Anda di halaman 1dari 7

1.1.

GERD

A. Pengertian
Penyakit refluks gastoesofageal (gastroesofageal reflux desease/ GERD)
adalah suatu keadaan patologis sebagai akibat refluks kandungan lambung
kedalam esophagus, dengan berbagai gejala yang timbul mengganggu. Keadaan
ini baru dikatakan patologis, bila refluks terjadi berulang-ulang yang
menyebabkan esofagus distal terkena pengaruh isi lambung untuk waktu yang
lama. Istilah esofagitis refluks berarti kerusakan esofagus akibat refluks cairan
lambung, seperti erosi dan ulserasi epitel mukosa esofagus. Bayless, Diehl.
Advanced Therapy in Gastroenterology and Liver Disease. 5th ed. United States
of America: BC Decker Inc; 2005

GERD terjadi apabila katup gastoesofageal tak berfungsi dengan baik,


yaitu pintu ini tak tertutup rapat atau longgar, maka asam lambung pun dapat
mengalir balik ke atas, menuju kerongkongan.
B. Etiologi
GERD merupakan penyakit yang bersifat multifaktorial,

yang penyebabnya

memilki banyak faktor baik secara anatomis dan fisiologis yang menyebabkan
pathogenesis. Christine Waasdorp Hurtado, _Glenn T. Furuta, and yRobert E.
Kramer. Etiology of Esophageal Food Impactions in Children. European Society

for PediatricGastroenterology, Hepatology, and Nutrition and North American


Society for PediatricGastroenterology, Hepatology, and Nutrition. 2010
Beberapa penyebab terjadinya GERD meliputi :
1.

Menurunnya tonus LES (Lower Esophageal Sphincter)

2.

Bersihan asam dari lumen esofagus menurun

3.

Ketahanan epitel esofagus menurun

4.

Bahan refluksat mengenai dinding esofagus yaitu Ph <2, adanya pepsin,

garam empedu, HCL.


5.

Kelainan pada lambung

6.

Infeksi H. Pylori dengan corpus predominan gastritis

7.

Non acid refluks (refluks gas) menyebabkan hipersensitivitas

8.

Alergi makanan atau tidak bisa menerima makanan juga membuat refluks

9.

Mengkonsumsi makanan berasam, coklat, minuman berkafein dan

berkarbonat, alkohol, merokok, dan obat-obatan yang bertentangan dengan fungsi


esophageal sphincter bagian bawah termasuk yang memiliki efek antikolinergik
(seperti beberapa antihistamin), penghambat saluran kalsium, progesteron, dan
nitrat.
10. Kelaianan anatomi, seperti penyempitan kerongkongan

C. Epidemiologi
GERD dapat terjadi pada semua umur tetapi kebanyakan terjadi pada usia
diatas 40 tahun. Walaupun kematian yang disebabkan oleh GERD jarang terjadi,
gejala dari GERD memiliki dampak yang signifikan terhadap kualitas hidup
penderita. Dalam populasi barat, kisaran prevalensi untuk GERD adalah 10% 20% dari populasi. Prevalensi dari GERD bervariasi tergantung dari wilayah
geografis, tetapi negara barat merupakan wilayah dengan kasus GERD tertinggi.
D. Patofisiologi
Esofagus dan gaster dipisahkan oleh suatu zona tekanan tinggi (high
pressure zone) yang dihasilkan oleh kontraksi Lower esophageal sphincter. Pada
individu normal, pemisah ini akan menutup kecuali pada saat terjadinya aliran

antegrad yang terjadi pada saat menelan, atau aliran retrograd yang terjadi pada
saat sendawa atau muntah.
Terjadinya aliran balik / refluks pada penyakit GERD diakibatkan oleh
gangguan motilitas / pergerakan esofagus bagian ujung bawah. Pada bagian ujung
ini terdapat otot pengatur (sfingter) disebut LES, yang fungsinya mengatur arah
aliran pergerakan dari esofagus menuju labung atau sebaliknya. Pada GERD akan
terjadi penurunan kekuatan otot tersebut, sehingga dapat terjadi arus balik atau
refluks cairan atau asam lambung, dari bawah ke atas ataupun sebaliknya.

Gambar 1. LES normal


Normalnya LES akan menutup ketika tidak ada aliran makanan atau cairan
yang masuk ke lambung. Namun yang terjadi pada penderita GERD, kekuatan
LES menurun dan menyebabkan cairan dan asam lambung kembali ke esofagus
(refluk) karena LES tidak menutup dengan sempurna, yang akhirnya
menyebabkan luka pada esofagus dan menyebabkan nyeri pada dada.

