Desa yang dimaksud di sini dapat berarti Kelurahan atau negeri atau istilah-istilah lain bagi
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah, yang berwenang untuk mengatur
dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat-istiadat setempat
yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Tujuan
Terwujudnya masyarakat desa yang sehat, serta peduli dan tanggap terhadap permasalahan
kesehatan
Semua individu dan keluarga di desa, yang diharapkan mampu melaksanakan hidup sehat, serta
peduli dan tanggap terhadap per-masalahan kesehatan di wilayah desanya.
Pihak-pihak yang mempunyai pengaruh terhadap perubahan perilaku individu dan keluarga atau
dapat menciptakan iklim yang kondusif bagi perubahan perilaku tersebut, seperti tokoh
masyarakat, termasuk tokoh agama; tokoh perempuan dan pemuda; kader; serta petugas
kesehatan
Pihak-pihak yang diharapkan memberikan dukungan kebijakan, peraturan perundang-undangan,
dana, tenaga, sarana, dan lain-lain, seperti Kepala Desa, Camat, para pejabat terkait, swasta, para
donatur, dan pemangku kepentingan Iainnya
Kriteria
Sebuah desa telah menjadi Desa Siaga apabila desa tersebut telah memiliki sekurang - kurangnya
sebuah Pos Kesehatan Desa (Poskesdes). Wilayahnya
Wilayahnya
8 Kriteria Desa Siaga Aktif meliputi :
1. Adanya forum masyarakat desa
2. Adanya pelayanan kesehatan dasar/peran serta masyarakat ormas
3. Adanya Posyandu + UKBM Mandiri yang dibutuhkan masyarakat desa setempat
4. Kader Pemberdayaan Masyarakat system surveilans (faktor resiko dan penyakit) berbasis
masyarakat
5. Memiliki system pembiayaan kesehatan berbasis masyarakat
6. Memiliki.Perdes (Peraturan Desa)
7. Memiliki system kewaspadaan dan kegawatdaruratan bencana berbasis masyarakat
8. Memiliki Masyarakatnya ber perilaku hidup bersih dan sehat.(PHBS)
Pelaksanaan Kegiatan
Secara operasional pembentukan Desa Siaga dilakukandengan kegiatan sebagai berikut:
Pelaksanaan Kegiatan
Secara operasional pembentukan Desa Siaga dilakukan dengan kegiatan sebagai berikut :
a. Pemilihan Pengurus dan Kader Desa Siaga
Pemilihan pengurus dan kader Desa Siaga dilakukan melalui pertemuan khusus para pimpinan formal
desa dan tokoh masyarakat serta beberapa wakil masyarakat. Pemilihan dilakukan secara musyawarah &
mufakat, sesuai dengan tata cara dan kriteria yang berlaku, dengan difasilitasi oleh Puskesmas.
b. Orientasi/Pelatihan Kader Desa Siaga
Sebelum melaksanakan tugasnya, kepada pengelola dan kader desa yang telah ditetapkan perlu diberikan
orientasi atau pelatihan. Orientasi/ pelatihan dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota sesuai
dengan pedoman orientasi/pelatihan yang berlaku.
c. Pengembangan Poskesdes dan UKBM lain
Dalam hal ini, pembangunan Poskesdes bisa dikernbangkan dari Polindes yang sudah ada.
Dengan demikian diketahui bagaimana Poskesdes tersebut akan diadakan - membangun baru dengan
fasilitasi dari Pemerintah, membangun baru dengan bantuan dari donatur, membangun baru dengan
swadaya masyarakat, atau memodifikasi bangunan lain yang ada. Bilamana Poskesdes sudah berhasil
diselengganakan, kegiatan dilanjutkan dengan membentuk UKBM-UKBM yang diperlukan dan belum
ada di desa yang bersangkutan, atau merevitalisasi yang sudah ada tetapi kurang/ tidak aktif.
