BAB I
PENDAHULUAN
A.
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1
Untuk mewujudkan tujuan yang mulia tersebut, tentunya melalui proses
yang sistematis serta terarah, salah satunya adalah melalui proses pendidikan secara
berkelanjutan, terintegrasi dan holistik. Pendidikan yang dimaksud bukan hanya pada
tataran formal, tetapi informal dan nonformal. Dalam hal ini pemerintah bertanggung
jawab melakukan pembinaan-pembinaan baik sarana maupun prasarananya. Tugas
1
1
Undang-Unang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 dan Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun
2008 tentang Guru dan Dosen, Bandung, Citra Umbara, 2009, hal.64
Komponen-
komponen yang dimiliki antara lain masukan utama (perserta didik), masukan
instrumen (guru, tenaga administrasi, kurikulum, metode, sarana dan prasarana,
manajemen, serta dana), proses belajar mengajar dan output.
Dari komponen-komponen pendidikan tersebut di atas, salah satunya adalah
peserta didik, yang diharapkan dapat diarahkan menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa serta berakhlak mulia, sesuai dengan tujuan pendidikan nasiona. Namun
pada kenyataannya pada saat ini, pendidikan yang diharapkan dapat mengembangkan
potensi peserta didik menjadi manusia manusia yang beriman dan bertaqwa serta
berakhlak mulia tersebut belum dapat terwujud, hal ini dapat kita lihat dan saksikan
berita-berita di media massa tentang tauran antar pelajar, tindak kekerasan, amoral
narkoba dan lain sebagainya yang dilakukan oleh para pelajar.
Selain itu, menurut Kamrani Buseri, Dikalangan remaja saat ini
berkembang sikap ambigous. Remaja di satu sisi taat menjalankan perintah agama,
terutama yang bersifat ritual dan serimonial seperti salat, pengajian dan ikut ambil
bagian dalam peringatan hari-hari besar Islam, tetapi di sisi lain mereka juga
mengerjakan hal-hal yang di luar agama seperti pacaran dan pergaulan bebas.
Fenomena serupa itu menunjukkan bahwa sebagian generasi muda belum mampu
menyusun hirarki nilai dalam suatu sistem yang dianut, sekaligus menunjukkan
kegagalan pendidikan keagamaan itu sendiri.2
Untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas, maka guru pendidikan
agama Islam dapat melakukan pembinaan-pembinaan terhadap siswa tentang ajaran
Islam secara kholistik. Untuk dapat memahami ajaran Islam dengan baik dan benar,
maka harus merujuk pada kitab suci Al-Quran, sebab Al-Quran adalah sumber
utama dan pertama dari ajaran Islam. Untuk dapat memahami ajaran Islam yang
termuat di dalam Al-Quran, seseorang harus dapat membaca Al-Quran dengan baik
dan benar.
Hal ini sejalan dengan firman Allah Swt. dalam Al-Quran surah al-Alaq ayat
1-5 yang berbunyi sebagai berikut:
Dari ayat tersebut di atas, dapat dipahami bahwa Allah mengajar manusia
dengan perantara tulis baca (Al-Quran). Demikian juga seorang guru pendidikan
agama Islam, jika menghendaki siswanya memiliki ilmu agama Islam yang sempurna
dan mampu mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari, maka guru PAI harus
melakukan pembinaan-pembinaan baca tulis Al-Quran sejak siswa memasuki
sekolah dasar. Siswa yang mampu membaca dan menulis Al-Quran dengan baik dan
benar, mereka dengan mudah mengerti dan memahami isi kandungan Al-Quran
tersebut. Orang yang benar-benar memahami isi kandungan Al-Quran tidak akan
melakukan tindakan yang bertentangan dengan hukum agama Islam.
hal. 70.
Kenyataan di lapangan
Selatan yang mayoritas ummat Islam masih banyak siswa yang tidak dapat membaca
Al-Quran, tidak melaksanakan shalat, puasa, mudah terpropokasi untuk melakukan
hal-hal yang tidak sepantasnya dilakukan oleh seorang muslim seperti minum
minuman keras, narkoba, berpakaian yang tidak melambangkan seorang muslim, dan
pergaulan bebas.
Dari latar belakang masalah tersebut di atas, maka untuk mengetahui
bagaimana upaya guru PAI dalam pembinaan baca tulis Al-Quran pada siswa SDN
9 Buntok maka penulis tertarik untuk melakukan sebuah penelitian skripsi dengan
judul: Upaya Guru PAI dalam Pembinaan Baca Tulis Al-Quran pada Siswa
SDN 9 Buntok Kabupaten Barito Selatan
B. Penegasan Judul
Agar tidak terjadi interprestasi yang berbeda-beda terhadap judul skripsi
ini, maka dikemukakan penegasan judul, sebagai berikut:
1. Upaya, yang dimaksud adalah usaha yang dilakukan oleh PAI dalam pembinaan
baca tulis Al-Quran pada siswa.
2. Pembinaan adalah suatu usaha yang dilakukan guru PAI untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam proses belajar membaca dan menulis Al-Quran, agar
tercapai tujuan pendidikan, khususnya pendidikan agama Islam.
3. Guru PAI adalah guru yang memiliki ilmu pengetahuan atau keahlian khusus
dalam bidang pendidikan agama Islam, yang meliputi: Al-Quran Hadis, Akidah
Akhlak, Fiqih dan SKI, untuk membimbing dan mengarahkan peserta didik
mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.
4. Baca Tulis Al-Quran adalah suatu proses pembelajaran Al-Quran baik membaca
maupun menulis ayat-ayat Alquran, dengan tujuan siswa mampu membaca dan
menulis Al-Quran dengan baik dan benar, dapat memahami isi kandungan AlQuran untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari,
Maksud judul di atas, adalah suatu proses pembelajaran Al-Quran baik
membaca maupun menulis ayat-ayat Al-Quran, yang dilakukan oleh guru PAI
dengan tujuan siswa mampu membaca dan menulis Al-Quran dengan baik dan
benar, sehingga dapat memahami isi kandungan Al-Quran untuk diamalkan
dalam kehidupan sehari-hari.
