BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka kematian Ibu dan anak sudah berkembang, karena kurangnya
sosialisasi tentang kesehatan sehingga masyarakat sangat minim sekali dengan
pengetahuan tentang kesehatannya. Rata-rata AKI di sebabkan oleh
perdarahan pada persalinan yang abnormal, pada persalinan ada yang di sebut
Kala II Persalinan di sebut juga kala pengeluaran yang merupakan peristiwa
terpenting dalam proses persalinan karena objek yang di keluarkan adalah
objek utama yaitu bayi.
Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah
besar di dunia khususnya negara berkembang. Tahun 1996 WHO
memperkirakan lebih dari 585.000 Ibu pertahunnya meninggal saat hamil atau
bersalin. Negara-negara maju untuk angka kematian maternal berkisar 5 10
per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan di negara-negara berkembang
berkisar 750 1000 per 100.000 kelahiran hidup.
Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) melaporkan bahwa pada
tahun 1994, Angka Kematian Ibu (AKI) se-Indonesia yang merupakan
barometer pelayanan kesehatan ibu masih sangat tinggi, yaitu 390 per 100.000
kelahiran hidup dan menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun
1995, yaitu 373 per 100.000 kelahiran hidup dan merupakan Angka Kematian
Ibu tertinggi di ASEAN. Kurang lebih 90% kematian ibu terjadi disekitar
persalinan dan kira-kira 90% penyebab kematian ibu adalah komplikasi
obstetri yang sering tidak dapat diperkirakan sebelumnya. Angka kematian ibu
di Jawa Barat mencapai 321 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian
ibu terbanyak (90%) oleh komplikasi obstetrik yaitu hipertensi dalam
kehamilan, pendarahan, infeksi dan 10 % kematian ibu disebabkan oleh faktor
lain. Untuk menurunkan angka kematian ibu di Indonesia, Depkes melakukan
strategi agar semua asuhan antenatal sekitar 80 % dari keseluruhan persalinan
ditangani oleh tenaga kesehatan terlatih.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana gambaran tentang mendeteksi adanya komplikasi dan penyulit
persalinan pada kala II dan cara mengatasinya pada kehamilan kembar atau
gemelli?
C. Tujuan
1. Tujuan umum:
Untuk menyelesaikan salah satu tugas mata kuliah Askeb II (Asuhan
Kebidanan Persalinan).
2. Tujuan khusus:
Untuk mengetahui gambaran tentang tentang mendeteksi adanya
komplikasi dan penyulit persalinan pada kala II dan cara mengatasinya
pada kehamilan kembar atau gemelli.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Gemelli
Gemelli atau kehamilan ganda atau hamil kehamilan dengan dua janin atau
lebih. Kehamilan multipel dapat berupa kehamilan ganda/ gemelli (2 janin),
triplet (3 janin), kuadruplet (4 janin), quintiplet (5 janin) dan seterusnya
dengan frekuensi kejadian yang semakin jarang sesuai dengan hukum Hellin.
Hukum Hellin menyatakan bahwa perbandingan antara kehamilan ganda dan
tunggal adalah 1:89, untuk triplet 1:892, untuk kuadruplet 1:893, dan
seterusnya.
Sejak ditemukannya obat-obat dan cara induksi ovulasi maka dari laporanlaporan dari seluruh pelosok dunia, frekuensi kehamilan kembar condong
meningkat. Kehamilan tersebut selalu menarik perhatian wanita itu sendiri,
dokter dan masyarakat pada umumnya. Morbiditas dan mortalitas mengalami
peningkatan yang nyata pada kehamilan dengan janin ganda, oleh karena itu
mempertimbangkan kehamilan ganda sebagai kehamilan dengan komplikasi
bukanlah hal yang berlebihan.
B. Etiologi
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi: bangsa, umur, dan paritas, sering
mempengaruhi kehamilan kembar dua telur. Pada kembar yang berasal
dari satu telur, faktor bangsa, hereditas, umur dan paritas tidak atau sedikit
sekali mempengaruhi terjadinya kehamilan kembar itu. Diperkirakan disini
penyebabnya adalah faktor penghambat dalam masa pertumbuhan dini
hasil
konsepsi.