d. Penyelenggaraan Kegiatan Desa Saga
Dengan telah adanya Poskesdes, maka desa yang bersangkutan telah dapat ditetapkan sebagai Desa Siaga.
dilanjutkan dengan pelaksanaan kegiatan Poskesdes secara rutin, yaltu pengembangan sistem sunveilans
berbasis masyarakat, pengembangan kesiapsiagaan dan penanggulangan kegawat-daruratan dan bencana,
pemberantasan penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan KLB, pengga!angan dana,
pemberdayaan masyanakat menuju KADARZI dan PHBS, penyehatan lingkungan, serta pelayanan
kesehatan dasar (blIa diperlukan). Selain itu, diselenggarakan pula pelayanan UKBM-UKBM lain seperti
Posyandu dan lain-lain dengan berpedomankepada panduan yang berlaku. Secara berkala kegiatan Desa
Siaga dibimbing dan dipantau oleh Puskesmas, yang hasilnya dipakai sebagai masukan untuk
berencanaan dan pengembangan Desa Siaga
selanjutnya secara lintas sektoral.
Untuk dapat melihat perkembangari Desa Siaga, perlu dilakukan pemantauan dan evaluasi. Berkaitan
dengan itu, kegiatan-kegiatan di Desa Siaga penlu dicatat oleh kader, misalnya dalam Buku Register
UKBM ( contohnya : kegiatan Posyandu dicatat dalam buku Registrasi Ibu dan Anak Tingkat Desa atau
RIAD dalam Sistem Informasi Posyandu ).
6 Pembinaan Dan Peningkatan
Mengingat permasalahan kesehatan sangat dipengaruhioleh kinerja sektor lain, serta adanya keterbatasan
sumberdaya, maka untukmemajukan Desa Siaga perlu adanya pengembangan jejaring kerjasama
denganberbagai pihak. Perwujudan dari pengembangan jejaring Desa Siaga dapatdilakukan melalui Temu
Jejaring UKBM secara internal di dalam desa sendiri danatau Temu Jejaring antar Desa Siaga (minimal
sekali dalam setahun). Upaya ini selainuntuk memantapkan kerjasama, juga diharapkan dapat menyediakan
wahanatukar-menukar pengalaman dan memecahkan masalah-masalah yang dihadapi bersama. Yang
jugatidak kalah pentingnya adalah pembinaan jejaring lintas sektor, khususnyadengan program-program
pembangunan yang bersasaran Desa.
masyarakat Desa, Puskesmas akan dibantu oleh Tenaga Fasilitator dari Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang telah dilatih di Provinsi.
Pemangku kepentingan lain, yaitu pana pejabat Pemerintah Daerah, pejabat lintas
sektor, unsur-unsur organisasi/ ikatan profesi, pemuka masyarakat, tokoh-tokoh agama,
PKK, LSM, dunia usaha,/ swasta dan lain-lain, diharapkan berperan-aktif juga di semua
tingkat administrasi.
b. INDIKATOR KEBERHASILAN DESA SIAGA SEHAT
Keberhasilan upaya Pengembangan Desa Siaga dapat dilihat dari 4 kelompok indikatornya,
yaitu: (1) indikator masukan, (2) indikator proses, (3) indi-kator keluaran, dan (4) indikator
dampak.
Adapun uraian untuk masing-masing indikator adalah sebagai berikut :
1. Indikator Masukan
Indikator masukan adaiah indikator untuk mengukur seberapa besar masukan telah dibenikan
dalam rangka pengembangan Desa Siaga. Indikator masukan terdiri atas hal-hal berikut.