C. Perumusan masalah
Rumusan
masalah
dalam
3. Upaya guru PAI dalam pembianaan baca tulis Al-Quran pada siswa ditentukan
oleh faktor-faktor pendukung yang ada di sekolah, juga yang sangat penting dan
dominan ditentukan oleh bagaimana upaya guru PAI dalam melakukan
pembinaan.
4. Sepengetahuan penulis masalah ini belum pernah diangkat dan di adakan
penelitian, khususnya pada SDN 9 Buntok Kabupaten Barito Selatan.
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Upaya guru PAI dalam pembianaan baca tulis Al-Quran pada siswa pada SDN 9
Buntok Kabupaten Barito Selatan.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Upaya guru PAI dalam pembianaan baca tulis
Al-Quran pada siswa SDN 9 Buntok Kabupaten Barito Selatan.
F. Manfaat Penelitian
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan dan manfaat,
baik secara teoritis maupun praktis.
1. Secara Teoritis
a. Memberikan sumbangsih terhadap perkembangan ilmu pendidikan, terutama
dalan bidang Pendidikan Agama Islam.
b. Sebagai bahan masukan atau informasi awal bagi kepala sekolah dalam rangka
meningkatkan pembelajaran PAI.
Bab II. Tinjauan teoritis tentang upaya guru PAI dalam pembianaan baca
tulis Al-Quran, KeutamaanBelajar Al-Quran, Etika Membaca Al-Quran dan para
penghafalnya, Metode baca-tulis Al-Quran, Faktor-faktor yang mempengaruhi bacatulis Al-Quran.
Bab III. Metode penelitian, yang terdiri dari: subyek dan obyek penelitian,
dan sumber data, tehnik pengumpulan data, tehnik pengolahan data dan analisis data
prosedur penelitian.
Bab IV. Laporan hasil penelitian, yang memuat pembahasan mengenai
gambaran umum lokasi penelitian, penyajian data analisis data.
Bab V. Penutup, yakni berisi simpulan dan saran-saran yang dilengkapi
dengan daftar pustaka serta lampiran-lampiran.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Upaya Guru PAI Dalam Pembinaaan Baca-Tulis Alquran
1. Pengertian Upaya
Dalam kamus besar bahasa Indinesia, Upaya mengandung beberapa
pengertian seperti: upaya usaha; akal; ikhtiar (untuk mencapai suatu maksud,
memecahkan persoalan, mencari jalan keluar, dsb); daya upaya. 3 Dengan demikian,
upaya adalah suatu usaha yang dilakukan oleh guru Pendidikan agama Islam dalam
membimbing dan mengarahkan siswa, agar mampu membaca dan menulis Alquran
3
Pusat Bahasa Depertemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta,
Balai Pustaka,20080), hal. 1595
dengan baik dan benar sehingga mampu memahami isi kandungan Alquran serta
mampu mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Guru Pendidikan Agama Islam (PAI)
Guru Pendidikan Agama Islam adalah guru yang memiliki ilmu
pengetahuan atau keahlian khusus dalam bidang pendidikan agama Islam, yang
meliputi: Al-Quran Hadis, Akidah, Akhlak, Fiqih dan SKI, untuk membimbing
dan mengarahkan peserta didik mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Guru PAI, ditugaskan oleh atasannya di sekolah umum baik di SD, SMP,
maupun di SMA untuk mengajarkan mata pelajaran pendidikan agama Islam,
sehingga tujuan pendidikan Nasional yang termuat dalan Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003 Bab II pasal 3 yang berbunyi:
Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab,4 dapat tercapai. Guru PAI salah satu yang
9
mempunyai peranan yang sangat besar dalam mewujudkan tujuan pendidikan
nasional tersebut, tanpa andil guru PAI sulit untuk mewujuankan manusia yang
beriman dan bertqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia.
3. Pengertian Pembinaan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, disebutkan sebagai berikut:
Pembinaan adalah suatu proses, peraturan, cara membina dan sebagainya, atau
usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna dan untuk
memperoleh hasil yang lebih baik.5
4
5
hal.243,
10
11
maupun hanya di dalam hati, untuk memahami isi kandungan aayat-ayat Alquran
tersebut.
b. Pengertian Tulis
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Tulis v, bertulis v ada huruf
(angka dsb) yg dibuat (digurat dsb) dng pena (pensil, cat, dsb); menulis v 1
membuat huruf (angka dsb) dng pena (pensil, kapur, dsb): anak-anak sedang
belajar ~; 2 melahirkan pikiran atau perasaan (spt mengarang, membuat surat) dng
tulisan: ~ roman (cerita), mengarang cerita; 3 menggambar; melukis: ~ gambar
pemandangan; 4 membatik (kain).8
Dari pengertian tersebut di atas, dapat kita pahami tulis atau menulis adalah
membuat huruf atau angka yang digurat dengan pena, pensil, kapur, kuas, tinta, cat
dan sebagainya untuk menuangkan pikiran atau perasaan menjadi sebuah karya.
Kalau dihubungkan dengan tulis-menulis Alquran berarti membuat huruf dan
angka Arab yang ada termuat di dalam Alquran.
