Anda di halaman 1dari 84

1

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah


Cita-cita dan tujuan pendidikan nasional seperti yang tercantum dalam

pembukaan undang-undang Dasar 1945 adalah melindungi segenap bangsa


Indonesia, dan seluruh tumpah darah rakyat Indonesia, mewujudkan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kesejahteraan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Pendidikan jika dipandang sebagai suatu proses, maka proses tersebut akan
bermuara pada tercapainya tujuan akhir pendidikan yang dinilai dan diyakini sebagai
sesuatu yang paling ideal. Bagi bangsa Indonesia, tujuan yang ideal itu dicapai
melalui sebuah proses dan sistem pendidikan nasional sebagai mana yang tercantum
dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003 Bab II
pasal 3 yang berbunyi: Pendidikan Nasional

bertujuan untuk berkembangnya

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1
Untuk mewujudkan tujuan yang mulia tersebut, tentunya melalui proses
yang sistematis serta terarah, salah satunya adalah melalui proses pendidikan secara
berkelanjutan, terintegrasi dan holistik. Pendidikan yang dimaksud bukan hanya pada
tataran formal, tetapi informal dan nonformal. Dalam hal ini pemerintah bertanggung
jawab melakukan pembinaan-pembinaan baik sarana maupun prasarananya. Tugas

1
1

Undang-Unang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 dan Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun
2008 tentang Guru dan Dosen, Bandung, Citra Umbara, 2009, hal.64

selanjutnya diemban oleh suatu lembaga atau organisasi sebagai perpanjangan


pemerintah.
Lembaga pendidikan sebagai organisasi, di dalamnya terdapat sekumpulan
orang-orang, prosedur, alat-alat, kurikulum dan komponen-komponen lainnya.
Seluruh kumpulan di atas merupakan satu kesatuan yang terpadu, saling terkait dan
saling berhubungan antara satu dengan lainnya dalam pencapaian tujuan pendidikan.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan terdiri dari beberapa komponen yang saling
berkaitan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya.

Komponen-

komponen yang dimiliki antara lain masukan utama (perserta didik), masukan
instrumen (guru, tenaga administrasi, kurikulum, metode, sarana dan prasarana,
manajemen, serta dana), proses belajar mengajar dan output.
Dari komponen-komponen pendidikan tersebut di atas, salah satunya adalah
peserta didik, yang diharapkan dapat diarahkan menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa serta berakhlak mulia, sesuai dengan tujuan pendidikan nasiona. Namun
pada kenyataannya pada saat ini, pendidikan yang diharapkan dapat mengembangkan
potensi peserta didik menjadi manusia manusia yang beriman dan bertaqwa serta
berakhlak mulia tersebut belum dapat terwujud, hal ini dapat kita lihat dan saksikan
berita-berita di media massa tentang tauran antar pelajar, tindak kekerasan, amoral
narkoba dan lain sebagainya yang dilakukan oleh para pelajar.
Selain itu, menurut Kamrani Buseri, Dikalangan remaja saat ini
berkembang sikap ambigous. Remaja di satu sisi taat menjalankan perintah agama,
terutama yang bersifat ritual dan serimonial seperti salat, pengajian dan ikut ambil
bagian dalam peringatan hari-hari besar Islam, tetapi di sisi lain mereka juga
mengerjakan hal-hal yang di luar agama seperti pacaran dan pergaulan bebas.
Fenomena serupa itu menunjukkan bahwa sebagian generasi muda belum mampu

menyusun hirarki nilai dalam suatu sistem yang dianut, sekaligus menunjukkan
kegagalan pendidikan keagamaan itu sendiri.2
Untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas, maka guru pendidikan
agama Islam dapat melakukan pembinaan-pembinaan terhadap siswa tentang ajaran
Islam secara kholistik. Untuk dapat memahami ajaran Islam dengan baik dan benar,
maka harus merujuk pada kitab suci Al-Quran, sebab Al-Quran adalah sumber
utama dan pertama dari ajaran Islam. Untuk dapat memahami ajaran Islam yang
termuat di dalam Al-Quran, seseorang harus dapat membaca Al-Quran dengan baik
dan benar.
Hal ini sejalan dengan firman Allah Swt. dalam Al-Quran surah al-Alaq ayat
1-5 yang berbunyi sebagai berikut:




Dari ayat tersebut di atas, dapat dipahami bahwa Allah mengajar manusia
dengan perantara tulis baca (Al-Quran). Demikian juga seorang guru pendidikan
agama Islam, jika menghendaki siswanya memiliki ilmu agama Islam yang sempurna
dan mampu mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari, maka guru PAI harus
melakukan pembinaan-pembinaan baca tulis Al-Quran sejak siswa memasuki
sekolah dasar. Siswa yang mampu membaca dan menulis Al-Quran dengan baik dan
benar, mereka dengan mudah mengerti dan memahami isi kandungan Al-Quran
tersebut. Orang yang benar-benar memahami isi kandungan Al-Quran tidak akan
melakukan tindakan yang bertentangan dengan hukum agama Islam.

hal. 70.

Kamrani Buseri, Reinventing Pendidikan Islam, (Yogyakarta, Printing Cemerlang, 2010),

Kenyataan di lapangan

yang didapati di kota Buntok Kabupaten Barito

Selatan yang mayoritas ummat Islam masih banyak siswa yang tidak dapat membaca
Al-Quran, tidak melaksanakan shalat, puasa, mudah terpropokasi untuk melakukan
hal-hal yang tidak sepantasnya dilakukan oleh seorang muslim seperti minum
minuman keras, narkoba, berpakaian yang tidak melambangkan seorang muslim, dan
pergaulan bebas.
Dari latar belakang masalah tersebut di atas, maka untuk mengetahui
bagaimana upaya guru PAI dalam pembinaan baca tulis Al-Quran pada siswa SDN
9 Buntok maka penulis tertarik untuk melakukan sebuah penelitian skripsi dengan
judul: Upaya Guru PAI dalam Pembinaan Baca Tulis Al-Quran pada Siswa
SDN 9 Buntok Kabupaten Barito Selatan
B. Penegasan Judul
Agar tidak terjadi interprestasi yang berbeda-beda terhadap judul skripsi
ini, maka dikemukakan penegasan judul, sebagai berikut:
1. Upaya, yang dimaksud adalah usaha yang dilakukan oleh PAI dalam pembinaan
baca tulis Al-Quran pada siswa.
2. Pembinaan adalah suatu usaha yang dilakukan guru PAI untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam proses belajar membaca dan menulis Al-Quran, agar
tercapai tujuan pendidikan, khususnya pendidikan agama Islam.
3. Guru PAI adalah guru yang memiliki ilmu pengetahuan atau keahlian khusus
dalam bidang pendidikan agama Islam, yang meliputi: Al-Quran Hadis, Akidah
Akhlak, Fiqih dan SKI, untuk membimbing dan mengarahkan peserta didik
mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.
4. Baca Tulis Al-Quran adalah suatu proses pembelajaran Al-Quran baik membaca
maupun menulis ayat-ayat Alquran, dengan tujuan siswa mampu membaca dan

menulis Al-Quran dengan baik dan benar, dapat memahami isi kandungan AlQuran untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari,
Maksud judul di atas, adalah suatu proses pembelajaran Al-Quran baik
membaca maupun menulis ayat-ayat Al-Quran, yang dilakukan oleh guru PAI
dengan tujuan siswa mampu membaca dan menulis Al-Quran dengan baik dan
benar, sehingga dapat memahami isi kandungan Al-Quran untuk diamalkan
dalam kehidupan sehari-hari.
C. Perumusan masalah
Rumusan

masalah

dalam

penelitian ini dirumuskan dalam bentuk

pertanyaan sebagai berikut:


1. Bagaimana upaya guru PAI dalam pembinaan baca tulis Al-Quran pada siswa
SDN 9 Buntok Kabupaten Barito Selatan ?
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi upaya guru PAI dalam pembinaan
baca tulis Al-Quran pada siswa SDN 9 Buntok Kabupaten Barito Selatan.

D. Alasan Memilih Judul.


Ada beberapa alasan yang melatarbelakangi penulis sehingga memilih judul
tersebut di atas, antara lain:
1. Upaya guru PAI dalam pembianaan baca tulis Al-Quran pada siswa sangat
menentukan keberhasilan pendidikan agama Islam.
2. Upaya guru PAI dalam pembianaan baca tulis Al-Quran pada siswa dalam
mencapai hasil yang maksimal, masih memerlukan penyempurnaan.

3. Upaya guru PAI dalam pembianaan baca tulis Al-Quran pada siswa ditentukan
oleh faktor-faktor pendukung yang ada di sekolah, juga yang sangat penting dan
dominan ditentukan oleh bagaimana upaya guru PAI dalam melakukan
pembinaan.
4. Sepengetahuan penulis masalah ini belum pernah diangkat dan di adakan
penelitian, khususnya pada SDN 9 Buntok Kabupaten Barito Selatan.
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Upaya guru PAI dalam pembianaan baca tulis Al-Quran pada siswa pada SDN 9
Buntok Kabupaten Barito Selatan.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Upaya guru PAI dalam pembianaan baca tulis
Al-Quran pada siswa SDN 9 Buntok Kabupaten Barito Selatan.

F. Manfaat Penelitian
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan dan manfaat,
baik secara teoritis maupun praktis.
1. Secara Teoritis
a. Memberikan sumbangsih terhadap perkembangan ilmu pendidikan, terutama
dalan bidang Pendidikan Agama Islam.
b. Sebagai bahan masukan atau informasi awal bagi kepala sekolah dalam rangka
meningkatkan pembelajaran PAI.

c. Sebagai bahan bacaan dalam rangka memperkaya hazanah ilmu pengetahuan


tentang peran kepala sekolah dalam meningkatkan pembelajaran PAI di
sekolah Dasar.
2. Secara Praktis
a. Bagi guru hasil penelitian ini dapat dijadikan reverensi dan juga sebagai
pedoman untuk meningkatkan pembelajaran pendidikan agama Islam.
b. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk
mengadakan penelitian yang sejenis.
c. Bagi kepala sekolah, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk
merumuskan berbagai kebijakan yang terkait dengan kegiatan usaha untuk
meningkatkan pembelajaran pendidikan agama Islam.
d. Bagi Pemerintah daerah, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai reverensi
dalam mengambil kebijakan penempatan dan pengangkatan kepala sekolah
serta dalam rangka

membantu memenuhi ketersdiaan sarana pendukung

pembelajaran PAI Di sekolah.


e. Bagi STAI Al Maarif dapat dijadikan sebagai reverensi dalam mengambil
kebijakan pengembangan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan metode
baca tulis Al Quran.
G. Sistematika penulisan
Untuk mempermudah dan lebih terarah pembahasan dalam Skripsi ini, maka
penulis membuat sistematika penulisan sebagai berikut:
Bab I. Pendahuluan, yang meliputi latar belakang masalah dan penegasan
judul, perumusan masalah, , tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika
penulisan.

Bab II. Tinjauan teoritis tentang upaya guru PAI dalam pembianaan baca
tulis Al-Quran, KeutamaanBelajar Al-Quran, Etika Membaca Al-Quran dan para
penghafalnya, Metode baca-tulis Al-Quran, Faktor-faktor yang mempengaruhi bacatulis Al-Quran.
Bab III. Metode penelitian, yang terdiri dari: subyek dan obyek penelitian,
dan sumber data, tehnik pengumpulan data, tehnik pengolahan data dan analisis data
prosedur penelitian.
Bab IV. Laporan hasil penelitian, yang memuat pembahasan mengenai
gambaran umum lokasi penelitian, penyajian data analisis data.
Bab V. Penutup, yakni berisi simpulan dan saran-saran yang dilengkapi
dengan daftar pustaka serta lampiran-lampiran.

BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Upaya Guru PAI Dalam Pembinaaan Baca-Tulis Alquran
1. Pengertian Upaya
Dalam kamus besar bahasa Indinesia, Upaya mengandung beberapa
pengertian seperti: upaya usaha; akal; ikhtiar (untuk mencapai suatu maksud,
memecahkan persoalan, mencari jalan keluar, dsb); daya upaya. 3 Dengan demikian,
upaya adalah suatu usaha yang dilakukan oleh guru Pendidikan agama Islam dalam
membimbing dan mengarahkan siswa, agar mampu membaca dan menulis Alquran

3
Pusat Bahasa Depertemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta,
Balai Pustaka,20080), hal. 1595

dengan baik dan benar sehingga mampu memahami isi kandungan Alquran serta
mampu mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Guru Pendidikan Agama Islam (PAI)
Guru Pendidikan Agama Islam adalah guru yang memiliki ilmu
pengetahuan atau keahlian khusus dalam bidang pendidikan agama Islam, yang
meliputi: Al-Quran Hadis, Akidah, Akhlak, Fiqih dan SKI, untuk membimbing
dan mengarahkan peserta didik mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Guru PAI, ditugaskan oleh atasannya di sekolah umum baik di SD, SMP,
maupun di SMA untuk mengajarkan mata pelajaran pendidikan agama Islam,
sehingga tujuan pendidikan Nasional yang termuat dalan Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003 Bab II pasal 3 yang berbunyi:
Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab,4 dapat tercapai. Guru PAI salah satu yang
9
mempunyai peranan yang sangat besar dalam mewujudkan tujuan pendidikan
nasional tersebut, tanpa andil guru PAI sulit untuk mewujuankan manusia yang
beriman dan bertqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia.
3. Pengertian Pembinaan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, disebutkan sebagai berikut:
Pembinaan adalah suatu proses, peraturan, cara membina dan sebagainya, atau
usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna dan untuk
memperoleh hasil yang lebih baik.5
4
5

hal.243,

Undang-Unang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005, op. Cit, hal.64

.Muhammad Ali, Kamus Bahasa Indonesia Moderen,(Jakarta: Rineka Cipta, 1995),

10

Menurut A. Mangunharjana, Pembinaan adalah suatu proses belajar yang


melepaskan hal-hal yang sudah dimiliki dan mempelajari hal-hal baru yang
belum dimiliki, dengan tujuan membantu orang menjalaninya, untuk
membentuk dan mengembangkan pengetahuan dan kecakapan baru untuk
mencapai tujuan hidup dan kerja yang sedang dijalani secara efektif.6
Dari beberapa pengertian di atas maka dapat dipahami yang dimaksud
dengan pembinaan adalah bimbingan, usaha dan arahan yang dilaksanakan secara
sadar dan melibatkan berbagai aspek kehidupan yang berupaya untuk mendapatkan
dan mengembangkan pengetahuan serta kecakapan yang lebih berdaya guna dan
berhasil dalam rangka pembentukan kea rah yang lebih baik.

