Anda di halaman 1dari 10

1

PENINGKATAN PENDAPATAN USAHA TANI SEMANGKA


PENINGKATAN PENDAPATAN USAHA TANI SEMANGKA DENGAN
EFISIENSI BIAYA PRODUKSI
Akbar Fauzie Widyatama
Program Studi S1 Agribisnis, Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret
ABSTRACT
The objective of this research is to know the revenue, cost and income in
water melon farm. It wants to know the efficiency of water melon farm in Sragen
Regency. The method used in this research was analytical descriptive with survey
in implementation. The location was selected purposively and it was selected by
one district which producing water melon that is Sragen. From those district
selected village by random. Selection of sample from each village use method
"Simple Random Sampling"
The data used in this research was primary data. By using R/C ratio we
find that the value is 4,147 per Ha. This value shows us that water melon farm in
Sragen had efficien because the value more than one. The average revenue of the
farmer was Rp. 16.897.142,86 per Ha, the cost was Rp. 4.074.912,556 per Ha
and income was Rp. 12.825.078,86.
Keyword : revenue, cost, R/C ratio, water melon farm
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pendapatan, biaya dan
pendapatan usahatani semangka. Penelitian ini ingin mengetahui efisiensi
pertanian semangka di Kabupaten Sragen. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah deskriptif analitis dengan survey dalam pelaksanaannya.
Lokasi itu dipilih secara purposive dan dipilih oleh satu daerah yang
memproduksi semangka yang ada di Sragen. Dari kabupaten terpilih desa secara
acak. Pemilihan sampel dari masing-masing desa menggunakan metode "Simple
Random
Sampling.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Dengan
menggunakan R / C ratio kita menemukan bahwa nilainya adalah 4.147 per Ha.
Nilai ini menunjukkan kepada kita bahwa pertanian semangka di Sragen telah
efficien karena nilai lebih dari satu. Pendapatan rata-rata petani adalah Rp.
16.897.142,86 per Ha, biaya adalah Rp. 4.074.912,556 per Ha dan pendapatan
sebesar Rp. 12.825.078,86.
Kata Kunci : Penerimaan, Biaya, R/C Ratio, Pertanian Semangka
1

A. PENDAHULUAN
Salah satu hasil pertanian yang sangat penting sebagai komoditi
perdagangan adalah semangka (Citrullus Vulgaris Schrad). Kabupaten Sragen
merupakan salah satu daerah penghasil semangka yang ada di Provinsi Jawa
Tengah. Kabupaten Sragen jika dilihat dari segi kondisi geografis terdiri dari
wilayah dataran rendah yang dapat dipetakan menjadi dua wilayah yaitu yang
berada di utara Sungai Bengawan Solo dan wilayah yang berada di selatan
Sungai Bengawan Solo. Kondisi geografis tersebut menyebabkan tanaman
semangka dapat tumbuh dengan baik di Kabupaten Sragen.
Keberhasilan suatu usahatani dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu usahatani
itu sendiri seperti tanah, modal, tenaga kerja, petani pengelola, tingkat teknologi,
pemasaran hasil serta faktor-faktor di luar usahatani seperti tersedianya sarana
transportasi dan komunikasi, kemampuan petani mengalokasikan penerimaan
keluarga dan jumlah keluarga, sarana produksi, fasilitas kredit serta sarana
penyuluhan bagi petani (Hernanto 1996).
Tenaga kerja merupakan faktor produksi terpenting dalam proses produksi.
Sebagai sarana produksi, tenaga kerja lebih penting daripada sarana produksi yang
lain, seperti bahan mentah, tanah, air dan sebagainya. Tenaga kerja juga dapat
dipandang sebagai faktor utama apabila dilihat dari kedudukan dalam usahataninya,
yaitu sebagai penyumbang tenaga juga sebagai pengelola usahatani dalam mengatur
jalannya produksi secara keseluruhan (Bukit dan Bakir 1984).