1. Ada/ tidaknya Forum Masyarakat Desa.
2. Ada/ tidaknya Poskesdes dan sarana bangunan serta perlengkapannya.
3. Ada/ tidaknya UKBM yang dibutuhkan masyarakat
4. Ada/ tidaknya tenaga kesehatan (minimal bidan).
2. Indikator Proses
Indikator proses adalah indikator untuk mengukur seberapa aktif upaya yang dilaksanakan di
suatu Desa dalam rangka pengembangan Desa Siaga. Indikator proses terdiri atas hal-hal berikut.
a. Frekuensi pertemuan Forum Masyarakat Desa.
b. Berfungsi/tidaknya Poskesdes.
c. Berfungsi/tidaknya UKBM yang ada.
d. Berfungsi/tidaknya Sistem Kegawatdaruratan dan Penanggulangan Kegawat daruratan dan
Bencana.
e. Berfungsi/tidaknya Sistem Surveilans berbasis masyarakat.
f. Ada/tidaknya kegiatan kunjungan rumah untuk kadarzi dan PHBS.
3. Indikator Keluaran
Indikator Keluaran adalah indikator untuk mengukur seberapa besar hasil kegiatan yang dicapai
di suatu Desa dalam rangka pengembangan Desa Siaga. lndikator keluaran terdiri atas hal-hal
berikut.
a. Cakupan pelayanan kesehatan dasar Poskesdes
b. Cakupan pelayanan UKBM-UKBM lain.
c. Jumlah kasus kegawatdaruratan dan KLB yang dilaporkan
d. Cakupan rumah tangga yang mendapat kunjungan rumah untuk kadarzi dan PHBS
4. Indikator Dampak
Indikator dampak adalah indikator untuk mengukur seberapa besar dampak dan hasil kegiatan di
Desa dalam rangka pengembangan Desa Siaga. Indikator proses terdiri atas hal-hal berikut.
a. Jumlah penduduk yang mendenita sakit.
b. Jumlah penduduk yang menderita gangguan jiwa.
c. Jumlah ibu melahirkan yang meninggal dunia.
d. Jumlah bayi dan balita yang meninggal dunia.
e. Jumlah balita dengan gizi buruk.
Siap Siaga Bencana Alam .
Kesiagaan dalam penanggulangan Bencana serta kegawat Daruratan masyarakat .Langkah langkah :
- Rapat koordinasi antara warga dengan pimpinan setempat (kepala dsesa,camat)
- Mengurangi resiko bencana/penggundulan pohon
Menggunakan Air Bersih : Gunakan air bersih dalam kehidupan sehari-hari seperti memasak,
mandi, hingga untuk kebutuhan air minum. Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman
dan bakteri yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit.
5.
Mencuci tangan pakai sabun : Mencuci tangan di air mengalir dan memakai sabun dapat
menghilangkan berbagai macam kuman dan kotoran yang menempel di tangan sehingga tangan
bersih dan bebas kuman. Cucilah tangan setiap kali sebelum makan dan melakukan aktifitas
yang menggunakan tangan, seperti memegang uang dan hewan, setelah buang air besar,
sebelum memegang makanan maupun sebelum menyusui bayi.
6.
Gunakan Jamban Sehat : Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan
kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa atau
tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk
membersihkannya.
Ada beberapa syarat untuk jamban sehat, yakni tidak mencemari sumber air minum, tidak berbau, tidak
dapat dijamah oleh serangga dan tikus, tidak mencemari tanah sekitarnya, mudah dibersihkan dan aman
digunakan, dilengkapi dinding dan atap pelindung, penerangan dan ventilasi udara yang cukup, lantai
kedap air, tersedia air, sabun, dan alat pembersih.
7.
Memberantas jentik di rumah sekali seminggu : Lakukan Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB) di
lingkungan rumah tangga. PJB adalah pemeriksaan tempat perkembangbiakan nyamuk yang ada
di dalam rumah, seperti bak mandi, WC, vas bunga, tatakan kulkas, dan di luar rumah seperti
talang air, dll yang dilakukan secara teratur setiap minggu. Selain itu, juga lakukan
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3 M (Menguras, Mengubur, Menutup).