c. Pengertian Al-Quran
Secara etomologi (bahasa) kata Quran berasal dari kata , , ,:
yang berarti sesuatu yang dibaca ().9 Sedangkan menurut terminologi (istilah)
Quran adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad dengan
perantaraan malaikat Jibril, yang dimulai dengan surah Al-Fatihah dan diakhiri
dengan surah An-Naas, ditulis dalam mushaf-mushaf, disampaikan secara
mutawatir dan membacanya bernilai ibadah.10
Dari pengertian Quran baik secara bahasa maupun istilah tersebut dapat
dipahami bahwa Quran adalah kitab yang harus selalu dibaca oleh umat Islam,
8
Ibed, hal.1558
H. Abd Majid Khon, Peraktik Qiraat, (Jakarta: Amzah, 2008), hal. 1.
10
Muhammad Ali Ash Shabuni, At Tibyaan Fii Ulumil Quran, Terj H. Aminuddin, dengan
judul Studi Ilmu Al-Quran. (Bandung: Pustaka Setia, 1991), hal. 15
9
12
sebab Quran merupakan dasar dari segala hukum Islam yang mengatur segala
ketentuan yang berkaitan dengan seluruh asfek kehidupan umat manusia dimuka
bumi ini, baik yang berkaitan dengan hubungannya dengan Allah Swt,
hubungannya dengan sesama manusia, hubungannya dengan lingkungan
sekitarnya maupun hungnannya dengan dirinya sendiri. Selain dari posisinya
sebagai tuntunan kehidupan yang lebih hebat dari semua bahan bacaan yang ada di
dunia ini adalah membacanya mendapatkan nilai ibadah, sebagaimana telah
ditegaskan oleh Rasulullah Saw dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh
Imam Turmizi:
,
) (
11
membaca dan menulis. Hal ini dijelaskan oleh Allah dalam Al-Quran surah alJumuah ayat; 2 sebagai berikut:
11
13
Alquran.12
1. Keutamaan membaca Al-Quran
a. Mendapat anugerah Allah
Orang yang selalu membaca Al-Quran akan diberi anugerah oleh Allah
berupa pahala yang diumpamakan sebagai perniagaan yang tidak pernah rugi,
sebagaimana firman Allah dalam surah Fathir ayat 29 sebagai berikut:
b. Mendapat Rahmad Allah
12
14
Orang
selalu
membaca
dan
mendengarkan
serta
memberikan rahmad-Nya. Hal ini dijelaskan Allah dalam Al-Quran surah AlAraf ayat; 204 sebagai berikut:
Ayat tersebur di atas, menjelaskan kepada kita bahwa jika
dibacakan
Al
Quran
kita
diwajibkan
mendengar
dan
[ ]
13
13
15
[]
14
[ ]
15
At-Tabyan,
Syarah
Al-Muhadzdzab
dan
AlAdzkar.
Membaca
Alquran
merupakan
cara
paling
utama
untuk
sebab
Al-Quran
adalah
Al-Karim
ibadah
dan
adalah
kitab
dianjurkan
yang
untuk
Ibid, hal.17.
Ibid, hal.19
16
Syeikh Muhammad bin Muhammad Abu Syuhbah, Etika Membaca Dan Mempelajari AlQuran Al-Karim (Bandung Pustaka Setia, 2003) hal.79
15
16
]
[
17
2. Melupkan Al-Quran;
Orang yang belajar Al-Quran kemudian
ayat, dikatakan
melupakan ayat-
]
[
18
[] 19
3. Dianjurkan berwudhu sebelum membaca Al-Quran
17
18
19
Ibid, hal.79-80
Ibid, hal. 86
Ibid, hal.87
17
Muhammad
bin
Muhammad
Abu
Syuuhbah
sedangkan orang
tersebut
diharamkan
membacanya,
Sementara
itu
orang
yang
junub,
haid,
dan
nifas,
Ibid, hal. 87
18
]
[ 21
4. Disunatkan membaca Al-Quran di tempat yang bersih
Sunat membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan tempat yang paling
utama adalah masjid. Sebagian orang tidak menyukai membaca Al-Quran di tempat
buang air dan di jalan. Syeikh Muhammad bin Muhammad Abu
Syuuhbah mengtif pendapat An-Nawawi yang mengatakan, madzhab kami
tidak memakruhkan membaca Al-Quran di dua tempat tersebut, tetapi menurutnya
Asy-Syabi
memakruhkannya
di
tempat
buang
air,
sedangkan
Syeikh
[ ] 23
6. Disunatkan bertaawwudz sebelum membaca Al-Quran
21
Ibid, hal.88
Ibid, hal. 89
23
Ibid, hal. 90
22
19
tersebut
kesempurnaan
di
amaliah
atas,
kita
dapat
dipahami
bahwa
dalam
membaca
Alquran
untuk
perlu
sehingga kita
20
a. CBSA (Cara Belajar Santri Aktif), guru sebagai penyimak saja, jangan
sampai menuntun, kecuali hanya memberikan contoh pokok pelajaran.
b. Privat, penyimakan secara seorang demi seorang.
Bilaklasikal,
santri
dikelompokkan
berdasarkan
kesamaan
tegas
memperingatkan
(sebab
dengan
pendek-pendek)
dan
Bila dengan isyarat masih keliru, berilah titik ingatan, umpamanya santri
lupa baca huruf ( ) ustadz cukup mengingatkan titiknnya yaitu bila tidak
ada titiknya dibaca RO ( ) bila masih tetap lupa barulah ditunjukkan
bacaan yang sebenarnya.
6. Pelajaran jilid I ini berisi pengenalan huruf berfathah, maka sebelum dikuasai
benar jangan naik ke jilidberikutnya, sedangkan bila kemampuannya
maksimal tetapi belum fasih, maka sementara boleh:
21
25
24
KH. Asad, Iqro Cara Cepat Relajar Membaca Al-Quran,(Yogyakarta, Balai Litbang
LPTQ Nasional,2000), hal.iv
25
Ibid, hal. 1
22
aa......baa
baa
= aa----=
27
26
27
Ibid, hal.ii
Ibid, hal.1-16
23
diulang lagi.28
Contoh materi Iqrq jilid 3
Bi =
i = ----
Bii =
28
Ibid, hal. 2
---
24
D.
29
29
Ibid, hal.
Syaiful bahri dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT.Rineka Cipta,
2006), hal. 112-113
30
25
pembelajaran. Oleh sebab itu, seorang guru harus mampu memilih dan menggunakan
metode pembelajaran yang efektif dan efisien.
