Anda di halaman 1dari 20

www.bpmigas.go.

id

KONTEN

04 Fokus

Tahun 2012,
Kinerja Optimal Industri Hulu
Migas
Sektor hulu migas masih
menjadi andalan bagi
penerimaan negara. Industri
strategis ini kembali berhasil
melampaui target yang
ditetapkan pemerintah. Artinya,
selama 10 tahun berturut-turut,
penerimaan negara dari hulu
migas selalu melebihi target.

10

Figur

Johanes Widjonarko,
SKMIGAS Komitmen Berikan
Kinerja Terbaik

14

Spektrum
Raker Pertama
Pemeliharaan
Fasilitas Operasi
Pembukaan Orientasi
Pekerja BAru

17

Bianglala

18

OPINI

Kontribusi SKMIGAS dan


Kangean untuk Sumenep

Mengenal Lebih Jauh


Pengembalian Biaya Operasi
Migas

Transisi dari BPMIGAS


menjadi Satuan Kerja
Sementara Pelaksana
Kegiatan Usaha Hulu Minyak
dan Gas Bumi (SKMIGAS)
tidak dapat dipungkiri secara
psikologis berpengaruh bagi
industri hulu migas, termasuk
seluruh pekerja eks-BPMIGAS.
Adanya kekhawatiran ini dinilai
Wakil Kepala SKMIGAS, J.
Widjonarko sangat manusiawi.

Pelindung: Johanes Widjonarko | Penanggung Jawab: Hadi Prasetyo


Pemimpin Redaksi: A. Rinto Pudyantoro | Editor: Nyimas Fauziah Rikani
Tim Redaksi: Adhitya C. Utama, Alfian, Bambang D. Djanuarto, Galuh Andini, N. Lundigusdwina P, Rangga Dinasti
Redaksi menerima masukan artikel melalui : hupmas@skspmigas-esdm.go.id; acutama@skspmigas-esdm.go.id
Redaksi: DINAS HUBUNGAN KEMASYARAKATAN & KELEMBAGAAN
Alamat: Gedung Wisma Mulia Jl. Gatot Subroto No.42, Jakarta 12710
www.skspmigas-esdm.go.id

2 | BUMI

Januari 2013

SALAM REDAKSI

Sambut Tahun Baru


Dengan Semangat
Selamat Tahun Baru 2013...

disi perdana tahun ini kami


akan menampilkan kilas
balik beberapa pencapaian
tahun 2012 dan harapan ke
depan, tahun 2013.

Kami mencatat bahwa di tengah


berbagai persoalan yang menimpa
Satuan Kerja Sementara Pelaksana
Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan
Gas Bumi (SKMIGAS) di tahun
2012, nampaknya tidak menyurutkan
prestasi industri hulu migas untuk tetap
pada posisi yang prima. Penerimaan
Negara sebagai salah satu tolok ukur
keberhasilan mencatat rekor lebih
tinggi dibandingkan target yang telah
dicanangkan.
Prestasi ini tidak hanya ditentukan
oleh kenaikan harga minyak seperti
yang disangkakan oleh banyak pihak.
Karena perbedaan harga antara target
dan realisasi hanya pada sekitar
US$ 7 per barel. Kontribusi dari upaya
pengendalian biaya operasi juga sangat
berpengaruh cukup signifikan. Selain itu,
sudah barang tentu kontribusi kenaikan
harga gas dampak dari negosiasi harga,
terutama untuk gas domestik tidak bisa

Januari 2013

disampingkan.
Sepertinya, tantangan tahun 2013 yang
dihadapi SKMIGAS tidak akan lebih
ringan jika dibandingkan dengan tahun
2012. Apalagi tahun 2013 merupakan
tahun perlintasan menuju pemilihan
umum (Pemilu) tahun 2014. Yang
paling dikhawatiran, kepentingan bisnis
Negara di sektor hulu migas untuk
dapat menyumbangkan penerimaan
seoptimal mungkin akan terganggu.
Seperti yang telah dipahami oleh banyak
pihak, bahwa tugas SKMIGAS adalah
mengoptimalkan penerimaan Negara.
Lalu penerimaan tersebut digunakan
untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat melalui belanja oleh
Pemerintah. Kebijakan ini sering disebut
dengan kebijakan fiskal, yang dilakukan
oleh Pemerintah melalui Kementerian
Keuangan.
Sementara itu, untuk pelaku bisnis
nasional dan lokal diharapkan lebih
berpartisipasi dalam pelaksanaan
pekerjaan di lapangan. SKMIGAS
membuka peluang seluas-luasnya dan
mendorong agar Tingkat Kandungan
Dalam Negeri (TKDN) terus naik setiap
tahunnya. Demikian juga diharapkan
program-proram kemasyarakatan

yang secara langsung dapat dirasakan


oleh masyarakat, harus lebih bersifat
berkelanjutan dalam nilai yang lebih
besar dibandingkan tahun sebelumnya.
Sebagai penutup. Kejadian tanggal 13
November 2012 yaitu pembubaran
BPMIGAS masih saja kita rasakan
dampaknya. Seperti mimpi yang muncul
kembali setiap saat akan berangkat
bekerja. Namun tindakan cepat Pak
Menteri ESDM, Jero Wacik, yang saat
ini juga sebagai Kepala SKMIGAS,
melalui arahan dan motivasi yang
terus dipompakan ke seluruh jajaran
pimpinan, pejabat, dan pekerja
SKMIGAS, lebih dari cukup untuk
memberikan keyakinan kepada kita
semua untuk tetap professional dan
bekerja keras. Oleh karena itu pada
halaman tengah dari edisi ini kami
sajikan serangkaian foto yang ingin
memberikan pesan bahwa: harapan itu
tetap ada.
Salam PRUDENT.

A. Rinto Pudyantoro
Kepala Dinas Hubungan
Kemasyarakatan dan Kelembagaan

BUMI | 3

FOKUS

Tahun 2012,
Kinerja Optimal Industri Hulu Migas
Adhitya Cahya Utama/acutama@skspmigas-esdm..go.id

Tahun 2012, industri hulu minyak dan gas bumi di Indonesia penuh dengan dinamika. Yang paling
mengejutkan adalah keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) pada 13 November 2012 yang berimplikasi
pada pengalihan BPMIGAS kepada Satuan Kerja Sementara Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak
dan Gas Bumi (SKMIGAS). Sempat vakum pasca putusan, dalam waktu yang tidak terlalu lama,
kegiatan hulu migas kembali berjalan seperti sediakala. Dengan kerja keras dan komitmen tinggi
dari seluruh pemangku kepentingan, pencapaian tahun 2012 untuk sektor hulu migas bisa dikatakan
optimal.

ektor hulu migas masih


menjadi andalan bagi
penerimaan negara. Industri
strategis ini kembali berhasil
melampaui target yang
ditetapkan pemerintah. Artinya, selama
10 tahun berturut-turut, penerimaan
negara dari hulu migas selalu melebihi
target.

Tidak hanya penerimaan, realisasi


investasi sektor hulu migas tahun 2012
naik cukup signifikan dibandingkan
tahun-tahun sebelumnya. Investasi
yang dikeluarkan para kontraktor
kontrak kerja sama sepanjang tahun
2012 mencapai US$ 15,57 miliar.
Jumlah tersebut naik dibandingkan nilai
investasi tahun 2011, yang sebesar
US$ 14,02 miliar. Padahal, tahun 2002,
investasi yang ditanamkan masih
berkisar US$ 4,46 miliar.