8. Makan buah dan sayur setiap hari : Konsumsi sayur dan buah sangat dianjurkan karena banyak
mengandung berbagai macam vitamin, serat dan mineral yang bermanfaat bagi tubuh.
9.
Melakukan aktifitas fisik setiap hari : aktifitas fisik, baik berupa olahraga maupun kegiatan lain
yang mengeluarkan tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik, mental, dan
mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari.
Jenis aktifitas fisik yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari yakni berjalan kaki, berkebun,
mencuci pakaian, dan lain-lainnya.
10. Tidak merokok di dalam rumah : Di dalam satu puntung rokok yang diisap, akan dikeluarkan
lebih dari 4.000 bahan kimia berbahaya, diantaranya adalah nikotin, tar, dan karbon monoksida
(CO).
KESIMPULAN:
Pelayanan Kesehatan Dasar terdiri dari :
- Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil
- Pelayanana Kesehatan Ib u Menyusui
- Pelayanan Anak
- Pengembangan Penyakit
Pemberdayaan masyarakat : Pengembangan kesehatan masyarakat untuk mendorong
surveylina/pengamatan,pemantauan cepat cegah penyakit.
Lingkungan sehat (RAKSA) :
R - Rumah
A - Air Bersih
K - Kakus (Jamban)
S - (Tempat) Sampah
A - Air Limbah
Perilaku Hudup Bersih dan Sehat (PHBS)
Biar dinamis dibuat tahapannya
Perilaku
Form Desa/kel.
Kader Pem.Msyrkt
UKBM
Dukungan Dana(BPMPD)
Ormas
Peraturan
Pratama
Belum ada
2 orang
Ada 1
Desa aja
koosong
ada
Madya
Tdk ada
3-5 orang
Ada 2
1 aja
1 ormas
Ada realisasi
Purnama
Tiap bln
6-8 orang
Ada 3
2 aja
2 ormas
Ada realisasi
Mandiri
Pertemuan tiap bln
9 orang
Ada semua
Desa+2 dana msyk
1 ormas lebih
sempurna
Pelayanan Puskesmas : UKBM : Upaya Kesehatan Bersumber Daya Maysrakat yang dib entuk Desa dalam
rangka mendekatkan Pelayanan Dasar Masyarakat Desa.
Tujuan : Tanggap , menangani, mengenali,mencegah dan mengatasi masalah kesehatan.
Pengenalan lingkungan, promotif,preventif ( pencegahan),kuratif(pengob atan )dilaksanakan oleh
tenaga kesehatan terutama bidan dengan melibatkan kader / tenaga sukarela.
Promotif Pencegahan sebelum sakit, baik sehat dari pada mengobatin.
PERAN KEPALA DESA : 1. Memberikan dukungan Kebijakan, sarana & Dana bagi pelaksanaan
program Desa siaga. 2. Mengkoordinasi penggerakan masyarakat , Toma hadir dalam MMD 3.
Menindaklanjuti hasil MMD sampai ke dukuh2 4. Mengkoordinasi peran FORKOM untuk berperan
aktif dalam kegiatan Desa siaga 5. Monitoring Evaluasi dan pembinaan desa siaga
Apa peran kader dalam membina rumah tangga agar melakukan persalinan oleh tenaga
kesehatan di fasilitas kesehatan?
Melakukan pendataan jumlah seluruh ibu hamil di wilayah kerjanya dengan memberi
tanda seperti menempelkan stiker.
Menganjurkan ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannyadi bidan/dokter.
Memanfaatkan setiap kesempatan di desa/kelurahan untuk memberikan penyuluhan
tentang pentingnya persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan di fasilitas
kesehatan,misalnya melalui penyuluhan kelompok di posyandu, arisan,pengajian, dan
kunjungan rumah.
Bersama tokoh masyarakat setempat berupaya untuk menggerakkan masyarakat dalam
kegiatan-kegiatan yang mendukung keselamatan ibu dan bayi seperti dana sosial bersalin,
tabungan ibu bersalin, ambulans desa, calon donordarah, warga dan suami Siap Antar
Jaga, dan sebagainya.
