Tugas Farkol Assta
Tugas Farkol Assta
PENYUSUN :
NAMA
NPM
: SHINTA S.A
: 0661 11 008
4. Ilmu yang mempelajari kegiatan obat terhadap organisme hidup terutama cara dan
mekanisme kerjanya, reaksi fisiologi, serta efek terafi yang ditimbulkan.
a.Farmakologi
c. Farmakoterapi
e. Farmakokinetik
b.Farmakognosi
d. Farmakodinamik
5. Ilmu yang mempelajari penggunaan obat untuk mengobati penyakit atau gejalanya..
a.Farmakologi
c. Farmakoterapi
e. Farmakokinetik
b.Farmakognosi
d. Farmakodinamik
6. Transfer suatu obat dari tempat pemberian ke dalam aliran darah..
a.Transformasi
c. Absorpsi e. Metabolisme
b.Biotransformasi
d. Distribusi
7. Fraksi obat yang diberikan yang mencapai sirkulasi sistemik ..
a.Bioavailability
c. Biological equivalent
e. Biofarmacy
b.Biotransformasi
d. Bioassay
8. Ukuran waktu yang diperlukan oleh obat untuk melepaskan diri dari bentuk sediaannya
dan siap untuk proses absorpsi..
a.Bioavailability
c. Biological equivalent
e. Biofarmacy
b.Biotransformasi
d. Farmaceutical availability
9. Faktor fisik yang mempengaruhi proses absorpsi, kecuali ..
a.Aliran darah
c. Luas permukaan e. Tempat absorpsi
b.Derajat ionisasi
d. Waktu kontak
10. Obat berikut bekerja dengan cara mengubah sifat cairan tubuh, yaitu ..
a.Antasid
c. Sitostatika e. 5-FU
b.Vitamin
d. Antibiotika
11. Berdasarkan informasi yang diberikan di atas, obat apa yang menyebabkan nyeri
lambung? Apa yang anda sarankan untuk mengurangi nyeri lambung tersebut ?
12. Mengapa dokter meresepkan obat golongan antagonis reseptor H 2 ? sebutkan contoh
obat tersebut dan bagaimana mekanisme kerjanya?
13. Mengapa bisa timbul bengkak ? Apa kegunaan furosemida dan digoksin ?
14. Antifungi digunakan untuk infeksi yang disebabkan oleh jamur, jelaskan antifungi yang
digunakan untuk pengobatan infeksi sistemik dan topikal ?
15. Diuretik adalah obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan urin, jelaskan
penggolongan obat-obat diuretik !
16. Jelaskan penggolongan obat-obatan menurut Permenkes RI No. 949/Menkes/Per/VI/2000
beserta penandaannya.
Seorang pria gemuk umur 57 tahun dengan riwayat asma ringan dan hipertensi datang ke
klinik untuk suntikan vaksin flu dan pemeriksaan fisik tahunan. Dokter memperhatikan bahwa
pasien ini menggunakan hidroklortiazid 8 bulan sebelumnya untuk pengobatan tekanan darah.
Selama pemeriksaan pasien mengeluh kram dan lesu yang berkepanjangan selama bulan-bulan
terakhir. Data tes laboratorium yang dilakukan 8 sebelumnya berada dalam batas-batas normal.
Pemeriksaan fisik menunjukkan tekanan darah 150/95 mm Hg.
17 Apa yang menyebabkan pasien mengeluh keletihan dan kram otot? Mengapa bisa terjadi
kram otot ? Obat apa yang harus diberikan untuk mengurangi kram otot..?
18 Dokter menyadari bahwa pengobatan hipertensi tidak bekerja, obat antihipertensi
tambahan mana yang akan menguntungkan pasien : apakah ACE inhibitor, nitrogliserin,
beta bloker, klonidin atau hidralazin, mengapa ?
19 Jelaskan penggunaan obat yang rasional ? jelaskan obat-obatan yang sering tidak
digunakan secara rasional.
20 Jelaskan obat-obat hematinika dan hemostatika.
21 Jelaskan efek analgesic untuk farmakodinamik dari obat anti inflamasi non-steroid?
Jawab :
Obat mirip aspirin hanya efe3ktif terhadap nyeri dengan intensitas rendah sampai sedang
misalnya sakit kepala juga efektif terhadap nyeri yang berkaitan dengan inflamasi. Obat mirip
aspirin hanya mengubah persepsi modalitas sensorik nyari, tidak mempengaruhi sensorik lain.
