Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

BAHASA INDONESIA
CERPEN

Di Susun oleh
Nama: MORES STEDY
Kelas: XI IPS3

SMA NEGERI 2 KOTABUMI


TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul BAHASA INDONESIA (CERPEN).
Makalah ini berisikan informasi tentang Cerpen atau lebih khususnya membahsa tentang,
pengertian Cerpen, ciri ciri Cerpen, unsur unsur Cerpen, jenis jenis Cerpen dan tips &
trik membuat cerpen.
Harapan penulis semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca,dan penulis berharap kepada para pembaca untuk memberikan masukanmasukan yang bersifat membangun, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

DAFTAR ISI

COVER..............................................................................................................1
KATA PENGANTAR.......................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................3
Bab 1. Pendahuluan
TUJUAN......................................................................................................... .4
LATAR BELAKANG..................................................................................... 4
Bab 2. Isi
A. PENGERTIAN CERPEN......................................................................... 5
B. JENIS JENIS CERPEN.............................................................................7
C. ALIRAN ALIRAN CERPEN................................................................... 7
D. CIRI CIRI CERPEN................................................................................ 10
E.

UNSUR UNSUR CERPEN.....................................................................11

F.

CONTOH CERPEN................................................................................ 12

Bab 3. Penutup
SIMPULAN DAN SARAN..........................................................................15
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................15

BAB 1. PENDAHULUAN

TUJUAN
Tujuan pembuatan Makalah ini adalah untuk memberikan informasi, dan menambah
wawasan pembaca mengenai Sastra Indonesia yang terlebih pada pokok bahasan CERPEN.
Selain itu tujuan lain adalah untuk menyelesaikan tugas dari guru Mata Pelajaran TIK. Dan
untuk mendapatkan nilai yang baik.

LATAR BELAKANG
Cerita pendek atau sering disingkat sebagai cerpen adalah suatu bentuk prosa naratif fiktif.
Cerita pendek cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi
yang lebih panjang, seperti novella (dalam pengertian modern) dan novel. Karena singkatnya,
cerita-cerita pendek yang sukses mengandalkan teknik-teknik sastra seperti tokoh, plot, tema,
bahasa dan insight secara lebih luas dibandingkan dengan fiksi yang lebih panjang. Ceritanya
bisa dalam berbagai jenis.
Cerita pendek berasal dari anekdot, sebuah situasi yang digambarkan singkat yang dengan
cepat tiba pada tujuannya, dengan paralel pada tradisi penceritaan lisan. Dengan munculnya
novel yang realistis, cerita pendek berkembang sebagai sebuah miniatur.
Cerita pendek cenderung kurang kompleks dibandingkan dengan novel. Cerita pendek
biasanya memusatkan perhatian pada satu kejadian, mempunyai satu plot, setting yang
tunggal, jumlah tokoh yang terbatas, mencakup jangka waktu yang singkat.
Dalam bentuk-bentuk fiksi yang lebih panjang, ceritanya cenderung memuat unsur-unsur inti
tertentu dari struktur dramatis: eksposisi (pengantar setting, situasi dan tokoh utamanya);
komplikasi (peristiwa di dalam cerita yang memperkenalkan konflik); aksi yang meningkat,
krisis (saat yang menentukan bagi si tokoh utama dan komitmen mereka terhadap suatu
langkah); klimaks (titik minat tertinggi dalam pengertian konflik dan titik cerita yang
mengandung aksi terbanyak atau terpenting); penyelesaian (bagian cerita di mana konflik
dipecahkan); dan moralnya.
Karena pendek, cerita-cerita pendek dapat memuat pola ini atau mungkin pula tidak. Sebagai
contoh, cerita-cerita pendek modern hanya sesekali mengandung eksposisi. Yang lebih umum
adalah awal yang mendadak, dengan cerita yang dimulai di tengah aksi. Seperti dalam ceritacerita yang lebih panjang, plot dari cerita pendek juga mengandung klimaks, atau titik balik.
Namun demikian, akhir dari banyak cerita pendek biasanya mendadak dan terbuka dan dapat
mengandung (atau dapat pula tidak) pesan moral atau pelajaran praktis. Seperti banyak
bentuk seni manapun, ciri khas dari sebuah cerita pendek berbeda-beda menurut
pengarangnya.