4. Pengertian Baca-Tulis Al-Quran


a. Pengertian Baca
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, baca, membaca v 1 melihat serta
memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati):
jangandiganggu, ia sedang ~ Quran; 2 mengeja atau melafalkan apa yg tertulis; 3
mengucapkan:~ ayat Quran; 4 meramalkan; mengetahui: ia dapat ~ suratan
tangan; 5 menduga; memperhitungkan; memahami: seorang pemain yang baik
harus pandai ~ permainan lawan.7
Dari pengertian tersebut di atas, dapat kita pahami bahwa baca atau
membaca adalah memahami isi dari apa yang tertulis baik dengan mengucapkan
dengan lisan maupun di dalam hati untuk dimengerti dan diamalkan, hubungannya
dengan Quran berarti membaca Quran adalah melihat dan memahai apa yang
tertulis dalam Quran dengan melafalkan baik dengan menyuarakan secara lisan
6
7

.A.Mangunharjana, Pembinaan Arti dan Metodenya, (Yogyakarta: Kanisius,1986),h.145


Pusat Bahasa Depertemen Pendidikan Nasional, op. Cit, hal. 113

11

maupun hanya di dalam hati, untuk memahami isi kandungan aayat-ayat Alquran
tersebut.
b. Pengertian Tulis
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Tulis v, bertulis v ada huruf
(angka dsb) yg dibuat (digurat dsb) dng pena (pensil, cat, dsb); menulis v 1
membuat huruf (angka dsb) dng pena (pensil, kapur, dsb): anak-anak sedang
belajar ~; 2 melahirkan pikiran atau perasaan (spt mengarang, membuat surat) dng
tulisan: ~ roman (cerita), mengarang cerita; 3 menggambar; melukis: ~ gambar
pemandangan; 4 membatik (kain).8
Dari pengertian tersebut di atas, dapat kita pahami tulis atau menulis adalah
membuat huruf atau angka yang digurat dengan pena, pensil, kapur, kuas, tinta, cat
dan sebagainya untuk menuangkan pikiran atau perasaan menjadi sebuah karya.
Kalau dihubungkan dengan tulis-menulis Alquran berarti membuat huruf dan
angka Arab yang ada termuat di dalam Alquran.
c. Pengertian Al-Quran
Secara etomologi (bahasa) kata Quran berasal dari kata , , ,:
yang berarti sesuatu yang dibaca ().9 Sedangkan menurut terminologi (istilah)
Quran adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad dengan
perantaraan malaikat Jibril, yang dimulai dengan surah Al-Fatihah dan diakhiri
dengan surah An-Naas, ditulis dalam mushaf-mushaf, disampaikan secara
mutawatir dan membacanya bernilai ibadah.10
Dari pengertian Quran baik secara bahasa maupun istilah tersebut dapat
dipahami bahwa Quran adalah kitab yang harus selalu dibaca oleh umat Islam,
8

Ibed, hal.1558
H. Abd Majid Khon, Peraktik Qiraat, (Jakarta: Amzah, 2008), hal. 1.
10
Muhammad Ali Ash Shabuni, At Tibyaan Fii Ulumil Quran, Terj H. Aminuddin, dengan
judul Studi Ilmu Al-Quran. (Bandung: Pustaka Setia, 1991), hal. 15
9

12

sebab Quran merupakan dasar dari segala hukum Islam yang mengatur segala
ketentuan yang berkaitan dengan seluruh asfek kehidupan umat manusia dimuka
bumi ini, baik yang berkaitan dengan hubungannya dengan Allah Swt,
hubungannya dengan sesama manusia, hubungannya dengan lingkungan
sekitarnya maupun hungnannya dengan dirinya sendiri. Selain dari posisinya
sebagai tuntunan kehidupan yang lebih hebat dari semua bahan bacaan yang ada di
dunia ini adalah membacanya mendapatkan nilai ibadah, sebagaimana telah
ditegaskan oleh Rasulullah Saw dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh
Imam Turmizi:


,

) (

11

Dari penjelasan pengertian-pengertian di atas, kalau dihubungkan dengan


baca-tulis Alquran,dapat diambil suatu simpulan bahwa baca tulis Al-Quran adalah
suatu proses pembelajaran Al-Quran baik membaca maupun menulis ayat-ayat
Alquran, dengan tujuan siswa mampu membaca dan menulis Alquran dengan baik
dan benar, dapat memahami isi kandungan Alquran untuk diamalkan dalam
kehidupan sehari-hari, agar mereka tidak tersesat.
Rasulullah Saw. sendiri adalah seorang yang buta huruf, yang belum bisa
membaca Alquran, baru setelah di ajari oleh Jebril baru

Nabi Saw. pandai

membaca dan menulis. Hal ini dijelaskan oleh Allah dalam Al-Quran surah alJumuah ayat; 2 sebagai berikut:



11

At-Turmizi, Sunan Turmuzi, ( Maktabah Syamilah), vol 10, h. 153.

13

B. Keutamaan Belajar Al-Quran


Sungguh banyak ayat-ayat Al-Quran dan Hadis Nabi Saw. yang
menunjukkan keutamaan atau kelebihan Al-Quran dan keagungannya. Di antaranya
ada yang berhubungan dengan keutamaan mempelajari dan mengajarkannya, ada
yang berhubungan dengan keutamaan-keutamaan membaca-dan memperhatikannya,
dan ada pula yang berhubungan keutamaan tentang menghafal dan pemantapanya.
Selain itu, ayat Al-Quran sendiri banyak yang menyerukan kepada orang-orang
mukmin untuk menghayati dan menerapkan hokum-hukumnya, disamping seruan
untuk mendengarkan

bacaannya dengan penuh perhatian ketika dibacakan ayat

Alquran.12
1. Keutamaan membaca Al-Quran
a. Mendapat anugerah Allah
Orang yang selalu membaca Al-Quran akan diberi anugerah oleh Allah
berupa pahala yang diumpamakan sebagai perniagaan yang tidak pernah rugi,
sebagaimana firman Allah dalam surah Fathir ayat 29 sebagai berikut:



b. Mendapat Rahmad Allah

12

Muhammad Ali Ash-Shaabuuniy, op. cit, hal.16

14

Orang

selalu

membaca

dan

mendengarkan

memperhatikan bacaan Al-Quran dengan baik,

serta

maka Allah akan

memberikan rahmad-Nya. Hal ini dijelaskan Allah dalam Al-Quran surah AlAraf ayat; 204 sebagai berikut:



Ayat tersebur di atas, menjelaskan kepada kita bahwa jika
dibacakan

Al

Quran

kita

diwajibkan

mendengar

dan

memperhatikan sambil berdiam diri, baik dalam sembahyang


maupun di luar sembahyang, terkecuali dalam shalat berjamaah
ma'mum boleh membaca Al Faatihah sendiri waktu imam
membaca ayat-ayat Al Quran.
c. Mendapatkan pertolongan di hari kiamat
Orang yang selalu membaca Al-Quran, pada hari kiamat
nanti Al-Quran akan datang sebagai penolong, Hal ini dijelaskan
oleh Rasulullah Saw. dalam hadis yang diriwayatkan oleh Turmuzi
sebagai berikut:

[ ]
13

d. Bagi orang yang belajar dan mengajarkan Al-Quran


Orang yang terbaik adalah orang yang mempelajari dan
mengajarkan Al-Quran. Hal ini dijelaskan oleh Rasulullah Saw.
dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhri sebagai berikut:

13

Muhammad Ali Ash shaabuuniy, op.cit hal.19

15


[]

14

Dalam hadis lain juga dijelaskan bahwa

Alquran itu adalah hidangan Allah, maka pelajarilah hidangan


Allah tersebut sesuai kemampuan. Hal ini merupakan anjuran
untuk mempelajari Al-Quran sebagaimana dijelaskan oleh Nabi
Saw. dalam hadisnya sebagaiberikut:


[ ]

15

C.Etika Membaca Al-Quran dan Para Penghafalnya


Adab membaca Alquran, banyak para ulama yang membahas
tentang adab membaca Alquran, diantaranya An-Nawawi dalam
kitabnya

At-Tabyan,

Syarah

Al-Muhadzdzab

dan

AlAdzkar.

Kemudian diperjelas secara panjang lebar oleh Al-Imam jalal Ad-din


As-Syuyuthi dalam kitabnya Al-Itqan fi Ulum Al-Quran.16
Syeikh Muhammad bin Muhammad Abu Syuhbah mengutif dan memberikan
komenter pendapatnya As-Syuyuthi tentang adab membaca Al-Qur'an
sebagai berikut:
1.

Membaca

Alquran

merupakan

cara

paling

utama

untuk

mendekatkan diri kepada Allah SWT. Paling besar berkahnya, dan


manfaatnya,
membacanya

sebab

Al-Quran

adalah

Al-Karim

ibadah

dan

adalah

kitab

dianjurkan

yang
untuk

memperbanyak bacaannya, karena dapat melembutkan hati,


14

Ibid, hal.17.
Ibid, hal.19
16
Syeikh Muhammad bin Muhammad Abu Syuhbah, Etika Membaca Dan Mempelajari AlQuran Al-Karim (Bandung Pustaka Setia, 2003) hal.79
15

16

melapangkan dada, menghilangkan keraguan, dan menyingkap


hal-hal yang remang-remang. Sabda Rasulullah Saw.

]
[

17

2. Melupkan Al-Quran;
Orang yang belajar Al-Quran kemudian
ayat, dikatakan

melupakan ayat-

tergolong sebagai dosa besar, hal ini dijelaskan

oleh Imam Nawawi dalam kitabnya Raudhah. Sesuai dengan hadis


Nabi yang diriwayatkan oleh Abu Daud sebagai berikut:

]
[

18

Dalam hadis lain juga dijelaskan, barang siapa

membaca Al-Quran kemudian melupakannya, dia akan dating pada


hari kiamat nanti dengan tangan bunting, hal ini dijelaskan dalam
hadis yang diriwayatkan oleh Abu Daud sebagai berikut:


[] 19
3. Dianjurkan berwudhu sebelum membaca Al-Quran

17
18
19

Ibid, hal.79-80
Ibid, hal. 86
Ibid, hal.87

17

Dianjurkan berwudhu sebelummembaca Al-Quran, karena


bacaan Al-Auran merupakan zikir yang paling utama. Rasulullah
Saw. tidak menyukai orang yang berzikir kepada Allah, kecuali
dalamkeadaan suci, sebagaimana yang dijelaskan dalam hadis.
Syeikh

Muhammad

bin

Muhammad

Abu

Syuuhbah

menjelaskan pendapat Imam Harmain, yang mengatakan bahwa


tidaklah makruh bagi orang yang berhadas untuk membaca AlQuran sebab ada riwayat sahih yang menyatakan Nabi Muhammad
Saw. dalam keadaan hadas.20

Dalam Syarah Al-Muhadzdzah, dijelaskan apabila seseorang


sedang membaca Al-Quran, kemudian mengeluarkan angin yang
berbau, berhentilah membaca Al-Quran sampai angina tersebut
sempurna keluar.
Adapun orang yang junub, haid, dan nifas diharamkan
membaca Al-Quran. Meskipun demikian, mereka boleh sekedar
melihatnya atau melintashannya dalam hati,

sedangkan orang

yang bernajis mulutnya, makruh membaca Al-Quran. Pendapat lain


mengatakan,orang

tersebut

diharamkan

membacanya,

sebagaimana haramnya tangan yang bernajis menyentuh AlQuran.

Sementara

itu

orang

yang

junub,

haid,

dan

nifas,

diharamkan menyentuh Al-Quran tanpa penghalang. Adapun


membawanya dalam tas atau saku tanpa menyentuhnya, menurut
20

Ibid, hal. 87

18

jumhur ulama, baik salaf

maupun khalap, dibolehkan. Diantara

hadis sahih yang tidak membolehkan menyentuh Al-Quran dalam


keadaan tidak suci adalah hadis yang diriwayatkan oleh Daruquthni
dari Nabi Muhammad Saw.

]
[ 21
4. Disunatkan membaca Al-Quran di tempat yang bersih
Sunat membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan tempat yang paling
utama adalah masjid. Sebagian orang tidak menyukai membaca Al-Quran di tempat
buang air dan di jalan. Syeikh Muhammad bin Muhammad Abu
Syuuhbah mengtif pendapat An-Nawawi yang mengatakan, madzhab kami
tidak memakruhkan membaca Al-Quran di dua tempat tersebut, tetapi menurutnya
Asy-Syabi

memakruhkannya

di

tempat

buang

air,

sedangkan

Syeikh

Muhammad bin Muhammad Abu Syuuhbah sendiri mengharamkan


membaca Al-Quran di tempat buang air.22
5. Dianjurkan bagi pembaca Al-Quran untuk duduk menghadap kiblat
Dianjurkan bagi pembaca Al-Quran untuk duduk menghadap kiblat, khusuk,
tenang, dan merunduk,sebagaimana orang yang khusuk menghadap Tuhannya. Selain
itu dianjurkan pula bersiwak sebagai penghormatan terhadap Al-Quran dan
pensucian terhadap mulutnya, sebab, mulut merupakan sarana atau alat pengucap dan
tempat keluarnya bacaan Al-Quran. Sesuai dengan hadis Nabi Saw. sebagi berikut:

[ ] 23
6. Disunatkan bertaawwudz sebelum membaca Al-Quran
21

Ibid, hal.88
Ibid, hal. 89
23
Ibid, hal. 90
22

19

Anjuran bertaawwudz (mohon perlindungan) sebelum membaca Al-Quran


dijelaskan oleh Allah dalam Al-Quran surah An-Nahl ayat 98 sebagai berikut:

Dari beberapa penjelasan tentang adab dalam membaca AlQuran

tersebut

kesempurnaan

di

amaliah

atas,
kita

dapat

dipahami

bahwa

dalam

membaca

Alquran

mengetahui adab dalam membaca Al-Quran,

untuk
perlu

sehingga kita

hikmah dari membaca Al-Quran tersebut.

