GERD
A. Pengertian
Penyakit refluks gastoesofageal (gastroesofageal reflux desease/ GERD)
adalah suatu keadaan patologis sebagai akibat refluks kandungan lambung
kedalam esophagus, dengan berbagai gejala yang timbul mengganggu. Keadaan
ini baru dikatakan patologis, bila refluks terjadi berulang-ulang yang
menyebabkan esofagus distal terkena pengaruh isi lambung untuk waktu yang
lama. Istilah esofagitis refluks berarti kerusakan esofagus akibat refluks cairan
lambung, seperti erosi dan ulserasi epitel mukosa esofagus. Bayless, Diehl.
Advanced Therapy in Gastroenterology and Liver Disease. 5th ed. United States
of America: BC Decker Inc; 2005
yang penyebabnya
memilki banyak faktor baik secara anatomis dan fisiologis yang menyebabkan
pathogenesis. Christine Waasdorp Hurtado, _Glenn T. Furuta, and yRobert E.
Kramer. Etiology of Esophageal Food Impactions in Children. European Society
2.
3.
4.
6.
7.
8.
Alergi makanan atau tidak bisa menerima makanan juga membuat refluks
9.
C. Epidemiologi
GERD dapat terjadi pada semua umur tetapi kebanyakan terjadi pada usia
diatas 40 tahun. Walaupun kematian yang disebabkan oleh GERD jarang terjadi,
gejala dari GERD memiliki dampak yang signifikan terhadap kualitas hidup
penderita. Dalam populasi barat, kisaran prevalensi untuk GERD adalah 10% 20% dari populasi. Prevalensi dari GERD bervariasi tergantung dari wilayah
geografis, tetapi negara barat merupakan wilayah dengan kasus GERD tertinggi.
D. Patofisiologi
Esofagus dan gaster dipisahkan oleh suatu zona tekanan tinggi (high
pressure zone) yang dihasilkan oleh kontraksi Lower esophageal sphincter. Pada
individu normal, pemisah ini akan menutup kecuali pada saat terjadinya aliran
antegrad yang terjadi pada saat menelan, atau aliran retrograd yang terjadi pada
saat sendawa atau muntah.
Terjadinya aliran balik / refluks pada penyakit GERD diakibatkan oleh
gangguan motilitas / pergerakan esofagus bagian ujung bawah. Pada bagian ujung
ini terdapat otot pengatur (sfingter) disebut LES, yang fungsinya mengatur arah
aliran pergerakan dari esofagus menuju labung atau sebaliknya. Pada GERD akan
terjadi penurunan kekuatan otot tersebut, sehingga dapat terjadi arus balik atau
refluks cairan atau asam lambung, dari bawah ke atas ataupun sebaliknya.
Kesulitan menelan
A. Identifikasi NCP
Nutrisi Terapi untuk Gastroesophageal reflux Disease
Implikasi masalah gizi dari kebanyakan pasien teridentifikasi sebagai berikut :
-
Interpretasi
- Asupan energy dan lemak berlebih dari kebutuhan
- Asupan serat rendah dibandingkan kebutuhan
- Sering mengkonsumsi makan tinggi lemak
- Sering mengkonsumsi kopi, alcohol, mint, minuman
Riwayat Makan
Antropometri dan
biokimia
Klinis
- Nyeri perut
- Kram
- Sulit menelan
- Kebiasaan merokok
Riwayat Personal
Diagnosis
Diagnosis umum yang berhubungan dengan GERD :
-
N.I 1.1
NI 2.1
NI 5.6.2
Overweight
NC 3.3
Swallowing difficulty
NC 1.1
N.C 1.4
NC 2.3
NI 5.10
Impairednutrient utilization
NC 2.1
N.B 1.3
Physical inactivity
N.B 2.1
Intervensi
-
Tujuan :
1. Mengurangi keasaman lambung dengan menghindari makanan dan
minuman yang mengandung kafein dan alkohol.
2. Mencegah gejala iritasi dan nyeri dengan menghindari makanan yang
mengandung asam dan makanan berbumbu tajam.
3. Mencegah penurunan berat badan yang tidak diinginkan pada pasien
GERD.
4. Mengkonsumsi makanan yang tinggi protein
5. Menghentikan penggunaan obat-obat yang dapat mengiritasi secara
langsung mukosa esofagus.
6. Modifikasi asupan makanan berdasarkan jumlah, jenis dan waktu.
7. Modifikasi perilaku dilakukan dengan merubah kebiasaan dan
perilaku.