BAB 2. ISI
A. PENGERTIAN CERPEN
PENGERTIAN CERPEN SECARA UMUM
Cerita pendek atau sering disingkat sebagai cerpen adalah suatu bentuk prosa naratif fiktif.
Cerita pendek cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi
yang lebih panjang, seperti novella (dalam pengertian modern) dan novel. Karena singkatnya,
cerita-cerita pendek yang sukses mengandalkan teknik-teknik sastra seperti tokoh, plot, tema,
bahasa dan insight secara lebih luas dibandingkan dengan fiksi yang lebih panjang. Ceritanya
bisa dalam berbagai jenis.
Cerita pendek berasal dari anekdot, sebuah situasi yang digambarkan singkat yang dengan
cepat tiba pada tujuannya, dengan paralel pada tradisi penceritaan lisan. Dengan munculnya
novel yang realistis, cerita pendek berkembang sebagai sebuah miniatur.
Cerita pendek cenderung kurang kompleks dibandingkan dengan novel. Cerita pendek
biasanya memusatkan perhatian pada satu kejadian, mempunyai satu plot, setting yang
tunggal, jumlah tokoh yang terbatas, mencakup jangka waktu yang singkat.
Dalam bentuk-bentuk fiksi yang lebih panjang, ceritanya cenderung memuat unsur-unsur inti
tertentu dari struktur dramatis: eksposisi (pengantar setting, situasi dan tokoh utamanya);
komplikasi (peristiwa di dalam cerita yang memperkenalkan konflik); aksi yang meningkat,
krisis (saat yang menentukan bagi si tokoh utama dan komitmen mereka terhadap suatu
langkah); klimaks (titik minat tertinggi dalam pengertian konflik dan titik cerita yang
mengandung aksi terbanyak atau terpenting); penyelesaian (bagian cerita di mana konflik
dipecahkan); dan moralnya.
Karena pendek, cerita-cerita pendek dapat memuat pola ini atau mungkin pula tidak. Sebagai
contoh, cerita-cerita pendek modern hanya sesekali mengandung eksposisi. Yang lebih umum
adalah awal yang mendadak, dengan cerita yang dimulai di tengah aksi. Seperti dalam ceritacerita yang lebih panjang, plot dari cerita pendek juga mengandung klimaks, atau titik balik.
Namun demikian, akhir dari banyak cerita pendek biasanya mendadak dan terbuka dan dapat
mengandung (atau dapat pula tidak) pesan moral atau pelajaran praktis. Seperti banyak
bentuk seni manapun, ciri khas dari sebuah cerita pendek berbeda-beda menurut
pengarangnya.

PENGERTIAN CERPEN MENURUT PARA AHLI

H.B. Jassin Sang Paus Sastra Indonesia- mengatakan bahwa yang disebut cerita
pendek harus memiliki bagian perkenalan, pertikaian, dan penyelesaian.

A. Bakar Hamid dalam tulisan Pengertian Cerpen berpendapat bahwa yang disebut
cerita pendek itu harus dilihat dari kuantitas, yaitu banyaknya perkataan yang dipakai: antara
500-20.000 kata, adanya satu plot, adanya satu watak, dan adanya satu kesan.

Aoh. KH, mendefinisikan bahwa cerpen adalah salah satu ragam fiksi atau cerita
rekaan yang sering disebut kisahan prosa pendek.

Allan Poe dalam Nurgiyantoro dalam Regina Bernadette, Cerita pendek diartikan
sebagai bacaan singkat, yang dapat dibaca sekali duduk, dalam waktu setengah sampai dua
jam, genrenya mempunyai efek tunggal, karakter, plot dan setting yang terbatas, tidak
beragam dan tidak kompleks (Pengarang cerpen tidak melukiskan seluk beluk kehidupan
tokohnya secara menyeluruh, melainkan hanya menampilkan bagian bagian penting
kehidupan tokoh yang berfungsi untuk mendukung cerita tersebut yang juga bertujuan untuk
menghemat penulisan cerita karena terbatasnya ruang yang ada.

Turayev dalam Regina Bernadette mengatakan bahwa, Cerita pendek bentuk karya
sastra naratif, yang menampilkan cerminan sebuah episode dalam kehidupan seorang tokoh.
Jadi, secara lebih luas dapat dikatakan bahwa penulis cerpen menampilkan jumlah tokoh
yang terbatas, tidak ada perkembangan karakter tokoh dan tidak memiliki latar seperti apa
yang terdapat dalam novel.

Menurut Susanto dalam Tarigan, cerita pendek adalah cerita yang panjangnya sekitar
5000 kata atau kira-kira 17 halaman kuarto spasi rangkap yang terpusat dan lengkap pada
dirinya sendiri.