D. Metode Baca-Tulis Al-Quran


Metoda Baca Tulis Al-Quran yang berkembang di Indonesia telah banyak
antara lain: Hijaiyah, Bagdadiyah, Hijaiyah yang dimodifikasi, Iqra, Al Bargi, Al
Banjari, Qiraati, Tombak Alam, Al Jabari dan metoda Bentuk. Uji Coba Metoda
pengajaran Al-Quran yang dimonitor langsung oleh Ditjen Binbaga Islam dan
Balitbang Depertemen Kementerian Agama di Yogyakarta.
Dalam hal ini, kami mempergunakan metode IQRA untuk memudahkan
dalam belajar baca-tulis Al-Quran. Buku iqra terdiri dari 6 jilid, disusun secara
praktis dan sistematis, sehingga memudahkan bagi setiap orang yang belajar dan
mengajarikan membaca Al-Quran secara singkat.
Langkah-langkah (Petunjuk Mengajar) Iqra Jilid I
1. Sistem

20

a. CBSA (Cara Belajar Santri Aktif), guru sebagai penyimak saja, jangan
sampai menuntun, kecuali hanya memberikan contoh pokok pelajaran.
b. Privat, penyimakan secara seorang demi seorang.
Bilaklasikal,

santri

dikelompokkan

berdasarkan

kesamaan

kemampuan/jilid. Guru menerangkan pokok-pokok pelajaran secara


klasikal dengan menggunakan peraga, dan secara acak santri dimohon
membacabahan latihan
c. Asisten. Santri yang lebih tinggi jilidnya dapat membantu menyimak
santri lain.
2. Mengenai judul-judul, guru langsung memberi contoh bacaannya, jadi tidak
perlu banyak komenter.
3. Sekali huruf dibaca betul, tidakboleh/jangan diulangilagi.
4. Bila santrikeliru panjang-panjang dalam membaca huruf, makaguruharus
dengan

tegas

memperingatkan

(sebab

dengan

pendek-pendek)

dan

membacanya agar diputus-putus, bilaperlu ditekan.


5. Bila santrikeliru membaca huruf,cukup betulkan huruf-huruf yang keliru saja,
dengan cara:

Isyarat, umpamanya dengan kata-kata eee...awas...stop...dsb.

Bila dengan isyarat masih keliru, berilah titik ingatan, umpamanya santri
lupa baca huruf ( ) ustadz cukup mengingatkan titiknnya yaitu bila tidak
ada titiknya dibaca RO ( ) bila masih tetap lupa barulah ditunjukkan
bacaan yang sebenarnya.

6. Pelajaran jilid I ini berisi pengenalan huruf berfathah, maka sebelum dikuasai
benar jangan naik ke jilidberikutnya, sedangkan bila kemampuannya
maksimal tetapi belum fasih, maka sementara boleh:

21

Lebih diarahkan ke bunyi SIA daripada keliru


Lebih diarahkan ke bunyi DHO (kendor) daripada keliru

Lebih diarahkan ke bunyi ( ) dibaca dengan bibir agak maju

Lebih diarahkan ke bunyi KO daripada keliru

7. Bagi santri yang betul-betul menguasai dan sekiranya mampu berpacu


menyelesaikan belajarnya, maka bacaannya boleh diloncat-loncatkan, tidak
harus utuh sehalaman.
8. Untuk EBTA, sebaiknya ditentukan guru pengujinya24
Contoh Materi: Bacaan langsung A-Ba dan seterusnya; seeperti:

25

Langkah-langkah (Petunjuk Mengajar) Iqra Jilid 2


1. Petunjuk mengajar jilid 1 nomor 1,2,3,4,5,6,7,dan 8 masih berlaku untuk jilid 2 ini
2. Bila pada pelajaran yang lalu ada her padahuruf-huruf tertentu, maka pada
pelajaran jilid 2 ini, bisa sambilmenyempurnakan bacaan huruf yang her
tersebut.
3. Mengenai judul-judul huruf yang dirangkai,guru tidak perlu merangkaikan.
Umpamanya:ini Ba di muka, ini Ba di tengah, dan ini Ba di akhir. Sebab
biasanya santri faham bisa membacanya.jadi guru hanyamenyimak saja.
4. Mulai halaman 16 bacaan mad/panjang,sementara panjangnya boleh lebih 2
harokat, yang penting harus jelas beda mana yang pendek dan mana yang
panjang.

24

KH. Asad, Iqro Cara Cepat Relajar Membaca Al-Quran,(Yogyakarta, Balai Litbang
LPTQ Nasional,2000), hal.iv
25
Ibid, hal. 1

22

5. Membacanya tetap dengan putus-putus saja yaitu walaupun hurufnya


bersambung.
6. Mulai halaman 16, bila dengan bacaan putus-putus santri cenderung keliru baca
panjang, yang semestinya satu harokat, makamembacanya agar dirangkai saja
dengan huruf berikutnya. Bila santri keliru baca panjang (yang mestinya pendek)
guru cukup menegur mengapa di baca panjang ? Dan bila santri keliru baca
pendek (yang seharusnya dibaca panjang) guru cukup menegur pula mengapa
dibaca pendek ? 26
Contoh Materi Iqra Jilid 2

Bila perlu boleh dikenalkan huruf alif


Bacalah panjang

aa......baa

baa

= aa----=

Bacaan Harus Jelas Beda


Mana Panjang Mana Pendek

27

Langkah-langkah (Petunjuk Mengajar) Iqra Jilid 3


1. Petunjuk mengajar jilid 1 nomor 1,2,3,4,5,6,7, 8 dan jilid 2 nomor 4 masih
berlaku untuk jilid 3 ini

26
27

Ibid, hal.ii
Ibid, hal.1-16

23

2. Bila santri sering memanjangkan bacaan (yang semestinya pendek) karena


sambil mengingat-ingat huruf di depannya, maka tegurlah dengan membaca
putus-putus saja ? dan kalau perlu huruf di depannya ditutup dulu agar tidak
terpikir.
3. Guru tidak boleh memberi contoh satu kalimat yang menimbulkan anak ingin
meniru irama maupun ingin meniru lancarnya siguru. Bila hal ini terjadi
santri akan terbebani berpikir

membaca kalimat-kalimat yang panjang,

sehingga membacanya banyak kesalahan (panjang, pendek, mengulang-ulang


dsb), sedangkan pedoman santri hanya diajak berpikir per huruf atau dua/tiga
huruf (bila menemui bacaan mad/idgham, dsb).
4. Bila santri mengulang-ulang bacaan (karena sambil berpikir bacaan di
depannya) Umpamanya......... dibaca berulang-ulang, maka tegurlah
dengan

ada berapa ? sebab pedomannya sekali dibaca betul tidakboleh

diulang lagi.28
Contoh materi Iqrq jilid 3
Bi =

i = ----

SEMUA DIBACA PENDEK


TIDAK BOLEH DIPANJANG-PANJANGKAN

Ingat jangan keliru


Mana Bacaan Mad (yang panjang)
Dan mana yang bukan MAD (yang pendek)


Bii =
28

Ibid, hal. 2

---

24

Guru boleh mengenalkan nama Ya sukun atau Ya mati


D.

29

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Baca Tulis Al-Quran

1. Latar belakang pendidikan dan pengalaman guru


Latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar adalah dua aspek yang
mempengaruhi kemampuan seorang guru di bidang pendidikan dan pengajaran. Guru
pemula dengan latar belakang pendidikan keguruan lebih mudah menyesuaikan diri
dengan lingkungan sekolah, karena dia sudah dibekali dengan seperangkat teori
sebagai pendukung pengabdiannya. Kalaupun ditemukan kesulitan hanya pada
aspek-aspek tertentu, hal itu adalah sesuatu yang wajar. Jangankan bagi guru pemula,
bagi guru yang sudah berpengalaman pun tidak akan pernah dapat menghindarkan
diri dari berbagai masalah di sekolah, hanya yang membedakannya adalah tingkat
kesulitan yang ditemukan, tingkat kesulitan yang di temukan guru semakin hari
semakin berkurang pada aspek tertentu sering dengan bertambahnya pengalaman
sebagai guru.
Guru yang bukan berlatar belakang pendidikan keguruan dan ditambah tidak
berpengalaman mengajar, akan banyak menemukan masalah di kelas 30. Oleh sebab
itu pengalaman seseorang guru sangat menentukan dalam keberhasilannya dalam
mengajar.
2. Keterampilan Memilih dan Menggunakan Metode Pembelajaran
Metode Pembelajaran adalah cara sistematis yang dipilih dan digunakan oleh
guru untuk mencapai materi pembelajaran, sehingga memudahkan anak didik untuk
mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Suatu cara pengorganisasian materi pelajara
dan anak didik, peralatan dan bahan, serta waktu yang digunakan dalam proses

29

Ibid, hal.
Syaiful bahri dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT.Rineka Cipta,
2006), hal. 112-113
30

25

pembelajaran. Oleh sebab itu, seorang guru harus mampu memilih dan menggunakan
metode pembelajaran yang efektif dan efisien.
Pemilihan metode pembelajaran sangatlah penting. Artinya, bagaimana
seorang guru dapat memilih kegiatan pembelajaran yang paling efektif dan efisien
untuk menciptakan pengalaman belajar yang baik, yaitu yang dapat memberikan
fasilitas kepada peserta didik mencapai tujuan pembelajaran. Dalam praktik, tidak
semua metode digunakan sekaligus pada saat yang sama untuk penyajian materi dan
pencapaian tujuan pembelajaran yang berbeda. Jarang sekali dalam suatu peristiwa
intereksi edukatif, seorang guru hanya menggunakan satu metode mengajar. Idealnya
adalah menggunakan metode mengajar lebih dari satu atau bervariasi dalam suatu
pertemuan atau peristiwa interaksi edukatif, sesuai dengan dampak langsung dan
dampak pengiring yang diharapkan.31
Dampak langsung penggunaan metode adalah tujuan yang secara langsung
akan dicapai melalui pelaksanaan program pengajaran yang dilaksanakan guru
setelah selesai suatu pertemun peristiwa interaksi edukatif. Hasil yang dicapai
biasanya berkenaan dengan

cognitif domain (pengetahuan) dan

psychomotor

domain (keterampilan). Kedua domain atau bidang itu dapat diukur secara konkret,
pasti dan karenanya dapat langsung dicapai ketika itu.32
Dampak pengiring adalah hasil pengajaran yang tidak langsung dapat diukur
dan tidak mesti dicapi ketika berakhirnya suatu pertemuan atau peristiwa interaksi
edukatif, tetapi hasilnya diharapkan akan berpengaruh kepada anak didik dan akan
mengiringi atau menyertai belakangan, memerlukan waktu atau tahapan pertemuanpertemuan peristwa interaksi idukatif selanjutnya.
Biasanya dampak pengiring ini berkenaan dengan affective domain (sikap dan
nilai) dimana anak didik dapat meniru (modelling), tertular (contagion), dan

31
32

Syaiful Bahri Djamarah, Op cit, hal. 233


Ibid, hal. 232

26

rembisan (osmosis) pengetahuan, keterampilan dan sikap darikondisi belajar yang


telah diprogramkan oleh guru maupun yang tidak diprogramkan oleh guru.33
3. Sarana prasaran
Sarana prasarana yang dimaksud disini adalah segala perlengkapan atau
pasilitas sekolah yang ada seperti: gedung sekolah, perpustakaan, laboratorium,
mushalla, wc guru, wc murid, ruang guru, ruang kepala sekolah.
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai
maksud atau tujuan34. Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan
penunjang utama terselenggaranya suatu proses (usaha, dan sebagainya).
Dalam dunia pendidikan, khususnya disekolah pada proses belajar mengajar
sarana prasarana sangat dibutuhkan demi kelancaran penyampaian materi pelajaran
agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik dan maksimal. Penggunaan
media pembelajaran adalah salah satu cara untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
diharapkan. Media termasuk sarana prasarana yang ada di sekolah. Oleh karena itu,
kelengkapan sarana prasarana disekolah sangat diperlukan untuk mendukung proses
belajar mengajar yang lebih efektif dan maksimal.

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian


Bentuk penelitian ini adalah penelitian lapangan (fiel research) yang bersifat
deskriptif, sesuai dengan pendekatan penelitian kualitatif. Data-data yang digali
dalam penelitian ini secara khusus bersumber dari satu sekolah, yaitu SDN 9 Buntok
33
34

Ibid, hal. 232


Ibid, hal.49

27

Kecamatan Dusun Selatan Kabupaten Barito Selatan, yang berkaitan dengan upaya
guru PAI dalam pembianaan baca tulis al-Quran dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya di lokasi tersebut.
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, yakni
penelitian yang menggambarkan situasi atau kondisi apa adanya tentang kenyataan
yang terjadi dilapangan atau di tempat penelitian. Gambaran situasi atau kondisi yang
sesungguhnya atau yang diperoleh dilapangan tersebut, tentu data-data yang
memiliki relivansi dengan masalah-masalah penelitian ini. Data-data yang relevan
dengan masalah-masalah dalam penelitian ini diwujudkan berdasarkan pendekatan
kualitatif, yang selanjutnya data kualitatif diolah dengan bentuk-bentuk essay atau
uraian-uraian.

28
B. Subjek Dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Dalam Penelitian ini yang menjadi subjek penelitian ialah 2 orang guru
PAI. dan 30 orang siswa peserta yang ada pada SDN 9 Buntok Kecamatan
Dusun Selatan Kabupaten Barito Selatan.
2. Objek Penelitian
Objek dari Penelitian ini adalah upaya guru PAI dalam pembianaan baca
tulis al-Quran pada SDN 9 Buntok Kecamatan Dusun Selatan Kabupaten
Barito Selatan.

28

C. Data dan Sumber Data


1. Data Penelitian
Data yang digali dalam penelitian ini ada dua macan, yaitu data pokok
dan data penunjang.
a. Data pokok
1) Data tentang upaya guru PAI dalam pembianaan baca tulis al-Quran pada
SDN 9 Buntok Kabupaten Barito Selatan yang meliputi; - sosialisasi belajar
baca tulis al-Quran, pelaksanaan baca-tulis Al Quran ada beberapa
kegiatan seperti; jadwal belajar, pengelompokan siswa berdasarkan
kemampuan membaca dan menulis, pengenalan huruf hijaiyah, system
strategi pembelajaran, metode mengajar, - memberikan motivasi
2) Faktor-Faktor yang mempengaruhi upaya guru PAI dalam pembianaan baca
tulis al-Quran pada SDN 9 Buntok Kabupaten Barito Selatan yang
meliputi; Latar Belakang Pendidikan guru PAI, Pengalaman kerja selama
menjadi guru, metode, waktu yang tersedia, Sarana dan Prasarana.
b. Data Penunjang
Data Penunjang dalam penelitian ini yang berhubungan dengan:
1) Sejarah berdirinya SDN 9 Buntok Kabupaten Barito Selatan.

