0,515
Persentase (%)
51,5
17,495
10,710
28,205
311,49
1749,5
1071,0
2820,5
31149
46,143
66,714
67,371
7,7143
187,9423
1,549
0,587
31,486
81,249
8,829
4614,3
6671,4
6737,1
771,43
18794,23
154,9
58,7
3148,6
8124,9
882,9
Uraian
Tenaga kerja luar (HKSP)
2.
3.
Pupuk Anorganik :
Fisik
16,73
Harga/Unit
485057,570
Biaya (Rp)
815013,143
311,49
537.023
167277,143
%
8150,131
1672,771
46,143
239,950
110411,429
Pupuk Za (Kg)
66,714
1571,741
104857,143
Pupuk SP 36 (Kg)
Pupuk KCL (Kg)
67,371
129842,857
61142,857
1298,42
7,714
1927.281
7926,219
187,942
1,549
11665,191
99584,984
406253.853
154257,14
4062,538
5874,857
92,934
545971,429
81,429
2542,092
207000
8,829
2,820
63285,714
59,050
6500
383821,429
5142,857
10,511
54055,336
0,515
66083,495
34033
28,507
6500
185294,118
11713,76
1215062,597
408863861,5
Pestisida (Liter)
Benih (Kg)
6.
7.
Ponska (Kg)
8.
9.
Irigasi
10.
Selamatan
11.
Pajak Tanah
12
Biaya Angkut
Jumlah
1104,114
1048,571
611,429
1542,571
5459,714
0
2070
632,857
3838,214
540,553
340,33
1852,941
30162,62
Dari tabel 3 dapat diketahuai bahwa curahan tenaga kerja dalam usaha
tani semangka dari pengolahan tanah sampai panen rata-rata menggunakan
16,73 tenaga kerja luar. Upah untuk tenaga kerja tersebut rata-rata Rp.
485.057,570 sehingga biaya untuk tenaga luar adalah Rp. 815.013,143.
Tanah yang diolah juga dikenakan pajak dengan rata-rata Rp. 34.033,00 per
musim tanam. Selain itu juga diadakan selamatan tiap satu musim tanam
dengan rataan biaya Rp 54.055,336. Bibit yang digunakan untuk lahan ratarata 5.874,857 dengan biaya Rp 545.971,429.
Pada pengolahan tanah petani menggunakan jenis pupuk Urea, ZA, SP
36, KCL, Ponska serta pupuk kandang dengan rataan biaya masing-masing
Rp 110.411,429; Rp 104.857,143; Rp 129.842,857; Rp 61.142,857; Rp
207.000,00 serta Rp 167.277,143. Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa
penggunaan pupuk paling besar adalah pupuk Ponska dengan penggunaan
rata-rata 81,429 kg. Pembasmian hama dilakukan dengan cara pemberian
pestisida yang rata-rata penggunannya 1,549 liter dengan biaya
Rp.154.257,14. Untuk memperbaiki Ph tanah digunakan kapur pertanian
dengan rata-rata pemberiannya 8,829 kg dengan biaya Rp 63.285,714.
Sedangkan untuk irigasi menghabiskan biaya rata-rata Rp 185.294,118.
Pada pasca panen biaya yang dikeluarkan adalah untuk pengangkutan ke
pengepul maupun langsung ke pasar dengan rata-rata biaya Rp 185.294,118.
Sehingga untuk total biaya usaha tani semangka rata-rata memerlukan biaya
Rp 408.863.861,5.
Produksi dan Pendapatan Usahatani Semangka
Menurut Sri Widodo dalam Suratiyah (2008) analisis pendapatan
petani pada usaha tani keluarga dengan tanpa memperhitungkan biaya
tenaga kerja keluarga dan biaya modal milik keluarga sering berlaku di
negara berkembang karena kesempatan kerja dan investasi di luar pertanian
yang masih sangat terbatas (opportunity cost sama dengan nol). Pendapatan
usahatani merupakan selisih dari penerimaan Semangka dan biaya
usahatani Semangka usahatani Semangka dalam satu kali musim tanam.
Sebuah perusahan dikatakan memaksimalkan laba totalnya dalam jangka
pendek jika selisih (positif) antara penerimaan total (Total Revenue, TR)
dengan biaya totalnya (Total Cost, TC) paling besar. TR sama dengan harga
kali kuantitas (Salvatore 2004). Rata-rata pendapatan dari usahatani
Semangka di Kabupaten Sragen pada tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel 4
berikut :
Tabel 4. Rata-rata Pendapatan Usahatani Semangka di Kabupaten Sragen
pada Tahun 2013
No.
1.
2.
Uraian
Penerimaan
Biaya
Per Hektar
Rp. 16.897.142,86
Rp. 4.074.912,556
3.
Pendapatan
R/C ratio
Rp. 12.825.078,86
4,147
usahatani sebanyak 1-2 orang, rata-rata luas lahan yang dimiliki petani di
Desa Gawon, Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen dalam melakukan
usahatani Semangka hanya seluas 0,515 Hektar dikarenakan alih fungsi
lahan pertanian menjadi lahan perumahan.
Penggunaan faktor-faktor produksi pada usahatani semangka, petani
di Desa Gawon, Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen sebagian besar telah
memanfaatkan faktor-faktor produksi tersebut, ini dikarenakan selain
kurangnya partisipasi anggota keluarga dalam usahatani juga agar produksi
usahatani Semangka dapat lebih baik dalam segi kualitas maupun kuantitas
produk. Biaya yang dikeluarkan seorang petani untuk faktor produksi seperti
saprodi, tenaga kerja dll dalam satu kali/musim usahatani tergolong cukup
besar, maka dari itu penerimaan hasil produksi Semangka sangat
menentukan keberlangsungan usahatani semangka pada musim selanjutnya.
Rata-rata pendapatan petani dalam melakukan usaha tani semangka di Desa
Gawon, Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen telah tergolong berhasil atau
dapat menghasilkan keuntungan dan memiliki peluang untuk peningkatan
hasil produksi dengan penambahan satuan faktor-faktor produksi.
10
DAFTAR PUSTAKA
Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah 2008. Metode-Penelitian
Kuantitatif: Teori dan Aplikasi. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Bukit D dan Z Bakir 1984. Partisipasi Angkatan Kerja Indonesia. Pusat
Penelitian Kependudukan UGM. Yogyakarta.
Hernanto 1996. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.
Ilham, Nyak Siregar, Hermanto, dan Priyarsono DS 2006. Efektivitas
Kebijakan Harga Pangan Terhadap Ketahanan Pangan. Jurnal Agro
Ekonomi Vol 24 No 2. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan
Pertanian. Bogor.
Prasetyo Bambang dan Lina Miftahul Jannah 2008.
Kuantitatif. PT. Jara Grafindo Persada. Jakarta.
Metode Penelitian