12,000

9,142

10,615

10,425 11,031

Tingginya investasi bisa


7,581
8,000
terlihat dari realisasi kegiatan
6,000
pengeboran sumur eksplorasi
4,000
maupun pengembangan.
2,000
Realisasi pengeboran
-
2006
2007
2008
2009
2010
2011
eksplorasi memperlihatkan
Explora2on
431
474
532
633
670
719
Administra2on
636
869
981
730
833
958
kecenderungan yang
Development
1,876
2,088
2,523
2,671
2,495
3,149
meningkat dalam empat
Produc2on
4,639
5,711
6,579
6,391
7,033
9,196
Total Expenditure
7,581
9,142
10,615
10,425
11,031
14,022
tahun terakhir. Tahun 2012,
realisasi pengeboran sumur
eksplorasi mencapai 113 sumur.
Beberapa hal yang menyebabkan
Jumlah ini naik dibandingkan tahun
sebelumnya, yang sejumlah 107 sumur. turunnya produksi migas tahun 2012
Sedangkan realisasi pengeboran sumur antara lain disebabkan belum pulihnya
produksi Chevron Pacific Indonesia
pengembangan tahun 2012 mencapai
sebagai akibat pecahnya pipa yang
809 sumur, turun dibandingkan tahun
dioperasikan Trans Gas Indonesia
sebelumnya sejumlah 953 sumur.
(TGI) pada akhir tahun 2010, efek
Untuk realisasi produksi minyak
tertundanya keputusan operator baru
dan gas bumi sekitar 2,32 juta barel
di blok West Madura Offshore (WMO),
ekuivalen minyak per hari (boepd).
tingginya laju penurunan produksi
Rinciannya, minyak bumi sekitar
dibeberapa lapangan di Kalimantan
860.000 barel per hari atau 92,47
Timur, serta adanya kerusakan pada
persen dari target APBN-P 2012
beberapa fasilitas produksi. Selain itu,
sebesar 930.000 barel minyak per
adanya penjarahan (illegal tapping)
hari. Sedangkan realisasi gas bumi,
minyak, terutama di wilayah Sumatera
produksinya sekitar 8,2 miliar kaki kubik Bagian Selatan dan Utara, serta
per hari atau 104,2 persen dari target
ketidakpastian hukum, ikut memberikan
APBN-P.
pengaruh.

REALISASI DISTRIBUSI PENERIMAAN SEKTOR HULU MIGAS

4 | BUMI

10,000

15,569
14,022

*outlook per 19 Desember 2012

Januari 2013

2012 *)
1,135
922
3,387
10,126
15,569

*outlook per 19 Desember 2012

Tahun 2012, penerimaan negara


diperkirakan mencapai US$36,13
miliar atau 108 persen dari target
Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) Perubahan 2012 yang
sebesar US$ 33,48 miliar. Harga ratarata minyak sebesar US$ 113 per barel
memang lebih tinggi dari asumsi pada
APBN-P yang sebesar US$ 105 per
barel. Namun, realisasi harga minyak
tersebut bukan jadi faktor utama. Yang
tidak kalah penting, keberhasilan
pemerintah melakukan renegosiasi
harga gas bumi, termasuk harga gas
alam cair (LNG).

Nilai investasi di sektor hulu migas


yang merupakan foreign
direct investment (investasi
INVESTASI SEKTOR HULU MIGAS NASIONAL
langsung) sangat membantu
U
20,000
akselerasi peningkatan
S
$
18,000
ekonomi nasional, kata
J
16,000
u
Kepala SKMIGAS, Jero
t
a
14,000
Wacik.

FOKUS

PENINGKATAN ALOKASI GAS DOMESTIK

Alokasi gas bumi per sektor tahun 2012


mencapai 998 miliar kaki kubik (BCF).
Listrik mendapat alokasi paling besar,
yakni 555 BCF. Disusul pabrik pupuk
sebesar 286 BCF dan industri 157 BCF.
Jumlah tersebut meningkat dari tahun
sebelumnya, yaitu sebesar 434 BCF,
dengan rincian untuk pabrik pupuk
sebesar 247 BCF, listrik 73 BCF dan
industri 114 BCF.
Januari 2013

Peningkatan >250% Dalam 8 Tahun

3,850
4,560

3,870
4,020

3,692
3,615

4,078
3,267

Tangguh
846 BBTUD

4,336
3,379

3,681
3,323

3,775
2,913

3,820
2,527

4,008
2,341

4,202
1,513

4,416
1,466

1,480

BBTUD

Tangguh
710 BBTUD

2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012*) 2013 2014
Ekspor

Domes8k

*outlook per November 2012

Sepanjang tahun 2012, SKMIGAS


berhasil menyalurkan pasokan gas
untuk domestik sebesar 3,615 miliar
British thermal unit per hari (BBTUD).
Jumlah itu meningkat dibandingkan
tahun sebelumnya sebesar 3,267
BBTUD. Pasokan gas domestik itu
digunakan untuk mendukung sektor
industri, kelistrikan, dan pabrik pupuk.
Sektor kelistrikan menyerap pasokan
gas paling banyak, yakni sekitar 46
persen.

PENINGKATAN PENYALURAN GAS KE DOMESTIK

4,397

SKMIGAS bertekad melanjutkan


program pendahulunya, yakni komitmen
pasokan gas bumi untuk domestik.
Produksi gas diutamakan untuk
memenuhi kebutuhan para konsumen
di dalam negeri. Komitmen ini kian
nyata dipenghujung tahun 2012. Pada,
26 Desember 2012, disaksikan Jero
Wacik, empat kesepakatan jual beli
gas bumi untuk kebutuhan domestiK
ditandatangani. Selain menambah
pendapatan negara, kesepakatan
tersebut mendorong penghematan
pemakaian bahan bakar untuk
pembangkit listrik.

Rekor Persetujuan Plan Of Development


SKMIGAS mengeluarkan persetujuan
47 rencana pengembangan lapangan
(plan of development/POD) sepanjang
tahun 2012. Ini merupakan rekor
terbanyak persetujuan POD. Tahun
2012, ada 53 POD yang diusulan. Enam
POD dikembalikan karena beberapa
hal teknis dan administrasi yang tidak
terpenuhi.
Total kumulatif produksi dari 47 POD
tersebut diperkirakan menghasilkan
migas sebesar 956 juta barel ekuivalen
minyak. Dengan rincian 216 juta barel
minyak bumi, 4,1 triliun kaki kubik gas
bumi, dan 7,6 juta barel elpiji (liquified
petroleum gas/LPG).

Dana yang dikeluarkan untuk


memproduksikan cadangan tersebut
mencapai US$ 21,3 miliar. Biaya
investasi memiliki porsi terbesar
pengeluaran dengan 67 persen atau
US$ 14,32 miliar, biaya operasi sebesar
31 persen atau US$ 6,5 miliar, dan
biaya untuk pemulihan kondisi lapangan
setelah operasi (dana abandonment
and site restoration/ASR) sebesar dua
persen atau US$ 447 juta. SKMIGAS
mendorong peningkatan tingkat
kandungan dalam negeri (TKDN) dalam
realisasi dana tersebut agar tercipta
efek berganda untuk perekonomian
nasional, kata Deputi Perencanaan,
Widhyawan Prawiraatmadja.***

BUMI | 5

FOKUS

kata Deputi Umum SKMIGAS, Gerhard


M. Rumeser.

umbangsih kegiatan
hulu migas bagi ekonomi
nasional tidak melulu dari
produksinya. Kegiatan
tersebut juga menghasilkan
multiplier effect yang bisa memicu
pertumbuhan ekonomi nasional.
Misalnya pengadaan barang dan jasa,
apalagi yang menggunakan produk
dalam negeri.

Untuk mendorong upaya tersebut, telah


ditetapkan aturan pengadaan barang
dan jasa dalam industri hulu migas
hanya boleh dilakukan oleh perusahaan
nasional, atau perusahaan asing yang
bermitra dengan penyedia nasional.
Peraturan ini terbukti efektif memagari
kepentingan nasional.