2) Gambaran tentang keadaan sekolah, dewan guru, Siswa dan Sarana


prasarana SDN 9 Buntok Kabupaten Barito Selatan.
2. Sumber Data Penelitian
Sumber Data yang akan digali dalam penelitian ini adalah :
a. Responden yaitu guru PAI dan siswa SDN 9 Buntok Kecamatan Dusun

Selatan Kabupaten Barito Selatan.


b. Informasi yaitu Kepala sekolah dan TU SDN
Dusun Selatan Kabupaten Barito Selatan.

9 Buntok Kecamatan

29

c. Dokumenter, yaitu berupa catatan penting Sekolah dan arsip tertulis


lainnya yang berhubungan dengan data yang akan digali.
D. Tehnik Pengumpulan Data
Adapun Teknik pengumpulan Data yang dilakukan untuk pengumpulan Data
yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Observasi.
Teknik ini digunakan untuk menggali Data pokok dengan cara
melakukan pengamatan langsung terhadap permasalahan yang diteliti, yakni
Data yang berkaitan dengan upaya guru PAI dalam pembianaan baca-tulis alQuran serta untuk Observasi keadaan Siswa, Sarana dan Prasarana juga
Alokasi waktu yang tersedia.
2. Wawancara.
Wawancara dilakukan dengan responden dan Informasi, yakni dengan
guru PAI dan guru-guru serta siswa SDN 9 Buntok Kabupaten Barito Selatan,
untuk memperkuat data yang sudah terkumpul, baik melalui observasi dan
dokumen tasi.
3. Dokumenter
Teknik ini digunakan untuk mengetahui sejarah berdirinya SDN 9
Buntok, Gambaran tentang keadaan Guru, keadaan Siswa dan Saran dan Prasarana
SDN 9 Buntok Kabupaten Barito Selatan.
Untuklebih jelasnya Penggalian data tersebut dapat dilihat
berikut:

pada matrik

30

No

MATRIK
DATA SUMBER DATA DAN TEHNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik
Data
Sumber Data
Pengumpulan Data

31

1.

2.

Data Pokok:
a.Data tentang Upaya Guru PAI
Dalam Membina Baca-Tulis
Alquran pada SDN 9 Buntok
Kabupaten Barito Selatan yang
meliputi;
sosialisasi belajar baca
tulis al-Quran,
Pelaksanaan baca tulis
Alquran: -Jadwal belajar,
-pengelompokan siswa,
- pengenalan huruf
hijaiyah, -sistem
pembelajaran, metode
mengajar,
memberikan motivasi
b. Faktor-Faktor yang mempengaruhi upaya guru PAI
dalam pembianaan baca tulis
Aquran pada SDN 9 Buntok
Kabupaten Barito Selatan yang
meliputi;
Latar Belakang Pendidikan
guru PAI,
Pengalaman kerja guru,
metode,
Waktu yang tersedia,
Sarana prasarana.

Guru dan kepsek


Guru dan siswa

Wawancara/observasi/dokumen
Wawancara/observasi
Wawancara/observasi
Wawancara/observasi

Guru dan siswa


Wawancara

Kepsek, guru dan TU


Guru
Kepsek, guru
Guru
Guru
Kepsek/TU

Wawancara,
Wawancara,Obseva
si,Dokomenter
Wawancara/
Dokumenter
Wawancara/observasi/Dokumenter

Data Penunjang
a.
Sejarah berdirinya SDN 9 Kepsek/TU
Buntok
b. Keadaan sekolah,dewan guru, Kepsek/TU
TU, siswa, Sarana prasarana
SDN 9 Buntok Kabupaten
Barito Selatan.

E. Teknik Pengolahan dan Analisa Data


1. Teknik Pengolahan Data
Ada beberapa teknik yang digunakan dalam pengolahan data pada
penelitian ini, yaitu:

32

a. Reduksi Data (pengurangan data),


Data yang telah terkumpul dipilih, mana yang relevan dan mana yang
tidak relevan, sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih tajam tentang
hasil pengamatan dan wawancara. Serta dapat memberi kode untuk aspekaspek yang dibutuhkan.
b. Display Data
Display data (penyajian data), untuk memudahkan penyajian data
yang diperoleh di lapangan, yaitu dengan cara membuat model, matrik atau
grfiks, sehingga keseluruhan data dan bagian detailnya dapat dipetakan
dengan jelas.
c. Kesimpulan dan Verifikasi
Data yang dipolakan, kemudian difokoskan dan disusun secara
sistematis, baik melalui penentuan tema maupun model grafik atau matrik.
Kemudian melalui induksi data tersebut disimpulkan sehingga makna data
dapat ditemukan. Namun kesimpulan itu baru bersifat sementara dan masih
bersifat umum. Supaya kesimpulan diperoleh secara lebih dalam maka
perlu dicari data lain yang baru.

2. Analisis Data
Untuk menganalisis data yang telah terkumpul melalui wawancara,
observasi

dan

dokomentasi

akan

dikelompokkan

berdasarkan

pokok

permasalahan. Untuk mengolah data tersebut, menggunakan analisis deskriptif


kualitatif, yaitu menggambarkan fakta-fakta yang terjadi di lapangan dalam
bentuk uraian tertulis.Untuk memperkaya dan menguatkan analisis digunakan
landasan teoritis yang sesuai atau penelitian lain yang mendukung. Kesimpulan

33

penelitian berdasarkan data dan analisis yang bersifat deskriptif yang


selanjutnya menghasilkan kesimpulan akhir penelitian dan saran-saran.
F. Prosedur Penelitian
Dalam penelitian ini, dilakukan beberapa tahapan sebagai berikut :
1. Tahapan Pendahuluan
a. Penjajakan awal ke lokasi penelitian, yaitu SDN 9 Buntok
a.

Membuat desain Proposal skripsi

b.

Berkonsultasi dengan dosen penasehat akademik.

c.

Menyampaikan desain proposal skripsi

2. Tahap Persiapan
a. Konsultasi perbaikan desain proposal skripsi dengan pembimbing.
b. Melaksanakan seminar desain proposal
c. Memohon surat riset kepada Ketua STAI Al Maarif Buntok.
d. Menyampaikan surat riset kepada pihak yang bersangku

BAB IV
LAPORAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum SD Negeri 9 Buntok Kecamatan Dusun Selatan


1. Sejarah Singkat Berdirinya Sekolah Dasar Negeri 9 Buntok .
Sekolah Dasar Negeri 9 Buntok adalah sebuah lembaga Pendidikan formal di
bawah naungan Depertemen Pendidikan Pemuda dan Olah Raga yang berlokasi di jalan

34

Ki Hajar Dewantara Nomor 75 Buntok Kecamatan Dusun Selatan Kabupaten Barito


Selatan Provinsi Kalimantan Tengah, yang berbatasan dengan:
a. Sebelah barat berbatasan dengan stadiun olah raga Batuah .
b. Sebelah timur berbatasan dengan jalan raya Ki Hajar Dewantara
c. Sebelah Utara berbatasan SDN 1 Buntok.
d. Sebelah selatan berbatasan SDN 3 Buntok.
Sekolah dasar ini, berdiri pada tahun 1977, yang pada awalnya berstatus SD
INPRES. Seiring dengan berjalannya aktifitas, SD INPRES berubah menjadi SD Negeri
9 Buntok, dengan Nomor Statistik Sekolah (NSS)101140201026.
Sejak berdirinya sampai sekarang, dalam kurun waktu kurang lebih 35 (tiga lima)
tahun. sudah ada lima kepala sekolah yang pernah memimpin di SD Negeri 9 Buntok.
dapat dilihat pada tabel berikut:

36
Tabel 4.1: Kepemimpinan Kepala Sekolah SD Negeri 9 Buntok

No

Nama

Masa Jabatan

1
2
3

Ridwan Syahrani
Dasina
Kami Abui

1977-1982
1982-1987
1987- 1996

Agustini Turai

1996-2003

Hendrito Stepanus, S. Pd.

2003- sekarang

Sumber DataDokumen SDN 9 Buntok 2012

2. Keadaan Sekolah Dasar Negeri 9 Buntok.

35

Sekolah Dasar Negeri 9 Buntok ini, bentuk bangunannya menyerupai huruf I


yang memiliki 12 ruangan, jika dilihat dari lingkungan sekitar sekolah ini sangat
strategis untuk melakukan kegiatan belajar mengajar, dan sangat layak untuk
melaksanakan proses belajar mengajar, karena berada di lingkungan komplek pelajar
di kabupaten Barito Selatan. Suasana yang aman dan nyaman serta jauh dari
kebisingan kota sangat memudahkan siswa berkonsentrasi dalam pelaksanaan proses
belajar mengajar, ditambah dengan sarana fisik yang cukup mendukung, sekolah ini
diatas tanah seluas 100 x 100 M.
Sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah yang penulis dapatkan melalui
observasi di lapangan dan dokumentasi dari pihak sekolah dapat diperoleh data
diantaranya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.2: Sarana dan Prasarana dimiliki SDN 9 Buntok


No
1.

Sarana Dan Prasarana


Ruang Kepala Sekolah

Jumlah/luas

2.

Ruang TU

1 buah

3.

Ruang Guru/kator

1 buah

4.

Ruang Kelas

6 buah

Ruang UKS

1 buah

6.

Ruang Perpustakaan

1 buah

7.

WC Guru

1 buah

8.

WC Siswa

1 buah

9.

Luas tanah

100x100

1 buah

36

Sumber: Dokumentasi TU SDN 9 Buntok Tahun 2012

3. Keadaan Dewan guru


Sekolah Dasar Negeri 9 Buntok dipimpin oleh seorang Kepala Sekolah yang
dibantu oleh tenaga pengajar yang berjumlah 16 orang yang sebagian gurunya
berstatus negeri dan 4 orang guru berstatus honorer satu orang TU berstatus honor
serta satu orang Penjaga sekolah berstatus PNS. Adapun tenaga pengajar agama
Islam hanya 2 orang yang berasal dari IAIN Banjarmasin.Untuk lebih jelasnya data
tentang keadaan guru baik latar belakang pendidikan

maupun pengalaman

mengajarnya dapat dlihat pada tabel dibarikut:

Tabel 4.3: Keadaan Guru SDN 9 Buntok Tahun 2011-2012


No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Nama/Nip
Hendrito Stepanus, S.Pd.
19581010 197908 1 004
Nurpine Nekel
19560606197802 2 010
Afriati H. Umar
19580428 197911 2 006
Neliani
19621003 198309 2 005
Curaiwati, S. Pd.
19630830 198608 2 004
Ride, S. Pd.
19670804 198608 2 004
Hj. Sartin
19610808 198407 2 005
Arisina, S. Pd.
19650422 198603 2 016
Hj. Mastia, S. Pd
19680302 198712 2 009
Etuni, S. Pd.
1961019 198712 2 009
Sri Waluyuni, S. Pd.
19640121 198909 2 004

Pendidikan

Jabatan

Status

S1

KS

PNS

D II

GK

PNS

D II

GAKP

PNS

D II

GK

PNS

S1

GK

PNS

S1

GK

PNS

D II

GAI

PNS

S1

GK

PNS

S1

GK

PNS

S1

GK

PNS

S1

GK

PNS

37

12

17

Teti Suprianti, S. Pd.


19680617 199303 2 015
Suusilawati, S. Pd.
19690825 199203 2 016
Tuminah, S. Pd.
19710705 199903 2 012
Zulsadiah, S.Pd
19850914 200604 2 011
Yesaya
197221212 200011 1 005
Hariyati

18

Endang Kusuma

GH

GTT

19

Fitriana

TU

Honor

20

Nidaul A. Lova, S.Pd.

GH

GTT

21

Astrio R. Y. Said

GH

GTT

22

Sri Wulandari

GH

GTT

13
14
15
16

S1

GK

PNS

S1

GK

PNS

S1

GK

PNS

S1

GK

PNS

PS

PNS

GH

GTT

S1

Sumber : Dokumentasi TU SDN 9 Buntok Tahun 2012

4. Keadaan Siswa
SD Negeri 9 Buntok Kecamatan Dusun Selatan Kabupaten Barito Selatan
tahun ajaran 2011/2012 seluruhnya berjumlah 220 orang siswa yang terdiri dari 109
orang siswa laki-laki dan 111 orang perempuan yang tersebar dalam beberapa
kelas, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.4: Keadaan Siswa SDN 9 Buntok Tahun Ajaran 2011-2012.
No

Kelas

Jenis Kelamin
L

Jumlah

16

20

36

II

17

22

39

III

25

13

38

IV

18

15

33

20

15

35

VI

13

26

39

38

Jumlah

109

111

220

Sumber: Dokumentasi TU SDN 9 Buntok Tahun 2012

5. Keadaan agama siswa yang ada di SD Negeri 9 Buntok


Siswa-siswa di SDN 9 Buntok Kecamatan Dusun Selatan Kabupaten Barito
Selatan ada yang beragama Islam 82,3%, Kristen Protestan 17,27% dan Kristen
Katolik 0,43%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut data tentang
keadaan agama sisa dapat dilihat pada tebel berikut ini:

Tabel 4.4: Keadaan Siswa SDN 9 Buntok Tahun Ajaran 2011-2012


No
1

Kelas
Agama

II

III

IV

VI

Totol

Jlh

Islam

13

15

15

20

21

10

16

11

14

12

10

24

89

92

Kristen
Protestan

19

19

Kristen
Katolik

16

20

17

22

25

13

18

15

20

15

13

26

10
9

111

Jumlah
36

39

38

Sumber: Dokumentasi TU SDN 9 Buntok Tahun 2012

B.