Petani umumnya mengetahui harga buah dari pedangang pengumpul,


pedangang pengecer, serta penyuluh pertanian. Pedagang pengumpul dan
pedagang pengecer dapat dijadikan sumber informasi yang baik untuk petani
buah dengan sebab lembaga ini merupakan pihak yang langsung berhubungan
dengan pasar setiap hari (Ilham et al 2006).
B. TUJUAN
Penelitian di Desa Gawon, Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen ini
bertujuan untuk mengetahui jumlah penerimaan, biaya dan pendapatan usaha
tani semangka dalam upaya melakukan efisiensi biaya untuk meningkatkan
jumlah pendapatan petani semangka.
C. METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan metode penelitian survei. Metode penelitian survei adalah
suatu metode yang bertujuan untuk mengumpulkan sejumlah variabel
mengenai sejumlah individu dengan menggunakan pertanyaan terstruktur atau
sistematis yang dikenal dengan istilah kuesioner yang sama kepada banyak
orang, untuk kemudian seluruh jawaban yang diperoleh peneliti dicatat,
diolah, serta dianalisis (Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah 2008).
Dari Kabupaten Sragen dipilih kecamatan yang memproduksi Semangka
yaitu Kecamatan Tanon. Pemilihan sampel petani semangka di Desa Gawon

adalah menggunakan metode Simple Random Sampling yaitu pengambilan


sampel secara acak sederhana. Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian
ini adalah 35 sampel .
Metode analisis data yang digunakan untuk mengetahui biaya,
penerimaan dan pendapatan usaha tani Semangka adalah dengan menghitung
biaya usahatani dan menghitung penerimaan usahatani dimana biaya
usahatani yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah biaya yang benarbenar dikeluarkan oleh petani yang meliputi biaya pemakaian tenaga kerja
luar keluarga, pembelian pupuk, benih, pestisida dan sarana produksi lainnya
serta biaya pembayaran irigasi, biaya selamatan, pembayaran pajak dan biaya
pengangkutan hasil panen dalam satu kali musim tanam setiap hektar.
Untuk menghitung penerimaan usahatani yaitu dengan mengalikan jumlah
produksi per hektar dengan harga jual per satuan kg, yang dirumuskan :
TR = P X Q
Keterangan :
TR = Penerimaan usaha tani Semangka (Rp)
P
= Harga produksi Semangka (Rp/Kg)
Q
= Hasil produksi Semangka (Kg)
Menghitung biaya usahatani dan menghitung penerimaan usahatani
sendiri dilakukan agar dapat mengetahui pendapatan dari uaha tani tersebut.
Untuk menghitung pendapatan usaha tani yaitu dengan menghitung selisih
penerimaan dan biaya usaha tani. Lebih jelas menghitung pendapatan
usahatani dapat dirumuskan sebagai berikut :
= TR TC
Keterangan :
= Pendapatan usaha tani (Rp)
TR = Penerimaan usaha tani Semangka (Rp)
TC = Total Biaya usaha tani (Rp)
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
Identitas petani sampel
Identitas petani sampel memberikan gambaran tentang keadaan petani
sebagai salah satu faktor penting dalam usahatani. Petani dalam suatu
usahatani adalah sebagai pengelola yang merencanakan, mengorganisasi,
melaksanakan serta mengevaluasi suatu proses produksi. Identitas dari petani
sampel dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Identitas Petani Sampel pada Usahatani Semangka di Desa Gawon,


Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen Tahun 2013
No
1,
2.
3.
4.
5.

Uraian
Umur Petani Sampel (th)
Lama Pendidikan (th)
Jumlah anggota keluarga petani sampel
Jumlah anggota keluarga yang aktif dalam usahatani
Semangka (orang)
Pengalaman dalam usahatani Semangka (th)

6.

Luas lahan untuk usahatani Semangka (Ha)