Pemilihan metode pembelajaran sangatlah penting. Artinya, bagaimana
seorang guru dapat memilih kegiatan pembelajaran yang paling efektif dan efisien
untuk menciptakan pengalaman belajar yang baik, yaitu yang dapat memberikan
fasilitas kepada peserta didik mencapai tujuan pembelajaran. Dalam praktik, tidak
semua metode digunakan sekaligus pada saat yang sama untuk penyajian materi dan
pencapaian tujuan pembelajaran yang berbeda. Jarang sekali dalam suatu peristiwa
intereksi edukatif, seorang guru hanya menggunakan satu metode mengajar. Idealnya
adalah menggunakan metode mengajar lebih dari satu atau bervariasi dalam suatu
pertemuan atau peristiwa interaksi edukatif, sesuai dengan dampak langsung dan
dampak pengiring yang diharapkan.31
Dampak langsung penggunaan metode adalah tujuan yang secara langsung
akan dicapai melalui pelaksanaan program pengajaran yang dilaksanakan guru
setelah selesai suatu pertemun peristiwa interaksi edukatif. Hasil yang dicapai
biasanya berkenaan dengan
psychomotor
domain (keterampilan). Kedua domain atau bidang itu dapat diukur secara konkret,
pasti dan karenanya dapat langsung dicapai ketika itu.32
Dampak pengiring adalah hasil pengajaran yang tidak langsung dapat diukur
dan tidak mesti dicapi ketika berakhirnya suatu pertemuan atau peristiwa interaksi
edukatif, tetapi hasilnya diharapkan akan berpengaruh kepada anak didik dan akan
mengiringi atau menyertai belakangan, memerlukan waktu atau tahapan pertemuanpertemuan peristwa interaksi idukatif selanjutnya.
Biasanya dampak pengiring ini berkenaan dengan affective domain (sikap dan
nilai) dimana anak didik dapat meniru (modelling), tertular (contagion), dan
31
32
26
BAB III
METODE PENELITIAN
27
Kecamatan Dusun Selatan Kabupaten Barito Selatan, yang berkaitan dengan upaya
guru PAI dalam pembianaan baca tulis al-Quran dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya di lokasi tersebut.
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, yakni
penelitian yang menggambarkan situasi atau kondisi apa adanya tentang kenyataan
yang terjadi dilapangan atau di tempat penelitian. Gambaran situasi atau kondisi yang
sesungguhnya atau yang diperoleh dilapangan tersebut, tentu data-data yang
memiliki relivansi dengan masalah-masalah penelitian ini. Data-data yang relevan
dengan masalah-masalah dalam penelitian ini diwujudkan berdasarkan pendekatan
kualitatif, yang selanjutnya data kualitatif diolah dengan bentuk-bentuk essay atau
uraian-uraian.
28
B. Subjek Dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Dalam Penelitian ini yang menjadi subjek penelitian ialah 2 orang guru
PAI. dan 30 orang siswa peserta yang ada pada SDN 9 Buntok Kecamatan
Dusun Selatan Kabupaten Barito Selatan.
2. Objek Penelitian
Objek dari Penelitian ini adalah upaya guru PAI dalam pembianaan baca
tulis al-Quran pada SDN 9 Buntok Kecamatan Dusun Selatan Kabupaten
Barito Selatan.
28
9 Buntok Kecamatan
29
pada matrik
30
No
MATRIK
DATA SUMBER DATA DAN TEHNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik
Data
Sumber Data
Pengumpulan Data
31
1.
2.
Data Pokok:
a.Data tentang Upaya Guru PAI
Dalam Membina Baca-Tulis
Alquran pada SDN 9 Buntok
Kabupaten Barito Selatan yang
meliputi;
sosialisasi belajar baca
tulis al-Quran,
Pelaksanaan baca tulis
Alquran: -Jadwal belajar,
-pengelompokan siswa,
- pengenalan huruf
hijaiyah, -sistem
pembelajaran, metode
mengajar,
memberikan motivasi
b. Faktor-Faktor yang mempengaruhi upaya guru PAI
dalam pembianaan baca tulis
Aquran pada SDN 9 Buntok
Kabupaten Barito Selatan yang
meliputi;
Latar Belakang Pendidikan
guru PAI,
Pengalaman kerja guru,
metode,
Waktu yang tersedia,
Sarana prasarana.
Wawancara/observasi/dokumen
Wawancara/observasi
Wawancara/observasi
Wawancara/observasi
Wawancara,
Wawancara,Obseva
si,Dokomenter
Wawancara/
Dokumenter
Wawancara/observasi/Dokumenter
Data Penunjang
a.
Sejarah berdirinya SDN 9 Kepsek/TU
Buntok
b. Keadaan sekolah,dewan guru, Kepsek/TU
TU, siswa, Sarana prasarana
SDN 9 Buntok Kabupaten
Barito Selatan.
32
2. Analisis Data
Untuk menganalisis data yang telah terkumpul melalui wawancara,
observasi
dan
dokomentasi
akan
dikelompokkan
berdasarkan
pokok
33
b.
c.
2. Tahap Persiapan
a. Konsultasi perbaikan desain proposal skripsi dengan pembimbing.
b. Melaksanakan seminar desain proposal
c. Memohon surat riset kepada Ketua STAI Al Maarif Buntok.
d. Menyampaikan surat riset kepada pihak yang bersangku
BAB IV
LAPORAN PENELITIAN
34
36
Tabel 4.1: Kepemimpinan Kepala Sekolah SD Negeri 9 Buntok
No
Nama
Masa Jabatan
1
2
3
Ridwan Syahrani
Dasina
Kami Abui
1977-1982
1982-1987
1987- 1996
Agustini Turai
1996-2003
2003- sekarang
35
Jumlah/luas
2.
Ruang TU
1 buah
3.
Ruang Guru/kator
1 buah
4.
Ruang Kelas
6 buah
Ruang UKS
1 buah
6.
Ruang Perpustakaan
1 buah
7.
WC Guru
1 buah
8.
WC Siswa
1 buah
9.
Luas tanah
100x100
1 buah
36
maupun pengalaman
Nama/Nip
Hendrito Stepanus, S.Pd.
19581010 197908 1 004
Nurpine Nekel
19560606197802 2 010
Afriati H. Umar
19580428 197911 2 006
Neliani
19621003 198309 2 005
Curaiwati, S. Pd.
19630830 198608 2 004
Ride, S. Pd.