Faktor
penghambat
yang
mempengaruhi
C. Patofisiologi
Pada kehamilan kembar distensi uterus berlebihan, sehingga melewati
batas toleransi dan seringkali terjadi putus prematurus. Lama kehamilan
kembar dua rata-rata 260 hari, triplet 246 hari dan kuadruplet 235 hari. Berat
lahir rata-rata kehamilan kembar 2500gram, triplet 1800gram, kuadriplet
1400gram. Penentuan zigositas janin dapat ditentukan dengan melihat plasenta
dan selaput ketuban pada saat melahirkan. Bila terdapat satu amnion yang
tidak dipisahkan dengan korion maka bayi tesebut adalah monozigotik. Bila
selaput amnion dipisahkan oleh korion, maka janin tersebut bisa monozigotik
tetapi lebih sering dizigotik. Pada kehamilan kembar dizigotik hampir selalu
berjenis kelamin berbeda.
Kembar dempet atau kembar siam terjadi bila hambatan pembelahan
setelah diskus embrionik dan sakus amnion terbentuk, bagian tubuh yang
dimiliki bersama dapat. Secara umum, derajat dari perubahan fisiologis
maternal lebih besar pada kehamilan kembar dibanding dengan kehamilan
tunggal. Pada trimester 1 sering mengalami nausea dan muntah yang melebihi
yang dikarateristikan kehamilan-kehamilan tunggal. Perluasan volume darah
maternal normal adalah 500 ml lebih besar pada kehamilan kembar, dan ratarata kehilangan darah dengan persalinan vagina adalah 935 ml, atau hampir
500 ml lebih banyak dibanding dengan persalinan dari janin tunggal.
Massa sel darah merah meningkat juga, namun secara proporsional lebih
sedikit pada kehamilan-kehamilan kembar dua dibanding pada kehamilan
tunggal, yang menimbulkan anemia fisiologis yang lebih nyata. Kadar
haemoglobin kehamilan kembar dua rata-rata sebesar 10 g/dl dari 20 minggu
ke depan. Sebagaimana diperbandingkan dengan kehamilan tunggal, cardiac
output meningkat sebagai akibat dari peningkatan denyut jantung serta
peningkatan stroke volume. Ukuran uterus yang lebih besar dengan janin
banyak meningkatkan perubahan anatomis yang terjadi selama kehamilan.
Uterus dan isinya dapat mencapai volume 10 L atau lebih dan berat lebih dari
20 pon. Khusus dengan kembar dua monozygot, dapat terjadi akumulasi yang
cepat dari jumlah cairan amnionik yang nyata sekali berlebihan, yaitu hidramn
ionakut.3 Dalam keadaan ini mudah terjadi kompresi yang cukup besar serta
pemindahan banyak visera abdominal selain juga paru dengan peninggian
diaphragma. Ukuran dan berat dari uterus yang sangat besar dapat
menghalangi keberadaan wanita untuk lebih sekedar duduk.
D. Frekuensi
Menurut hukum Hellin, frekuensi antara kehamilan ganda dan tunggal
adalah:
1. Gemeli (2)
1:89
2. Triplet (3)
1:89
3. Quadruplet (4)
1:89
4. Quintuplet (5)
1:894
5. Sextuplet (6)
1:895
E. Jenis Gemelli
1. Gemeli dizigotik (= kembar 2 telur, heterolog, biovuler, dan fraternal),
kedua telur biasanya berasal dari:
a. 1 ovarium dan dari 2 folikel de Graff;
b. 1 ovarium dan dari 1 folikel de Graff;
Kembar Monozigot
1 (70%)
Kembar Dizigot
2 (100%)
2 (30%)
Korion
1 (70%)
2 (100%)
2 (30%)
Amnion
1 (70%)
2 (100%)
2 (30%)
Tali pusat
Sirkulasi darah
Janin bersatu
Terpisah
2 lapis
4 lapis
Janis kelamin
Sama
Sama
Agak berlainan
Sama
Berbeda
Ukuran antropologik
Sama
Berbeda
Sidik jari
Sama
Berbeda
Bisa sama
Cara pegangan
banyak
terjadi
hidroamnion,
polisitemia,
edema,
dan
10
11
12
13
14
15
pelahiran
kembar
dengan
berkolaborasi
bersama
dokter
kandungan. Situasi ini seharusnya tidak muncul karena kegagalan bidan dalam
mendiagnosis kehamilan kembar pada saat merawat wanita selama periode
antenatal. Dalam keadaan darurat, bidan harus tahu apa yang harus dilakukan
agar dapat melahirkan semua janin viable dengan selamat.