Tahun 2012, nilai komitmen pengadaan


barang dan jasa di sektor hulu migas
mencapai US$ 13,74 miliar. Dari jumlah
tersebut, nilai tingkat kandungan dalam
negeri (TDKN) mencapai 63 persen,
atau senilai US$ 8,5 miliar. Pencapaian
ini meningkat dari tahun sebelumnya.
Tahun 2011, komitmen pengadaan
barang dan jasa sebesar US$ 11,81
miliar, dengan TKDN sebesar 61
persen. Dari nilai komitmen tersebut,
penggunaan komponen dalam negeri
untuk pengadaan jasa mencapai
US$ 7,06 miliar. Sementara untuk
pengadaan barang sebesar US$ 1,53
miliar.

Selain komponen lokal, pada akhir


2008, telah diwajibkan bagi penggunaan
jasa perbankan nasional dalam
transaksi pengadaan barang dan jasa
di industri hulu migas. Sejak kebijakan
tersebut diberlakukan, nilai transaksi
pembayaran pengadaan melalui
perbankan nasional terus meningkat.
Tahun 2009, tercatat transaksi sebesar
US$ 3,97 miliar. Tahun 2012, hingga
November tercatat sebesar US$ 7,21
miliar. Secara total, mulai 2009 hingga
November 2012, perbankan nasional
sudah menangani transaksi pengadaan
di industri hulu migas sebesar US$
22,15 miliar, atau sekitar Rp 220 triliun.

Kami terus berkomitmen untuk


meningkatkan TKDN setiap tahunnya,

Pemanfaatan perbankan nasional juga

NILAI KOMITMEN PENGADAAN DAN TKDN AGREGAT


16,000
14,000

dilakukan melalui kewajiban kontraktor


menyimpan dana cadangan untuk
pemulihan kondisi lapangan setelah
operasi (dana Abandonment and Site
Restoration/ASR). Secara total, dana
yang disimpan di perbankan nasional
per 30 November 2012 mencapai
US$ 301 juta. Akhir tahun diharapkan
mencapai US$ 338 juta. Penambahan
karena tambahan cicilan dan ada
kontraktor yang baru ikut, kata Deputi
Pengendalian Keuangan, Akhmad
Syahroza.
Tidak hanya itu, SKMIGAS bersama
kontraktor kontrak kerja sama
melakukan penghematan melalui
pengadaan bersama dan optimalisasi
pemanfaatan aset. Pengadaan
bersama adalah pengadaan kolektif
yang dilakukan kontraktor KKS yang
beroperasi di wilayah berdekatan.
Sebagai contoh, penghematan
kontrak bersama sewa helikopter
dan pesawat oleh ConocoPhillips,
Premier Oil, dan Star Energy di
Anambas, Kepulauan Riau. Sementara
optimalisasi pemanfaatan dilakukan
dengan pemanfaatan aset kontraktor
oleh kontraktor lain. Sebagai contoh,
pemanfaatan bersama fasilitas
penampungan kondensat di Petrochina
Jabung oleh JOB Pertamina-Talisman
Jambi Merang di Sumatera Selatan.

12,000
10,000
8,000
6,000
4,000
2,000
0
Jasa
Barang
%TKDN

2006
5862
995
43%

2007
4737
1846
54%

2008
6568
1400
43%
Barang

2009
5408
3577
49%
Jasa

2010
6976
3811
63%

2011
8109
3706
61%

Nov-12
9482
4258
63%

%TKDN

Total nilai komitmen pengadaan barang dan jasa Januari November 2012 yang melalui
persetujuan SKMIGAS dan diadakan oleh KKKS sendiri adalah US$ 13,74 Miliar dengan
persentase TKDN sebesar 62,55% (cost basis).
Nilai TKDN Barang (cost basis)
: US$ 4.257,76 Juta (TKDN 36,06%)
Nilai TKDN Jasa (cost basis)
: US$ 9.481,89 Juta (TKDN 74,43%)

Per semester I tahun 2012,


penghematan pengadaan bersama
mencapai US$ 123,97 juta. Jumlah
tersebut meningkat dari tahun 2011
yang realisasinya sebesar US$
103,5 juta. SKMIGAS optimis angka
penghematan akan jauh lebih tinggi
dari target tahun 2012 yang sebesar
US$ 125 juta. Sedangkan optimalisasi
pemanfaatan aset hingga November
2012 sebanyak US$ 39,96 juta, naik
tipis dari pencapaian tahun 2011 yang
sebesar US$ 39,62 juta.

Industri hulu migas membutuhkan dukungan


dari seluruh pemangku kepentingan agar
kegiatan yang dilakukan dapat berjalan lancar
dan aman. Untuk menjalin hubungan yang
saling menguntungkan, industri ini bekerjasama
dengan pemerintah daerah menyusun
Program (Kemasyarakatan) Pendukung
Operasi (PPO) yang konsisten, presisten dan
berkesinambungan. Harapannya, PPO dapat
mempercepat pencapaian target operasional
yang ditetapkan pemerintah. Realisasi kegiatan
PPO tahun 2012 mencapai Rp 305,2 miliar,
meningkat dari tahun sebelumnya yang
realisasinya sebesar Rp 178,5 miliar.

6 | BUMI

Januari 2013

FOKUS

OPTIMIS
MENYONGSONG
2013
Adhitya Cahya Utama/acutama@skspmigas-esdm..go.id

ndustri hulu minyak dan gas bumi (migas) menyambut tahun 2013 dengan optimisme. Salah satu tahap yang
telah diselesaikan adalah pembahasan rencana kerja dan anggaran (work program and budget/WP&B) tahun
2013 yang diusulkan kontraktor kontrak kerja sama. SKMIGAS telah menyetujui rencana kerja dan anggaran
tersebut sebelum akhir tahun 2012. Hal ini menunjukkan berkomitmen seluruh jajaran SKMIGAS untuk
memberikan kinerja yang terbaik.

Seperti diketahui, pada tanggal 13


November 2012 terjadi transisi dari
BPMIGAS menjadi SKMIGAS sebagai
hasil keputusan Mahkamah Konstitusi
(MK). Tidak dapat dipungkiri perubahan
tersebut secara psikologis berpengaruh.
Namun dengan semangat dan kerja
sama yang baik dengan kontraktor,
rencana itu dapat diselesaikan dan
disetujui sesuai dengan target kinerja
yang telah ditetapkan.
Dengan persetujuan ini, kegiatan
eksplorasi dan produksi migas di
seluruh wilayah Indonesia dapat
dilaksanakan kontraktor sejak awal
tahun 2013, kata Deputi Perencanaan,
SKMIGAS, Widhyawan Prawiraatmadja.
Januari 2013

Hal yang sama diungkapkan Presiden


Indonesian Petroleum Association (IPA),
Lukman Mahfoedz. IPA memberikan
apresiasi atas pencapaian ini. Saat ini
kami memasuki tahun fiskal yang baru
dengan keyakinan penuh, kata dia.
Tahun 2013 diperkirakan terjadi
peningkatan investasi untuk kegiatan
eksplorasi dan produksi migas.
Sesuai persetujuan rencana kerja dan
anggaran kontraktor, investasi tercatat
sebesar US$ 26,3 miliar. Sebanyak US$
23,5 miliar untuk anggaran di wilayah
kerja (WK) eksploitasi, sisanya sebesar
US$ 2,8 miliar untuk WK eksplorasi.
Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan
dengan komitmen investasi tahun