19670804 198608 2 004
Hj. Sartin
19610808 198407 2 005
Arisina, S. Pd.
19650422 198603 2 016
Hj. Mastia, S. Pd
19680302 198712 2 009
Etuni, S. Pd.
1961019 198712 2 009
Sri Waluyuni, S. Pd.
19640121 198909 2 004
Pendidikan
Jabatan
Status
S1
KS
PNS
D II
GK
PNS
D II
GAKP
PNS
D II
GK
PNS
S1
GK
PNS
S1
GK
PNS
D II
GAI
PNS
S1
GK
PNS
S1
GK
PNS
S1
GK
PNS
S1
GK
PNS
37
12
17
18
Endang Kusuma
GH
GTT
19
Fitriana
TU
Honor
20
GH
GTT
21
Astrio R. Y. Said
GH
GTT
22
Sri Wulandari
GH
GTT
13
14
15
16
S1
GK
PNS
S1
GK
PNS
S1
GK
PNS
S1
GK
PNS
PS
PNS
GH
GTT
S1
4. Keadaan Siswa
SD Negeri 9 Buntok Kecamatan Dusun Selatan Kabupaten Barito Selatan
tahun ajaran 2011/2012 seluruhnya berjumlah 220 orang siswa yang terdiri dari 109
orang siswa laki-laki dan 111 orang perempuan yang tersebar dalam beberapa
kelas, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.4: Keadaan Siswa SDN 9 Buntok Tahun Ajaran 2011-2012.
No
Kelas
Jenis Kelamin
L
Jumlah
16
20
36
II
17
22
39
III
25
13
38
IV
18
15
33
20
15
35
VI
13
26
39
38
Jumlah
109
111
220
Kelas
Agama
II
III
IV
VI
Totol
Jlh
Islam
13
15
15
20
21
10
16
11
14
12
10
24
89
92
Kristen
Protestan
19
19
Kristen
Katolik
16
20
17
22
25
13
18
15
20
15
13
26
10
9
111
Jumlah
36
39
38
B.
Penyajian Data
33
35
39
220
181
38
1
220
39
Data yang disajikan adalah tentang bagaimana upaya guru PAI dalam pembinaan
baca-tulis Al-Quran dan faktor-faktor yang mempengaruhinya di SD Negeri 9
Buntok Kecamatan Dusun Selatan Kabupaten Barito Selatan.
1. Pembinaan Baca-tulis Al-Quran di SD Negeri 9 Buntok
Pembinaan baca-tulis Al-Quran yang dilakukan oleh guru agama Islam meliputi
sosialisasi
belajar
baca-tulis
Al-Quran,
pengenalan
huruf
hijaiyah
dan
40
41
ketika Ibu Hj. Sartini dan Tuminah, S. Pd. sedang mengajar baca-tulis AlQuran. Hasil observasi tersebut sebagai berikut:
(O.1) :Pada waktu penulis berada dilokasi penelitian, tepatnya pada jam
13.00 WIB. Pembelajaran baca-tulis Al-quran sudah dimulai dan tepat ketika
adzan waktu Ashar berkumandang pembelajaran berhenti dan dilanjutkan
dengan melaksanakan shalat Ashar berjamaah yang diikuti dengan pembacaan
dzikir dan doa bersama-sama.
Berdasarkan W.3 dan O.1, tersebut, ditemukan bahwa guru PAI di SD
Negeri 9 Buntok dalam kegiatan pembelajaran baca-tulis Al-Quran, adanya
jadwal belajar baca-tulis Al-Quran, yaitu pada hari selasa sampai hari jumat
jam 13.00 sampai tibanya waktu shalat Ashar.
2) Pengelompokan siswa
Data tentang pengelompokan siswa dalam belajar baca-tulis Al-Quran
digali melalui teknik wawancara dan observasi. Data yang digali melalui teknik
wawancara, yaitu dengan Ibu Hj. Sartini dan Ibu Tuminah,
S. Pd.
Berdasarkan hasil wawancara pada hari Selasa tanggal 29 Mei 2012, sebagai
berikut: Pengelompokan siswa dalam belajar yang dimaksud adalah membagi
siswa dalam beberapa kelompok kecil agar mudah melakukan pengawasan
dalam pembelajaran, sistem belajar baca-tulisnya perindividu, tetapi ada juga
yang secara kelompok misalnya belajar berdoa atau pembiasaan seperti
shalat.
Data tentang pengelompokkan tersebut diperkuat dari hasil observasi
penulis pada hari Rabu tanggal 30 Mei 2012 ketika Ibu Hj. Sartini dan
Tuminah, S. Pd. sedang mengajar baca-tulis Al-Quran. Berdasarkn hasil
observasi sebagai berikut: Pada saat itu, pembelajaran baca-tulis Al-Quran
sedang berlangsung ada tiga kelompok belajar dalam satu rungan, walaupun
berkelompok namun cara belajarnya tetap perindividu atau yang dikenal
42
43
44
45
Berdasarkan hasil wawancara pada hari rabu tanggal 30 Mei 2012, sebagai
berikut:
(W.8) Kami memotivasi siswa, pada pertemuan yang pertama kali,
kami sampaikan tujuan dan manfaat belajar baca-tulis Al-quran. Kemudian
pada awal setiap kali pertemuan kami awali dengan berdoa
bersama
memohon petunjuk Allah Swt. Agar dibukakan pintu hati, diberi hidayah,
agar mudah dan cepat menguasai baca-tulis Al-Quran. Kami juga
memberikan penilaan setiap kali pembelajaran berlangsung.
Data tentang memberi motivasi siswa dalam baca-tulis Al-Quran
tersebut diperkuat dari hasil observasi penulis pada hari Rabu tanggal 30 Mei
2012 ketika Ibu Hj. Sartini dan Tuminah, S. Pd. sedang mengajar baca-tulis
Al-Quran. Hasil observasi tersebut sebagai berikut:
(O.5) Hasil pengamatan penulis ketika observasi tentang memberi
motivasi siswa dalam baca-tulis Al-Quran adalah ketika memulai
pembelajaran diawali dengan berdoa bersama, memberikan pujian dan
melakukan penilaan pada setiap anak setelah selesai membaca atau menulis
Al-Quran. Penilaian yang diberikan berupa angka pada pembelajaran
menulis al-Quran, sedangkan pada pembelajaran membaca berupa lancar,
kurang lancar, dan tidak lancar.