Penyajian Data

33

35

39

220

181

38
1
220

39

Data yang disajikan adalah tentang bagaimana upaya guru PAI dalam pembinaan
baca-tulis Al-Quran dan faktor-faktor yang mempengaruhinya di SD Negeri 9
Buntok Kecamatan Dusun Selatan Kabupaten Barito Selatan.
1. Pembinaan Baca-tulis Al-Quran di SD Negeri 9 Buntok
Pembinaan baca-tulis Al-Quran yang dilakukan oleh guru agama Islam meliputi
sosialisasi

belajar

baca-tulis

Al-Quran,

pengenalan

huruf

hijaiyah

dan

pengelompokan siswa, pelaksanaan praktek baca-tulis Al-Quran, dan memberikan


motivasi kepada siswa untuk belajar baca-tulis Al-Quran.

a. Sosialisai belajar baca-tulis Al-Quran


Untuk mengetahui persiapan pembelajaran yang dilakukan oleh guru PAI. di
SD Negeri 9 Buntok, digunakan beberapa teknik yang meliputi wawancara baik
dengan guru yang bersangkutan maupun dengan kepala sekolah, observasi dan
dokomentasi yang berkaitan dengan perangkat pembelajara.
Data tentang sosialisai belajar baca-tulis Al-Quran digali melalui teknik
wawancara. Data yang digali melalui teknik wawancara, yaitu dengan Ibu Hj.
Sartini dan Ibu Tuminah, S. Pd. Berdasarkan hasil wawancara pada hari Selasa
tanggal 29 Mei 2012, sebagai berikut:
Pada awalnya di bulan Agurtus 2008 merancang kegiatan baca-tulis AlQuran, sebelum melaksanakan pembelajaran baca tulis Al-Quran tersebut
melakukan sosialisasi dengan orang tua siswa yang beragama Islam, ternyata
mendapat sambutan yang positif dari orang tua siswa. Kemudian kami
konfirmasikan dengan kepala sekolah, dan kepala sekolah mendukung
Pelaksanaan belajar baca-tulis Al-Quran. Sejak itulah kami mensosialisasikan
dengan siswa tentang baca-tulis Al-Quran, baik yang berhubungan dengan tujuan
pembelajaran baca-tulis Al-Quran maupun yang berhubungan dengan manfaat

40

belajar baca-tulis Al-Quran sbagai motivasi kepada mereka untuk mengikuti


pembelajaran baca-tulis Al-Quran tersebut.
(W.2) Berikut pernyataan kepala sekolahSaya menerima laporan dari dua
orang guru PAI tentang rencana pelaksanaan kegiatan baca-tulis Al-quran yang
sudah di sosialisasikan kepada orang tua siswa, yang hasilnya orang tua siswa
menyambut baik pelaksanaan kegiatan tersebut. Kepala sekolah mendukung untuk
mensosialisasikan kepada siswa dan orang tuanya secara tertulis dan sekaligus
mendata siswa yang ingin mengikuti kegiatan baca-tulis Al-Quran tersebut.
Berdasarkan W.1 dan W.2, ditemukan bahwa guru PAI di SD Negeri 9
Buntok sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran baca-tulis Al-Quran, telah
melakukan kegiatan sosialisasi terlebih dahulu baik kepada siswa maupun kepada
orang tua siswa.
b.

Pelaksanaan Baca-tulis Al Quran


1) Jadwal pelaksanaan baca-tulis Al-Quran
Data tentang jadwal pelaksanaan belajar baca-tulis Al-Quran digali
melalui teknik wawancara dan observasi. Data yang digali melalui teknik
wawancara, yaitu dengan Ibu Hj. Sartini dan Ibu Tuminah, S. Pd. Berdasarkan
hasil wawancara pada hari rabu tanggal 30 Mei 2012, sebagai berikut:
(W.3) Kami melaksanakan pembelajaran baca-tulis Al-Quran dari
hari selasa sampai hari jumat, dari jam 13.00 WIB. Sampai pada waktu shalat
Ashar tiba dan kami lanjutkan dengan melaksanakan shalat Ashar berjamaah
serta membaca doa secara bersama-sama. Hal ini kami lakukan untuk
pembiasaan kepada siswa agar mereka terbiasa melaksanakan kewajiban shalat
lima waktu dimana pun mereka berada.
Data tentang jadwal pelaksanaan baca-tulis Al-Quran tersebut
diperkuat dari hasil observasi penulis pada hari Rabu tanggal 30 Mei 2012

41

ketika Ibu Hj. Sartini dan Tuminah, S. Pd. sedang mengajar baca-tulis AlQuran. Hasil observasi tersebut sebagai berikut:
(O.1) :Pada waktu penulis berada dilokasi penelitian, tepatnya pada jam
13.00 WIB. Pembelajaran baca-tulis Al-quran sudah dimulai dan tepat ketika
adzan waktu Ashar berkumandang pembelajaran berhenti dan dilanjutkan
dengan melaksanakan shalat Ashar berjamaah yang diikuti dengan pembacaan
dzikir dan doa bersama-sama.
Berdasarkan W.3 dan O.1, tersebut, ditemukan bahwa guru PAI di SD
Negeri 9 Buntok dalam kegiatan pembelajaran baca-tulis Al-Quran, adanya
jadwal belajar baca-tulis Al-Quran, yaitu pada hari selasa sampai hari jumat
jam 13.00 sampai tibanya waktu shalat Ashar.
2) Pengelompokan siswa
Data tentang pengelompokan siswa dalam belajar baca-tulis Al-Quran
digali melalui teknik wawancara dan observasi. Data yang digali melalui teknik
wawancara, yaitu dengan Ibu Hj. Sartini dan Ibu Tuminah,

S. Pd.

Berdasarkan hasil wawancara pada hari Selasa tanggal 29 Mei 2012, sebagai
berikut: Pengelompokan siswa dalam belajar yang dimaksud adalah membagi
siswa dalam beberapa kelompok kecil agar mudah melakukan pengawasan
dalam pembelajaran, sistem belajar baca-tulisnya perindividu, tetapi ada juga
yang secara kelompok misalnya belajar berdoa atau pembiasaan seperti
shalat.
Data tentang pengelompokkan tersebut diperkuat dari hasil observasi
penulis pada hari Rabu tanggal 30 Mei 2012 ketika Ibu Hj. Sartini dan
Tuminah, S. Pd. sedang mengajar baca-tulis Al-Quran. Berdasarkn hasil
observasi sebagai berikut: Pada saat itu, pembelajaran baca-tulis Al-Quran
sedang berlangsung ada tiga kelompok belajar dalam satu rungan, walaupun
berkelompok namun cara belajarnya tetap perindividu atau yang dikenal

42

dengan sistem khalakah. Setelah selesai pembelajaran perindividu baru


dilaksanakan belajar perkelompok untuk mempelajari yang sifatnya lebih
umum, seperti membaca dan menghafal ayat-ayat pendik, belajar shalat dan
membaca doa.
Berdasarkan W.4, dan O.2, ditemukan bahwa guru PAI di SD Negeri 9
Buntok dalam kegiatan pembelajaran baca-tulis Al-Quran, yang pertama kali
dilakukan adalah pengelompokan siswa dalam belajar.
3) Pengenalan huruf hijaiyah
Data tentang pengenalan huruf hijaiyah dalam belajar baca-tulis AlQuran digali melalui teknik wawancara. Data yang digali melalui teknik
wawancara, yaitu dengan Ibu Hj. Sartini dan Ibu Tuminah, S. Pd. Berdasarkan
hasil wawancara pada hari Selasa tanggal 29 Mei 2012, sebagai berikut:
Setiap awal tahun ajaran baru kami membuka pendaftaran siswa yang ingin
mengikuti baca-tulis Al-Quran, bagi siswa pemula yang mengikuti
pembelajaran baca-tulis al-Quran, yang pertama kali kami lakukan adalah
mengenalkan huruf-huruf hijaiyah kepada siswa sebagai dasar pengetahuan
yang harus mereka miliki.
Berdasarkan W.5, ditemukan bahwa guru PAI di SD Negeri 9 Buntok
dalam kegiatan pembelajaran baca-tulis Al-Quran, setelah pengelompokan
siswa dilakukan, guru melakukan pengenalan huruf hijaiyah kepada siswa
dalam belajar.
4) Sistem pembelajaran baca-tulis Al-Quran
Data tentang Sistem pembelajaran baca-tulis Al-Quran digali melalui
teknik wawancara dan observasi. Data yang digali melalui teknik wawancara,
yaitu dengan Ibu Hj. Sartini dan Ibu Tuminah, S. Pd. Berdasarkan hasil
wawancara pada hari rabu tanggal 30 Mei 2012, sebagai berikut:

43

(W.6) Kami melaksanakan pembelajaran baca-tulis Al-Quran


dengan mempergunakan sistem berkelompok dan maju satu-persatu secara
bergiliran untuk menunjukkan kemampuannya dalam baca-tulis al-Quran.
Kalau siswanya memang menguasai (lancar) baru dinaikkan tingkatnya atau
melanjutkan ke pelajaran berikutnya. Jika masih belum lancar, maka siswa
tetap pada pelajaran tersebut sampai betul-betul lancar dan sesuai dengan
hukum bacaan (tadwinya).
Data tentang Sistem pembelajaran baca-tulis Al-Quran tersebut
diperkuat dari hasil observasi penulis pada hari Rabu tanggal 30 Mei 2012
ketika Ibu Hj. Sartini dan Tuminah, S. Pd. sedang mengajar baca-tulis AlQuran. Hasil observasi tersebut sebagai berikut:
(O.3) Penulis mengamati langsung kegiatan pembelajaran baca-tulis
Al-Quran tersebut, hasilnya adalah pembelajaran dilaksanakan berkelompok
dan dalam kelompok tersebut siswa maju bergiliran satu persatu untuk
menunjukkan kemampuan mereka masing-masing dalam baca-tulis alQuran. Ada yang lancar baca-tulisnya dan ada yang belum lancar. Bagi siswa
yang sudah lancar akan melanjutkan ke pelajaran yang berikutnya dan bagi
siswa yang belum lancar tetap pada pelajaran tersebut, belum bisa
melanjutkan ke pelajaran berikutnya.
Berdasarkan W,6, dan O.3, tersebut, ditemukan bahwa guru PAI di SD
Negeri 9 Buntok dalam kegiatan pembelajaran baca-tulis Al-Quran,
mempergunakan sistem khalakah, yaitu pembelajaran dilaksanakan secara
kelompok dan individual dalam kelompok tersebut siswa maju bergiliran satu
persatu untuk menunjukkan kemampuan mereka masing-masing dalam bacatulis al-Quran.
5) Metode baca-tulis Al-Quran

44

Data tentang metode baca-tulis Al-Quran digali melalui teknik


wawancara dan observasi. Data yang digali melalui teknik wawancara, yaitu
dengan Ibu Hj. Sartini dan Ibu Tuminah, S. Pd. Berdasarkan hasil wawancara
pada hari rabu tanggal 30 Mei 2012, sebagai berikut:
(W.7) Kami melaksanakan pembelajaran baca-tulis Al-Quran
mempergunakan metode IQRA, karena metode ini mudah diterapkan dan
buku-bukunya banyak di jual di daerah kami. Kami belum mencuba metode
lain dalam hal baca-tulis Al-Quran, yang mungkin metode lain ada yang
lebih mudah dan cepat belajarnya. Insya-Allah kami akan berusaha untuk
yang terbaik. Hasil dari pembelajaran ini, sudah banyak siswa kami yang
tamat Iqra dan melanjutkan membaca Al-Quran langsung.
Data tentang metode baca-tulis Al-Quran tersebut diperkuat dari hasil
observasi penulis pada hari Rabu tanggal 30 Mei 2012 ketika Ibu Hj. Sartini
dan Tuminah, S. Pd. sedang mengajar baca-tulis Al-Quran. Hasil observasi
tersebut sebagai berikut:
(O.4) Ketika pembelajaran baca-tulis Al-Quran berlangsung, penulis
mengamati pembelajaran tersebut, siswa belajar dengan menggunakan
metode IQRA, namun ada juga sebagian yang sudah membaca Al-Quran
dengan lancar. Siswa terlihat senang belajar dengan menggunakan metode
IQRA dan cepat menguasai materi baca-tulis Al Quran
Berdasarkan W.7, dan O.4, tersebut, ditemukan bahwa guru PAI di SD
Negeri 9 Buntok dalam kegiatan pembelajaran baca-tulis Al-Quran,
mempergunakan metode IQRA, dan sudah ada yang membaca Al-Quran
dengan lancar.
c. Memberi motivasi siswa dalam baca-tulis Al-Quran
Data tentang memberi motivasi siswa dalam baca-tulis Al-Quran
digali melalui teknik wawancara dan observasi. Data yang digali melalui
teknik wawancara, yaitu dengan Ibu Hj. Sartini dan Ibu Tuminah, S. Pd.

45

Berdasarkan hasil wawancara pada hari rabu tanggal 30 Mei 2012, sebagai
berikut:
(W.8) Kami memotivasi siswa, pada pertemuan yang pertama kali,
kami sampaikan tujuan dan manfaat belajar baca-tulis Al-quran. Kemudian
pada awal setiap kali pertemuan kami awali dengan berdoa

bersama

memohon petunjuk Allah Swt. Agar dibukakan pintu hati, diberi hidayah,
agar mudah dan cepat menguasai baca-tulis Al-Quran. Kami juga
memberikan penilaan setiap kali pembelajaran berlangsung.
Data tentang memberi motivasi siswa dalam baca-tulis Al-Quran
tersebut diperkuat dari hasil observasi penulis pada hari Rabu tanggal 30 Mei
2012 ketika Ibu Hj. Sartini dan Tuminah, S. Pd. sedang mengajar baca-tulis
Al-Quran. Hasil observasi tersebut sebagai berikut:
(O.5) Hasil pengamatan penulis ketika observasi tentang memberi
motivasi siswa dalam baca-tulis Al-Quran adalah ketika memulai
pembelajaran diawali dengan berdoa bersama, memberikan pujian dan
melakukan penilaan pada setiap anak setelah selesai membaca atau menulis
Al-Quran. Penilaian yang diberikan berupa angka pada pembelajaran
menulis al-Quran, sedangkan pada pembelajaran membaca berupa lancar,
kurang lancar, dan tidak lancar.
Berdasarkan W.8, dan O.5, tersebut, ditemukan bahwa guru PAI di SD
Negeri 9 Buntok dalam kegiatan pembelajaran baca-tulis Al-Quran,
memberikan motivasi kepada siswanya berupa menyampaikan manfaat dan
tujuan belajar Al-Quran, berdoa setiap kali mengawali pembelajaran, dan
memberikan pujian kepada siswa yang bagus baca-tulis al-Qurannya, serta
memberikan penilaian setiap siswa selesai melakukan baca-tulis Al-Quran.