2012 sebesar US$ 21,88 miliar dengan


rincian US$ 19,8 untuk WK eksploitasi
dan US$ 2 Miliar untuk WK eksplorasi.
Pengeluaran investasi eksplorasi
yang dilakukan kontraktor tersebut
tidak semua dapat diganti dalam cost
recovery apabila hasil pengeboran
eksplorasi tidak ekonomis untuk
dikembangkan, kata Widhyawan.
Dia menjelaskan, nilai tingkat
kandungan dalam negeri (TKDN)
yang dijanjikan oleh kontraktor berada
dalam kisaran 55 persen. SKMIGAS
mendorong TKDN di atas tahun 2012
yang berada dikisaran 63 persen.
Investasi yang dibelanjakan di dalam

BUMI | 7

FOKUS

TARGET 2013

Hasil Keputusan Banggar DPR RI untuk Pagu RAPBN 2013


Minyak Bumi
Bagian GOI

Harga Minyak
(US$ 100 /bbl)

US$ 19.639 juta

Cost Rec

Volume Li*ing
Minyak
900 MBOD

Volume Li*ing Gas

1360 MBOED
(eq. 7890 BBTUD)

Penerimaan
Minyak
US$ 32.850
juta

Penerimaan
Gas Bumi
US$ 24.225
juta

US$ 9.549 juta

S
k
e
m
a
P
S
C

Net Contr Share

an. Menkeu

US$ 3.662 juta

Total Cost Recovery


US$ 15.542 juta
Bagian GOI

US$ 12.108 juta

Cost Rec

US$ 5.993 juta

Harga Gas
(US$ 9,1 /mmbtu) *)

Total Bagian GOI


US$ 31.746 juta

Rek BI ($) No. 600.000

Net Contr Share


US$ 6.124 juta


Total Net Contractor
Share
US$ 9.786 juta

Gas Bumi
negeri pada akhirnya dapat memberikan
efek berganda bagi perekonomian
nasional, katanya.
Berbicara mengenai produksi,
SKMIGAS berkomitmen dan berupaya
keras untuk mencapai target produksi
APBN 2013 sebesar 2,26 juta barel
ekuivalen minyak per hari. Rinciannya,
produksi minyak 900 ribu barel minyak
per hari dan produksi gas 7.890 miliar
british thermal unit per hari (BBTUD).
Target itu diyakini bisa dicapai dengan
adanya sejumlah proyek hulu migas
yang akan selesai tahun 2013.
Mayoritas proyek gas. Dominasi
pengembangan gas bumi masih akan
berlangsung hingga lima tahun ke
depan, kata Deputi Pengendalian
Operasi, Gde Pradnyana.
Proyek-proyek tersebut antara lain,
selesainya proyek pengembangan
Lapangan Sumpal dengan kontraktor
ConocoPhillips di Sumatera Selatan,
Lapangan Ruby dengan kontraktor
Pearl Oil Sebuku di Sulawesi Barat,
serta Lapangan Peciko 7B, Peciko 7C,
dan Sisi Nubi 2B dengan kontraktor
Total E&P Indonesie di Kalimantan
Timur.
Sementara untuk tambahan produksi
minyak sebesar 1.200 barel minyak per
hari akan didapat dari pilot enhanced
oil recovery (EOR) di Lapangan Kaji

8 | BUMI

Semoga yang dikelola Medco E&P


Indonesia, Lapangan Minas yang
dikelola Chevron Indonesia melalui
injeksi chemical, Lapangan Tanjung
yang dikelola Pertamina EP dan
Lapangan Widuri yang dikelola CNOOC.
Produksi minyak kian bertambah
menyusul upaya re-Aktivasi 130 sumur
suspended. Langkah ini diharapkan
dapat menambah produksi hingga 1.400
barel per hari, terutama dari Wilayah
Kerja Pertamina.
Kita juga akan melakukan optimalisasi
kegiatan produksi dan program
pemeliharaan yang efektif, dalam
rangka menahan penurunan alamiah
hingga dibawah lima persen, kata
Deputi Pengendalian Operasi, Gde
Pradnyana.
Selain itu, pada tahun 2013
akan dilakukan pemboran sumur
pengembangan sebanyak 701 sumur
dan workover sebanyak
417 sumur. Tidak hanya
Projek Banyu Urip (full scale), Cepu
itu, para kontraktor
di tahun 2013 akan terus dilanjutkan.
sudah komitmen untuk
Target produksi awal bulan Juni
melakukan survei
2014
dengan volume 90 ribu barel per
seismik 2D seluas 4,8
hari
dan
full scale di bulan Desember
ribu km2 dan survei
2014 dengan volume 165 ribu barel
seismik 3D seluas 8,7
per hari. Sedangkan projek Masela
km2.
INPEX ditahun 2013 masih dilakukan
Peningkatan produksi
gas diiringi dengan
pelaksanaan FEED.
penambahan pasokan
Januari 2013

FOKUS

Rencana Proyek Besar Hulu Migas


Tunu 13C
40 MMSCFD,
800BOPD

Kaltim
(Total E&P)
Onstream
Bertahap s.d
2015

Peciko 7B Ext
122 MMSCFD,
4300 BOPD

Kaltim
(Total E&P)
In progress Drilling

Terang
Sirasun
300 MMSCFD

Jatim
(Kangean Energy)
Onstream 2012

South
Mahakam
202 MMSCFD

Kaltim
(Total E&P)
Onstream 2012
bertahap s.d 2013

2012

Banyu Urip
165 MBOPD

Jateng
(MCL)

Ande-Ande
Lumut
4300 BOPD

Kepri
(Genting Natuna Oil)

Madura BD
100 MMSCFD,
6600 BOPD

Jatim
(Husky
Madura)

Kaltim
(Chevron Indonesia Co.)

Kepodang
116 MMSCFD

Jateng
(PCML)

IDD Gendalo
Hub
560 MMSCFD

2013

2014

Sumpal
155 MMSCFD

Sumsel
(COPI Grissik)
EPC

Ruby
100 MMSCFD

Sulbar
(Pearl Oil Sebuku)
EPC

Peciko 7B &
SisiNubi 2B
170 MMSCFD,
Peciko 7C
120 MMSCFD,
280 BOPD

Kaltim
(Total E&P)
EPC
Kaltim
(Total E&P)
Tender EPC

gas untuk domestik. Penambahan


kontrak gas tahun 2013, mencapai 677
miliar kaki kubik (BCF). Angka tersebut
dialokasikan untuk pupuk sebesar
36 BCF, listrik sebanyak 227 BCF,
dan industri 414 BCF. Peningkatan
volume kontrak industri dikarenakan
LNG Tangguh sudah mulai dijual untuk
kebutuhan domestik melalui terminal
penerima LNG di Teluk Jakarta.
Secara total, alokasi untuk dalam
negeri tahun 2013 mencapai 4.020
BBTUD. Sedangkan pasokan gas untuk
ekspor diperkirakan sebesar 3.870
BBTUD. Ini artinya volume ekspor gas
sudah di bawah volume gas domestik.
SKMIGAS bertekad agar volume gas
untuk domestik dapat ditingkatkan lagi.
Upaya ini perlu didukung kesiapan
infrastruktur pembeli domestik, kata
Gde.
Dengan kondisi di atas, SKMIGAS
optimis target penerimaan Negara
sesuai dengan APBN 2013 dapat
dicapai, bahkan dapat dilampaui,
seperti tahun-tahun sebelumnya.
Sebagai informasi, target penerimaan
sebesar US$ 31,75 miliar, cost
recovery sebesar US$ 15,5 miliar, dan
pendapatan kontraktor sebesar US$
9,7 miliar. Perhitungan tersebut diambil
berdasarkan asumsi harga minyak ratarata ICP sebesar US$100 per barel.***

Januari 2013

2015

2016

Senoro
310 MMSCFD,
9000 BOPD

Sulteng
(JOB
Pertamina
Medco Tomori)

IDD - Bangka
50 MMSCFD

Kaltim
(Chevron
Indonesia Co.)