Berdasarkan W.8, dan O.5, tersebut, ditemukan bahwa guru PAI di SD
Negeri 9 Buntok dalam kegiatan pembelajaran baca-tulis Al-Quran,
memberikan motivasi kepada siswanya berupa menyampaikan manfaat dan
tujuan belajar Al-Quran, berdoa setiap kali mengawali pembelajaran, dan
memberikan pujian kepada siswa yang bagus baca-tulis al-Qurannya, serta
memberikan penilaian setiap siswa selesai melakukan baca-tulis Al-Quran.
46
Pernyataan
kepala
sekolah
berikut;
Latar
belakang
pendidikan guru PAI di sekolah kami berdasarkan dokunen yang ada pada
sekolah Ibu Hj. Sartini adalah lulusan Deploma 2 (D.2) FakultasTarbiyah
jurusan pendidikan Agama Islam IAIN Antasari banjarmasin.
Untuk memperkuat data tersebut penulis juga melakukan analisis
dokumenter, yaitu melihat dokumen yang ada pada sekolah sebagai berikut:
(D.1) : Data guru-guru SD Negeri 9 Buntok pada tabeb 4.5
47
No
Nama/Nip
Pendidikan
Jabatan
Status
S1
KS
PNS
D II
GK
PNS
D II
GAKP
PNS
D II
GK
PNS
S1
GK
PNS
S1
GK
PNS
D II
GAI
PNS
S1
GK
PNS
S1
GK
PNS
S1
GK
PNS
S1
GK
PNS
S1
GK
PNS
S1
GK
PNS
S1
GK
PNS
S1
GK
PNS
PS
PNS
17
GH
GTT
18
Endang Kusuma
GH
GTT
19
Fitriana
TU
Honor
20
GH
GTT
21
Astrio R. Y. Said
GH
GTT
22
Sri Wulandari
GH
GTT
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
S1
48
Dilihat dari latar belakang pendidikan yang dimiliki oleh Ibu Hj. Sartini
dan Ibu Tuminah tersebut dengan tugas yang diembannya sebagai guru PAI yang
mengajar di sekolah dasar, dapat dikatakan profesional secara akademis. Hal ini
tentu sangat berpengaruh dalam melaksanakan tugas sehari-hari di sekolah.
Berdasarkan W.9, W.10, dan D.1, tersebut, ditemukan bahwa guru PAI di
SD Negeri 9 Buntok berlatar belakang pendidikan D2 jurusan PAI pada IAIN
Antasari Banjarmasin.
Pengalaman dan pengetahuan guru tentang metoda baca-tulis Al-Quran
Untuk mendapatkan
data tentang
pengalaman
mengajar
dan
49
baik dari Kementerian Agama maupun dari luar, untuk menambah wawasan dan
Pengalaman beliau selain yang didapat pada waktu kuliah dan baca buku-buku.
Berdasarkan W.11, dan W.12, ditemukan bahwa pengalaman guru PAI
yang mengajar selama kurang lebih 12 tahun, ditambah pengalaman yang dapat
pada waktu kuliah, serta mengikuti pelatihan-pelatihan kependidikan, sehingga
pengetahuan tentang baca-tulis Al Quran semakin profesional secara akademis.
c.
50
51
tiba. Kalau kami guru-guru ada kegiatan pada jam tersebut, kami pindahkan
jam belajarnya, yaitu belajar di mulai setelah siswa selesai jam pembelajaran
sekolah. Waktu yang dipergunakan dapat kami atur sesuaidengan kesibukan
guru, tentu saja harus mengorbankan waktu istirahat di rumah.
Untuk memperkuat validitas data tentang waktu yang tersedia untuk
pembelajaran baca-tulis Al Quran tersebut di atas, juga digali melalui teknik
wawancara dengan siswa Kelas V, yaitu
52
Jumlah/luas
1 buah
53
2.
Ruang TU
1 buah
3.
Ruang Guru/kator
1 buah
4.
Ruang Kelas
6 buah
Ruang UKS
1 buah
6.
Ruang Perpustakaan
1 buah
7.
WC Guru
1 buah
8.
WC Siswa
1 buah
9.
Luas tanah
100x100
54
:Selain itu dijelaskan juga di dalam surah Al-Araf ayat 204
55
2) Pengelompokan siswa
Berdasarkan W.4, dan O.2, ditemukan bahwa guru PAI di SD Negeri 9
Buntok dalam kegiatan pembelajaran baca-tulis Al-Quran, yang pertama kali
dilakukan adalah pengelompokan siswa dalam belajar.
35
56
memudahkan
proses
57
sistem
58
kota besar seperti kota Banjarmasin atau kota-kota di jawa untuk pengadaan
buku-buku yang lengkap, sehingga memerlukan biaya yang cukup besar,
sedangkan buku metode Iqra sudah ada tersedia di toko buku di Buntok.
Selain itu, metode iqra saat ini di buntok masih dianggap suatu cara yang
dapat mempermudah dan cepat dalam belajar baca-tulis Al Quran. Namun
Para guru PAI dalam mengajar baca-tulis Al Quran, juga harus mencoba
mempelajari dan mengembangkan metode lain, agar pembelajaran baca-tulis
Al Quran lebih maju dan berkembang dimasyarakat kita.
c. Memberikan Motivasi
Berdasarkan W.8, dan O.5, tersebut, ditemukan bahwa guru PAI di SD
Negeri 9 Buntok dalam kegiatan pembelajaran baca-tulis Al-Quran,
memberikan motivasi kepada siswanya berupa menyampaikan manfaat dan
tujuan belajar Al-Quran, berdoa setiap kali mengawali pembelajaran, dan
memberikan pujian kepada siswa yang bagus baca-tulis al-Qurannya, serta
memberikan penilaian setiap siswa selesai melakukan pekerjaannya dalam
baca-tulis Al-Quran.