Rata-rata
48,942
9
4,114
1,829
15,114
0,515

Sumber data : Analisis data primer


Rata-rata umur petani sampel pada usahatani semangka di Kabupaten
Sragen adalah 48,942 tahun. Hal itu menunjukkan bahwa sebagian besar dari
petani sampel pada usahatani semangka di Kabupaten Sragen masih
tergolong kedalam usia produktif. Usia produktif adalah usia ketika seseorang
masih mampu bekerja dan menghasilkan sesuatu. Usia produktif di Indonesia
adalah antara 15 tahun hingga 64 tahun. Umur responden mayoritas berada
pada klasifikasi tenaga kerja produktif yaitu sebanyak 32 orang yaitu sekitar
91,43% sedangkan petani tidak produktif yang berusia > 65 tahun hanya
sebanyak 3 orang saja. Rata-rata pendidikan petani sampel pada usahatahi
semangka di Kabupaten Sragen adalah 9 tahun, atau hanya sampai tingkat
Sekolah Menengah Pertama (SMP). Tingkat pendidikan responden terbanyak
adalah Sarjana hanya terdapat 1 orang saja, tingkat SMA/STM/SMK
sebanyak 11 orang (31,43%), SMP sebanyak 6 orang (17,14%) dan SD
sebanyak 12 orang (34,29%). Tingkat pendidikan mempengaruhi keterbukaan
seseorang dalam menerima beberapa inovasi, dalam hal ini inovasi teknologi
pertanian.
Rata-rata jumlah anggota keluarga petani sampel pada usahatani di
kabupaten sragen adalah 4,114. Sebagian besar responden yaitu sebanyak 10
kepala keluarga (KK) dengan presentase sebesar 28,57% memiliki jumlah
tanggungan keluarga < 3, sedangkan 25 kepala keluarga (KK) (71,43%)
mempunyai jumlah tanggungan keluarga > 3 orang. Hal ini menunjukkan
bahwa beban tanggunggan yang ditanggung oleh sebagian besar petani
semangka di Kabupaten Sragen tidaklah terlalu tinggi, karena jumlah anggota
keluarga petani sampel tidak terlalu banyak, yang rata-ratanya hanya 4,114.
Petani responden sebagian besar memiliki pengalaman berusahatani
antara 15-35 tahun yaitu sebesar 19 orang (54,29%) dan pengalaman
usahatani < 15 tahun sebesar 16 orang saja dengan persentase yang relatif
besar pula yaitu 45,71%. Pengalaman petani dalam berusahatani dapat
mempengaruhi keberhasilan petani dalam melakukan kegiatan usahataninya.
Luas lahan yang digunakan untuk melakukan usahatani semangka oleh para
petani sampel tidaklah terlalu luas. Rata-rata lahan yang digunakan oleh para

petani sampel untuk berusahatani semangka hanyalah seluas 0,515 Ha. Hal
ini dikarenakan fragmentasi lahan yang terus terjadi dari waktu ke waktu,
sehingga mengakibatkan semakin kecilnya luasan lahan yang dapat mereka
gunakan untuk berusahatani semangka.
Penggunaan Faktor-Faktor Produksi pada Usahatani Semangka
Usahatani semangka yang terdapat di Desa Gawon, Kecamatan Tanon,
Kabupaten Sragen ialah semangka merah, baik yang berbiji maupun non biji.
Rata-rata penggunaan faktor-faktor produksi pada usahatani Semangka di
Kabupaten Sragen yang meliputi luas lahan, tenaga kerja baik tenaga kerja
keluarga dan tenaga kerja luar keluarga, pupuk kandang, pupuk urea, pupuk
Za, pupuk SP 36, pupuk KCL, pestisida, benih, pupuk daun, ponska, dan
kapur pertanian dapat dilihat pada Tabel 2 berikut
Tabel 2 Rata-rata Penggunaan Faktor-faktor Produksi pada Usahatani
Semangka di Desa Gawon, Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen
Tahun 2013
No
1.
2.

3.
4.

5.
6.
7.
8.
9.

Uraian
Luas lahan (Ha)
Tenaga kerja (HKSP)
a. Tenaga kerja luar
b, Tenaga kerja keluarga
Jumlah Tenaga Kerja
Pupuk Organik /kandang (Kg)
Pupuk Anorganik
Pupuk Urea (Kg)
Pupuk Za (Kg)
Pupuk SP 36 (Kg)
Pupuk KCL (Kg)
Jumlah Pupuk
Pestisida (Liter)
Benih (Kg)
Pupuk daun (Liter)
Ponska (Kg)
Kapur pertanian (Kg)