Jangkrik
290 MMSCFD,
400 BOPD

Kaltim
(ENI Muara Bakau)

Maluku
(Inpex Masela)
Masela
355 MMSCFD,
2200 BOPD

2017
IDD Gehem
Hub
330 MMSCFD

2018
Kaltim
(Chevron
Indonesia Co.)

: Minyak Bumi
: Gas Bumi
: Minyak dan Gas Bumi

Kebijakan Strategis
Tetap Bisa Diambil
Dengan terbitnya Peraturan Presiden
Nomor 95 Tahun 2012, serta Keputusan
Menteri ESDM Nomor 3135 K/08/
MEM/2012 dan Nomor 3136 K/73/
MEM/2012, kegiatan hulu migas dapat
berlangsung seperti biasa. Keadaan
ini tentunya memberikan pertanda
positif bagi Pemerintah, pelaku usaha
dan pihak-pihak yang selama ini
telah berkiprah di sektor hulu migas.
Berdasarkan hal tersebut, tidak ada
alasan bagi Pemerintah untuk tidak
melakukan atau mengambil langkahlangkah strategis terkait dengan
kelangsungan industri hulu migas di
Indonesia.
Adanya keraguan dari sebagian
kalangan yang mengkhawatirkan
timbulnya gugatan atau potensi
kewajiban hukum ke Pemerintah
adalah tidak beralasan dan cenderung
mengada-ada. Harus dipahami bahwa
Keputusan MK sama sekali tidak
meminta Pemerintah untuk tidak

mengambil langkah-langkah stategis.


Dengan demikian secara hukum dapat
dikatakan bahwa Pemerintah dapat
melakukan hal tersebut agar kegiatan
usaha hulu migas dapat tetap berjalan
dengan kondisi yang kondusif.
Mengenai potensi timbulnya
tuntutan hukum, harus dilihat bahwa
keadaan pasca putusan MK adalah
sifatnya sementara sampai dengan
diundangkannya UU Migas yang baru.
Dengan demikian, apabila nanti UU
Baru terbit, maka tindakan-tindakan
Pemerintah pasca putusan MK
dapat dilanjutkan oleh institusi yang
ditugaskan untuk mengendalikan
dan mengawasi kegiatan hulu migas.
Tentunya sebagai pengemban
amanah konstitusi dan amanah
rakyat, Pemerintah akan tetap dan
selalu melakukan tahapan-tahapan
yang dibenarkan menurut peraturan
perundangan yang berlaku dalam setiap
pengambilan kebijakannya.***

BUMI | 9

FIGUR

Johanes Widjonarko, Wakil Kepala SKMIGAS

SKMIGAS Komitmen
Berikan Kinerja TERBAIK
Adhitya C. Utama/acutama@skspmigas-esdm.go.id

ransisi dari BPMIGAS


menjadi Satuan Kerja
Sementara Pelaksana
Kegiatan Usaha Hulu
Minyak dan Gas Bumi
(SKMIGAS) tidak dapat dipungkiri
secara psikologis berpengaruh bagi
industri hulu migas, termasuk seluruh
pekerja eks-BPMIGAS.
Adanya kekhawatiran ini dinilai Wakil
Kepala SKMIGAS, J. Widjonarko
sangat manusiawi. Menghadapi
tahun 2013, dia meminta seluruh
pekerja menatap ke depan dengan
optimis. Mereka diminta tetap bekerja
sesuai porsinya masing-masing.
Buktikan seluruh jajaran SKMIGAS
berkomitmen memberikan kinerja yang
terbaik, kata Widjonarko saat ditemui
redaksi BUMI awal Januari 2013.
Begitu pula untuk para investor.
Dengan langkah-langkah yang telah
diambil oleh pemerintah, Widjonarko
menjamin kegiatan operasional hulu
migas di Indonesia berjalan seperti
biasa. Dengan kerja keras seluruh
pihak, pihaknya optimis target yang
telah ditetapkan pemerintah dapat
dicapai.
Berikut petikan wawancara
lengkapnya:
Tantangan apa saja yang dihadapi
pasca keluarnya Keputusan MK?
Keputusan MK adalah peristiwa besar.
Membuat industri ini sempat bertanyatanya. Meski demikian, tentu kita
harus mengikuti keputusan tersebut
dan disikapi dengan legowo.
Saat ini, yang perlu diperhatikan
bagaimana menatap ke depan.
Industri hulu migas mau ditata seperti
apa. Pasalnya, kita menghadapi era
yang tidak mudah lagi. Energi fosil
sudah sangat terbatas. Dinamika yang

10 | BUMI

dihadapi akan berbeda. Dibutuhkan


kontribusi seluruh pihak terkait mulai
pemerintah, DPR, investor, BUMN
(badan usaha milik Negara), hingga
masyarakat untuk mencari bentuk
ideal tata kelola hulu migas agar
sektor ini bisa memberi manfaat
seperti diharapkan oleh konstitusi.
Semangat pekerja sepertinya belum
pulih benar. Harapan Bapak?
Pekerja SKMIGAS adalah pemilik
kapal. Tugas dan fungsi eksBPMIGAS pasti selalu ada. Kegiatan
ini akan selalu ada, walaupun
bentuknya berganti-ganti. Ini terjadi
di masa lalu, mulai dari BPKKA
hingga menjadi MPS dan seterusnya.
Meskipun saat ini bersifat sementara,
akan ada bentuk lain yang permanen
sesuai dengan aturan yang ada. Jadi
tidak perlu ada yang dikhawatirkan.
Saya berharap para pekerja bisa
menatap ke depan dengan optimis.
Kami menyadari ada kekhawatiran,
dan itu sangat manusiawi. Tapi
pekerja harus tetap bekerja sesuai
porsinya masing-masing. Mari
menatap ke depan, semua akan lebih
baik lagi.
SKMIGAS bersifat sementara.
Apakah berpotensi mengganggu
target yang ditugaskan oleh
Pemerintah?
Tidak. Karena langkah-langkah yang
diambil Pemeritah sudah cepat dan
baik. Dalam hitungan hari, dikeluarkan
Perpres (Peraturan Presiden Nomor
95 tahun 2012), kemudian Kepmen
(Keputusan Menteri ESDM Nomor
3135 K/08/MEM/2012 dan Nomor
3136 K/73/MEM/2012). Jika tidak
dikeluarkan segera, akan terjadi chaos
di industri ini. Potensi kehilangan
pendapatan sangat besar. Setidaknya,
hulu migas setiap hari menyumbang
Rp 1 triliun untuk penerimaan negara.