Sumardjo dan Saini mengatakan bahwa cerita pendek adalah cerita atau parasi (bukan
analisis argumentatif) yang fiktif (tidak benar-benar terjadi tetapi dapat terjadi dimana saja
dan kapan saja, serta relatif pendek).
Dari berbagai pendapat para ahli, rumusan-rumusan tersebut tidak sama persis, juga tidak
saling bertentangan satu sama lain. Hampir semuanya menyepakati pada satu kesimpulan
bahwa cerita pendek atau cerpen adalah cerita rekaan yang pendek. Cerpen merupakan
akronim dari cerita pendek. Karya sastra merupakan wujud dan bentuk dari perilaku yang
diciptakan, contoh karya sastra yang sederhana adalah cerpen. Cerpen merupakan karya
sastra yang menarik dan sederhana. Menceritakan sebuah konflik secara singkat dan lugas,
namun memiliki unsur-unsur sastra yang menarik.

B. JENIS JENIS CERPEN


JENIS CERPEN BERDASARKAN JUMLAH KATANYA
Berdasarkan jumlah katanya, cerpen dipatok sebagai karya sastra berbentuk prosa fiksi
dengan jumlah kata berkisar antara 750-10.000 kata. Berdasarkan jumlah katanya, cerpen
dapat dibedakan menjadi 3 tipe, yakni:
1. Cerpen mini (flash), cerpen dengan jumlah kata antara 750-1.000 buah.
2. Cerpen yang ideal, cerpen dengan jumlah kata antara 3.000-4000 buah.
3. Cerpen panjang, cerpen yang jumlah katanya mencapai angka 10.000 buah.
JENIS CERPEN BERDASARKAN TEKHNIK MENGARANGNYA
1. Cerpen sempurna (well made short-story), cerpen yang terfokus pada satu tema dengan
plot yang sangat jelas, dan ending yang mudah dipahami. Cerpen jenis ini pada umumnya
bersifat konvensional dan berdasar pada realitas (fakta). Cerpen jenis ini biasanya enak
dibaca dan mudah dipahami isinya. Pembaca awam bisa membacanya dalam tempo kurang
dari satu jam
2. Cerpen tak utuh (slice of life short-story), cerpen yang tidak terfokus pada satu tema
(temanya terpencar-pencar), plot (alurnya) tidak terstruktur, dan kadang-kadang dibuat
mengambang oleh cerpenisnya. Cerpen jenis ini pada umumnya bersifat kontemporer, dan
ditulis berdasarkan ide-ide atau gagasan-gagasan yang orisinal, sehingga lajim disebut
sebagai cerpen ide (cerpen gagasan). Cerpen jenis ini sulit sekali dipahami oleh para pembaca
awam sastra, harus dibaca berulang kali baru dapat dipahami sebagaimana mestinya. Para
pembaca awam sastra menyebutnya cerpen kental atau cerpen berat.

C. ALIRAN ALIRAN CERITA PENDEK


Aliran-aliran cerita pendek merupakan filosofi dasar yang mencirikan pengucapan sastra
seorang sastrawan. Hingga kini telah dikenal puluhan aliran jenis jenis cerita pendek. Berikut
adalah beberapa di antaranya :
1.Realisme
Adalah aliran dalam kesusastraan yang melukiskan suatu keadaan secara sesungguhnya. HB
Jasssin menjelaskan dalam realisme digambarkan keadaan seperti yang sebenarnya yang
terlihat oleh mata. Pengarang melukiskan dengan teliti tanpa prasangka, tanpa tercampur
tafsiran, tidak memaksakan kehendaknya sendiri terhadap pelaku dan pembacanya.
Pengarang sendiri berada di luar tanpa ikut campur dalam cerita. Ia sebagai penonton yang
obyektif. Tidak melukiskan lebih bagus atau lebih jelek dari kenyataan. Realisme muncul
pada abad ke 18 tapi baru berkembang pada abad 19 dan awal abad 20. Kaum realis
menentang romantisme yang mereka anggap cengeng dan berlebihan. Kaum realis lebih
memilih tokoh-tokoh sederhana dan umum. Hal-hal bersifat ideal ditolak. Itulah sebabnya
karya realisme banyak berkisar pada golongan masyarakat bawah, seperti kaum tani, buruh,
gelandangan, pelacur, gangster,dsb.