46

2. Faktor-Faktor yang mempengaruhi pembinaan baca-tulis Al-Quran di SD


Negeri 9 Buntok
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembinaan baca-tulis Al-Quran di SD
Negeri 9 Buntok yang meliputi; Latar Belakang Pendidikan Guru, pengalaman
guru mengajar, metode pembelajaran, waktu yang tersedia, sarana dan prasarana.
a. Latar Belakang Pendidikan Guru
Untuk mendapatkan data tentang latar belakan pendidikan guru PAI,
peneliti menggali melalui teknik wawancara dan dokumentasi. Penggalian data
melalui teknik wawancara, dilakukan dengan guru PAI Ibu Hj. Sartini.
Berdasarkan hasil wawancara sebagai berikut:
(W.9) Latar belakang pendidikan saya adalah Deploma 2 (D.2)
FakultasTarbiyah jurusan pendidikan Agama Islam IAIN Antasari Banjar
masin.
Untuk memperkuat validitas data tentang latar belakang pendidikan
guru PAI tersebut di atas, juga digali melalui teknik wawancara dengan
kepala sekolah, yaitu dengan Bapak Hendrito Stepanus, S. Pd. Berdasarkan
hasil wawancara pada hari senin tanggal 28 Mei sebagai berikut:
(W.10)

Pernyataan

kepala

sekolah

berikut;

Latar

belakang

pendidikan guru PAI di sekolah kami berdasarkan dokunen yang ada pada
sekolah Ibu Hj. Sartini adalah lulusan Deploma 2 (D.2) FakultasTarbiyah
jurusan pendidikan Agama Islam IAIN Antasari banjarmasin.
Untuk memperkuat data tersebut penulis juga melakukan analisis
dokumenter, yaitu melihat dokumen yang ada pada sekolah sebagai berikut:
(D.1) : Data guru-guru SD Negeri 9 Buntok pada tabeb 4.5

47

No

Nama/Nip

Pendidikan

Jabatan

Status

S1

KS

PNS

D II

GK

PNS

D II

GAKP

PNS

D II

GK

PNS

S1

GK

PNS

S1

GK

PNS

D II

GAI

PNS

S1

GK

PNS

S1

GK

PNS

S1

GK

PNS

S1

GK

PNS

S1

GK

PNS

S1

GK

PNS

S1

GK

PNS

S1

GK

PNS

PS

PNS

17

Hendrito Stepanus, S.Pd.


19581010 197908 1 004
Nurpine Nekel
19560606197802 2 010
Afriati H. Umar
19580428 197911 2 006
Neliani
19621003 198309 2 005
Curaiwati, S. Pd.
19630830 198608 2 004
Ride, S. Pd.
19670804 198608 2 004
Hj. Sartin
19610808 198407 2 005
Arisina, S. Pd.
19650422 198603 2 016
Hj. Mastia, S. Pd
19680302 198712 2 009
Etuni, S. Pd.
1961019 198712 2 009
Sri Waluyuni, S. Pd.
19640121 198909 2 004
Teti Suprianti, S. Pd.
19680617 199303 2 015
Suusilawati, S. Pd.
19690825 199203 2 016
Tuminah, S. Pd.
19710705 199903 2 012
Zulsadiah, S.Pd
19850914 200604 2 011
Yesaya
197221212 200011 1 005
Hariyati

GH

GTT

18

Endang Kusuma

GH

GTT

19

Fitriana

TU

Honor

20

Nidaul A. Lova, S.Pd.

GH

GTT

21

Astrio R. Y. Said

GH

GTT

22

Sri Wulandari

GH

GTT

2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

Dokumen Sekolah tahun 2012

S1

48

Dilihat dari latar belakang pendidikan yang dimiliki oleh Ibu Hj. Sartini
dan Ibu Tuminah tersebut dengan tugas yang diembannya sebagai guru PAI yang
mengajar di sekolah dasar, dapat dikatakan profesional secara akademis. Hal ini
tentu sangat berpengaruh dalam melaksanakan tugas sehari-hari di sekolah.
Berdasarkan W.9, W.10, dan D.1, tersebut, ditemukan bahwa guru PAI di
SD Negeri 9 Buntok berlatar belakang pendidikan D2 jurusan PAI pada IAIN
Antasari Banjarmasin.
Pengalaman dan pengetahuan guru tentang metoda baca-tulis Al-Quran
Untuk mendapatkan

data tentang

pengalaman

mengajar

dan

pengetahuan guru tentang media pembelajaran, peneliti melakukan wawancara


dengan guru yang bersangkutan yaitu Ibu Hj Sartinii. Berdasarkan hasil
wawancara pada hari selasa tanggal 29 Mei 2012 sebagai berikut:

(W.11) Saya mulai melaksanakan tugas mengajar sejak tahun 2000,


kurang lebih 12 tahun pengalaman mengajar dan mengenai pembinaan baca-tulis
Al- Quran saya memahami dengan baik, masih aktif mengikuti pelatihanpelatihan yang diadakan.
Untuk memperkuat validitas data tentang pengalaman dan pengetahuan
yang dimiliki guru PAI tersebut di atas, juga digali melalui teknik wawancara
dengan kepala sekolah, yaitu dengan Bapak Hendrianto Stepanus, S. Pd.
Berdasarkan hasil wawancara pada hari senin tanggal 28 Mei 2012 sebagai
berikut:
(W.12) Pernyataan Kepala Sekolah berikut; Guru PAI kami sudah lama
mengajar di sekolah ini, dan beliau masih aktif mengikuti pelatihan-pelatihan,

49

baik dari Kementerian Agama maupun dari luar, untuk menambah wawasan dan
Pengalaman beliau selain yang didapat pada waktu kuliah dan baca buku-buku.
Berdasarkan W.11, dan W.12, ditemukan bahwa pengalaman guru PAI
yang mengajar selama kurang lebih 12 tahun, ditambah pengalaman yang dapat
pada waktu kuliah, serta mengikuti pelatihan-pelatihan kependidikan, sehingga
pengetahuan tentang baca-tulis Al Quran semakin profesional secara akademis.
c.

Metode yang digunakan dalam pembelajaran baca-tulis Al Quran


Untuk mendapatkan data tentang metode yang digunakan dalam
pembelajaran baca-tulis Al Quran, peneliti melakukan wawancara dengan guru
yang bersangkutan yaitu Ibu Hj. Sartini. Berdasarkan hasil wawancara pada hari
selasa tanggal 29 Mei 2012 sebagai berikut:

(W.13) Dalam pembelajaran baca tulis Al Quran di sekolah kami


hanya mempergunakan metode Iqra, belum menggunakan metode yang lain
seperti Al-Banjari atau Al-Barqi, karena ada beberapa hal yang menjadi
pertimbangan kami, yang pertama buku Iqra mudah di dapat di tempat kami,
mudah kami pelajari dan pahami, anak-anak cepat bisa baca-tulis. Dengan
demikian kami beranggapan sementara ini metode iqra lebih efektif dan
efesein dalam pembelajaran baca-tulis Al Quran. Sangat membantu tugas
kami mengajar baca-tulis Al Quran.
Untuk memperkuat validitas data tentang metode yang digunakan
dalam pembelajaran baca-tulis Al Quran tersebut di atas, juga digali melalui
teknik wawancara dengan siswa Kelas V, yaitu Sri Lestari. Berdasarkan hasil
wawancara pada hari Selasa tanggal 29 Mei 2012 sebagai berikut:

50

(W.14) Bagaimana cara belajar baca-tulis Al Quran dan buku paket


apa saja yang dipergunakan guru dalam mengajr baca-tulis tersebut ? Kami
dalam belajar baca-tulis Al Quran dari perorangan baru berkelompok sesuai
kemampuan dan kami mempergunakan buku iqra sebagai panduan.
Untuk memperkuat validitas data tentang metode yang digunakan
dalam pembelajaran baca-tulis Al Quran tersebut di atas, juga digali melalui
teknik observasi. Berdasarkan hasil observasi pada hari selasa tanggal 29 Mei
2012 sebagai berikut:
(O.6) Ketika pembelajaran baca-tulis Al-Quran berlangsung, penulis
mengamati pembelajaran tersebut, siswa belajar dengan menggunakan
metode IQRA, namun ada juga sebagian yang sudah membaca Al-Quran
dengan lancar. Siswa terlihat senang belajar dengan menggunakan metode
IQRA dan cepat menguasai materi baca-tulis Al Quran
Berdasarkan W.13, W.14, dan O.6, ditemukan bahwa metode iqra
yang dipergunakan oleh guru dalam baca-tulis Al Quran sangat membantu
tugas guru dalam mengajar baca-tulis Al Quran tersebut.
d. Waktu yang tersedia
Untuk mendapatkan data tentang waktu yang tersedia untuk
pembelajaran baca-tulis Al Quran, peneliti melakukan wawancara dengan
guru yang bersangkutan yaitu Ibu Hj. Sartini. Berdasarkan hasil wawancara
pada hari selasa tanggal 29 Mei 2012 sebagai berikut:
(W.15) Apakah waktu untuk pembelajaran baca tulis Al Quran di
sekolah juga mempergunakan waktu efektif pembelajaran jam sekolah ?
Kami mengajar baca-tulis Al Quran mempergunakan waktu di luar jam
belajar, seperti yang telah terjadwal dari jam 13.00 WIB sampai waktu ashar

51

tiba. Kalau kami guru-guru ada kegiatan pada jam tersebut, kami pindahkan
jam belajarnya, yaitu belajar di mulai setelah siswa selesai jam pembelajaran
sekolah. Waktu yang dipergunakan dapat kami atur sesuaidengan kesibukan
guru, tentu saja harus mengorbankan waktu istirahat di rumah.
Untuk memperkuat validitas data tentang waktu yang tersedia untuk
pembelajaran baca-tulis Al Quran tersebut di atas, juga digali melalui teknik
wawancara dengan siswa Kelas V, yaitu

M. Hardi. Berdasarkan hasil

wawancara pada hari Selasa tanggal 29 Mei 2012 sebagai berikut:


(W.15) Kapan waktu pembelajaran baca-tulis Al Quran dilaksanakan
dan berapa lama ? waktu kami dalam belajar baca-tulis Al Quran
dilaksanakan dari jam 13.00 sampai waktu shalat Ashar tiba, kurang lebih 90
menit (satu setengah jam).
Berdasarkan W.15, dan W.16, ditemukan bahwa waktu yang
dipergunakan oleh guru dalam baca-tulis di luar jam belajae sekolah yang
tentunya harus mengorbankan waktu istirahat guru PAI tersebut.
a. Sarana dan prasarana.
Untuk mendapatkan data tentang sarana prasarana yang dimiliki oleh
SD Negeri 9 Buntok, peneliti melakukan wawancara dengan guru PAI yang
bersangkutan yaitu Ibu Hj. Sartini. Berdasarkan hasil wawancara pada hari
Selasa tanggal 29 Mei 2012 sebagai berikut:
(W.17) Sarana prasarana apa yang dimiliki oleh sekolah ? Sarana
prasarana keagamaan belum ada, apabila ada kegiatan praktik ibadah atau
pembelajaran baca-tulis Al Quran kami melakukannya di kelas atau
perpustakaan. Dalam proses pembelajaran dilakukan di kelas, kelas yang
dimiliki oleh SD Negeri 9 Buntok sudah standar ukurannya dan cukup untuk

52

semua siswa sesuai dengan kelasnya masing-masing,sehingga sangat mendukun


untuk pelaksanaan proses belajar mengajar.
Untuk memperkuat data tentang sarana prasarana tersebut di atas, juga
digali melalui teknik wawancara dengan kepala sekolah, yaitu dengan yaitu
Bapak Hendrito Stepanus, S. Pd. Berdasarkan hasil wawancara pada hari
Senin tanggal 28 Mei 2012, sebagai berikut:
(W.18) Pernyataan Kepala Sekolah, Sarana prasarana apa saja yang dimiliki
oleh sekolah khususnya yang berhubungan dengan proses belajar mengajar ? Sarana
prasarana di sekolah kami untuk sarana keagamaan secara khusus (Laboratorium
Keagamaan) dan mushalla belum tersedia, yang ada ruang kelas, perpustakaan,
ruang UKS, yang dapat mendukung proses belajar mengajar.
Data tentang sarana prasarana SD Negeri 9 Buntok tersebut di atas, juga digali
melalui teknik observasi, yaitu melihat langsung keadaan sekolah. Berdasarkan hasil
Obsevasi pada hari senin tanggal 4 Juni 2012, sebagai berikut:
(O.7) Peneliti mengamati secara langsung ke lokasi penelitian yang
berhubungan dengan sarana prasarana yang dimiliki oleh SD Negeri 9 Buntok. Hasil
pengamatan tersebut khusus yang mendukung proses belajar mengajar adalah sebagai
berikut; 1 Kantor kepala sekolah 1 buah kantor guru, 1 buah ruang TU, 6 buah ruang
kelas, 1 buah ruang perpustakaan, 1 buah ruang UKS, 1 buah WC siswa dan 1 buah WC
guru.
(D2) Data sarana prasarana tersebut di atas, juga digali melalui dokomen sekolah
pada hari senin tanggal 28 Mei 2012, yang hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut di
bawah ini:
Tabel 4.5: Sarana dan Prasarana dimiliki SD Negeri 9 Buntok
No
1.

Sarana Dan Prasarana


Ruang Kepala Sekolah

Jumlah/luas
1 buah

53

2.

Ruang TU

1 buah

3.

Ruang Guru/kator

1 buah

4.

Ruang Kelas

6 buah

Ruang UKS

1 buah

6.

Ruang Perpustakaan

1 buah

7.

WC Guru

1 buah

8.

WC Siswa

1 buah

9.

Luas tanah

100x100

Sumber: Dokumentasi TU SDN 9 Buntok Tahun 2012

Berdasarkan W.17, W.18, O.7, dan D2 ditemukan sarana prasarana yang


dimiliki oleh SD Negeri 9 Buntok sebagai berikut seperti 1 buah ruang kantor kepala
sekolah, 1 buah ruang kantor guru, 1 buah ruang TU, 6 ruang kelas, 1 buah ruang
perpustakaan, 1 buah UKS, 1 buah WC. Guru dan 1 buah WC siswa. Belum memiliki
Sarana prasarana keagamaan. faktor pendukung dalam kegiatan belajar mengajar
secara umum, tetapi dalam bidang keagamaan belum mendukung pembelajaran
khususnya agama Islam.
C. Analisis Data
Setelah data diperoleh melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi, dan
disajikan dalam bentuk uraian, maka tahap selanjutnya adalah menganalisis data-data
tersebut, yang akhirnya dapat memberikan gambaran terhadap apa yang diinginkan
dalam penelitian ini. Dalam analisis ini, pada dasarnya ada dua macam yang
dianalisis yaitu:
a. Data tentang upaya guru PAI dalam pembinaan baca-tulis Al-Quran di
SD Negeri 9 Buntok Kecamatan Dusun Selatan Kabupaten Barito Selatan
b. Faktor-faktor yang mempengaruhinya.
1.