Pembahasan ini akan dibatasi pada pelahiran kembar kolaboratif yang
telah direncanakan; prose situ diulangi untuk berapa pun jumlah janin. Berikut
ini adalah peraturan utama dan langkah-langkah yang penting untuk
membantu persalinan dan pelahiran pada wanita hamil kembar:
1. Obat-obatan selama persalinan sebaiknya dibatasi untuk ataraktik (mis.,
Vistaril) karena gestasi dan ukuran janin. Mereka sering kali premature
atau kecil masa kehamilan. Masing-masing kondisi tersebut membuat
obat-obatan (analgesic dan sedative) berbahaya bagi mereka.
2. Wanita harus mempunyai jalur IV yang paten, dan telah diperiksa
golongan darahnya, dilakukan penapisan antibody, dan pemeriksaan silang
(crossmatch).
3. Kandung keih wanita harus kosong pada saat dimulainya persalinan yang
sebenarnya.
16
4. Dokter kandungan harus diberi tahu dan hadir pada saat pelahiran yang
sebenarnya dimulai.
5. Tenaga anesthesia harus diberi tahu dan siap dipanggil.
6. Dokter anak harus diberi tahu dan hadir. Minimal ada satu orang, dengan
keahlian resusitasi bayi baru lahir, untuk satu bayi.
7. Wanita harus pada posisi litotomi untuk memungkinkan banyak ruang
guna manipulasi.
8. Staf keperawatan harus diberitahu agar waspada sedini mungkin karena
mereka harus mempersiapkan perlengkapan, suplai, formulir, dan
sebagainya.
9. Persiapan untuk resusitasi skala lengkap harus telah selesai pada saat
memulai pelahiran yang sebenarnya.
10. Tenaga keperawatan harus diberitahu agar agar waspada terhadap
kemungkinan perdarahan postpartum yang dapat terjadi dengan cepat.
11. Apakah wanita memerlukan episiotomy bergantung pada perkiraan berat
janin,
antisipasi
yang
diperlukan
untuk
manipulasi
jika
terjadi
17
dapat kehabisan darah karena perdarahan melalui tali pusat, bila memang
kembar monozigot. Kembar monozigot (ovum tunggal) biasanya
mempunyai satu plasenta, satu korion, dan dua amnion.
16. Tentukan presentasi dan posisi kembar kedua serta evaluasi ukuran bayi
ini. Panduan dari ultrasound akan sangat membantu.
17. Jantung janin harus dipantau dengan ketat dan vagina diperiksa dengan
cermat dan menyeluruh secara konstan untuk melihat adanya tanda
perdarahan (mengindikasikan pelepasan plasenta) sementara menunggu
persalinan dimulai. Sepanjang tidak terjadi perdarahan atau tanda-tanda
gawat janin, tindakan darurat tidak diindikasikan. Namun, ini tidak berarti
Anda tidak melakukan apa-apa: Waktu optimum untuk melahirkan kembar
kedua adalah 3 sampai 15 menit setelah kembar pertama lahir, yang
memungkinkan bayi untuk keluar ketika serviks berdilatasi lengkap
sebelum mulai menutup kembali. Anda juga menginginkan agar kembar
kedua lahir sebelum plasentas mulai lepas, kondisi yang menuntut
tindakan cepat untuk mempertahankan agar kembar kedua tetap hidup.
18. Mulai atau tidaknya persalinan dalam periode ini, bagian presentasi janin
di pandu masuk ke dalam pelvis minor dengan kombinasi tekanan
abdomen dan manipulasi vagina. Asuhan yang pertama kali dilakukan
adalah menyingkirkan presentasi tali pusat.
19. Setelah bagian presentasi terfiksasi di dalam pelvis, pecahkan ketuban.
Biarkan tangan anda tetap di dalam vagina untuk memastikan apakah tali
pusat prolaps. Terdapat sedikit kemungkinan prolaps tali pusat jika
ketuban pecah tanpa tekanan (kontraksi atau fundus) dibelakangnya dan
jiak ketuban bocor, bukan robek. Jika persalinan belum dimulai pada saat
ini, pemecahan ketuban dapat menstimulasi kontraksi.