2. Impresionisme
Impresi berarti kesan. Jadi impresionisme adalah pelahiran kembali kesan-kesan sang
pengarang terhadap sesuatu yang dilihatnya. Sebagaimana kesan, ia biasanya sepintas lalu.
Menurut Dr. JS Badudu, pengarang tak akan melukiskannya sampai sekecil-kecilnya seperti
realisme dan naturalisme. Akan tetapi spontanitas dari penglihatan pertama yang dilukiskan,
karena kesan itulah yang tetap melekat.
3. Naturalisme
Sebenarnya merupakan cabang realisme. JIka realisme menyajikan hal-hal yang nyata dalam
kehidupan sehari-hari, naturalisme cenderung melukiskan segala kenyataan yang ada tanpa
memilih, atau menyeleksinya. Apa yang tampak dan dirasakan itu juga yang dinyatakan.
Oleh sebab itu naturalisme cenderung melukiskan segala yang buruk, jorok bahkan
pornografis. Juga melukiskan kritik sosial secara tajam. Naturalisme amat mementingkan
alam semesta, seperti pengertian awalnya bahwa natura adalah alam. Tokoh-tokoh
naturalisme mengungkapkan aspek-aspek alam semesta yang bersifat fatalis dan mekanis. Ia
juga mementingkan gerak dan aktivitas manusia yang mewujudkan kebendaan serta
kehidupan moral yang rendah.
4.Neonaturalisme
Berarti naturalisme baru, yaitu bentuk lanjutan naturalisme. Aliran ini merangkum realisme
dan naturalisme. Yaitu disamping melukiskan hal-hal yang buruk juga kenyataan yang baik.
Itu sebabnya ia dikatakan melukiskan kenyataan yang obyektif. Fiksi awal sastra Indonesia
tampil dalam bentuk realisme yang kuat, melukiskan aspek kehidupan secara nyata dan
langsung. Dalam perkembangannya realisme kurang memuaskan sehingga dalam
banyak hal naturalisme lebih mampu menyatakan ekspresi jiwa pengarang. Akan tetapi
naturalisme pun kurang memuaskan sehingga membutuhkan satu bentuk ekspresi yang lebih
ekstrem yaitu neonaturalisme.
5. Determinisme
Merupakan cabang dari naturalisme, yaitu aliran kesusasteraan yang menekankan pada takdir.
Takdir ini ditentukan oleh unsur biologis dan lingkungan. Berasal dari kata to determine yang
berarti menentukan atau paksaan nasib. Dr. Js. Badudu mengatakan bukan nasib yang
ditentukan oleh Tuhan melainkan nasib yang ditentukan oleh keadaan masyarakat sekitar,
seperti kemiskinan,penyakit keturunan, dan kesulitan akibat perang. Inti pokoknya adalah
penderitaan seseorang. Jahatkah, melaratkah, penyakitankah, bukan karena takdir Tuhan
namun karena lingkungan yang buruk. Penganutnya berangkat dari paham materialisme dan
karenanya tidak percaya bahwa Tuhanlah yang menakdirkan demikian. Contoh : Tokoh Yah
dalam Belenggu, Armijn Pane. Neraka Dunia, Katak hendak jadi Lembu - Nur St Iskandar.
Pada Sebuah kapal - NH Dini, Atheis Achdiat K Mihardja.