Upaya guru PAI dalam pembinaan baca-tulis Al-Quran di SD Negeri 9 Buntok

54

a. Sosialisasi belajar baca-tulis Al Quran


Berdasarkan hasil wawancara W.1 dan W.2, bahwa guru PAI di SD Negeri 9
Buntok sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran baca-tulis Al-Quran, telah
melakukan kegiatan sosialisasi terlebih dahulu baik kepada siswa maupun kepada
orang tua siswa.
Lankah awal yang harus dilakukan oleh guru PAI memang melakukan
sosialisasi, terutama dalam menyampaikan tujuan yang diinginkan yaitu menarik
simpati orang tua dan siswa agar berminat belajar Al Quran. Ketika sosialisasi guru
PAI dapat menyapaikan tujuan dan keutamaan belajar Al Quran. Keutamaan belajar
Al Quran banyak dijelaskan oleh Allah dalam Al Quran, antara lain dalam surah
Fathir ayat 29:



:Selain itu dijelaskan juga di dalam surah Al-Araf ayat 204

55

Selain ayat Al Quran banyak juga hadis-hadis yang menjelaskan keutamaan


belajar Al Quran. Mempelajari dan mengajarkan Al Quran akan menjadikan orang
yang melakukannya menjadi orang yang lebih utama. Ays-Saykhani meriwayatkan
dari Utsman ibn Affan R.a, dari Nabi Muhammad Saw. Orang yang tebaik diantara
kalian orang yang belajar dan mempelajari Al Quran.35
b. Pelaksanaan Baca-tulis Al Quran
1) Jadwal Pelaksaan Baca-tulis Al Quran
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di temukan bahwa guru
PAI di SD Negeri 9 Buntok dalam kegiatan pembelajaran baca-tulis AlQuran, adanya jadwal belajar baca-tulis Al-Quran, yaitu pada hari selasa
sampai hari jumat jam 13.00 sampai tibanya waktu shalat Ashar.
Dari hasil data tersebut di atas, diketahui bahwa jadwal yang dibuat
oleh guru PAI di luar jam pembelajaran sekolah, berarti tidak mengganggu
kegiatan pembelajaran yang ada di sekolah.
Pada dasarnya kegiatan ekstrakurikuler harus dilaksanakan di luar jam
pembelajan sekolah, karena kegiatan tersebut sifatnya hanya kegiatan
tambahan bukan kegiatan wajib yang harus dilaksanan oleh sekolah, oleh
sebab itu waktu pelaksanaannya jangan sampai mengganggu waktu belajar di
sekolah

2) Pengelompokan siswa
Berdasarkan W.4, dan O.2, ditemukan bahwa guru PAI di SD Negeri 9
Buntok dalam kegiatan pembelajaran baca-tulis Al-Quran, yang pertama kali
dilakukan adalah pengelompokan siswa dalam belajar.
35

Syeikh Muhammaf bin Muhammad Abu Syuhbah, Op cit.hal. 41

56

Dalam pembelajaran yang non kasikal, seorang guru seharus


mengelompokkan siswa untuk memudahkan dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran baca-tulis Al Quran

mempergunakan sistem khalakah /

namun juga kemajuan belajar tetap perindividu.


Pengelompokam perlu dilakukan untuk

memudahkan

proses

pembelajaran, terutama mempercepat proses pembelajaran, karena setiap


kelompok di bimbing oleh seorang guru dalam belajar, disamping itu untuk
mempermudah memberikan bimbingan bagi siswa yang masih pada tahab
pemula.
3) Pengenalan huruf hijaiyah
Berdasarkan W.5, ditemukan bahwa guru PAI di SD Negeri 9 Buntok
dalam kegiatan pembelajaran baca-tulis Al-Quran, setelah pengelompokan
siswa dilakukan, guru melakukan pengenalan huruf hijaiyah kepada siswa
dalam belajar.
Pembelajaran baca-tulis Al Quran yang pertama harus diketahui oleh
siswa adalah mengenal huruf-huruf hijaiyah, setelah siswa mengenal huruf
hijaiyah baru mereka belajar membaca dan menulis huruf hijaiyah tersebut,
khususnya bagi siswa yang pertama kali belajar baca-tulis Al Quran.
Langkah yang dilakukan oleh guru PAI SD Negeri 9 Buntok dalam
pembelajaran baca-tulis Al Quran tersebut, sudah tepat, yaitu langkah
pertama yang dilakukan adalah mengenalkan huruf-huruf hijaiyah kepada
siswa yang baru belajar baca-tulis Al Quran.
4) Sistem pembelajaran baca-tulis Al-Quran
Berdasarkan W,6, dan O.3, tersebut, seperti tercantum pada halaman
46-47 ditemukan bahwa guru PAI di SD Negeri 9 Buntok dalam kegiatan
pembelajaran baca-tulis Al-Quran, mempergunakan sistem khalakah, yaitu

57

pembelajaran dilaksanakan secara kelompok dan Individual, dalam kelompok


tersebut siswa maju bergiliran satu persatu untuk menunjukkan kemampuan
mereka masing-masing dalam baca-tulis al-Quran. (Lihat penyajian data
halaman; 46-47)
Sistem pembelajaran yang dipakai oleh guru PAI dalam pembelajaran
baca-tulis Al Quran, menurut pandangan penulis sangat tepat, yaitu
mempergunakan sistem khalakah untuk memberi motivasi kepada setiap
siswa agar belajar lebih giat untuk menguasai materi pelajaran.
Pembelajaran baca-tulis Al Quran berbeda dengan

sistem

pembelajaran biasa. Pada pembelajaran biasa lebih banyak mempergunakan


sistem klasikal, sedangkan pada pembelajaran baca-tulis Al Quran lebih
banyak mempergunakan sistem kelompok yang di dalam pembelajaran Islam
dikenal dengan istilah sistem khalakah, siswa dibagi beberapa kelompok,
setiap kelompok ada satu orang guru pembimbingnya, mereka diberi
penjelasan secara kelompok dan setiap orang siswa akan menunjukkan
kemampuan mereka masing-masing, bagi mereka yang sudah menguasai
materi tersebut akan dinaikkan ke tingkat yang berikutnya dan bagi mereka
yang belum menguasai materipembelajaran akan tetap mengulangi pelajaran
tersebut.
5) Metode baca-tulis Al-Quran
Berdasarkan W.7, dan O.4, tersebut, ditemukan bahwa guru PAI di SD
Negeri 9 Buntok dalam kegiatan pembelajaran baca-tulis Al-Quran,
mempergunakan metode IQRA, dan sudah ada yang membaca Al-Quran
dengan lancar.
Metode pembelajaran baca-tulis Al Quran yang dipergunakan oleh
guru PAI SD Negeri 9 Buntok adalah Iqra. Untuk saat ini, wilayah kota
buntok dan sekitarnya dalam pembelajaran Al Quran yang mempergunakan
metode iqra sangat relevan, karena melihat kondisi walayah yang jauh dari

58

kota besar seperti kota Banjarmasin atau kota-kota di jawa untuk pengadaan
buku-buku yang lengkap, sehingga memerlukan biaya yang cukup besar,
sedangkan buku metode Iqra sudah ada tersedia di toko buku di Buntok.
Selain itu, metode iqra saat ini di buntok masih dianggap suatu cara yang
dapat mempermudah dan cepat dalam belajar baca-tulis Al Quran. Namun
Para guru PAI dalam mengajar baca-tulis Al Quran, juga harus mencoba
mempelajari dan mengembangkan metode lain, agar pembelajaran baca-tulis
Al Quran lebih maju dan berkembang dimasyarakat kita.
c. Memberikan Motivasi
Berdasarkan W.8, dan O.5, tersebut, ditemukan bahwa guru PAI di SD
Negeri 9 Buntok dalam kegiatan pembelajaran baca-tulis Al-Quran,
memberikan motivasi kepada siswanya berupa menyampaikan manfaat dan
tujuan belajar Al-Quran, berdoa setiap kali mengawali pembelajaran, dan
memberikan pujian kepada siswa yang bagus baca-tulis al-Qurannya, serta
memberikan penilaian setiap siswa selesai melakukan pekerjaannya dalam
baca-tulis Al-Quran.
Motivasi yang diberikan oleh guru PAI SD Negeri 9 Buntok dalam
bentuk menyampaikan manfaat dan tujuan belajar Al-Quran, berdoa setiap
kali mengawali pembelajaran, dan memberikan pujian kepada siswa yang
bagus baca-tulis al-Qurannya, serta memberikan penilaian setiap siswa
selesai melakukan pekerjaannya dalam baca-tulis Al-Quran.
Setiap pekerjaan yang diketahui manfaat tujuannya, tentu orang yang
mengerjakan pekerjaan tersebut senang melakukannya. Hal ini merupakan
motivasi yang sangat berharga bagi siswa, sehingga mereka bersemangat
untuk belajar. Upaya yang sudah dilakukan oleh guru PAI dalam memberikan
motivasi dalam belajar baca-tulis Al Quran sangat bagus, namun masih bisa

59

untuk ditingkatkan, misalnya dengan memberikan hadiah kepada mereka


yang berprestasi tinggi dalam belajar baca-tulis Al Quran, atau dengan cara
yang lain.
1. Faktor-Faktor yang mempengaruhi upaya guru PAI dalam pembinaan
baca-tulis Al-Quran di SD Negeri 9 Buntok
Faktor-faktor yang mempengaruhi upaya guru PAI dalam pembinaan
baca-tulis Al-Quran di SD Negeri 9 Buntok yang meliputi:
a. Latar Belakang Pendidikan Guru PAI
Berdasarkan W.9, W.10, dan D.1, tersebut, ditemukan bahwa guru PAI di
SD Negeri 9 Buntok berlatar belakang pendidikan D2 jurusan PAI pada IAIN
Antasari Banjarmasin. (Lihat penyajian data halaman 50-52)
Dilihat dari latar belakang pendidikan yang dimiliki oleh Ibu Hj. Sartini
tersebut dengan tugas yang diembannya sebagai guru mengajar di sekolah dasar,
dan mengajarkan baca-tulis Al Quran serta masih aktif mengikuti pelatihanpelatihan, maka dapat dikatakan profesional secara akademis. Hal ini tentu
sangat berpengaruh dalam melaksanakan tugas sehari-hari di sekolah.
b. Pengalaman dan Pengetahuan Guru tentang Metode baca-tulis Al Quran
Berdasarkan W.11, dan W.12, ditemukan bahwa pengalaman guru PAI
yang mengajar selama kurang lebih 12 tahun, ditambah pengalaman yang dapat
pada waktu kuliah, serta mengikuti pelatihan-pelatihan kependidikan, sehingga
pengetahuan tentang baca-tulis Al Quran semakin profesional secara akademis.
Pengalaman yang cukup lama tersebut diikuti dengan pengetahuan
keprofesian melalui berbagai pelatihan-pelatian yang dapat menunjang tugasnya
sebagai guru mengajar di sekolah dasar, dengan demikian keprofesionalan dapat

60

meningkat. Hal ini tentu sangat berpengaruh dalam melaksanakan tugas seharihari di sekolah.
c. Metode Baca-tulis Al Quran
Berdasarkan W.13, W.14, dan O.6, ditemukan bahwa metode iqra yang
dipergunakan oleh guru dalam baca-tulis Al Quran sangat membantu tugas guru
dalam mengajar baca-tulis Al Quran tersebut.
Penggunaan metode mengajar seorang guru dan pengetahuannya tentang
metode pembelajaran juga sangat mempengaruhi keberhasilannya dalam
menerapkan pembelajaran baca-tulis yang dilaksanaknnya, ketika seorang guru
telah memiliki banyak pengalaman dalam melaksanakan tugas mengajar, dan
mempunyai pengetahuan yang cukup tentang metode pembelajaran baca-tulis Al
Quran, maka akan sangat membantu guru yang bersangkutan dalam memilih dan
menerapkan suatu metode dalam proses pembelajaran baca-tulis Al Quran.
Perkembangan metode baca tulis Al Quran sekarang ini sangat beragam
dari yang paling sederhana sampai ke tingkat yang super canggih sudah
diterapkan di Indonesia. Apapun jenis metode dipergunakan, syarat utama guru
yang dapat mempergunakannya dalam proses pengajaran. Nilai dan manfaat yang
diharapkan bukan pada metodenya, tetapi dampak dari penggunaan oleh guru
pada saat terjadinya intraksi belajar siswa dengan lingkungannya. Bagaimanapun
bagusnya sebuah metode, tidak mempunyai arti apa-apa, bila guru tidak dapat
menggunakannya dalam pengajaran untuk mempertinggi kualitas pengajaran.
d. Waktu yang tersedia
Berdasarkan W.15, dan W.16, ditemukan bahwa waktu yang dipergunakan
oleh guru dalam baca-tulis di luar jam belajar sekolah yang tentunya harus
mengorbankan waktu istirahat guru PAI tersebut.

61

Untuk menjadi anak yang shaleh, tentu saja memerlukan bimbingan dan
didikan terutama dalam belajar baca-tulis Al Quran. Untuk melaksanakan
pembelajaran baca-tulis Al-Quran tersebut tentunya memerlukan waktu di luar
jam pembelajaran sekolah agar tidak mengganggu pembelajaran di sekolah.
Dalam hal ini tentunya mengorbankan waktu guru yang bersangkutan, yaitu
waktu istirahat dan berkumpul dan berkomunikasi dengan keluargadi rumah.
Alex Sobur berpendapat; meluangkan waktu bersama merupakan syarat
utama menciptakan komunikasi antara orang tua dan anak. Sebab dengan adanya
waktu bersama, barulah keintiman dan keakraban dapat diciptakan angngota
keluarga. Bagaimanapun juga tak seorangpun dapat menjalin komunikasi dengan
anak bila mereka tak pernah bertemu, ataupun bercakap-cakap.36
e. Sarana dan prasarana
Berdasarkan W.17, W.18, O.7, dan D.2, ditemukan sarana prasarana yang
dimiliki oleh SD Negeri 9 Buntok sebagai berikut 1 buah ruang kantor kepala
sekolah, 1 buah ruang kantor guru, 1 buah ruang TU, 6 ruang kelas, 1 buah ruang
perpustakaan, 1 buah UKS, 1 buah WC. Guru dan 1 buah WC siswa. Belum
memiliki Sarana prasarana keagamaan. faktor pendukung dalam kegiatan belajar
mengajar secara umum, tetapi dalam bidang keagamaan belum mendukung
pembelajaran khususnya agama Islam
Sarana prasarana yang dimiliki sekolah adalah salah satu faktor
pendukung dalam kegiatan belajar mengajar. Sarana prasarana yang lengkap akan
memudahkan guru dalam melaksanakan tugas menagajar, termasuk mushalla
yang dipergunakan untuk praktik ibadah keagamaan, sehingga kegiatan
pembelajaran baca-tulis Al Quran mudah dilaksanakan tidak perlu berpindahpindah mencari tempat untuk belajar.
36

. Alex subur, Komonikasi orang tua dan anak, Bandung, Angkasa, 1985, hal. 22.