Menganjurkan ibu dan bayinya untuk memeriksakan kesehatan ke bidan/dokter selama
masa nifas (40 harisetelah melahirkan) sedikitnya tiga kali pada minggu pertama,ketiga,
dan keenam setelah melahirkan.
Menganjurkan ibu ikut keluarga berencana setelah melahirkan.
Menganjurkan ibu memberikan Air Susu Ibu (ASI) sajasampai bayi berumur 6 bulan
(ASI Eksklusif).
1. Semua individu dan keluarga di desa, yang diharapkan mampu melaksanakan hidup
sehat, serta peduli dan tanggap terhadap permasalahan kesehatan di wilayah desanya.
2. Pihak-pihak yang mempunyai pengaruh terhadap perubahan perilaku individu dan
keluarga atau dapat menciptakan iklim yang kondusif bagi perubahan perilaku tersebut,
seperti tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh perempuan, tokoh pemuda, kader desa,
serta petugas kesehatan.
3. Pihak-pihak yang diharapkan memberikan dukungan kebijakan, dana, tenaga, sarana,
dan lain-lain, seperti para pejabat, Camat, Kepala Desa, swasta, donator, dan pemangku
kepentingan lainnya.
Oleh karena penting nya kesadaran gerakan masyarakat dalam hal peningkatan Desa Siaga
menjadi Desa Siaga aktif, maka diadakanlah acara Sosialisasi Desa Siaga Aktif dalam upaya
penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) Dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Kab. Balangan
yang di pelapori oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Balangan. Acara ini diselenggarakan
bertempat di aula Dinas Kesehatan pada tanggal 6 Oktober 2011. Adapun peserta dari sosialisasi
ini adalah para Ibu Ibu Ketua TP PKK di desa ataupun kelurahan seluruh Kab. Balangan.
Karena para peserta adalah orang-orang yang mempuyai peranan penting bagi pengembangan
desa / kelurahan siaga menjadi Siaga Aktif.
Ibu Hj. Mardiana Sefek selaku ketua Tim Penggerak PKK Kab. Balangan diberi kehormatan
untuk membuka acara ini sekaligus memberikan sambutan singkat mengenai acara ini,
didampingi oleh Kepala Dinas Kesehatan Kab. Balangan. Narasumber berasal dari Dinas
Kesehatan yang memberikan materi berupa Pentingnya Desa Siaga Aktif, Pengetahuan
Umum tentang Kehamilan dan Kelahiran serta Membiasakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
dalam upaya penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi. Acara ini disambut antusias oleh para
peserta karena dirasa sangat bermanfaat dalam menambah pengetahuan peserta dalam
peningkatan Desa Siaga menjadi Desa Siaga Aktif serta mengurangi resiko terjadi nya kematian
ibu maupun bayi dalam proses kehamilan sampai kelahiran./rif
Desa Peradaban
Desa yang maju kehidupan lahir batin meliputi bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan,
keamanan dan ketertiban, kedaulatan politik, peran serta masyarakat, lembaga
kemasyarakatan dan kinerja pemerintahan desa.
Desa yg dilengkapi dengan berbagai fasilitas sosial yang sangat memadai seperti sarana
olahraga, kesehatan, pendidikan, ibadah, hiburan dan perbelanjaan.
Desa Siaga
Desa/Kelurahan yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan
serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana
dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri.
Poskesdes
UKBM yang dibentuk di desa dalam rangka upaya mendekatkan pelayanan kesehatan
dasar bagi masyarakat desa. Poskesdes dikelola oleh satu orang bidan dan minimal dua
orang kader dan merupakan koordinator dari UKBM.
Indikator
Pratama
V
V
Madya
V
V
Utama
V
V
V*
V*
V*
V*
V
V
V
Peran Kader
Fungsi Kader