6. Ekspresionisme
Dijelaskan oleh Dr. HB Jassin bahwa sampainya orang pada aliran ekspresionisme karena
manusia dengan jiwanya yang paling dalam cuma bisa dilukiskan oleh seniman yang
mengenali manusia itu sampai pada pikiran dan perasaannya yang paling dalam, kesedihan
dan kesengsaraannya,ketinggian rasa susila, dan kerendahan hawa nafsunya. Untuk
melahirkan manusia yang sebenarnya , si pengarang harus seolah-olah masuk ke dalam
tokoh-tokohnya, dan ia tak bisa meniadakan dirinya sama sekali, tapi turut aktif dalam jiwa
tokoh itu. Pada mulanya ia sebagai penonton pasif, yaitu melihatnya secara obyektif tapi
kemudian menjadi aktif sebagai pemain yang subyektif yang turut menyatakan dirinya. Maka
sampailah ia pada ekspresi yaitu pengucapan jiwanya yang melahirkan ekspresionisme.
7. Romantisme
Mengutamakan perasaan. Ada anggapan romantisme adalah penyakit kaum muda yang
belum banyak mengecap pengalaman dunia. Mereka mengukur segalanya dengan intuisi dan
perasaan tanpa menggunakan otak. Oleh sebab itu romantisme bisa dikatakan aliran yang
mementingkan penggunaan bahasa
yang indah, mengawang ke alam mimpi. karya romantisme ada yang cengeng, yang
meluikiskan kecengengan jiwa remaja yang berlagu tentang kecerahan bulan, menyanyi di
lindungan pohon dengan beribu bunga di taman indah permai. Ada pula karya romatisme
yang dewasa karena ditempa oleh pengalaman dan pengetahuan yang bila dituangkan dalam
karya sastra bisa sangat mengharukan. Karya Shakespeare, Romeo dan Yuliet, misalnya
adalah karya yang agung. Demikian pula Les Mirables, karya Victor Hugo. Juga Daniel
Defoe (1660-1731)
8. Idealisme
Drs. sabarudin ahmad dalam pengantar sastra Indonesia (Medan, Saiful 1975) mengatakan
bahwa aliran idealisme adalah aliran romantik yang mendasarkan cita-citanya pada cita-cita
si penulis atau kepada ide pengarang semata. Pengarang idealis mememandang jauh ke depan
ke masa datang dengan segala kemungkinan yang sangat diharapkan akan terjadi. Jadi tak
ubahnya ramalan indah dari seorang penulis. Lukisan yang idealisme sudah tentu umumnya
indah dan menawan. Contoh Tokoh Tuli dalam layar Terkembang. Merasa mampu
mewujudkan cita-citanya mengangkat harkat martabat kaum wanita sebagai mana dicitacitakan RA Kartini. Umumnya fiksi Indonesia seblum perang banyak yang menunjukkan
idealisme kuat, seperti Siti Nurbaya, Pertemuan Jodoh, Katak hendak jadi lembu.
9. Surealisme
Muncul di Prancis antara PD I dan PD II. Tokoh surealis berusaha menggambarkan suatu
dunia mimpi, tapi penafsirannya mereka serahkan pada pembaca atau audiens. Js Badudu
mengatakan surealisme .realistasnya bercampur dengan angan-angan. malah angan-angan
amat memengaruhi bentuk lukisan. Pelukisan dalam surealisme melompat-lompat .Karena itu
amat sulit mengikuti karya surelaisme. Pembaca harus menyatukan dalam pikirannya lukisan
yang seakan-akan bertaburan apalagi karena pengarang seakan mengabaikan tata bahasa,
pikiran tampak meloncat-loncat,logika seakan hilang , alam benda dan alam pikiran
bercampur jadi satu.

D. CIRI CIRI CERPEN


Masih banyak orang belum mengetahui ciri-ciri sebuah cerita pendek. Mengenai hal tersebut,
di bawah ini penulis kemukakan ciri-ciri cerita pendek menurut pendapat Sumarjo dan Saini
sebagai berikut:
Bersifat rekaan (fiction) ;
Bersifat naratif ; dan
Memiliki kesan tunggal.

Pendapat lain mengenai ciri-ciri cerita pendek di kemukakan pula oleh Lubis dalam Tarigan
sebagai berikut.

Cerita Pendek harus mengandung interprestasi pengarang tentang konsepsinya


mengenai kehidupan, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Dalam sebuah cerita pendek sebuah insiden yang terutama menguasai jalan cerita.

Cerita pendek harus mempunyai seorang yang menjadi pelaku atau tokoh utama.

Cerita pendek harus satu efek atau kesan yang menarik.

Menurut Morris dalam Tarigan ciri-ciri cerita pendek adalah sebagai berikut.
Ciri-ciri utama cerita pendek adalah singkat, padu, dan intensif (brevity, unity, and intensity).
Unsur-unsur cerita pendek adalah adegan, toko, dan gerak (scena, character, and action).
Bahasa cerita pendek harus tajam, sugestif, dan menarik perhatian (incicive, suggestive, and
alert).