Fisik
0,515

Persentase (%)
51,5

17,495
10,710
28,205
311,49

1749,5
1071,0
2820,5
31149

46,143
66,714
67,371
7,7143
187,9423
1,549
0,587
31,486
81,249
8,829

4614,3
6671,4
6737,1
771,43
18794,23
154,9
58,7
3148,6
8124,9
882,9

Sumber : Analisis Data Primer


Dari tabel diatas petani semangka di Kecamatan Tanon, Kabupaten
Sragen lebih banyak menggunakan tenaga kerja dari luar dibanding dengan
menggunakan tenaga kerja dari dalam. Hal tersebut dikarenakan tenaga kerja
dari dalam atau dari keluarganya sendiri banyak yang tidak aktif sebagai
petani. Jenis pekerjaan yang menyerap tenaga kerja pada usahatani semangka
di Desa Gawon antara lain: pengolahan lahan, pembuatan bendengan,
pembibitan, penanaman, penyiangan, penjarangan, penyemprotan atau
pengendalian hama, pemupukan dan panen. Semua jenis pekerjaan tersebut
dapat diselesaikan dengan jumlah tenaga kerja rata-rata 28,205 hari orang
kerja (HOK) per hektar. Rata-rata luas lahan yang diusahakan responden

dalam berusahatani semangka di Desa Gawon sebesar 0,515 ha. Sebagian


besar responden yaitu sebanyak 31 orang (88,57%) mengusahakan usahatani
semangka 0,25 0,75 ha. Sedangkan hanya 4 orang (11,43%) mengusahakan
usahatani semangka seluas > 0,75 ha.
Untuk penggunaan pupuk juga didominasi oleh pupuk anorganik, hal
tersebut dikarenakan bahwa pupuk organik hanya digunakan pada awal
musim tanam dan selanjutnya digunakan pupuk anorganik. Pupuk anorganik
yang digunakan antara lain: pupuk urea, za, sp 36, kcl, ponska, npk dan
mutiara. Penggunaan masing-masing input produksi (luas lahan, benih,
tenaga kerja, pupuk urea, pupuk ZA, pupuk sp 36 dan pupuk KCl dll) untuk
usahatani semangka yang ditinjau dari sisi harga di Desa Gawon belum
efisien atau masih kurang sehingga perlu diperluas, agar dapat
memaksimalkan produksi semangka, yang akan berpengaruh terhadap
pendapatan petani semangka di Desa Gawon.
Biaya Usaha Tani Semangka
Biaya adalah nilai dari semua masukan ekonomis yang diperlukan, yang
dapat diperkirakan dan dapat diukur untuk dalam bentuk benda maupun jasa
selama proses produksi berlangsung. Biaya yang dikeluarkan pada usaha tani
semangka selama satu musim tanam dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Biaya Usahatani Semangka per Hektar pada Musim Tanam di Desa
Gawon, Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen Tahun 2013
No
1.

Uraian
Tenaga kerja luar (HKSP)

2.

Pupuk organik/kandang (Kg)

3.

Pupuk Anorganik :

Fisik
16,73

Harga/Unit
485057,570

Biaya (Rp)
815013,143

311,49

537.023

167277,143

%
8150,131
1672,771

Pupuk Urea (Kg)

46,143

239,950

110411,429

Pupuk Za (Kg)

66,714

1571,741

104857,143

Pupuk SP 36 (Kg)
Pupuk KCL (Kg)

67,371

129842,857
61142,857

1298,42

7,714

1927.281
7926,219

187,942
1,549

11665,191
99584,984

406253.853
154257,14

4062,538

5874,857

92,934

545971,429

81,429

2542,092

207000

8,829

2,820

63285,714

59,050

6500

383821,429

5142,857

10,511

54055,336

0,515

66083,495

34033

28,507

6500

185294,118

11713,76

1215062,597

408863861,5

Jumlah pupuk anorganik


4.

Pestisida (Liter)

Benih (Kg)

6.

Pupuk daun (Liter)

7.

Ponska (Kg)

8.

Kapur pertanian (Kg)

9.

Irigasi

10.

Selamatan

11.