62

BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Dari uraian diatas dapat ditarik simpulan bahwa:

63

1. Upaya guru Pendidikan Agama Islam dalam pembinaan baca-tulis Al Quran di

SD Negeri 9 Buntok Kabupaten Barito Selatan Selatan meliputi:


a. Sosialisasi belajar baca-tulis dalam PAI
b. Pelaksanaan pembelajaran baca-tulis Al Quran di SD Negeri 9 Buntok
meliputi beberapa kegiatan: pertama membuat jadwal pembelajaran bacatulis Al Quran, kedua melakukan pembagian kelompok siswa untuk
memudahkan pengelolaan belajar, ketiga melakukan pengenalan huruf
hijaiyah bagi siswa yang belajar pemula baca-tulis AlQuran; keempat
menggunakan sistem pembelajaran khalakah, kelima : menggunakan metode
pembelajaran baca-tulis Al Quran
c. Memberikan motivasi dalam belajar baca-tulis Al Quran, yaitu dengan cara
menyampaikan manfaat dan tujuan belajar Al-Quran, berdoa setiap kali
mengawali pembelajaran, dan memberikan pujian kepada siswa yang bagus
baca-tulis al-Qurannya, serta memberikan penilaian setiap siswa selesai
melakukan pekerjaannya dalam baca-tulis Al-Quran.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi upaya guru PAI dalampembinaan bacatulis Al Quran pada siswa SD Negeri 9 Buntok, meliputi:
a. Latar Belakang Pendidikan Guru PAI, dilihat dari latar belakang
69
pendidikan yang dimilikinya dengan tugas yang diemban sebagai guru
PAI mengajar di sekolah dasar, dapat dikatakan profesional secara
akademis.
b. Pengalaman dan pengetahuan tentang metode pembelajaran semakin
banyak pengalaman dan pengetahuan tentang metode pembelajaran serta
menyakinkan peneliti semakin mudahnya pelaksanaan pembelajaranbaca
tulis Al Quran

64

c. Metode yang dilaksanakan pembelajaran baca-tulis Al Quran, digunakan


oleh guru PAI adalah Iqra yang sangat mendukung dalam proses
pembelajaran baca-tulis Al Quran.
d. Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh SD Negeri 9 Buntok, belum
mendukung pembelajaran PAI (pembelajaran baca-tulis Al Quran).
B. Saran-Saran
Untuk lebih meningkatkan pencapaian hasil pembelajaran baca-tulis Al
Quran di SD Negeri 9 Buntok, maka dalam kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan beberapa saran kepada:
a. Pengawas dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten Barito selatan, untuk
selalu berupaya memberikan bimbingan dan arahan kepada para guru PAI
untuk selalu berupaya meningkatkan wawasan dan pengetahuan, dalam bidang
pendidikan pada umumnya dan khususnya tentang baca-tulis Al Quran.
b. LPTQ Kabupaten Barito selatan, untuk selalu memberikan bimbingan dan
arahan kepada para guru PAI, terutama dalam yang berkaitan dengan metode
pembelajaran baca-tulis Al Quran.
c. Kepala Sekolah untuk selalu berupaya mengawasi

dan memberikan

membimbingan arahan serta dukungan kepada guru-guru, baik berupa spot


ataupun pemenuhan sarana prasarana demi kelancaran proses belajar mengajar
yang dilaksanakan.
d. Guru mata pelajaran PAI untuk selalu berusaha meningkatkan wawasan dan
pengetahuan tentang pembelajaran PAI secara umum dan secara khusus yang
berhubungan dengan metode pembelajaran baca-tulis Al quran.
e. Seluruh pihak yang bertanggung jawab terhadap kemajuan pendidikan di
sekolah agar dapat menyediakan dan melengkapi buku-buku mata pelajaran

65

PAI, termasuk buku-buku penunjang lainnya, demi meningkatkan mutu


pembelajaran dan memperlancar kegiatan belajar mengajar.

DAFTAR KEPUSTAKA
Ali, Muhammad, Kamus Bahasa Indonesia Moderen,(Jakarta: Rineka Cipta, 1995
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jaakarta;
Rineka Cipta, 2002
Ash Shabuni, Muhammad Ali, At Tibyaan Fii Ulumil Quran, Terj H. Aminuddin,
dengan judul Studi Ilmu Al-Quran. Bandung: Pustaka Setia, 1991
Asmuni, Jamal Mamur, 7 Kompetensi guru Menyenangkan dan Profesional,
Jogjakarta, Power Books (ihdina), cet. Pertama, 2009
Atmodiwirio, Soebagio, Manajemen Pendidikan di Indonesia, Jakarta, Ardadizya,
2005
Buseri, Kamberani, Reinventing Pendidikan Islam, Banjarmasin, Antasari Press, cer
ke I, 2010
Djamarah, Syaiful Bahri , Guru dan anak Didik Dalam Interaksi Edukatif Suatu
Pendekatan Teoretis Psikologi, Jakarta, PT. Rineka Cipta, cet. Ketiga, 2005,
KH. Asad, Iqro Cara Cepat Relajar Membaca Al-Quran, Yogyakarta, Balai Litbang
LPTQ Nasional,2000
Khon, H. Abd Majid, Peraktik Qiraat, Jakarta: Amzah, 2008

66

Mulyasa, E, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan


Menyenangkan, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2009
Mangunharjana, A, Pembinaan Arti dan Metodenya, Yogyakarta: Kanisius,1986
Pusat Bahasa Depertemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Jakarta, Balai Pustaka,2008
Sagala, Syaiful, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, Bandung,
Alfabeta, 2009
Syeikh Muhammad bin Muhammad Abu Syuhbah, Etika Membaca Dan
Mempelajari Al-Quran Al-Karim Bandung Pustaka Setia, 2003

I. PEDOMAN OBSERVASI
A. Keadaan sarana prasarana sekolah
B. Keadaan siswa
C. Keadaan proses belajar mengajar (baca tulis Al Quran)
II. DOKUMENTER
A. Yang berhubungan dengan siswa
B. Yang berhubungan dengan guru
C. Yang berhubungan dengan sarana prasarana sekolah.

67

III.PEDOMAN WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH


A. Identitas
1. Nama

: ................................................................................

2. Tempat Tgl. Lahir

: ................................................................................

3. Alamat

: ................................................................................

4. Pendidikan Terakhir

: ................................................................................

B. Daftar Pertanyaan
1. Bagaimana sejarah singkat berdirinya SDN 9 Buntok ?
2. Berapa jumlah guru dan siswa pada SDN 9 Buntok ?
3. Bagaimana keadaan guru-guru pada SDN 9 Buntok ?
4. Apa saja sarana prasarana yang dimiliki oleh SDN 9 Buntok ?
5. Bagaimana dengan proses pembelajaran khususnya PAI, apakah guru PAI
juga melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, kalau ada apa jenis
kegiatannya ?
6. Bagaimana cara Bapak memotivasi agar guru PAI dalam pembelajaran baik
yang bersifat kegiatan kurikuler maupun yang ektrakurikuler ?

68

7. Apakah guru PAI juga melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler baca-tulis AlQuran di sekolah Bapak ?
8. Menurut

pandangan

Bapak,

apa

dampak

dilaksanakannya

kegiatan

ekstrakurikuler khususnya baca-tulis Al-Quran bagi siswa-siswi dan sekolah


khususnya yang berhubungan moral atau akhlak di sekolah ?
9. Apakah guru PAI mengalami kesulitan dalam melaksanakan kegiatan
ekstrakurikuler khususnya baca-tulis Al-Quran tersebut ?
10. Apakah kegiatan baca-tulis Al-Quran yang dilaksanakan di sekolah Bapak
pernah diikutkan dalam perlombaan baik tingkat daerah maupun tingkat
nasional ?

69

IV. PEDOMAN WAWANCARA UNTUK TATA USAHA


A. Identitas
1. Nama

: ................................................................................

2. Tempat Tgl. Lahir

: ................................................................................

3. Pendidikan Terakhir

: ................................................................................

4. Alamat

: .................................................................................

B. Daftar Pertanyaan
1. Bagaimana sejarah singkat berdirinya SDN 9 Buntok ?
2. Berapa jumlah guru dan siswa pada SDN 9 Buntok?
3. Bagaimana keadaan guru-guru (latar belakang pendidikannya ) pada SDN 9
Buntok ?
4. Bagaimana kehadiran dan kedisiplinan guru-guru di sekolah ?
5. Apa saja sarana prasarana yang dimiliki oleh SDN 9 Buntok sekarang ini ?

70

I.

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK GURU


A. Identitas
1. Nama

: ...........................................................

2. Tempat Tgl. Lahir

: ...........................................................

3. Pendidikan Terakhir

: ...........................................................

4. Alamat

: ............................................................

B. Daftar Pertanyaan
1. Apa latar belakang pendidikan Ibu ?
2. Sudah berapa lama Ibu menjadi guru ?
3. Bagaimana sekilas sejarah terbentuknya atau dilaksanakannya kegiatan baca-tulis
Al-Quran di sekolah Ibu ?
4. Kapan waktu pelaksanaan kegiatan baca-tulis Al Quran dilaksanakan ?
5. Bagaimana cara Ibu mengenalkan kegiatan baca-tulis AlQuran tersebut, baik
kepada orang tua maupun kepada siswa, bagaimana tanggapan mereka ?
6. Apa yang Ibu lakukan pada pertemuan pertama dalam kegiatan baca-tulis Al
Quran ?
7. Bagaimana pengaturan siswa dalam belajar baca-tulis Al Quran, apakah sistem
kelas, kelompok atau tingkatan berdasarkan kemampuan baca-tulis yang dikuasai
oleh siswa ?
8. Metode apa saja yang Ibu gunakan dalam kegiatan baca-tulis Al Quran ?
9. Bagaimana cara Ibu memotivasi siswa untuk belajar baca-tulis Al Quran ?
10. Apakah Ibu pernah mengikuti pelatihan-pelatihan metoda baca-tulis Al Quran ?

71

11. Apa kesulitan Ibu dalam melaksanakan kegiatan baca-tulis Al Quran ?


12. Apakah harapan Ibu tentang kegiatan baca-tulis Al Quran tersebut kedepan
nya ?

V.

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK SISWA

72

A. Identitas
1. Nama

: ................................................................................

2. Tempat Tgl. Lahir

: ................................................................................

3. Kelas

: ................................................................................

4. Alamat

: .................................................................................

B. Daftar Pertanyaan
1. Apakah anda senang belajar baca-tulis Al Quran, berikan alasannya ?
2. Menurut anda apakah belajar baca-tulis Al Quran itu sulit atau mudah, berikan
alasannya ?
3. Apakah memberitahukan tentang manfaat, fungsi dan tujuan belajar Al Quran ?
4. Apa yang pertama kali diajarkan oleh guru anda tentang baca-tulis Al Quran ?
5. Apakah guru anda mengenalkan/menceritakan tentang sejarah turunnya Al
Quran ?
6. Bagaimana cara guru anda mengajari baca-tulis Al Quran ?
7. Apakah anda belajar baca tulis Al Quran berdasarkan kelas, kelompok atau
berdasarkan kemampuan membaca dan menulis yang dikuasai ?
8. Apakah guru anda pernah memuji atau memberikan hadiah bagi siswa yang
pandai dan bagus baca-tulis Al Quran ?
9. Apa kesulitan anda dalam belajar baca-tulis Al Quran ?
10. Apa saran-saran untuk guru anda dalam mengajarkan baca-tulis Al Quran ?

Lampiran 1 : Daftar terjemah ayat Al Quran dan hadis


No
1

Halaman
3

Terjemah
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah

73

menciptakan manusia dari segumpal darah.Bacalah, dan Tuhanmulah


yang Maha pemurah,Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam,
Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. Al-Alag;
1-5)

13

.......
(HR. Turmuzi)

13

Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di
antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka,
mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan hikmah (As
Sunnah). dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam
kesesatan yang nyata,(QS. Al-Jumuah;2)

14

Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah dan


mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang kami
anuge- rahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan,
mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi,(QS. Fathir ;
29)

15

Dan apabila dibacakan Al Quran, Maka dengarkanlah baikbaik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu
mendapat rahmat(QS. Al-Araf: 204)

15

15

16

16

10

17

11

17

12

18

Bacalah Al-Quran, sebab di hari kiamat nanti, ia akan


datang sebagai penolong bagi para pembacanya.
(HR.Turmuzi)
Sebaik-baiknya orang di antara kamu adalah orang yang
mempelajari Al-Quran dan mengajarkannya. (HR. Bukhari)
Sesungguhnya Al-Quran ini adalah hidangn Allah, maka
pelajarilah hidangan Allah tersebut sesuai dengan
kemampuanmu. (HR. Muttafaq alaih)
Tidak boleh berhasad (iri), kecuali dalam dua hal, yaitu iri
terhadap seseorang yang dianugrahi Al-Quran dan Dia
membacanya sepanjang siang dan malam dan juga iri
terhadap seseorang yang dikaruniai Allah hartakekayaan, lalu
dia membelanjakannya dengan baik pada waktu malam dan
juga siang hari. (HR. Bukhari dan Muslim)
Diperlihatkan kepadaku dosa-dosa umatku, maka aku tidak
melihat dosa yang lebih besar daripada seseorang yang diberi
suatu surat atau ayat Al-Quran, kemudian dia melupakannya.
(HR. Abu Daud)
Barang siapa membaca Al-Quran kemudian melupakannya,
dia akan menemui Allah pada hari kiamat dalam keadaan
buntung tangannya.. (HR. Abu Daud)

74

Janganlah menyentuh Al-Quran, kecuali orang yang suci.


(HR. Ad-Daruquthni)
13

19
Sesungguhnya mulut kalian adalah jalan keluarnya AlQuran. Oleh karena itu, bersihkanlah mulut-mulut tersebut
dengan siwak. (HR. Ibnu Majah dan Bazar).

14

19
Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu
meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang
terkutuk. (QS. An-Nahl; 98)

75

76

77

78

79

80

81

82

83

84

Anda mungkin juga menyukai