Nyeri akibat terpotongnya saraf aferen, tidak teratasi dengan obat mirip aspirin. Sebaliknya nyeri
kronis pasca bedah dapat diatasi oleh obat mirip aspirin.
22 Jelaskan efek samping dan reaksi yang merugikan dari aspirin, serta cara untuk mengatasi
efek samping tersebut?
Jawab :
Karna obat bersifat asam sehingga lebih banyak terakumulasi dalam sel yang bersifat asam
seperti lambung, ginjal dan jaringan inflamasi. Efek sampingnya yaitu indukdi tukak(ulkus
sampai menyebabkan lubang) lambung atau tukak peptic yang kadang-kadang disertai anemia
sekunder akibat pendarahan saluran cerna. Mekansme terjadinya iritasi lambung :
o Iritasi yang bersifat lokal yang menimbulkan difusi kembali asam lambung ke mucosa dan
menyebabkan kerusakan jaringan
o Iritasi atau pendarahan lambung yang bersifat sistemik melalui hambatan biosintesis PGE-2
dan PGI-2. kedua PG ini banyak detemukan di mucosa lambung dengan fungsi menghambat
sekresi asam lambung dan merangsang sekresi mikus usus halus yang bersifat sitoprotektif.
Efek lain yaitu gangguan fungsi trombosit akibat penghambatan biosintesis tromboksan dengan
akibat perpanjangan waktu pendarahan.
23 Jelaskan farmakokinetik dari obat asetaminofen?
Jawab :
Asetaminofen diabsorpsi dengan baik dari gastrointestinal. Absorpsi rectal dapat tidak menentu
karna adanya meteri feses atau berkurangnya aliran darah di kolon. Lebih dari 85% asetaminofen
dimetabolisir menjadi metabolit oleh hati.
24 Apa kerugian atau efek samping dari penggunaan asetaminofen?
Jawab :
Asetaminofen dapat menjadi sangat toksik terhadap sel-sel hati, menimbulkan hepatotoksisitas
pada hati. Kematian dapat terjadi 1-4 hari karna timbulnya nekrosis hati.
25 Jelaskan kerja dari analgesik narkotik?
Jawab :
Analgesik narkotik bekerja terurama pada system saraf pusat sedangkan analgesic nonnarkotik
bekerja pada system saraf tepi pada tempat reseptor nyeri. Narkotik tidak hanya menekan
rangsang nyeri tetapi juga menekan pernapasan dan batuk pada medulla di batang otak. Salah
satu contoh dari narkonik adxalah morfin yang merupakan analgesic kuat yang dapat dengan
cepat menekan pernapasan. Kodein tidak sekuat morfin tetapi dapat meredakan nyeri yang
ringan sampai yang sedang dan menekan batuk
26 Jelaskan farmakodinamik dari meperidin?
Jawab :
Meperidin tidak boleh dipakai bersama-sama alcohol atau hipnotik sedative karma kombinasi
obat-obat ini dapat menyebabkan depresi SSP adiktif. Efek samping utama meperidin adalah
menurnkan tekanan darah sehingga tekanan darah harus dipantau selama klien memakai
meperidin terutama pada klien lansia.
27 Apa efek samping yang serius dari penggunaan analgesic narkotik?
Jawab :
Efek sampingnya yaitu depresi pernapasan 10 menit, hipotensi ortostatik (turunnya tekanan
darah dari posisi baring ke duduk), takikardia, mengantuk dan mental berkabut, konstipasi dan
retansi urine. Juga konstriksi pupil, toleransi dan ketergantungan psikologis serta fisik dapat
terjadi pada penggunaan jangka panjang.
28 Apa intervensi keperawatan yang penting diperhatikan pada klien yang menggunakan
aspirin?
Jawab :
Amati klien terhadap tanda-tanda dan gejala perdarahan seperti feses berwarna hitam,
petekie, ekimosis (memar yang besar), ketika klien memakai aspirin dosis tinggi.
Atas izin dokter, hentikan aspirin 3-7 hari sebelum pembedahan untuk mengurangi resiko
perdarahan.
Pantau keluaran urin. Narkotik dapat menyebabkan retensi unrin. Keluran urin harus
Periksa bising usus untuk mengetahui apakah terjadi penurunan bisng usus : suatu sebab
dari kontipasi.