Pajak Tanah

12

Biaya Angkut
Jumlah

Sumber data : Analisis Data Primer

1104,114
1048,571
611,429
1542,571
5459,714
0
2070
632,857
3838,214
540,553
340,33
1852,941
30162,62

Dari tabel 3 dapat diketahuai bahwa curahan tenaga kerja dalam usaha
tani semangka dari pengolahan tanah sampai panen rata-rata menggunakan
16,73 tenaga kerja luar. Upah untuk tenaga kerja tersebut rata-rata Rp.
485.057,570 sehingga biaya untuk tenaga luar adalah Rp. 815.013,143.
Tanah yang diolah juga dikenakan pajak dengan rata-rata Rp. 34.033,00 per
musim tanam. Selain itu juga diadakan selamatan tiap satu musim tanam
dengan rataan biaya Rp 54.055,336. Bibit yang digunakan untuk lahan ratarata 5.874,857 dengan biaya Rp 545.971,429.
Pada pengolahan tanah petani menggunakan jenis pupuk Urea, ZA, SP
36, KCL, Ponska serta pupuk kandang dengan rataan biaya masing-masing
Rp 110.411,429; Rp 104.857,143; Rp 129.842,857; Rp 61.142,857; Rp
207.000,00 serta Rp 167.277,143. Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa
penggunaan pupuk paling besar adalah pupuk Ponska dengan penggunaan
rata-rata 81,429 kg. Pembasmian hama dilakukan dengan cara pemberian
pestisida yang rata-rata penggunannya 1,549 liter dengan biaya
Rp.154.257,14. Untuk memperbaiki Ph tanah digunakan kapur pertanian
dengan rata-rata pemberiannya 8,829 kg dengan biaya Rp 63.285,714.
Sedangkan untuk irigasi menghabiskan biaya rata-rata Rp 185.294,118.
Pada pasca panen biaya yang dikeluarkan adalah untuk pengangkutan ke
pengepul maupun langsung ke pasar dengan rata-rata biaya Rp 185.294,118.
Sehingga untuk total biaya usaha tani semangka rata-rata memerlukan biaya
Rp 408.863.861,5.
Produksi dan Pendapatan Usahatani Semangka
Menurut Sri Widodo dalam Suratiyah (2008) analisis pendapatan
petani pada usaha tani keluarga dengan tanpa memperhitungkan biaya
tenaga kerja keluarga dan biaya modal milik keluarga sering berlaku di
negara berkembang karena kesempatan kerja dan investasi di luar pertanian
yang masih sangat terbatas (opportunity cost sama dengan nol). Pendapatan
usahatani merupakan selisih dari penerimaan Semangka dan biaya
usahatani Semangka usahatani Semangka dalam satu kali musim tanam.
Sebuah perusahan dikatakan memaksimalkan laba totalnya dalam jangka
pendek jika selisih (positif) antara penerimaan total (Total Revenue, TR)
dengan biaya totalnya (Total Cost, TC) paling besar. TR sama dengan harga
kali kuantitas (Salvatore 2004). Rata-rata pendapatan dari usahatani
Semangka di Kabupaten Sragen pada tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel 4
berikut :
Tabel 4. Rata-rata Pendapatan Usahatani Semangka di Kabupaten Sragen
pada Tahun 2013
No.
1.
2.

Uraian

Penerimaan
Biaya

Per Hektar

Rp. 16.897.142,86
Rp. 4.074.912,556

3.

Pendapatan
R/C ratio

Rp. 12.825.078,86
4,147

Sumber Data : Analisis Data Primer

Tabel 4 menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan dari usahatani


semangka oleh petani sampel adalah sebesar Rp 12.825.078,86 per hektar.
Rata-rata pendapatan didapatkan dari selisih antara penerimaan usahatani
yang diterima dengan biaya usahatani yang dikeluarkan. Penerimaan
usahatani yang diterima sebesar Rp 16.897.142,86, sedangkan biaya
usahatani yang dikeluarkan sebesar Rp 4.074.912,556.
Ukuran ekonomi yang umum digunakan untuk menggambarkan
kinerja sektor dan komoditas agribisnis adalah rasio R/C (revenue and cost
ratio) yang menunjukkan perbandingan antara penerimaan dan biaya usaha
tani (Soehardjo, 1996). Dari besarnya penerimaan dan biaya yang dikeluarkan
petani dapat dihitung besarnya R/C ratio yang menunjukkan efisiensi usaha tani
semangka. R/C ratio semangka di Kabupaten Sragen ini sebesar 4,147. Hal ini
berarti bahwa setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan
penerimaan sebesar 4,147 rupiah. Nilai R/C rasio yang lebih besar daripada satu ini
memberikan informasi bahwa usaha tani yang dilakukan petani semangka di
Kabupaten Sragen sudah efisien.