10

E. UNSUR UNSUR CERPEN


Setiap cerpen memiliki unsur unsur, sementara itu unsur cerpen di bagi menjadi dua, yaitu :
1. Unsur Intrinsik
Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun karya itu sendiri. Unsurunsur intrinsik
cerpen mencakup:
Tema adalah ide pokok sebuah cerita, yang diyakini dan dijadikan sumber cerita.
Latar(setting) adalah tempat, waktu , suasana yang terdapat dalam cerita. Sebuah cerita harus
jelas dimana berlangsungnya, kapan terjadi dan suasana serta keadaan ketika cerita
berlangsung.
Alur (plot) adalah susunan peristiwa atau kejadian yang membentuk sebuah cerita.
Alur dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Alur maju adalah rangkaian peristiwa yang urutannya sesuai dengan urutan waktu
kejadian atau cerita yang bergerak ke depan terus.
2. Alur mundur adalah rangkaian peristiwa yang susunannya tidak sesuai dengan urutan
waktu kejadian atau cerita yang bergerak mundur (flashback).
3.

Alur campuran adalah campuran antara alur maju dan alur mundur.

Alur meliputi beberapa tahap:


1. Pengantar: bagian cerita berupa lukisan , waktu, tempat atau kejadian yang merupakan
awal cerita.
2.

Penampilan masalah: bagian yang menceritakan maslah yang dihadapi pelaku cerita.

3. Puncak ketegangan / klimaks : masalah dalam cerita sudah sangat gawat, konflik telah
memuncak.
4. Ketegangan menurun / antiklimaks : masalah telah berangsurangsur dapat diatasi dan
kekhawatiran mulai hilang.
5.

Penyelesaian / resolusi : masalah telah dapat diatasi atau diselesaikan.

Perwatakan, menggambarkan watak atau karakter seseorang tokoh yang dapat dilihat dari tiga
segi yaitu melalui:
1.

Dialog tokoh

2.

Penjelasan tokoh

3.

Penggambaran fisik tokoh

Nilai (amanat) adalah pesan atau nasihat yang ingin disampaikan pengarang melalui cerita.
Sudut Pandang (Point of View) adalah cara pengarang menceritakan tentang tokoh.
Sudut pandang dibagi menjadi 2
Sudut Pandang orang pertama ( Aku, Saya, Dia, Kamu, dll )
11

Sudut Pandang orang ketiga ( Nama Orang).


Gaya Bahasa adalah cara pengarang membahasakan cerita.
2. Unsur Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra, tetapi secara tidak
langsung mempengaruhi bangunan atau sistem organisme karya sastra. Unsur ekstrinsik
meliputi:
Nilai-nilai dalam cerita (agama, budaya, politik, ekonomi)
Latar belakang kehidupan pengarang
Situasi sosial ketika cerita itu diciptakan

F. CONTOH CERPEN
Senyum Viona
Namaku Intan Zavila, panggil saja Intan. Aku duduk di bangku kelas 6 SD.
Pagi itu aku berangkat ke sekolah dengan menggunakan sepeda motor yang dikendarai
Bunda. Aku tiba di sekolah dan menuju ke kelas 6-2.
Assalamualaikum Ucapku ketika sampai di dalam kelas. Waalaikumsalam Jawab temantemanku. Intan, kamu udah buat pr matematika tentang pecahan? Tanya Una, yang bisa aku
bilang sahabat. Aduh! Lupa Na, boleh nyalin gak? Tanyaku. Aku juga lupa tan, aku sih
liat punya Karin Jawab Una. Saat kami sedang sibuk-sibuknya menyalin pr Karin. Tiba-tiba
ada Assalamualaikum Ucap seseorang anak perempuan. Waalaikumsalam Jawab kami
serempak. Kamu anak baru ya? Tanya Olla, ketika anak itu masuk ke dalam kelas. Wajah
anak tersebut tidak ada senyum sedikit pun. Iya Jawab anak itu kecut. Aku duduk
dimana? Tanya anak itu tanpa senyum. Di sono noh! Jawab Olla yang kesal, padahal ia
bertanya baik-baik. Anak itu duduk dan ia langsung membuka buku pelajaran. Ssst..
Kayaknya sih dia itu pintar Bisikku pada Una. Masa sih? Tanya Una, yang takut
prestasinya direbut oleh anak itu. Hei, nama kamu siapa? Tanyaku ramah. Viona
Jawabnya, matanya masih tertuju pada buku yang ia bacanya. Aku Intan, salam kenal ya!
Ujarku pada Viona.