29 Jelaskan metode nonfarmakologis yang dapat dilakukan perawat untuk mengurangi mual
dan muntah?
Jawab :
30 Metode nonfarmakologis yang dapat dilakukan perawat untuk mengurangi mual dan
muntah mencakup pemberian the yang encer, minuman berkarbon, gelatin dan pedialyte
(anak-anak) Sebutkan yang termasuk golongan obat antiemetik!
Jawab :
Antiemetik dengan resep diklasifikasikan ke dalam lima golongan :
Antihistamin
Antikolinergik
Fenotiazin
Lain-lain
31 Jelaskan secara ringkas fisiologis dari terjadinya muntah!
Jawab :
Muntah dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti infeksi bakteri, mabuk kendaraan, kehamilan,
syok. Jika hal tersebut merangsang pusat muntah chemoreseptor trigger zone (CTZ) yang
terletak dekat medulla maka neuron motorik memberikan respon dengan menyebabkan kontraksi
dari diafragma, otot abdomen anterior dan lambung. Glottis menutup, dinding abdomen bergerak
ke atas dan terjadilah muntah.
32 Sebutkan yang termasuk obat golongan fenotiazin!
Jawab :
Klopromazin (Thorazin)
Proklorperazin (Compazine)
Perfenazin (Trilafon)
Flufenazin (Prolizin)
Tietilperazin (Torecan)
Triflupromazin (Vesprin)
33 Sebutkan yang termasuk obat antidiare!
Jawab :
Opium
Difenoksilat (Lomotil)
Leperamid (Imodium)
34 Jelaskan farmakodinamik dari golongan obat difenoksilat sebagai antidiare!
Jawab :
Difenoksilat dengan atropin merupakan agonis opium dengan khasiat antikolinergik (atropin)
yang mengurangi motilitas gastrointestinal (peristaltik). Obat ini mempunyai mula kerja yang
sandang yaitu 45-60 menit, dan masa kerjanya 3-4 jam. Banyak efek samping yang timbul akibat
atropin antikolinergik. Klien dengan glaukoma harus memakai antidiare lain yang tidak
mempunyai efek antikolinergik. Jika obat ini dipakai bersama dengan alcohol, narkotik atau
hipnotik-sedatif, depresi SSP dapat terjadi.
Berguna untuk menghilangkan gejala dari refluks esofagitis, mencegah tukak stres yang dapat
terjadi sesudah pembedahan dan mencegah pneumonia aspirasi yang dapat terjadi akibat aspirasi
asam lambung.
Efek samping dari penghambat H-2 mencakup sakit kepala, pusing, sembelit, pruritus, ruam
kulit, gineomastia, penurunan libido dan impotensi.
Perbedaannya yaitu :
Ranitidin lebih kuat, memiliki lama kerja yang lebih panjang dan interaksi obat dan efek
samping lebih sedikit terjadi.
Simetidin memiliki waktu paruh dan lama kerja yang singkat menghambat sekitar 70% sekresi
asam untuk selang waktu 4 jam. Perlu fungs ginjal yang baik karna kira-kira 50-80% dari obat
ini dikeluarkan tanpa diubah menjadi urin.
38 Bagaimana kerja antasid yang dipakai untuk mengobati dan mengendalikan tukak peptik?
Jawab :
Antasid mempercepat penyembuhan tukak dengan menetralisasikan asam hidroklorida dan
mengurangi aktifitas pepsin.
39 Apakah efek samping utama antasid yaqng mengandung garam aluminium dan garam
magnesium?
Jawab :
Antasid yang mengandung garam magnesium merupakan kontraindikasi untuk klien yang
mengalami gangguan faal ginjal karna adanya resiko hipermagnesium. Pda klien yang memiliki
gangguan fungsi ginjal, menelan garam aluminium dapat menyebabkan ensefalopati karna
penimbunan aluminium pada otak.
40 Jelaskan aktivitas bakteri berdasarkan sifat toksisitas selektif!
Jawab :
Berdasarkan sifat toksisitas selektif, ada mikroba yang bersifat menghambat pertumbuhan
mikroba, dikenal sebagai aktifitas bakteriostatik. Dan ada yang bersifat membunuh mikroba
dikenal sebagai aktifitas bakterisid. Antimikroba tertentu aktifitasnya dapat eningkat dari
bakteriostatik menjadi bakterisid bila kadar antimikrobanya ditingkatkan melebihi kadar bunuh
minimal.