Dalam tahapan produksi ini adalah tahapan yang rasional untuk


berproduksi, dimana pada tahap ini petani masih mampu memperoleh
produksi yang menguntungkan manakala sejumlah input (faktor produksi)
masih ditambah (Soekartawi 1990). Biaya produksi mempunyai pengaruh
yang positif terhadap pendapatan usahatani semangka yang ada di
Kecamatan Tanon. Hasil tersebut berarti bahwa meningkatnya penggunaan
biaya produksi yang dipakai oleh petani akan meningkatkan pendapatan
atau dengan kata lain dengan bertambahnya biaya produksi sampai pada
jumlah tertentu akan menambah pendapatan petani, sehingga biaya produksi
sangat berpengaruh terhadap pendapatan usahatani semangka.
E. KESIMPULAN
Penelitian dan pembahasan mengenai Analisis Biaya dan Pendapatan
Usaha Tani Semangka di Kabupaten Sragen dapat diambil beberapa
kesimpulan, antara lain; sebagian besar dari petani sampel pada usahatani
Semangka di Desa Gawon, Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen masih
tergolong kedalam usia produktif, dengan rata-rata umur petani antara
48,942 tahun dimana umur tersebut tergolong dalam umur seseorang dapat
bekerja dan menghasilkan sesuatu, jumlah beban tanggungan anggota
keluarga yang ditanggung rata-rata petani Semangka di Desa Gawon,
Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen tidaklah terlalu tinggi, karena rata-rata
jumlah anggota dalam satu keluarga hanya sebanyak 4-5 orang, dimana
dalam keluarga tersebut juga terdapat anggota keluarga yang aktif dalam

usahatani sebanyak 1-2 orang, rata-rata luas lahan yang dimiliki petani di
Desa Gawon, Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen dalam melakukan
usahatani Semangka hanya seluas 0,515 Hektar dikarenakan alih fungsi
lahan pertanian menjadi lahan perumahan.
Penggunaan faktor-faktor produksi pada usahatani semangka, petani
di Desa Gawon, Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen sebagian besar telah
memanfaatkan faktor-faktor produksi tersebut, ini dikarenakan selain
kurangnya partisipasi anggota keluarga dalam usahatani juga agar produksi
usahatani Semangka dapat lebih baik dalam segi kualitas maupun kuantitas
produk. Biaya yang dikeluarkan seorang petani untuk faktor produksi seperti
saprodi, tenaga kerja dll dalam satu kali/musim usahatani tergolong cukup
besar, maka dari itu penerimaan hasil produksi Semangka sangat
menentukan keberlangsungan usahatani semangka pada musim selanjutnya.
Rata-rata pendapatan petani dalam melakukan usaha tani semangka di Desa
Gawon, Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen telah tergolong berhasil atau
dapat menghasilkan keuntungan dan memiliki peluang untuk peningkatan
hasil produksi dengan penambahan satuan faktor-faktor produksi.

10

DAFTAR PUSTAKA
Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah 2008. Metode-Penelitian
Kuantitatif: Teori dan Aplikasi. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Bukit D dan Z Bakir 1984. Partisipasi Angkatan Kerja Indonesia. Pusat
Penelitian Kependudukan UGM. Yogyakarta.
Hernanto 1996. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.
Ilham, Nyak Siregar, Hermanto, dan Priyarsono DS 2006. Efektivitas
Kebijakan Harga Pangan Terhadap Ketahanan Pangan. Jurnal Agro
Ekonomi Vol 24 No 2. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan
Pertanian. Bogor.
Prasetyo Bambang dan Lina Miftahul Jannah 2008.
Kuantitatif. PT. Jara Grafindo Persada. Jakarta.

Metode Penelitian

Salvatore ED 2004. Prinsip-Prinsip Ekonomi. Erlangga. Jakarta


Soehardjo 1996. Ilmu Usaha Tani dan Pengembangan untuk Petani Kecil.
UI Press. Jakarta.
Soekartawi 1990. Teori Ekonomi Produksi: Dengan Pokok Bahasan Cobb
Douglas. Rajawali Pers. Jakarta.
Sri Widodo dan Suratiyah 2008. Ilmu Usaha Tani. Penebar Swadaya.
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai