Anda di halaman 1dari 19

Melalui KEPMENKES No.

828/MENKES/SK/IX/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal


Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota, telah ditetapkan SPM Bidang Kesehatan Kabupaten/kota
No. 18 adalah DESA SIAGA AKTIF.
Desa Siaga Aktif adalah desa yang mempunyai Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) atau UKBM
lainnya yang buka setiap hari dan berfungsi sebagai pemberi pelayanan kesehatan dasar,
penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan, surveilance berbasis masyarakat yang meliputi
pemantauan pertumbuhan (gizi), penyakit, lingkungan dan perilaku sehingga masyarakatnya
menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Kementerian Kesehatan RI melalui RPJM
2010-2014 telah menetapkan salah satu indikatornya adalah Desa Siaga Aktif
DESA SIAGA
- Definisi
Desa Siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan
serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana dan
kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri. Sebuah Desa dikatakan menjadi desa siaga apabila
desa tersebut telah memiliki sekurang-kurangnya sebuah Pos Kesehatan Desa (Poskesdes)
- Pos Kesehatan Desa
Poskesdes adalah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dibentuk di desa
dalam rangka mendekatkan/menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa.
UKBM yang sudah dikenal luas oleh masyarakat yaitu Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu),
Warung Obat Desa, Pondok Persalinan Desa (Polindes), Kelompok Pemakai Air, Arisan Jamban
Keluarga dan lain-lain.
Konsep Desa Siaga Sehat
a. Pengertian dan tujuan pengembangan Desa Siaga
b. Sasaran Pengembangan dan kriteria Desa Siaga
c. Pengertian dan kegiatan Pos Kesehatan Desa
d. Langkah-langkah Pengembangan Desa Siaga
e. Peran jajaran kesehatan dan pemangku kepentingan
f. Indikator Keberhasilan
a. PENGERTIAN DAN TUJUAN DESA SIAGA
Pengertian
- Desa Siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan serta
kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah- rnasalah kesehatan, bencana dan
kegawatdaruratan kesehatan, secara mandiri.
-

Desa yang dimaksud di sini dapat berarti Kelurahan atau negeri atau istilah-istilah lain bagi
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah, yang berwenang untuk mengatur
dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat-istiadat setempat
yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Tujuan
Terwujudnya masyarakat desa yang sehat, serta peduli dan tanggap terhadap permasalahan
kesehatan

b. SASARAN DAN KRITERIA PENGEMBANGAN DESA SIAGA


Sasaran
Untuk mempermudah strategi intervensi, sasaran pengembangan Desa Siaga dibedakan menjadi
tiga jenis, yaitu :

Semua individu dan keluarga di desa, yang diharapkan mampu melaksanakan hidup sehat, serta
peduli dan tanggap terhadap per-masalahan kesehatan di wilayah desanya.
Pihak-pihak yang mempunyai pengaruh terhadap perubahan perilaku individu dan keluarga atau
dapat menciptakan iklim yang kondusif bagi perubahan perilaku tersebut, seperti tokoh
masyarakat, termasuk tokoh agama; tokoh perempuan dan pemuda; kader; serta petugas
kesehatan
Pihak-pihak yang diharapkan memberikan dukungan kebijakan, peraturan perundang-undangan,
dana, tenaga, sarana, dan lain-lain, seperti Kepala Desa, Camat, para pejabat terkait, swasta, para
donatur, dan pemangku kepentingan Iainnya
Kriteria
Sebuah desa telah menjadi Desa Siaga apabila desa tersebut telah memiliki sekurang - kurangnya
sebuah Pos Kesehatan Desa (Poskesdes). Wilayahnya
Wilayahnya
8 Kriteria Desa Siaga Aktif meliputi :
1. Adanya forum masyarakat desa
2. Adanya pelayanan kesehatan dasar/peran serta masyarakat ormas
3. Adanya Posyandu + UKBM Mandiri yang dibutuhkan masyarakat desa setempat
4. Kader Pemberdayaan Masyarakat system surveilans (faktor resiko dan penyakit) berbasis
masyarakat
5. Memiliki system pembiayaan kesehatan berbasis masyarakat
6. Memiliki.Perdes (Peraturan Desa)
7. Memiliki system kewaspadaan dan kegawatdaruratan bencana berbasis masyarakat
8. Memiliki Masyarakatnya ber perilaku hidup bersih dan sehat.(PHBS)

Pendekatan Pengembangan Desa Siaga


Pengembangan Desa Siaga dilaksanakan dengan membantu/ memfasilitasi masyarakat untuk menjalani
proses pembelajaran melalui pengorganisasian masyarakat. Yaitu dengan menempuh tahap-tahap. (1)
mengidentifikasi masalah, penyebab rnasalah, dan sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk
mengatasi masalah (2) mendiagnosis masalah dan merumuskan alternatif-alternatif pemecahan masalah,
(3) menetapkan alternatif pemecahan masalah yang Iayak, merencanakan dan melaksanakannya, serta (4)
rnemantau, mengevaluasi dan membina kelestarian upaya-upaya yang telah dilakukan.
c. PENGERTIAN DAN KEGIATAN POS KESEHATAN DESA (POSKESDES)
Pengertian
- Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) adalah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)
yang dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan/ menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi
masyarakat desa.
- Poskesdes dapat dikatakan sebagai sarana kesehatan yang merupakan pertemuan antara upayaupaya masyarakat dan dukungan pemerintah.
- Pelayanannya meliputi upaya-upaya promotif, preventif, dan kuratif yang dilaksanakan oleh
tenaga kesehatan (terutama bidan) dengan melibatkan kader atau tenaga sukarela Iainnya.
Kegiatan Poskesdes
- Poskesdes diharapkan dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan pelayanan kesehatan bagi
masyarakat desa, sekurang-kurangnya:
- Pengamatan epidemiologis sederhana terhadap penyakit, terutama penyakit menular dan penyakit
yang berpotensi menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB), dan faktor-faktor risikonya (termasuk
status gizi) serta kesehatan ibu hamil yang berisiko.
- Penanggulangan penyakit, terutama penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan
KLB, serta faktor-faktor risikonya (termasuk kurang gizi).
- Kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan kesehatan.

Pelayanan medis dasar, sesuai dengan kompetensinya.


Kegiatan-kegiatan lain, yaitu promosi kesehatan untuk peningkatan keluarga sadar gizi,
peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan sehat (PHBS), penyehatan Iingkungan, dan Iain-Iain,
merupakan kegiatan pengembangan.
Poskesdes juga diharapkan sebagai pusat pengembangan atau revitalisasi berbagai UKBM lain
yang dibutuhkan masyarakat desa (misalnya Warung Obat Desa, Kelompok Pemakai Air, Arisan
Jamban Keluarga, dan lain-lain). Dengan demikian, Poskesdes sekaligus berperan sebagai
koordinator dan UKBM-UKBM tersebut.
Sumberdaya Poskesdes
Poskesdes diselenggarakan oleh tenaga kesehatan (minimal seorang bidan), dengan dibantu oleh
sekurang-kurangnya 2 (dua) orang kader.
Untuk penyelenggaraan pelayanan Poskesdes harus tersedia sarana fisik bangunan, perlengkapan,
dan peralatan kesehatan. Guna kelancaran kornunikasi dengan masyarakat dan dengan sarana
kesehatan (khususnya, Puskesmas),

d. LANGKAH LANGKAH PENGEMBANGAN DESA SIAGA


langkah-langkah pokok yang perlu ditempuh adalah sebagai berikut.
1 Pengembangan Tim Petugas
Persiapan pada petugas ini bisa berbentuk sosialisasi, pertemuan atau pelatihan yang bersifat
konsolidasi, yang disesuaikan dengan kondisi setempat.
Keluaran atau output dan Iangkah ini adalah para petugas yang memahami tugas dan
fungsinya, serta siap bekerjasama dalam satu tim untuk melakukan pendekatan kepada
pemangku kepentingan dan masyarakat.
2 Pengembangan Tim di Masyarakat
Sedangkan pendekatan kepada tokoh-tokoh masyarakat bertujuan agar mereka memahami
dan mendukung, khususnya dalam membentuk opini publik guna menciptakan iklim yang
kondusif bagi pengembangan Desa Siaga. Jadi dukungan yang diharapkan dapat berupa
kebijakan atau anjuran, serta restu, maupun dana atau sumber daya serta dukungan moral,
dukungan finansial atau dukungan material,
Jika di daerah tersebut telah terbentuk wadah-wadah kegiatan masyarakat di bidang kesehatan seperti
Konsil Kesehatan Kecamatan atau Badan Penyantun Puskesmas, Lembaga Pemberdayaan Desa, PKK,
serta organisasi kernasyarakatan Iainnya, hendaknya lembaga-lembaga ini diikutsertakan dalam setiap
pertemuan dan kesepakatan. sehingga pengembangan Desa Siaga dapat berjalan dengan lancer
3 Survei Mawas Diri
Survei Mawas Diri (SMD) atau Telaah Mawas Diri (TMD) bertujuan agar pemuka-pemuka
masyarakat mampu melakukan telaah mawas diri untuk desanya. Dengan demikian,
diharapkan mereka menjadi sadar akan permasalahan yang dihadapi di desanya, serta bangkit
niat dan tekad untuk mencari solusinya, termasuk membangun Poskesdes sebagai upaya
mendekatkan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat desa.
4 Musyawarah Masyarakat Desa ( MMD )
Tujuan penyelenggaraan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) ini adalah mencari alternatif
penyelesaian masalah kesehatan dan upaya membangun Poskesdes, dikaitkan dengan potensi
yang dimiliki desa. Peserta musyawarah adalah tokoh-tokoh masyarakat, termasuk tokohtokoh perempuan dan generasi muda setempat. Bahkan sedapat rnungkin dilibatkan pula
kalangan dunia usaha yang mau mendukung pengembangan Desa Siaga dan kelestariannya
5

Pelaksanaan Kegiatan
Secara operasional pembentukan Desa Siaga dilakukandengan kegiatan sebagai berikut:
Pelaksanaan Kegiatan
Secara operasional pembentukan Desa Siaga dilakukan dengan kegiatan sebagai berikut :
a. Pemilihan Pengurus dan Kader Desa Siaga

Pemilihan pengurus dan kader Desa Siaga dilakukan melalui pertemuan khusus para pimpinan formal
desa dan tokoh masyarakat serta beberapa wakil masyarakat. Pemilihan dilakukan secara musyawarah &
mufakat, sesuai dengan tata cara dan kriteria yang berlaku, dengan difasilitasi oleh Puskesmas.
b. Orientasi/Pelatihan Kader Desa Siaga
Sebelum melaksanakan tugasnya, kepada pengelola dan kader desa yang telah ditetapkan perlu diberikan
orientasi atau pelatihan. Orientasi/ pelatihan dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota sesuai
dengan pedoman orientasi/pelatihan yang berlaku.
c. Pengembangan Poskesdes dan UKBM lain
Dalam hal ini, pembangunan Poskesdes bisa dikernbangkan dari Polindes yang sudah ada.
Dengan demikian diketahui bagaimana Poskesdes tersebut akan diadakan - membangun baru dengan
fasilitasi dari Pemerintah, membangun baru dengan bantuan dari donatur, membangun baru dengan
swadaya masyarakat, atau memodifikasi bangunan lain yang ada. Bilamana Poskesdes sudah berhasil
diselengganakan, kegiatan dilanjutkan dengan membentuk UKBM-UKBM yang diperlukan dan belum
ada di desa yang bersangkutan, atau merevitalisasi yang sudah ada tetapi kurang/ tidak aktif.
d. Penyelenggaraan Kegiatan Desa Saga
Dengan telah adanya Poskesdes, maka desa yang bersangkutan telah dapat ditetapkan sebagai Desa Siaga.
dilanjutkan dengan pelaksanaan kegiatan Poskesdes secara rutin, yaltu pengembangan sistem sunveilans
berbasis masyarakat, pengembangan kesiapsiagaan dan penanggulangan kegawat-daruratan dan bencana,
pemberantasan penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan KLB, pengga!angan dana,
pemberdayaan masyanakat menuju KADARZI dan PHBS, penyehatan lingkungan, serta pelayanan
kesehatan dasar (blIa diperlukan). Selain itu, diselenggarakan pula pelayanan UKBM-UKBM lain seperti
Posyandu dan lain-lain dengan berpedomankepada panduan yang berlaku. Secara berkala kegiatan Desa
Siaga dibimbing dan dipantau oleh Puskesmas, yang hasilnya dipakai sebagai masukan untuk
berencanaan dan pengembangan Desa Siaga
selanjutnya secara lintas sektoral.
Untuk dapat melihat perkembangari Desa Siaga, perlu dilakukan pemantauan dan evaluasi. Berkaitan
dengan itu, kegiatan-kegiatan di Desa Siaga penlu dicatat oleh kader, misalnya dalam Buku Register
UKBM ( contohnya : kegiatan Posyandu dicatat dalam buku Registrasi Ibu dan Anak Tingkat Desa atau
RIAD dalam Sistem Informasi Posyandu ).
6 Pembinaan Dan Peningkatan
Mengingat permasalahan kesehatan sangat dipengaruhioleh kinerja sektor lain, serta adanya keterbatasan
sumberdaya, maka untukmemajukan Desa Siaga perlu adanya pengembangan jejaring kerjasama
denganberbagai pihak. Perwujudan dari pengembangan jejaring Desa Siaga dapatdilakukan melalui Temu
Jejaring UKBM secara internal di dalam desa sendiri danatau Temu Jejaring antar Desa Siaga (minimal
sekali dalam setahun). Upaya ini selainuntuk memantapkan kerjasama, juga diharapkan dapat menyediakan
wahanatukar-menukar pengalaman dan memecahkan masalah-masalah yang dihadapi bersama. Yang
jugatidak kalah pentingnya adalah pembinaan jejaring lintas sektor, khususnyadengan program-program
pembangunan yang bersasaran Desa.

a. PERANG JAJARAN KESEHATAN DAN PEMANGKU KEPENTINGAN


Terdidiri dari Puskesman, Poskesdes, Kecamatan, Desa,Rw,Rt ikut membantu kelancaran
Desa siaga dan memantau.
Dalam rangka Pengembangan Desa Siaga, Puskesmas merupakan ujung tombak dan
bertugas ganda. yaitu sebagal penyelengqara PONED dan penggerak masyanakat Desa.
Narnun demikian, da!am menggerakkan

masyarakat Desa, Puskesmas akan dibantu oleh Tenaga Fasilitator dari Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang telah dilatih di Provinsi.
Pemangku kepentingan lain, yaitu pana pejabat Pemerintah Daerah, pejabat lintas
sektor, unsur-unsur organisasi/ ikatan profesi, pemuka masyarakat, tokoh-tokoh agama,
PKK, LSM, dunia usaha,/ swasta dan lain-lain, diharapkan berperan-aktif juga di semua
tingkat administrasi.
b. INDIKATOR KEBERHASILAN DESA SIAGA SEHAT
Keberhasilan upaya Pengembangan Desa Siaga dapat dilihat dari 4 kelompok indikatornya,
yaitu: (1) indikator masukan, (2) indikator proses, (3) indi-kator keluaran, dan (4) indikator
dampak.
Adapun uraian untuk masing-masing indikator adalah sebagai berikut :
1. Indikator Masukan
Indikator masukan adaiah indikator untuk mengukur seberapa besar masukan telah dibenikan
dalam rangka pengembangan Desa Siaga. Indikator masukan terdiri atas hal-hal berikut.
1. Ada/ tidaknya Forum Masyarakat Desa.
2. Ada/ tidaknya Poskesdes dan sarana bangunan serta perlengkapannya.
3. Ada/ tidaknya UKBM yang dibutuhkan masyarakat
4. Ada/ tidaknya tenaga kesehatan (minimal bidan).
2. Indikator Proses
Indikator proses adalah indikator untuk mengukur seberapa aktif upaya yang dilaksanakan di
suatu Desa dalam rangka pengembangan Desa Siaga. Indikator proses terdiri atas hal-hal berikut.
a. Frekuensi pertemuan Forum Masyarakat Desa.
b. Berfungsi/tidaknya Poskesdes.
c. Berfungsi/tidaknya UKBM yang ada.
d. Berfungsi/tidaknya Sistem Kegawatdaruratan dan Penanggulangan Kegawat daruratan dan
Bencana.
e. Berfungsi/tidaknya Sistem Surveilans berbasis masyarakat.
f. Ada/tidaknya kegiatan kunjungan rumah untuk kadarzi dan PHBS.
3. Indikator Keluaran
Indikator Keluaran adalah indikator untuk mengukur seberapa besar hasil kegiatan yang dicapai
di suatu Desa dalam rangka pengembangan Desa Siaga. lndikator keluaran terdiri atas hal-hal
berikut.
a. Cakupan pelayanan kesehatan dasar Poskesdes
b. Cakupan pelayanan UKBM-UKBM lain.
c. Jumlah kasus kegawatdaruratan dan KLB yang dilaporkan
d. Cakupan rumah tangga yang mendapat kunjungan rumah untuk kadarzi dan PHBS
4. Indikator Dampak
Indikator dampak adalah indikator untuk mengukur seberapa besar dampak dan hasil kegiatan di
Desa dalam rangka pengembangan Desa Siaga. Indikator proses terdiri atas hal-hal berikut.
a. Jumlah penduduk yang mendenita sakit.
b. Jumlah penduduk yang menderita gangguan jiwa.
c. Jumlah ibu melahirkan yang meninggal dunia.
d. Jumlah bayi dan balita yang meninggal dunia.
e. Jumlah balita dengan gizi buruk.
Siap Siaga Bencana Alam .
Kesiagaan dalam penanggulangan Bencana serta kegawat Daruratan masyarakat .Langkah langkah :
- Rapat koordinasi antara warga dengan pimpinan setempat (kepala dsesa,camat)
- Mengurangi resiko bencana/penggundulan pohon

- Terlibat dalam pembuatan PHBS


- Tim kesehatan berfungsi/ssimulasi
- Poskesmas,Dimkes kab/kota/Provinsi untuk memberi pelatihan tenaga kesehatan
Surveline = mengamatin,memonitory, memberikan informasi kepada yang terkait/dinas kesehatan..
Pemberdayaan masyarakat :
Segala upaya yang bersifat non Instruktif untuk meningkatkan pengetahuan,kemampuan masyarakat agar
mampu mengindentifikasi,merencanakan dan mnelakukan pemecahan masalah dengan memanfaatkan
potensi dan fasilitas yang ada setempat (memandirian masyarakat)
Prinsip2 pemberdayaan masyarakat, pihak2kegiatan perbendayaan masyarakat :
- Pendekatan Tokoh masyarakat (Toma)
- KMD Forum Masyarakat Desa
- SMD Surve Mawas Diri
- MDM Musyawarah Masyarakat Desa

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT


Perilaku merupakan respon individu terhadap stimulasi baik yang berasal dari luar maupun dari
dalam dirinya. PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) merupakan sekumpulan perilaku yang
dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang atau
keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan
kesehatan masyarakat. PHBS merupakan salah satu pilar utama dalam Indonesia Sehat dan
merupakan salah satu strategi untuk mengurangi beban negara dan masyarakat terhadap
pembiayaan kesehatan.
Tujuan PHBS adalah meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan kemampuan
masyarakat agar hidup bersih dan sehat serta masyarakat termasuk swasta dan dunia usaha
berperan serta aktif mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. PHBS berada di lima tatanan
yakni:
1.
2.
3.
4.
5.

tatanan rumah tangga,


tatanan sekolah,
tatanan tempat kerja,
tatanan tempat umum,
tatanan fasilitas kesehatan.

Sepuluh indikator PHBS di tatanan rumah tangga:


1. persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan,
2. memberi bayi ASI eksklusif,
3. menimbang bayi dan balita,
4. mencuci tangan dengan air bersih dan sabun,
5. menggunakan air bersih,
6. menggunakan jamban sehat,
7. memberantas jentik di rumah,
8. makan sayur dan buah setiap hari,
9. melakukan aktivitas fisik setiap hari,
10. tidak merokok di dalam rumah.

Terdapat 10 indikator PHBS di dalam rumah tangga, yakni :


1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan : Yang dimaksud tenaga kesehatan disini seperti
dokter, bidan dan tenaga paramedis lainnya. Hal ini dikarenakan masih ada beberapa
masyarakat yang masih mengandalkan tenaga non medis untuk membantu persalinan, seperti
dukun bayi. Selain tidak aman dan penanganannya pun tidak steril, penanganan oleh dukun bayi
inipun dikhawatirkan berisiko besar dapat menyebabkan kematian ibu dan bayi.
2. Memberi bayi ASI Eksklusif : Seorang ibu dapat memberikan buah hatinya ASI Eksklusif yakni
pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi mulai usia nol hingga
enam bulan.
3. Menimbang Balita setiap bulan : Penimbangan bayi dan Balita setiap bulan dimaksudkan untuk
memantau pertumbuhan Balita tersebut setiap bulan. Penimbangan ini dilaksanakan di
Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) mulai usia 1 bulan hingga 5 tahun. Setelah dilakukan
penimbangan, catat hasilnya di buku KMS (Kartu Menuju Sehat). Dari sinilah akan diketahui
perkembangan dari Balita tersebut.
4.

Menggunakan Air Bersih : Gunakan air bersih dalam kehidupan sehari-hari seperti memasak,
mandi, hingga untuk kebutuhan air minum. Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman
dan bakteri yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit.

5.

Mencuci tangan pakai sabun : Mencuci tangan di air mengalir dan memakai sabun dapat
menghilangkan berbagai macam kuman dan kotoran yang menempel di tangan sehingga tangan
bersih dan bebas kuman. Cucilah tangan setiap kali sebelum makan dan melakukan aktifitas
yang menggunakan tangan, seperti memegang uang dan hewan, setelah buang air besar,
sebelum memegang makanan maupun sebelum menyusui bayi.

6.

Gunakan Jamban Sehat : Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan
kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa atau
tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk
membersihkannya.
Ada beberapa syarat untuk jamban sehat, yakni tidak mencemari sumber air minum, tidak berbau, tidak
dapat dijamah oleh serangga dan tikus, tidak mencemari tanah sekitarnya, mudah dibersihkan dan aman
digunakan, dilengkapi dinding dan atap pelindung, penerangan dan ventilasi udara yang cukup, lantai
kedap air, tersedia air, sabun, dan alat pembersih.
7.

Memberantas jentik di rumah sekali seminggu : Lakukan Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB) di
lingkungan rumah tangga. PJB adalah pemeriksaan tempat perkembangbiakan nyamuk yang ada
di dalam rumah, seperti bak mandi, WC, vas bunga, tatakan kulkas, dan di luar rumah seperti
talang air, dll yang dilakukan secara teratur setiap minggu. Selain itu, juga lakukan
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3 M (Menguras, Mengubur, Menutup).

8. Makan buah dan sayur setiap hari : Konsumsi sayur dan buah sangat dianjurkan karena banyak
mengandung berbagai macam vitamin, serat dan mineral yang bermanfaat bagi tubuh.
9.

Melakukan aktifitas fisik setiap hari : aktifitas fisik, baik berupa olahraga maupun kegiatan lain
yang mengeluarkan tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik, mental, dan
mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari.

Jenis aktifitas fisik yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari yakni berjalan kaki, berkebun,
mencuci pakaian, dan lain-lainnya.
10. Tidak merokok di dalam rumah : Di dalam satu puntung rokok yang diisap, akan dikeluarkan
lebih dari 4.000 bahan kimia berbahaya, diantaranya adalah nikotin, tar, dan karbon monoksida
(CO).
KESIMPULAN:
Pelayanan Kesehatan Dasar terdiri dari :
- Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil
- Pelayanana Kesehatan Ib u Menyusui
- Pelayanan Anak
- Pengembangan Penyakit
Pemberdayaan masyarakat : Pengembangan kesehatan masyarakat untuk mendorong
surveylina/pengamatan,pemantauan cepat cegah penyakit.
Lingkungan sehat (RAKSA) :
R - Rumah
A - Air Bersih
K - Kakus (Jamban)
S - (Tempat) Sampah
A - Air Limbah
Perilaku Hudup Bersih dan Sehat (PHBS)
Biar dinamis dibuat tahapannya
Perilaku
Form Desa/kel.
Kader Pem.Msyrkt
UKBM
Dukungan Dana(BPMPD)
Ormas
Peraturan

Pratama
Belum ada
2 orang
Ada 1
Desa aja
koosong
ada

Madya
Tdk ada
3-5 orang
Ada 2
1 aja
1 ormas
Ada realisasi

Purnama
Tiap bln
6-8 orang
Ada 3
2 aja
2 ormas
Ada realisasi

Mandiri
Pertemuan tiap bln
9 orang
Ada semua
Desa+2 dana msyk
1 ormas lebih
sempurna

Pelayanan Puskesmas : UKBM : Upaya Kesehatan Bersumber Daya Maysrakat yang dib entuk Desa dalam
rangka mendekatkan Pelayanan Dasar Masyarakat Desa.
Tujuan : Tanggap , menangani, mengenali,mencegah dan mengatasi masalah kesehatan.
Pengenalan lingkungan, promotif,preventif ( pencegahan),kuratif(pengob atan )dilaksanakan oleh
tenaga kesehatan terutama bidan dengan melibatkan kader / tenaga sukarela.
Promotif Pencegahan sebelum sakit, baik sehat dari pada mengobatin.

PERAN KEPALA DESA : 1. Memberikan dukungan Kebijakan, sarana & Dana bagi pelaksanaan
program Desa siaga. 2. Mengkoordinasi penggerakan masyarakat , Toma hadir dalam MMD 3.
Menindaklanjuti hasil MMD sampai ke dukuh2 4. Mengkoordinasi peran FORKOM untuk berperan
aktif dalam kegiatan Desa siaga 5. Monitoring Evaluasi dan pembinaan desa siaga

Apa peran kader dalam membina rumah tangga agar melakukan persalinan oleh tenaga
kesehatan di fasilitas kesehatan?

Melakukan pendataan jumlah seluruh ibu hamil di wilayah kerjanya dengan memberi
tanda seperti menempelkan stiker.
Menganjurkan ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannyadi bidan/dokter.
Memanfaatkan setiap kesempatan di desa/kelurahan untuk memberikan penyuluhan
tentang pentingnya persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan di fasilitas
kesehatan,misalnya melalui penyuluhan kelompok di posyandu, arisan,pengajian, dan
kunjungan rumah.
Bersama tokoh masyarakat setempat berupaya untuk menggerakkan masyarakat dalam
kegiatan-kegiatan yang mendukung keselamatan ibu dan bayi seperti dana sosial bersalin,
tabungan ibu bersalin, ambulans desa, calon donordarah, warga dan suami Siap Antar
Jaga, dan sebagainya.
Menganjurkan ibu dan bayinya untuk memeriksakan kesehatan ke bidan/dokter selama
masa nifas (40 harisetelah melahirkan) sedikitnya tiga kali pada minggu pertama,ketiga,
dan keenam setelah melahirkan.
Menganjurkan ibu ikut keluarga berencana setelah melahirkan.
Menganjurkan ibu memberikan Air Susu Ibu (ASI) sajasampai bayi berumur 6 bulan
(ASI Eksklusif).

SOSIALISASI DESA SIAGA AKTIF DALAM UPAYA PENURUNAN ANGKA


KEMATIAN IBU (AKI) DAN ANGKA KEMATIAN BAYI (AKB) DI KAB.
BALANGAN
Kesehatan merupakan hak azasi yang dijelaskan dalam UUD 1945, Pasal 28 H ayat 1 dan UU
no. 36 thn 2009 dan sekaligus sebagai investasi, sehingga perlu diupayakan, diperjuangkan dan
ditingkatkan oleh setiap individu dan oleh seluruh komponen bangsa agar masyarakat dapat
menikmati hidup sehat dan pada akhirnya dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang
optimal.
Desa/Kelurahan Siaga Aktif adalah bentuk pengembangan dari Desa Siaga yang sudah ada.
Tercatat seluruh desa dan Kelurahan di Kabupaten Balangan (152 desa/kelurahan) sudah
ditetapkan menjadi Desa Siaga. Namun sebagian besar masih belum dapat dikatakan
Desa/Kelurahan Siaga Aktif.
Desa/Kelurahan Siaga Aktif adalah desa/kelurahan yang :

1. Penduduknya dapat mengakses dengan mudah pelayanan kesehatan dasar yang


memberikan pelayanan setiap hari melalui Pos Kesehatan Desa (Poskesdes), Puskesmas
Pembantu, Puskesmas, atau sarana kesehatan lainnya yang ada di wilayah tersebut,
2. Penduduknya mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
(UKBM), seperti Posyandu, Tanaman Obat Keluarga (TOGA), Ambulan Desa dan lain-

lain dan melaksanakan surveilans berbasis masyarakat yang meliputi pemantauan


penyakit, kesehatan ibu dan anak, gizi, lingkungan dan perilaku, kedaruratan kesehatan
dan penanggulangan bencana sehingga masyarakatnya menerapkan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS).

Kedaruratan kesehatan dan penanggulangan


bencana adalah upaya-upaya yang dilakukan oleh masyarakat dalam mencegah dan mengatasi
bencana dan kedaruratan kesehatan. Salah satu contoh UKBM adalah yang diselenggarakan dari,
oleh, dan untuk masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna
memperdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam
memperoleh pelayanan kesehatan dasar, sehingga pada akhirnya angka Kematian Ibu dan Bayi
dapat lebih ditekan.
Keberhasilan pengelolaan Posyandu memerlukan dukungan yang mantap dari berbagai pihak
baik dukungan moril, materil maupun finansial, disamping itu diperlukan adanya kerjasama
dengan berbagai pihak terkait selain itu tidak kalah pentingnya ketekunan dan pengabdian para
pengelola posyandu terutama ketua Tim Penggerak PKK desa, Para Kader Posyandu dan Kader
Desa Siaga yang semuanya mempunyai peranan strategis dalam menunjang keberhasilan
mewujudkan Desa Siaga Aktif di Kabupaten Balangan, karena peran seorang Kader merupakan
orang yang mempunyai jiwa pelapor, pembaharu dan penggerak masyarakat serta bersedia
bekerja secara sukarela.
Untuk mempermudah strategi intervensi, sasaran pengembangan Desa Siaga dibedakan menjadi
tiga jenis, yaitu :

1. Semua individu dan keluarga di desa, yang diharapkan mampu melaksanakan hidup
sehat, serta peduli dan tanggap terhadap permasalahan kesehatan di wilayah desanya.
2. Pihak-pihak yang mempunyai pengaruh terhadap perubahan perilaku individu dan
keluarga atau dapat menciptakan iklim yang kondusif bagi perubahan perilaku tersebut,
seperti tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh perempuan, tokoh pemuda, kader desa,
serta petugas kesehatan.
3. Pihak-pihak yang diharapkan memberikan dukungan kebijakan, dana, tenaga, sarana,
dan lain-lain, seperti para pejabat, Camat, Kepala Desa, swasta, donator, dan pemangku
kepentingan lainnya.

Oleh karena penting nya kesadaran gerakan masyarakat dalam hal peningkatan Desa Siaga
menjadi Desa Siaga aktif, maka diadakanlah acara Sosialisasi Desa Siaga Aktif dalam upaya
penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) Dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Kab. Balangan
yang di pelapori oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Balangan. Acara ini diselenggarakan
bertempat di aula Dinas Kesehatan pada tanggal 6 Oktober 2011. Adapun peserta dari sosialisasi
ini adalah para Ibu Ibu Ketua TP PKK di desa ataupun kelurahan seluruh Kab. Balangan.
Karena para peserta adalah orang-orang yang mempuyai peranan penting bagi pengembangan
desa / kelurahan siaga menjadi Siaga Aktif.
Ibu Hj. Mardiana Sefek selaku ketua Tim Penggerak PKK Kab. Balangan diberi kehormatan
untuk membuka acara ini sekaligus memberikan sambutan singkat mengenai acara ini,
didampingi oleh Kepala Dinas Kesehatan Kab. Balangan. Narasumber berasal dari Dinas
Kesehatan yang memberikan materi berupa Pentingnya Desa Siaga Aktif, Pengetahuan
Umum tentang Kehamilan dan Kelahiran serta Membiasakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
dalam upaya penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi. Acara ini disambut antusias oleh para
peserta karena dirasa sangat bermanfaat dalam menambah pengetahuan peserta dalam
peningkatan Desa Siaga menjadi Desa Siaga Aktif serta mengurangi resiko terjadi nya kematian
ibu maupun bayi dalam proses kehamilan sampai kelahiran./rif

Desa Peradaban
Desa yang maju kehidupan lahir batin meliputi bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan,
keamanan dan ketertiban, kedaulatan politik, peran serta masyarakat, lembaga
kemasyarakatan dan kinerja pemerintahan desa.
Desa yg dilengkapi dengan berbagai fasilitas sosial yang sangat memadai seperti sarana
olahraga, kesehatan, pendidikan, ibadah, hiburan dan perbelanjaan.

Desa Siaga
Desa/Kelurahan yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan
serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana
dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri.

Desa Siaga Aktif


Desa yang mempunyai Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) atau Upaya kesehatan
bersumberdaya Masyarakat (UKBM) lainnya yang buka setiap hari dan berfungsi
sebagai pemberi pelayanan kesehatan dasar, penanggulangan bencana dan
kegawatdaruratan, surveilance berbasis masyarakat yang meliputi gizi, penyakit,

lingkungan dan perilaku sehingga masyarakatnya menerapkan Perilaku Hidup Bersih


dan Sehat (PHBS).

Poskesdes
UKBM yang dibentuk di desa dalam rangka upaya mendekatkan pelayanan kesehatan
dasar bagi masyarakat desa. Poskesdes dikelola oleh satu orang bidan dan minimal dua
orang kader dan merupakan koordinator dari UKBM.

Indikator dan Strata Desa Siaga


No
1
2

Indikator

Pratama
V
V

Forum Masyarakat Desa


Sarana/fasilitas pelayanan kesehatan dasar (Poskesdes
atau UKBM lain) dengan tenaga dan sistem rujukannya.
3
Posyandu, UKBM maternal dan UKBM lain sesuai
V
kebutuhan.
4
Sistem pengamatan berbasis masyarakat (KIA, gizi,
V
penyakit, faktor risiko lingkungan dan perilaku).
5
Sistem kesiapsiagaan kegawatdaruratan dan bencana
berbasis masy.
6
Upaya menciptakan dan terwujudnya lingkungan sehat.
7
Upaya menciptakan dan terwujudnya PHBS.
8
Upaya menciptakan dan terwujudnya Kadarzi.
Keterangan :
Strata Pratama : memenuhi indikator 1 s/d 4
Strata Madya : memenuhi indikator 1 s/d 4 dan dua indikator tambahan (*)
Strata Utama : memenuhi semua (8) indikator
Desa Siaga Aktif : memenuhi minimal indikator 1 s/d 5.

Madya
V
V

Utama
V
V

V*

V*
V*
V*

V
V
V

Pendekatan Pengembangan Desa Siaga


Dilaksanakan melalui pendekatan edukatif yaitu dengan memfasilitasi masyarakat (individu,
keluarga, kelompok masyarakat) untuk menjalani proses pembelajaran pemecahan
masalah kesehatan yang dihadapinya secara terorganisasi (pengorganisasian masyarakat),
dengan tahapan :
1. Mengidentifikasi masalah, penyebab masalah dan sumber daya yang dapat
dimanfaatkan untuk mengatasi masalah.
2. Mendiagnosis masalah dan merumuskan alternatif-alternatif pemecahan masalah.

3. Menetapkan alternatif pemecahan masalah yang terpilih dan layak, merencanakan


dan melaksanakannya.
4. Memantau, mengevaluasi dan membina kelestarian upaya yang telah dilakukan.

Kegiatan Desa Siaga Aktif


1. Persiapan
a. Persiapan Petugas Pelaksana :
Pelatihan bidan
Pelatihan tokoh masyarakat ( toma) dan kader
b. Persiapan Masyarakat :
Pembentukan Forum Masyarakat Desa (FMD)
Survey Mawas Diri (pendataan keluarga/lapangan rembuk desa)
Musyawarah Masyarakat Desa (di awal pembentukan)
2. Pelaksanaan
a. Pelayanan kesehatan dasar sesuai dengan kewenangan bidan, bila tidak dapat
ditangani dirujuk ke Puskesmas Pembantu atau Puskesmas.
b. Kader dan toma melakukan surveilance (pengamatan sederhana) berbasis
masyarakat tentang kesehatan ibu anak, gizi, penyakit, lingkungan dan perilaku.
c. Pertemuan Forum Masyarakat Desa untuk membahas masalah kesehatan desa
termasuk tindak lanjut penemuan pengamatan sederhana untuk meningkatkan
kewaspadaan dini masyarakat dan menyepakati upaya pencegahan dan
peningkatan.
d. Alih pengetahuan dan keterampilan melalui pertemuan dan kegiatan yang
dilakukan oleh jejaring penyebaran informasi kesehatan di desa (Jejaring
Promosi Kesehatan), pelaksanaan kelas ibu, kelas remaja, pertemuan dalam
rangka swa-medikasi, dsb.
e. UKBM misalnya pelaksanaan Posyandu, Posbindu, Warung Obat, Upaya
Kesehatan Kerja, UKBM Maternal (tabulin, calon donor darah, dsb.), dana sehat
serta UKBM lain sesuai kebutuhan dan kesepakatan.
f. Gerakan masyarakat dalam kesigaan bencana dan kegawatdaruratan,
Kesehatan Lingkungan, PHBS dan Keluarga Sadar Gizi.
3. Pemantauan dan Evaluasi
Keberhasilan pengembangan Desa siaga dapat dilihat dari empat (4) indikatornya yaitu
masukan, proses, keluaran dan dampak. Uraian dan format yang dapat dipakai untuk
memantau dan menilai keberhasilan Desa Siaga tercantum dalam lampiran.

Peran Tokoh Masyarakat


Pemberdaya masyarakat
Berperan memotivasi masyarakat untuk mau dan mampu mengatasi masalahnya secara
mandiri dengan melakukan PHBS dalam kehidupan sehari-hari.
Penggali sumber daya
Diharapkan toma mampu menggali semua potensi yang ada di masyarakat baik materiil
maupun non materiil yang dapat dimanfaatkan dalam peningkatan desa siaga aktif menuju
masyarakat yang ber-PHBS.

Fungsi Tokoh Masyarakat

Menggali sumber daya untuk kelangsungan kegiatan


Menaungi dan membina kegiatan-kegiatan masyarakat
Menggerakkan masyarakat untuk berperan aktif dalam kegiatan
Memberi dukungan dalam pengelolaan kegiatan
Menggkoordinir gerakan masyarakat agar mau memanfaatkan sarana pelayanan
kesehatan dan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM)
Memberi dukungan sarana dan prasarana

Peran Kader

Pelaku penggerakan masyarakat dalam


o Pendataan PHBS, kadarzi dan kondisi rumah.
o Pengamatan sederhana berbasis masyarakat
o Peningkatan PHBS, Kadarzi dan kesehatan lingkungan
o Peningkatan kesehatan ibu, bayi dan balita
Peran tambahan, membantu dalam :
o Penanggulangan kegawat-daruratan sehari-hari
o Penyiapan untuk menghadapi bencana
o Pengelolaan pos kesehatan desa (poskesdes) atau UKBM lainnya

Fungsi Kader

Melakukan pencatatan, memantau dan evaluasi kegiatan Poskesdes bersama Bidan


Mengembangkan dan mengelola UKBM (PHBS, Kesling, KIBB-Balita, Kadarzi, Dana Sehat,
TOGA, dll)
Mengidentifikasi dan melaporkan kejadian masyarakat yang berdampak terhadap kesehatan
masyarakat (surveilance ber-basis masyarakat).
Pemecahan masalah bersama masyarakat

Anda mungkin juga menyukai