Meskipun sementara, apa yang


sudah dilakukan saat ini sudah tepat.
Sejalan dengan itu, kita juga terus
menata, ke depan akan seperti apa.
Saat ini, masih digodok Perpres baru
yang akan mengatur secara lebih
komprehensif mengenai organisasi
dan pengelolaan sektor hulu migas.
Jadi investor tidak perlu ragu?
Pasca pengalihan, semua tetap
berjalan dengan baik. Apa yang
menjadi hak (kontraktor) tetap bisa
diterima. Kewajiban juga tetap ada.
Kenapa cemas? Kecuali jika sanctity
of contract terganggu. Selama ini
kan tidak. Jadi, tidak perlu ada yang
dikhawatirkan. Semua berjalan
dengan baik. Tidak ada perubahan.
Pencapaian tahun 2012 seperti apa?
Capaian tahun lalu, khususnya
penerimaan negara delapan persen
di atas target. Itu satu hal yang
menggembirakan. Apalagi kemarin
sempat dalam kondisi ada suatu
ketidakstabilan.
Untuk lifting minyak, dari target 930
ribu barel per hari pencapaiannya
hanya 860 ribu barel. Tentu ada
selisih 70 ribu barel. Banyak hal yang
bisa dievaluasi satu per satu atas
tidak tercapainya angka produksi itu.
Misalnya, kendala di daerah. Dinamika
yang ada saat ini, otonomi daerah
menjadi suatu hal yang dicermati. Ada
beberapa perizinan yang tentu tidak
serta merta mudah diperoleh.
Alasan yang paling klasik adalah
lapangan-lapangan migas sudah
tua. Tapi memang itu kenyataannya.
Jika ingin meningkatkan produksi,
dibutuhkan penemuan baru. Tanpa
ada penambahan cadangan, sudah
Januari 2013

FIGUR

pasti produksi akan turun. Tugas


utama saat ini menjaga agar laju
penurunan alamiah tidak meningkat.
Dari 10-12 persen menjadi 3-4
persen. Ini bukan hal mudah, karena
diperlukan investasi dan memerlukan
waktu. Jadi menjadikan produksi
konstan saja sudah merupakan hal
luar biasa.
Gas yang diproyeksikan naik, tapi
tahun 2012 turun
Ada faktor teknis yang mendasari
penurunan produksi gas, yakni
unplanned shutdown dan turn around,
khususnya di kilang LNG Tangguh.
Begitu pula adanya gangguan di Blok
Mahakam, yang dioperasikan Total
E&P Indonesie. Ini perlu diperhatikan.
Terganggunya lapangan-lapangan
besar akan menurunkan tingkat
produksi yang cukup signifikan.
Pemeliharaan (fasilitas produksi)
jadi faktor penting, bagaimana bisa
menekan unplanned shutdown.
Jadi pemeliharaan tidak lagi ad
hoc, tapi sudah jadi tugas pokok.
Apalagi mengingat fasilitas banyak
yang sudah tua. Kalau luput dari
perhatian, maka unplanned shutdown
akan terus jadi gangguan. Oleh
karena itu, pertengahan tahun lalu
dibentuk divisi pemeliharaan fasilitas
operasi. Langkah ini diharapkan
dapat mengurangi potensi kehilangan
produksi dari kejadian yang tidak
diharapkan, sekaligus mengoptimasi
pemeliharaan terencana.
Selalu ada perbedaan antara target
pemerintah dengan rencana kerja
dan anggaran (WP&B) kontraktor
yang disetujui SKMIGAS?
Januari 2013

Memang ada dualisme


karena perbedaan
pendekatan. SKMIGAS
dan KKKS (kontraktor
kontrak kerja sama) lebih
pada pendekatan teknis
operasional yang diusulkan
ke dalam program kerja.
Sedangkan pemerintah,
tidak semata-mata melihat
dari aspek teknis, namun
keseimbangan secara
keseluruhan APBN
(anggaran pendapatan dan
belanja Negara).
Idealnya, angka lifting memang
berangkat dari pembicaraan teknis
terlebih dahulu karena kontraktor yang
paling mengerti kondisi di lapangan.
Oleh karena itu, perbedaan ini
harus dikomunikasikan secara terus
menerus. Bagaimana memadukan
antara program riil dengan APBN.
Meski demikian, SKMIGAS terus
mendorong kontraktor, serta mencari
terobosan-terobosan agar target lifting
pemerintah dapat tercapai.
Selain produksi, cost recovery juga
kerap disorot. Tanggapan Bapak?
Apa yang ditakutkan dari cost
recovery? Semua proses dibahas
berdasarkan aturan. Yang harus
dipahami, tidak semua biaya operasi
yang dikembalikan dihabiskan oleh
KKKS. Tidak demikian. Sebagian
ada yang untuk membayar pegawai,
yang mayoritas adalah tenaga kerja
nasional. Malahan, itu juga merupakan
bagian dari investasi, yang akan
menjadi aset negara.
Dengan melihat TDKN saat ini yang
di atas 60 persen, artinya lebih dari
separuh dana tersebut dibelanjakan
di dalam negeri. Ini memberi efek
berganda bagi perekonomian nasional.
Selain itu, kegiatan hulu migas juga
telah membuka ratusan bahkan ribuan
lapangan kerja baru.
Bagaimana dengan upaya
pencapaian target produksi 2013?
Kita telah menyelesaikan WP&B
(work program & budget) tahun 2013.
Ini selesai tepat waktu pada bulan
Desember lalu dan sudah disetujui
Kepala SKMIGAS. Persetujuan itu
memberikan kepastian dan jaminan

kepada para investor. Mereka bisa


mulai bekerja sesaat setelah tahun
berganti.
Tentunya seluruh WP&B ini harus
dikawal betul oleh seluruh insan
SKMIGAS. Bagaimana agar yang
telah menjadi kesepakatan dalam
WP&B dapat diimplementasikan
dengan baik, benar, dan sesuai
dengan jadwal. Kita melakukan
konsolidasi dan mendeskripsikan
seluruh program. Tidak hanya itu,
juga akan dilihat keterkaitan dengan
pihak-pihak eksternal yang memang
memerlukan suatu usaha untuk
diselesaikan. Contohnya, pembebasan
lahan dan pengadaan rig. Perlu
dicermati dan konsolidasikan.
Dari sisi investasi, komitmen KKKS
tahun 2013 meningkat dibanding
tahun lalu. Ini menunjukkan tidak ada
penurunan minat investasi. Ini juga
membuktikan bahwa investasi tetap
berjalan dan industri ini tetap berjalan
dengan baik. Mereka masih memiliki
kepercayaan.
Tahun 2013 menjadi jembatan
menuju full production Blok Cepu.
Apa yang akan dilakukan?
Blok Cepu termasuk proyek strategis
yang menentukan pencapaian 1 juta
barel di tahun 2014 yang diamanatkan
Inpres (instruksi presiden) Nomor
2 tahun 2012. Ini tugas serius yang
harus dikawal. Kita harus kerja keras.
Melihat dinamika yang berkembang,
hiruk pikuk, dan proses perizinan
yang melalui diskusi panjang, kami
berusaha untuk sesuai jadwal.
Monitoring day to day secara khusus
dilakukan tim wasdal (pengawasan
dan pengendalian) Proyek Banyu Urip.
Tentunya KKKS juga harus mengerti
strategisnya proyek ini. Komunikasi
antara SKMIGAS, Mobil Cepu Ltd,
Pemda, dan masyarakat harus betulbetul baik. Jangan terjadi hiruk pikuk
yang mengganggu jalannya proyek.
Hingga akhir tahun 2012, program
proyek sudah mencapai 35 persen.
Seluruh target dari masing-masing
EPC akan terus dimonitor. Saya
optimis proyek bisa tepat waktu.
Dengan kerja keras, kami optimis
target Pemerintah dapat dicapai.***

BUMI | 11

SEREMONIAL

PERALIHAN

12 | BUMI

Januari 2013

SEREMONIAL

PERALIHAN

Januari 2013

BUMI | 13

SPEKTRUM

RAKER PERTAMA
Pemeliharaan Fasilitas Operasi
Adhitya Cahya Utama/acutama@skspmigas-esdm..go.id

esmi dibentuk pada


pertengahan tahun 2012,
Divisi Pemeliharaan
Fasilitas Operasi (PFO)
menggelar rapat kerja
pertama pada 13 Desember 2012 lalu
di Jakarta. Dihadiri sekitar 150 peserta
yang berasal dari SKMIGAS dan 47
kontraktor kontrak kerja sama produksi,
kegiatan dibuka Deputi Pengendalian
Operasi, Gde Pradnyana.
Beberapa materi yang dibahas antara
lain, laporan kinerja PFO kontraktor
KKS tahun 2012, hasil penilaian sistem
manajemen pemeliharaan, sharing
knowledge, rencana kerja tahun
2013, hingga kick-off penyusunan key
performance indicators (KPI).
Kepala Divisi PFO, Julius Wiratno
mengungkapkan, beberapa kinerja
tahun 2012 menunjukkan hasil positif.
Tingkat ketersediaan (availability)
fasilitas produksi mencapai 97,5 persen.
Dari jumlah pemeliharaan terencana
sebanyak 1.100 kegiatan, sebanyak
488 kegiatan berhasil dioptimasi. Total
penambahan produksi dari optimasi
tersebut sekitar 6200 barel minyak