Gambar 2. LES tidak normal

Gambar 3. Luka pada esophagus

E. Tanda dan Gejala


Gejala umum yang dialami penderita GERD adalah nyeri pada dada meski
beberapa orang dewasa tidak mengalami nya. Selain gejala tersebut beberapa
gejala lain antara lain;
1. Batuk kering
2. Mual
3. Muntah
4. Sakit tenggorokan, suara serak, atau laryngitis
5.

Kesulitan menelan

6. Erosi gigi dan halitosis


7. Rasa asam dan pahit dimulut

A. Identifikasi NCP
Nutrisi Terapi untuk Gastroesophageal reflux Disease
Implikasi masalah gizi dari kebanyakan pasien teridentifikasi sebagai berikut :
-

Dalam situasi ini, biasanya penderita mengurangi asupan makannya


sehingga terjadi pembatasan kelompok makanan dapat menyebabkan
penurunan berat badan atau kekurangan gizi.

Berikut asuhan gizi secara umum bagi pasien dengan GERD


Assessment
Domain

Interpretasi
- Asupan energy dan lemak berlebih dari kebutuhan
- Asupan serat rendah dibandingkan kebutuhan
- Sering mengkonsumsi makan tinggi lemak
- Sering mengkonsumsi kopi, alcohol, mint, minuman

Riwayat Makan

ringan, coklat terutama menjelang tidur


- Menyukai makanan pedas dan atau masam
- Makan dalam porsi yang besar menjelang tidur
- Sering melakukan posisi berbaring menjelang tidur (lay
down)
- IMT lebih

Antropometri dan
biokimia

- Hemoglobin <12 g/dl


- Hematokrit <40% (normalnya 40-48%)
- Albumin <3,5 g/dl
- Heartburn (rasa panas ulu hati) meningkat
- Sering sendawa

Klinis

- Nyeri perut
- Kram
- Sulit menelan
- Kebiasaan merokok

Riwayat Personal

- Kebiasaan menggunakan pakaina ketat


- Kebiasan tidur sehabis makan

Diagnosis
Diagnosis umum yang berhubungan dengan GERD :
-

Inadequate energy intake

N.I 1.1

Inadequate food/oral beverage intake

NI 2.1

Excessive fat intake

NI 5.6.2

Overweight

NC 3.3

Swallowing difficulty

NC 1.1

Altered G.I function

N.C 1.4

Food medication interaction

NC 2.3

Inadequate iron and calcium intake

NI 5.10

Impairednutrient utilization

NC 2.1

Not ready for diet/lifestyle change

N.B 1.3

Physical inactivity

N.B 2.1

Intervensi
-

Tujuan :
1. Mengurangi keasaman lambung dengan menghindari makanan dan
minuman yang mengandung kafein dan alkohol.
2. Mencegah gejala iritasi dan nyeri dengan menghindari makanan yang
mengandung asam dan makanan berbumbu tajam.
3. Mencegah penurunan berat badan yang tidak diinginkan pada pasien
GERD.
4. Mengkonsumsi makanan yang tinggi protein
5. Menghentikan penggunaan obat-obat yang dapat mengiritasi secara
langsung mukosa esofagus.
6. Modifikasi asupan makanan berdasarkan jumlah, jenis dan waktu.
7. Modifikasi perilaku dilakukan dengan merubah kebiasaan dan
perilaku.

Tabel. Jenis makanan pemicu GERD


L. Kathleen Mahan , Janice L Raymond Krause's Food & the Nutrition
Care Process, 13e (Food, Nutrition & Diet Therapy (Krause's) (2011)
ISBN-13: 978-1437722338 ISBN-10: 1437722334 Edition: 13th
Monitoring Evaluasi
Hasil yang diharapkan pada kunjungan berikutnya :
- Perubahan IMT jika sebelumnya tidak normal
- Berkurangnya frekuensi keluhan heartburn (rasa panas ulu hati), sendawa,
nyeri perut, kram, dan sulit menelan.
- Penurunan asupan energy dan lemak
- Peningkatan asupan serat
- Pasien dapat menerapkan pola makan seimbang yang diterapkan sehari-hari
- Pasien dapat merubah perilaku / kebiasaan yang memicu kambuhnya gejala
GERD

Anda mungkin juga menyukai