Motivasi yang diberikan oleh guru PAI SD Negeri 9 Buntok dalam
bentuk menyampaikan manfaat dan tujuan belajar Al-Quran, berdoa setiap
kali mengawali pembelajaran, dan memberikan pujian kepada siswa yang
bagus baca-tulis al-Qurannya, serta memberikan penilaian setiap siswa
selesai melakukan pekerjaannya dalam baca-tulis Al-Quran.
Setiap pekerjaan yang diketahui manfaat tujuannya, tentu orang yang
mengerjakan pekerjaan tersebut senang melakukannya. Hal ini merupakan
motivasi yang sangat berharga bagi siswa, sehingga mereka bersemangat
untuk belajar. Upaya yang sudah dilakukan oleh guru PAI dalam memberikan
motivasi dalam belajar baca-tulis Al Quran sangat bagus, namun masih bisa
59
60
meningkat. Hal ini tentu sangat berpengaruh dalam melaksanakan tugas seharihari di sekolah.
c. Metode Baca-tulis Al Quran
Berdasarkan W.13, W.14, dan O.6, ditemukan bahwa metode iqra yang
dipergunakan oleh guru dalam baca-tulis Al Quran sangat membantu tugas guru
dalam mengajar baca-tulis Al Quran tersebut.
Penggunaan metode mengajar seorang guru dan pengetahuannya tentang
metode pembelajaran juga sangat mempengaruhi keberhasilannya dalam
menerapkan pembelajaran baca-tulis yang dilaksanaknnya, ketika seorang guru
telah memiliki banyak pengalaman dalam melaksanakan tugas mengajar, dan
mempunyai pengetahuan yang cukup tentang metode pembelajaran baca-tulis Al
Quran, maka akan sangat membantu guru yang bersangkutan dalam memilih dan
menerapkan suatu metode dalam proses pembelajaran baca-tulis Al Quran.
Perkembangan metode baca tulis Al Quran sekarang ini sangat beragam
dari yang paling sederhana sampai ke tingkat yang super canggih sudah
diterapkan di Indonesia. Apapun jenis metode dipergunakan, syarat utama guru
yang dapat mempergunakannya dalam proses pengajaran. Nilai dan manfaat yang
diharapkan bukan pada metodenya, tetapi dampak dari penggunaan oleh guru
pada saat terjadinya intraksi belajar siswa dengan lingkungannya. Bagaimanapun
bagusnya sebuah metode, tidak mempunyai arti apa-apa, bila guru tidak dapat
menggunakannya dalam pengajaran untuk mempertinggi kualitas pengajaran.
d. Waktu yang tersedia
Berdasarkan W.15, dan W.16, ditemukan bahwa waktu yang dipergunakan
oleh guru dalam baca-tulis di luar jam belajar sekolah yang tentunya harus
mengorbankan waktu istirahat guru PAI tersebut.
61
Untuk menjadi anak yang shaleh, tentu saja memerlukan bimbingan dan
didikan terutama dalam belajar baca-tulis Al Quran. Untuk melaksanakan
pembelajaran baca-tulis Al-Quran tersebut tentunya memerlukan waktu di luar
jam pembelajaran sekolah agar tidak mengganggu pembelajaran di sekolah.
Dalam hal ini tentunya mengorbankan waktu guru yang bersangkutan, yaitu
waktu istirahat dan berkumpul dan berkomunikasi dengan keluargadi rumah.
Alex Sobur berpendapat; meluangkan waktu bersama merupakan syarat
utama menciptakan komunikasi antara orang tua dan anak. Sebab dengan adanya
waktu bersama, barulah keintiman dan keakraban dapat diciptakan angngota
keluarga. Bagaimanapun juga tak seorangpun dapat menjalin komunikasi dengan
anak bila mereka tak pernah bertemu, ataupun bercakap-cakap.36
e. Sarana dan prasarana
Berdasarkan W.17, W.18, O.7, dan D.2, ditemukan sarana prasarana yang
dimiliki oleh SD Negeri 9 Buntok sebagai berikut 1 buah ruang kantor kepala
sekolah, 1 buah ruang kantor guru, 1 buah ruang TU, 6 ruang kelas, 1 buah ruang
perpustakaan, 1 buah UKS, 1 buah WC. Guru dan 1 buah WC siswa. Belum
memiliki Sarana prasarana keagamaan. faktor pendukung dalam kegiatan belajar
mengajar secara umum, tetapi dalam bidang keagamaan belum mendukung
pembelajaran khususnya agama Islam
Sarana prasarana yang dimiliki sekolah adalah salah satu faktor
pendukung dalam kegiatan belajar mengajar. Sarana prasarana yang lengkap akan
memudahkan guru dalam melaksanakan tugas menagajar, termasuk mushalla
yang dipergunakan untuk praktik ibadah keagamaan, sehingga kegiatan
pembelajaran baca-tulis Al Quran mudah dilaksanakan tidak perlu berpindahpindah mencari tempat untuk belajar.
36
. Alex subur, Komonikasi orang tua dan anak, Bandung, Angkasa, 1985, hal. 22.