14 | BUMI

ekuivalen per hari, katanya. Di sisi lain,


hasil identifikasi fasilitas produksi yang
beroperasi menyebutkan, lebih dari 50
persen sudah berumur lebih dari 30
tahun. Khusus jaringan pipa, 65 persen
lebih sudah berumur lebih dari 30 tahun.
Tahun ini, SKMIGAS telah melakukan
penilaian sistem manajemen
pemeliharaan pada 25 kontraktor. Total
keseluruhan kontraktor produksi yang
sudah dilakukan assessment sejak
tahun 2010 sebanyak 42 kontraktor.
Hasilnya, dua kontraktor besar sudah
memiliki sistem yang optimizing, yakni
Chevron Pacific Indonesia dan Total
E&P Indonesie. Untuk tahun 2013,
akan dilakukan assessment terhadap
lima kontraktor yang belum dinilai,
serta beberapa kontraktor lain untuk
menindaklanjuti rekomendasi hasil
penilaian sebelumnya.
Untuk tahun 2013, diidentifikasi terdapat
458 kegiatan pemeliharaan terencana.
Penyusunan rencana baru sekitar
85 persen. Validasi dan finalisasi
akan dilakukan akhir Januari 2013.
Termasuk menyelesaikan penyusunan
KPI untuk keseragaman parameter

penilaian, kata Julius.


Raker dianggap menjadi sarana
komunikasi dan koordinasi antara
SKMIGAS dan kontraktor KKS. Dari
pertemuan dapat saling berbagi
informasi, pengalaman, dan teknologi
baru. Sebagai rekomendasi, rapat
kerja dijadikan agenda tahunan.
Selain itu, perlu dilakukan rapat
koordinasi di pertengahan tahun
sebagai ajang monitoring pencapaian
pelaksanaan program kerja sesuai
dengan persetujuan rencana kerja dan
anggaran (WP&B).
Usulan lainnya, digelar pertemuan
secara periodik antar kontraktor dengan
mengaktifkan diskusi di masing-masing
wilayah yang berdekatan setiap tiga
bulan sekali. Hal ini dimaksudkan untuk
mengenal dan mengetahui lebih dekat
kondisi operasional di lapangan, dan
berbagi pengalaman untuk penanganan
penyelesaian masalah kegagalan teknis
operasional fasilitas produksi, termasuk
untuk berbagi suku cadang, peralatan,
ataupun potensi pemanfaatan aset
bersama lainnya.***

Januari 2013

SPEKTRUM

Pembukaan Orientasi
Pekerja Baru
Adhitya Cahya Utama/acutama@skspmigas-esdm..go.id

ebanyak 74 pekerja dibagi


menjadi dua batch untuk
mengikuti program selama
20 minggu tersebut.
Peserta terdiri dari 60
orang pekerja hasil rekrutmen tahun
2012, sisanya pekerja yang telah
direkrut sebelumnya.

Selama 10 hari peserta menjalani


pendidikan dan pelatihan
pembentukan karakter di Pusat
Komando Kopassus TNI AD, setelah
itu selama 12 hari diberi pembekalan
mengenai kegiatan hulu migas,
organisasi dan tupoksi SKMIGAS,
serta bela Negara dengan narasumber
internal dan eksternal SKMIGAS.
Kemudian selama 60 hari bekerja
di kantor SKMIGAS dengan masa
percobaan dan pengangkatan
sebagai pekerja tetap. Terakhir,
selama 60 hari pengenalan kegiatan
operasional migas di lapangan
untuk memperdalam dan menguasai
kegiatan dan proses bisnis di
kontraktor kontrak kerja sama.
Dalam sambutannya, Widjonarko
mengatakan, masa pengenalan ini
menjadi periode penting mengingat
semua pekerja baru akan langsung
terjun ke lapangan menangani
berbagai masalah. Orientasi ini
menjadi kawah candradimuka
agar nantinya dalam melakukan
tugas sehari-hari, pekerja dapat
menyelesaikannya dengan cepat dan
tepat, katanya.
Kali ini, program on boarding
Januari 2013

ditingkatkan, dari yang biasanya


dilakukan selama 12 minggu,
sekarang menjadi 20 minggu.
Manajemen menilai peningkatan
program ini perlu dilakukan mengingat
bobot kerja organisasi untuk mengejar
target yang ditetapkan Pemerintah
juga semakin menantang.
Melalui pelatihan ini diharapkan
pekerja baru akan menjadi
darah segar bagi kelangsungan
pertumbuhan organisasi, untuk
mencapai target pemerintah.
Tentunya yang diharapkan adalah
pekerja-pekerja yang tangguh dan
bermental kuat, kata dia.
Kepala Divisi Sumber Daya Manusia
dan Rumah Tangga, Indro Purwaman
menjelaskan, proses penyaringan

pekerja baru SKMIGAS tahun 2012


sangat ketat. SKMIGAS bekerja
sama dengan Universitas Indonesia
dan perusahaan jasa rekrutmen
Experd untuk menjalankan proses
rekrutmen. Dari pendaftaran awal,
tercatat hampir 57 ribu kandidat yang
melamar. Setelah seleksi administrasi,
bahasa inggris, potensi dan sikap
kerja, assessment, kesehatan, dan
wawancara terpilih 60 pekerja baru.
Latar belakang pendidikan kandidat
sangat beragam. Begitu pula dengan
pengalaman kerjanya. Mereka juga
berasal dari berbagai perusahaan,
seperti perbankan, sekuritas,
konsultan, institusi pendidikan,
lembaga pemerintah, perusahaan dan
penunjang migas, hingga pekerja alih
daya SKMIGAS, kata Indro.***

BUMI | 15

SEREMONIAL

penandatanganan
lima kesepakatan
jual beli minyak
dan gas bumi
Jakarta, 26 Desember 2012

penyerahan persetujuan
rencana kerja dan anggaran (wp&B)
kegiatan usaha hulu migas 2013
Jakarta, 8 Januari 2013

16 | BUMI

Januari 2013

BIANGLALA

Kontribusi
SKMIGAS dan Kangean
untuk Sumenep
Priandono Hernanto/phernanto@skspmigas-esdm.go.id

KMIGAS dan Kangean


Energy Indonesia Ltd
terus berkomitmen
untuk memberdayakan
masyarakat di sekitar
operasi di Sumenep, Jawa Timur.
Tahun 2013, industri hulu migas
memiliki anggaran program
kemasyarakatan pendukung operasi
sebesar Rp 3 miliar untuk masyarakat
kecamatan Raas dan Sapeken.
Kami tawarkan dua konsep yaitu
program tunggal kelistrikan dan
program multi bidang, kata Kepala
Urusan Operasi Perwakilan SKMIGAS
Wilayah Jawa, Bali, Madura, dan
Nusa Tenggara, Aldy Amir saat rapat
koordinasi program kemasyarakatan
di Surabaya pada 22 Desember 2012
lalu. Acara selama dua hari tersebut
dihadiri para kepala desa, ketua badan
pemusyawaratan desa (BPD), serta
tokoh masyarakat dan agama di dua
kecematan tersebut.
Januari 2013