Ting Ting Ting Bel tanda masuk berbunyi. Bu Oky masuk ke dalam kelas tanda jam
pelajaran akan segera dimulai. Baik anak-anak, hari ini kita ada teman baru, ada yang sudah
berkenalan? Tanya Bu Oky. Aku dan Olla mengangkat tangan. Oke, berarti banyak sekali
yang belum tahu, silahkan nak, perkenalkan dirimu! Perintah Bu Oky. Namaku Viona
Lathifah, panggil saja Vio. Salam kenal Kata Viona tanpa senyum. Baik, terima kasih Vio.
Kita masuk ke pelajaran kita yaitu matematika Kata Bu Oky. Vio duduk dengan Uni
kembaran Una.
Selama pelajaran berlangsung ku perhatikan Vio mendengar dengan seksama, sepertinya dia
benar-benar pintar, pikirku. Di sampingku ku lihat Una yang sibuk dengan kertas oretoretnya, ia tidak menyimak apa yang diajarkan oleh Bu Oky. UNA! Apa yang sedang kamu
kerjakan?! Tegur Bu Oky. Eh, enggak kok Bu Kaget Una. Aku tahu pasti Una kesal
12

dengan kehadiran Vio, tapi belum tentu juga kalau Vio itu pintar. Baik anak-anak, terima
kasih buat anak-anak Ibu yang tadi sudah menyimak secara rinci apa yang Ibu jelaskan tadi,
akhir kata Asalamuaalaikum Pamit Bu Oky. Waalaikumsalam Jawab anak-anak semua.
Intan istirahat yuk! Ajak Una. Ayo Jawabku. Na, kamu kenapa sih? Tanyaku kepada
Una. Kenapa? Apanya? Tanya Una balik. Biasanya kamu itu selalu dengar apa yang
diajarkan guru, kok hari ini enggak? Tanyaku. Lagi bad mood aja Jawab Una. Aku hanya
ber-oh saja. Aku melihat Vio sedang berjalan sendiri. Vio! Panggilku. Una menahanku
untuk memanggil Vio. Tapi sia-sia Vio juga tidak tahu kalau dipanggil. Kenapa sih Na?
Kasihan dia istirahat sendiri, mending istirahat sama-sama Ujarku. Bukan urusan kita kan?
Biarin aja dia istirahat sendiri Kesal Una. Aku hanya mendengus kesal.
Setelah istirahat aku dan Una kembali ke kelas. Ketika aku masuk ke kelas, belum ada orang
satu pun kecuali Vio yang seperti biasa sedang membaca buku pelajaran. Hai Vio! Sapaku.
Namun Vio tak menjawab. Udah deh, gak usah nyapa-nyapa tu anak, percuma gak bakal
dijawab! Kesal Una. Mungkin dia masih malu kali Ujarku. What ever lah! Bentak Una.
Aku aneh dengan Vio, kenapa dia seperti itu?.
Bel tanda masuk sudah berbunyi, masuk Bu Davina. Selamat siang anak-anak, hari ini Ibu
akan mengajar tentang energi listrik, siapa tahu apa-apa saja sumber energi listrik? Tanya
Bu Davina. Tak ada yang mengangkat tangan kecuali Vio. Generator, sel surya, nuklir,
dinamo, baterai, aki, dll Jawab Vio dengan suara yang kecil hanya seperempat kelas yang
bisa mendengar suaranya. Benar sekali Vio, beri tepuk tangan untuk Vio! Perintah Bu
Davina. Semua bertepuk tangan kecuali Una yang iri kepada Vio, setiap semester ia selalu
meraih peringkat pertama, tapi kali ini tidak ia sudah punya saingan yang sangat berat. Tak
terasa sudah menunjukkan waktunya pulang, aku membereskan buku-buku dan
memasukkannya ke dalam tas.
Una, aku masih penasaran banget sama Vio, gimana hari ini kita mata-matain dia? Usulku.
Bagus banget! Aku setuju! Kata Una. Aku dan Una mengikuti kemana perginya Vio.
Eitss Tiba-tiba ada sebuah mobil mewah yang berhenti tepat di hadapan Vio, lalu Vio
masuk ke dalam mobil itu. Aku dan Una menyusul Vio dengan bajaj. Beberapa menit
kemudian mobil yang dinaiki Vio berhenti di rumah yang sangaaat megah, yang tak lain tak
bukan itu pasti rumah Vio. Karena aku dan Una tak bisa masuk karena ada satpam yang
berjaga akhirnya kami memutuskan pulang. Vio itu beruntung banget ya? Udah pintar,
cantik, kaya, pokoknya perfect deh! Kagumku. Una hanya diam saja.
Setibanya aku di rumah
Intan, ikut Bunda ke pasar yuk! Ajak Bunda. Yuk Bun! Jawabku. Aku lalu berganti
pakaian dan menaiki sepeda motor milik Bunda. Tak sampai 10 menit kami sudah tiba di
pasar tradisional, yang bau dan kumuh. Aku sering ikut Bunda ke pasar tradisional, jadi aku
sudah terbiasa. Menurutku pasar tradisional jauh lebih enak, karena harganya yang murah dan
bisa ditawar. Bun, aku ke warung pak de ya! Pamitku pada Bunda. Iya, jangan lama-lama
ya! Kata Bunda. Kalau ke pasar ini aku selalu ke warung pak de, tapi bukan berarti warung
itu kepunyaan pak de ku. Brakkk.. Seorang gadis yang sebaya denganku menabrakku. Eh,
kalau jalan pakai mata dong! Marahku. Maaf jawab gadis itu singkat. Lalu gadis itu
membuka topi yang ia pakai. VIO???!!! Kagetku. Kamu Intan ya? Tanya Vio. Iya!
Ucapku. Kamu ngapain ada disini? Tanya Vio. Justru aku yang tanya sama kamu, ngapain
kamu di pasar yang bau dan kumuh? Tanyaku. Vio tak menjawab. Vio! Please dong
jawab!!! Teriakku. Kapan-kapan saja Kata Vio dan berlalu meninggalkanku. Anak aneh
pikirku dalam hati. Aku lalu masuk ke dalam warung pak de. Pak De kenal gak sama anak
13