62
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Dari uraian diatas dapat ditarik simpulan bahwa:
63
64
dan memberikan
65
DAFTAR KEPUSTAKA
Ali, Muhammad, Kamus Bahasa Indonesia Moderen,(Jakarta: Rineka Cipta, 1995
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jaakarta;
Rineka Cipta, 2002
Ash Shabuni, Muhammad Ali, At Tibyaan Fii Ulumil Quran, Terj H. Aminuddin,
dengan judul Studi Ilmu Al-Quran. Bandung: Pustaka Setia, 1991
Asmuni, Jamal Mamur, 7 Kompetensi guru Menyenangkan dan Profesional,
Jogjakarta, Power Books (ihdina), cet. Pertama, 2009
Atmodiwirio, Soebagio, Manajemen Pendidikan di Indonesia, Jakarta, Ardadizya,
2005
Buseri, Kamberani, Reinventing Pendidikan Islam, Banjarmasin, Antasari Press, cer
ke I, 2010
Djamarah, Syaiful Bahri , Guru dan anak Didik Dalam Interaksi Edukatif Suatu
Pendekatan Teoretis Psikologi, Jakarta, PT. Rineka Cipta, cet. Ketiga, 2005,
KH. Asad, Iqro Cara Cepat Relajar Membaca Al-Quran, Yogyakarta, Balai Litbang
LPTQ Nasional,2000
Khon, H. Abd Majid, Peraktik Qiraat, Jakarta: Amzah, 2008
66
I. PEDOMAN OBSERVASI
A. Keadaan sarana prasarana sekolah
B. Keadaan siswa
C. Keadaan proses belajar mengajar (baca tulis Al Quran)
II. DOKUMENTER
A. Yang berhubungan dengan siswa
B. Yang berhubungan dengan guru
C. Yang berhubungan dengan sarana prasarana sekolah.
67
: ................................................................................
: ................................................................................
3. Alamat
: ................................................................................
4. Pendidikan Terakhir
: ................................................................................
B. Daftar Pertanyaan
1. Bagaimana sejarah singkat berdirinya SDN 9 Buntok ?
2. Berapa jumlah guru dan siswa pada SDN 9 Buntok ?
3. Bagaimana keadaan guru-guru pada SDN 9 Buntok ?
4. Apa saja sarana prasarana yang dimiliki oleh SDN 9 Buntok ?
5. Bagaimana dengan proses pembelajaran khususnya PAI, apakah guru PAI
juga melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, kalau ada apa jenis
kegiatannya ?
6. Bagaimana cara Bapak memotivasi agar guru PAI dalam pembelajaran baik
yang bersifat kegiatan kurikuler maupun yang ektrakurikuler ?
68
7. Apakah guru PAI juga melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler baca-tulis AlQuran di sekolah Bapak ?
8. Menurut
pandangan
Bapak,
apa
dampak
dilaksanakannya
kegiatan
69
: ................................................................................
: ................................................................................
3. Pendidikan Terakhir
: ................................................................................
4. Alamat
: .................................................................................
B. Daftar Pertanyaan
1. Bagaimana sejarah singkat berdirinya SDN 9 Buntok ?
2. Berapa jumlah guru dan siswa pada SDN 9 Buntok?
3. Bagaimana keadaan guru-guru (latar belakang pendidikannya ) pada SDN 9
Buntok ?
4. Bagaimana kehadiran dan kedisiplinan guru-guru di sekolah ?
5. Apa saja sarana prasarana yang dimiliki oleh SDN 9 Buntok sekarang ini ?
70
I.
: ...........................................................
: ...........................................................
3. Pendidikan Terakhir
: ...........................................................
4. Alamat
: ............................................................
B. Daftar Pertanyaan
1. Apa latar belakang pendidikan Ibu ?
2. Sudah berapa lama Ibu menjadi guru ?
3. Bagaimana sekilas sejarah terbentuknya atau dilaksanakannya kegiatan baca-tulis
Al-Quran di sekolah Ibu ?
4. Kapan waktu pelaksanaan kegiatan baca-tulis Al Quran dilaksanakan ?
5. Bagaimana cara Ibu mengenalkan kegiatan baca-tulis AlQuran tersebut, baik
kepada orang tua maupun kepada siswa, bagaimana tanggapan mereka ?
6. Apa yang Ibu lakukan pada pertemuan pertama dalam kegiatan baca-tulis Al
Quran ?
7. Bagaimana pengaturan siswa dalam belajar baca-tulis Al Quran, apakah sistem
kelas, kelompok atau tingkatan berdasarkan kemampuan baca-tulis yang dikuasai
oleh siswa ?
8. Metode apa saja yang Ibu gunakan dalam kegiatan baca-tulis Al Quran ?
9. Bagaimana cara Ibu memotivasi siswa untuk belajar baca-tulis Al Quran ?
10. Apakah Ibu pernah mengikuti pelatihan-pelatihan metoda baca-tulis Al Quran ?
71
V.
72
A. Identitas
1. Nama
: ................................................................................
: ................................................................................
3. Kelas
: ................................................................................
4. Alamat
: .................................................................................
B. Daftar Pertanyaan
1. Apakah anda senang belajar baca-tulis Al Quran, berikan alasannya ?
2. Menurut anda apakah belajar baca-tulis Al Quran itu sulit atau mudah, berikan
alasannya ?
3. Apakah memberitahukan tentang manfaat, fungsi dan tujuan belajar Al Quran ?
4. Apa yang pertama kali diajarkan oleh guru anda tentang baca-tulis Al Quran ?
5. Apakah guru anda mengenalkan/menceritakan tentang sejarah turunnya Al
Quran ?
6. Bagaimana cara guru anda mengajari baca-tulis Al Quran ?
7. Apakah anda belajar baca tulis Al Quran berdasarkan kelas, kelompok atau
berdasarkan kemampuan membaca dan menulis yang dikuasai ?
8. Apakah guru anda pernah memuji atau memberikan hadiah bagi siswa yang
pandai dan bagus baca-tulis Al Quran ?
9. Apa kesulitan anda dalam belajar baca-tulis Al Quran ?
10. Apa saran-saran untuk guru anda dalam mengajarkan baca-tulis Al Quran ?
Halaman
3
Terjemah
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah
73
13
.......
(HR. Turmuzi)
13
Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di
antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka,
mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan hikmah (As
Sunnah). dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam
kesesatan yang nyata,(QS. Al-Jumuah;2)
14
15
Dan apabila dibacakan Al Quran, Maka dengarkanlah baikbaik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu
mendapat rahmat(QS. Al-Araf: 204)
15
15
16
16
10
17
11
17
12
18
74
19
Sesungguhnya mulut kalian adalah jalan keluarnya AlQuran. Oleh karena itu, bersihkanlah mulut-mulut tersebut
dengan siwak. (HR. Ibnu Majah dan Bazar).
14
19
Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu
meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang
terkutuk. (QS. An-Nahl; 98)
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84