Anda di halaman 1dari 3

Hog cholera

Program Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit


MA. EPIDEMIOLOGI DAN EKONOMI VETERINER
HOG CHOLERA
Pencegahan (prevention)
1. Karantina
Karantina merupakan suatu usaha atau prosedur yang diakukan pada setiap pintu
masuk dan keluarnya suatu media pembawa atau pembawa penyakit itu sendiri dari atau
akan masuk ke dalam suatu wilayah. Untuk kasus hog cholera, maka tindakan karantina
yang dapat dilakukan adalah untuk mencegah masuknya babi yang terifeksi virus dengan
gejala klinis ataupun yang tidak menunjukkan gejala klinis serta ada produk babi yaitu
dagingnya. Tindakan yang dapat dilakukan saat karantina untuk hog cholera adalah
dengan melakukan uji untuk mengetahui babi mana saja yang boleh masuk dan mana
yang tidak. Selain uji, tindakan karantina dilakukan sesuai dengan lama inkubasi virus.
Inkubasi virus penyebab hog cholera biasanya 3-4 hari namun pada umumnya 2-14 hari.
Jadi karantina harus dilakukan lebih dari 14 hari. Bahkan di USA (Negara bebas)
karantina dilakukan selama 90 hari untuk babi atau produknya yang berasal dari Negara
yang tidak bebas.
Uji yang dapat dilakukan untuk mengindektifikasi virus yaitu
immunoflourescence, fluorescent antibody test (FAT), polymerase chain reaction (PCR)
dan enzyme linked immunosorbent assay (ELISA).
2. Vaksinasi
Vaksinasi untuk hog cholera di Indonesia dilakukan dengan vaksinasi secara rutin dengan
menggunakan vaksin yang sudah dilemahkan melalui pasase berulang-ulang pada kelinci
galur C atau dilemahkan melalui biakan sel secara berulang-ulang (galur Japanese GPE)
3. Sanitasi lingkungan
a. Kandang harus dalam keadaan kering dan bersih. Karena salah satu jalur masuknya
virus yaitu melalui urin, feses, muntahan ataupun jaringan babi yang terinfeksi.
b. Melalukan desinfeksi pada alat dan kandang babi. Desinfeksi dapat dilakukan dengan
sodium hypoclorite, phenolic compunds, sodium carbonate, 2% NaOH, dan 1%
formalin. Hal ini dilakukan karena virus sensitiv teradap pengeringan (desiccation)
dan dapat dinaktifkan dengan pH yang kurang dari 3 dan lebih dari 11.
c. Tidak memberikan babi makanan yang berasal dari sampah atau sisa-sisa dari
restaurant. Karena salah satu jalur transmisinya yaitu melalui makanan yang tidak
matang atau terkontaminasi oleh muntahan, feses atau jaringan babi yang terinfeksi.
Sehingga untuk pemberian pakan babi yang berasal dari sisa-sisa, maka harus dikukus
atau dimasak 60-70 C. Hal ini bertujuan untuk menginaktifkan virus, karena virus ini
tidak tahan pada suhu yang tinggi, dan justru dapat bertahan pada suhu rendah atau
bahkan suhu beku.
4. Kesadaran masyarakat dan edukasi.
Kelompok 9

Hog cholera

Hal ini penting dilakukan untuk meningkatkan kewaspadaan serta mendukung tindakan
pencegahan dan efektifitas vaksinasi. Edukasi terpenting dilakukan pada peternakpeternak (prioritas). Point edukasi yang dapat diberikan yaitu tentang pencegahannya,
dan tahap pengenalan gejala klinis, serta prosedur pemberantasannya. Pemberian edukasi
dapat dilakukan melalui penyuluhan, penyampaian informasi melalui berbagai media
seperti majalah, koran, leaftlet, radio, dan televisi.
Pengendalian (control)
1. Pencegahan
Sama dengan point pencegahan di atas
2. Menurunkan tingkat kontak dan communicability
Menurunkan tingkat kontak dapat dilakukan dengan membatasi pergerakan atau
transportasi dari babi yang terinfeksi, serta adanya sistem pemisahan kandang bagi babi
yang telah menunjukkan gejala. Dibeberapa Negara yang tidak bebas hog cholera,
dilakukan perlindungan (sekitar radius 3 km) dan pengawasan (sekitar radius 10 km).
3. Meningkatkan resistensi
Untuk meningkatkan dapat dilakukan dengan vaksinai atau dengan pemberian serum anti
hog cholera diberikan 1,25-1,50 kali dosis yang biasa dianjurkan untuk pencegahan.
4. Deteksi dini
Deteksi dini dilakukan dengan mengefektifkan tindakan dikarantina dan pelaporan dini.
Dengan peningkatan kefektifan uji dikarantina, maka kita dapat meminimalisasi sumber
penyebaran virus dalam populasi (bagi negara tyang tidak bebas seperti Indonesia), dan
dapat melindungi dari masuknya virus ke dalam populasi (bagi negara yang bebas seperti
USA, Islandia, Swiss, Selandia Baru dll). Deteksi dini dapat menunjukkan hasil yang
baik jika didukung oleh sistem pelaporan yang berjalan baik. Sehingga begitu ada gejala,
tindakan pengibatan dan pencegahan untuk menyebar dapat segera dilakukan.
Pemberantasan (eradication)
1. Imunisasi masal
Tindakan ini dapat dilakukan pada populasi yang beradadi daerah tertular. Hal ini penting
dilakukan karena mortalitas akibat hog cholera ini cukup tinggi, dan kematiannya
berlangsung singkat yaitu 10-20 hari.
2. Pemotongan selektif
Tenik ini dilakukan hanya pada babi yang positif terinfeksi saja. Sistem ini diterapkan
oleh Negara Albania pada tahap atau fase dimana hog cholera tidak menjadi wabah atau
sudah dapat dikendalikan.
3. Depopulasi / stamping out

Kelompok 9

Hog cholera

Teknik sangat umum digunakan pada beberapa negara yang tidak bebas hog cholera.
Biasanya, sistem ini dilakukan untuk tahap awal wabah. Babi yang dimusnahkan dibakar
dan dikubur.

Kelompok 9

Anda mungkin juga menyukai