20. Jika kontraksi belum juga terjadi, larutan intravena 1000 Ml D5W atau
D5RL dengan 10 UI Pitocin harus dipasang dan dimulai dengan tetesan
yang lambat (kira-kira 30 mU/min).
21. Pelahiran dilakukan seperti biasa.
18
22. Perdarahan kala tiga atau perdarahan postpartum yang cepat kemungkinan
terjadi.
19
O. Prognosis
Prognosis untuk ibu lebih jelek bila dibandingkan pada kehamilan tunggal,
karena seringnya terjadi toksemia gravidarum, hidroamnion, anemia,
pertolongan obstetri operatif, dan perdarahan postpartum.
Angka kematian perinatal tinggi terutama karena prematur, prolaps tali
pusat, solusio plasenta dan tindakan obstetrik karena kelainan letak janin.
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gemelli atau kehamilan ganda atau hamil kehamilan dengan dua janin atau
lebih. Kehamilan multipel dapat berupa kehamilan ganda/ gemelli (2 janin),
triplet (3 janin), kuadruplet (4 janin), quintiplet (5 janin) dan seterusnya
dengan frekuensi kejadian yang semakin jarang sesuai dengan hukum Hellin.
Sejak ditemukannya obat-obat dan cara induksi ovulasi maka dari laporanlaporan dari seluruh pelosok dunia, frekuensi kehamilan kembar condong
meningkat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi: bangsa, umur, dan paritas, sering
mempengaruhi kehamilan kembar dua telur, kemudain factor obat-obatan
induksi ovulasi, setelah itu factor keturunan dan factor yang lainnya belum
diketahui.
Pada kehamilan kembar distensi uterus berlebihan, sehingga melewati
batas toleransi dan seringkali terjadi putus prematurus. Lama kehamilan
kembar dua rata-rata 260 hari, triplet 246 hari dan kuadruplet 235 hari. Berat
lahir rata-rata kehamilan kembar 2500gram, triplet 1800gram, kuadriplet
1400gram.
Jenis gemelli ada 3, yakni gemeli dizigotik (= kembar 2 telur, heterolog,
biovuler, dan fraternal), gemeli monozigotik (= kembar 1 telur, homolog,
univuler, identik) dan conjoined twins atau kembar siam adalah kembar
dimana janin melekat satu dengan yang lainnya.
Pada hamil kembar sering terjadi kesalahan presentasi dan posisi kedua
janin. Begitu pula letak janin kedua dapat berubah stelah janin pertama lahir,
misalnya dari letak lintang berubah jadi letak sungsang atau letak kepala.
Berbagai kombinasi letak, presentasi dan posisi bisa terjadi.
Diagnosis kehamilan kembar yakni berupa, Anamesis, Inspeksi dan
palpasi,
Auskultasi,
Rontgen
foto
abdomen,
Ultrasonografi,
21
Elektrokardiogram
total,
Reaksi
kehamilan,
Pemeriksaan
radiologis,
Pemeriksaan biokimiawi.
Bidan harus menangani persalinan dan pelahiran pada wanita yang hamil
kembar hanya di rumah sakit dan berkolaborasi dengan dokter kandungan
sehingga bidan dapat memastikan kehadiran dokter kandungan untuk
membantu menghadapi masalah yang kemungkinan terjadi.
Prognosis untuk ibu lebih jelek bila dibandingkan pada kehamilan tunggal,
karena seringnya terjadi toksemia gravidarum, hidroamnion, anemia,
pertolongan obstetri operatif, dan perdarahan postpartum.
Angka kematian perinatal tinggi terutama karena prematur, prolaps tali
pusat, solusio plasenta dan tindakan obstetrik karena kelainan letak janin.
B. Saran
Dengan selesainya penulisan makalah ini, kami harap pembaca dapat
mengerti dan memahami gambaran tentang mendeteksi adanya komplikasi
dan penyulit persalinan pada kala II dan cara mengatasinya pada kehamilan
kembar atau gemelli. Kami harap makalah ini juga dapat bermanfaat. Kami
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini banyak kekurangan, maka dari
itu kami membutuhkan berbagai masukan-masukan ataupun saran yang
bersifat konskruktif untuk memperbaiki pembuatan makalah selanjutnya.