yang tadi nabrak aku? Tanyaku pada Pak De. Pak De sering lihat dia ke pasar ini,
memangnya kenapa nak? Tanya Pak De. Gak ada apa-apa kok Pak, cuma tanya aja
Jawabku. Kenapa Vio belanja di pasar tradisional, bukankah dia orang kaya?, pikirku dalam
hati.
Aku dan Bunda sudah sampai di rumah. Kring Kring.. Handphone ku berbunyi, segera
kubuka sms yang masuk, Intan aku mau ngomong sama kamu, dari: Vio. Dimana Vio?.
Di warung Pak De. Ok.
Bun, aku pergi sebentar ya! Ada urusan Pamitku. Iya Jawab Bunda. Tumben-tumbenan
Vio mau ngomong, kira-kira ngomongin apa ya?, pikirku dalam hati. Aku pun sampai di
warung Pak De. Aku menghampiri Vio yang sudah duluan datang. Udah lama ya?
Tanyaku. Vio menggeleng. Mau ngomongin apa? Tanyaku. Pasti kamu aneh kan dengan
sikap aku yang gak pernah senyum? Tanya Vio. Iya Jawabku. Semenjak orangtuaku
pisah, aku diasuh oleh Papa, papaku kejam, setiap hari aku disuruh kerja dan disuruh ke
pasar, semua pekerjaan yang harusnya dilakukan oleh bibiku semua dilimpahkan padaku.
Aku ingin menjadi anak yang pintar agar membanggakan mamaku di surga Jelas Vio seraya
mengusap air mata. Mama kamu di surga? Tanyaku. Iya, 3 hari yang lalu mama
meninggal karena kanker paru-paru Jawab Vio. Aku mengerti Ucapku. Tolong kamu
bilang ke Una ya? Kata Vio. Ok Jawabku.
Esok paginya, aku menceritakan apa yang dijelaskan oleh Vio, Una kini mulai mengerti, dan
malahan dia mengajak Vio untuk bersahabat, sekalian Vio bisa mengajarkan aku dan Una
pelajaran yang tidak kami mengerti. Dan kini Vio bisa tersenyum. Sungguh manisnya
senyum Viona, apalagi ada lesung pipit yang so cute

14

BAB 3. PENUTUP

KESIMPULAN
Dengan makalah ini penulis menyimpulkan bahwa cerpen adalah cerita pendek yang di baca
hanya dalam 10 menit, dan cerpen memiliki beragam jenis. Selain itu penulis juga
menyimpulkan bahwa Cerpen memiliki unsur intrinsik dan unsur ektrinsik yang membangun
cerpen.
SARAN
Dalam pembuatan cerpen yang baik dan benar harus memperhatikan unsur unsur serta
jenisnya. Agar pembaca dapat menafsirkan isi yang terkandung dalam cerpen.
Demikian makalah yang telah penulis buat. Jika ada salah kata maupun tulisan, saya minta
maaf. Semoga dengan makalah ini para pembaca mendapatkan banyak manfaat.

DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/cerpen
http://id.shvoong.com

15

Anda mungkin juga menyukai