Dilatarbelakangi kondisi geografis


kepulauan dan tuntutan masyarakat
yang berbeda, program yang diberikan
di kedua kecamatan tersebut
juga berbeda. Masyarakat Raas
mengusulkan tahun 2013 fokus di
program tunggal kelistrikan, beserta
jaringan infrastrukturnya yang akan
dilakukan secara bertahap di Desa
Goa-Goa dan Desa Tonduk. Tuntutan
tersebut dilatarbelakangi kondisi listrik
menyala hanya pada enam sore hingga
lima pagi. Itupun masyarakat harus
membayar mahal kepada pengusaha
pemilik genset yang ada di Raas.
Sementara masyarakat Sapeken
menyepakati program multi bidang
yakni pendidikan, kesehatan, ekonomi,
dan pembangunan infrastruktur.
Program pendidikan meliputi
peningkatan SDM dan pemberian
beasiswa, pemberian insentif kepada
guru honorer, bantuan peralatan
olahraga dan sebagainya. Program

kesehatan mencakup pemberian


makanan tambahan balita, sunatan
masal dan penyuluhan kesehatan.
Program ekonomi meliputi pengadaan
bibit kelapa hibrida, pengadaan rumpon
dan jaring, serta pengembangan usaha
arang batok. Sedangkan program
pembangunan infrastruktur meliputi
pembangunan jalan paving, renovasi
masjid, pembangunan mandi cuci
kakus (MCK), pembangunan balai desa
dan pengadaan genset.
Pertemuan lanjutan digelar pada
Jumat, 4 Januari 2013. Kegiatan
dihadiri Bupati Sumenep A. Busro
Karim dan Wakil Bupati Sumenep
Soengkono Sidik selaku Ketua Komite
Program Kemasyarakatan Sumenep.
Busro menjelaskan, seluruh program
yang dijalankan industri hulu migas
akan disenergikan dengan program
yang dilakukan pemerintah daerah.
Tujuannya satu, kesejahteraan
masyarakat, katanya.***

BUMI | 17

OPINI

engembalian biaya operasi


atau sering disebut sebagai
cost recovery selalu menjadi
isu kontroversial. Biaya
ini merupakan salah satu
parameter dalam menentukan kontribusi
besaran penerimaan negara bukan
pajak (PNBP) Migas dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN).

Mengenal Lebih Jauh


Pengembalian Biaya Operasi
Migas

Kontrak bagi hasil (production sharing


contract/PSC) pertama kali dilakukan
dengan IIAPCO yang ditandatangani
pada Agustus 1966. Sebagaimana
diamanatkan dalam pasal 33 UUD
1945, dan sejalan dengan kontrak PSC,
minyak dan gas bumi yang merupakan
kekayaan alam di Indonesia dikuasai
oleh Negara. Perusahaan yang
melakukan kegiatan operasional hulu
migas atau disebut sebagai operator,
hanya bertindak sebagai kontraktor
yang harus memperlakukan migas
itu dikuasai dan dimiliki oleh Negara.
Kontraktor sebagai penanggung risiko
yang membiayai operasi kegiatan
hulu migas akan mendapatkan
penggantian biaya operasi dalam
bentuk in-kind yang berupa minyak dan
atau gas bumi. Penggantian ini disebut
sebagai cost recovery yang diambil
atau diperhitungkan dari pendapatan
kotor (gross revenue/GR). Besaran
pendapatan kotor setelah dikurangi oleh
biaya operasi disebut sebagai equity to
be split (ETS) yang akan dibagi menjadi
bagian bersih kontraktor (net contractor
share/NCS) dan bagian Pemerintah
(government take/GT).

bahwa untuk beberapa komponen yang


meliputi biaya perolehan, pembayaran
bonus dan pemasaran, tidak diakui
sebagai biaya operasi PSC.

Biaya operasi (operating cost)


didefinisikan sebagai semua
pengeluaran dan kewajiban yang
terjadi untuk melaksanakan operasi
perminyakan (petroleum operation).
Dimulai dari kegiatan eksplorasi,
pengembangan, ekstraksi, produksi,
pengangkutan dan pemasaran, yang
dikuasakan dalam kontrak, termasuk
biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
pembelian aset (capital expenditure)
yang bisa berupa tanah, gedung,
fasilitas produksi yang setelah dibeli
menjadi aset Negara.
Daniel Johnston (2003) mendefinisikan
biaya operasi atau cost oil adalah A
term commonly applied to PSCs that
refers to the oil (or revenues) used to
reimburse the contractor for exploration,
development and operating cost
incurred by the contractor. Alhasil,
walaupun terkait dengan operasi
permigasan, namun ada pembatasan,

18 | BUMI

Haposan Napitupulu/Haposan@skspmigas-esdm.go.id

Pengembalian biaya
operasi dilakukan
setelah kontraktor
berhasil menemukan
cadangan migas
secara komersil dan
memproduksikannya
dalam bentuk minyak
dan gas. Tentunya
pengeluaran
biaya operasi oleh
kontraktor di blok
eksplorasi yang tidak
berhasil menemukan
cadangan migas yang ekonomis tidak
akan mendapatkan pengembalian.
Seperti diketahui, beberapa kontraktor
blok eksplorasi di Selat Makasar dan
lepas pantai Papua di kurun waktu
2009 2012 yang tidak berhasil
menemukan cadangan migas komersil
telah menghabiskan biaya lebih dari
US$ 1,6 miliar. Artinya, biaya sebesar
itu hilang begitu saja dan seluruh risiko
ditanggung kontraktor.
Kontrak bagi hasil adalah kontrak
terbatas, sehingga jangka waktu
produksi dan pengembalian biaya
operasi juga terbatas. Pengaturan
Biaya operasi yang belum dikembalikan
akan mengacu pada prinsip Desire
To. Oleh karena itu, biaya operasi
yang belum dikembalikan sampai
jangka waktu kontrak, merupakan risiko
investor. Waktu yang dibutuhkan oleh
kontraktor mulai dari ditetapkan sebagai
operator blok, sampai melaksanakan
eksekusi pengeboran eksplorasi,
dibutuhkan waktu sekitar empat sampai
tujuh tahun. Jika berhasil menemukan
cadangan migas komersil, akan
dilanjutkan dengan pengembangan
lapangan sampai tahapan produksi
yang membutuhkan waktu paling cepat
tiga tahun, tergantung kompleksitas
pengembangan lapangan dan sosial
masyarakat di lokasi lapangan migas
tersebut. Distribusi pembiayaan dan

waktu mulai dari kegiatan eksplorasi


sampai selesainya produksi migas,
seperti digambarkan pada diagram di
bawah ini:

Pengembalian biaya operasi menganut


azas zero balance dengan batasan
produksi dan jangka waktu kontrak.
Berdasarkan prinsip ini, apabila produksi
pada tahun berjalan tidak mencukupi,
maka biaya operasi yang belum
dikembalikan (unrecovered operating
cost) akan diperoleh dari produksi
tahuntahun berikutnya. Realisasi
besaran biaya operasi dan rasionya
terhadap penerimaan pemerintah di
kurun waktu 20022012 berkisar antara
2230 persen. Seperti diperlihatkan
pada tabel di bawah, cost recovery
terus meningkat sejalan dengan
menurunnya besaran cadangan terbukti
dan produksi migas Nasional.
Dengan demikian, dalam usaha
meningkatkan produksi migas,
sebaiknya Pemerintah lebih
mengutamakan peningkatan benefit
daripada harus menekan atau
membatasi besaran cost recovery.
Jika perlu mengambil risiko yang
diperhitungkan serta mengubah
paradigma dari cost basis menjadi
revenue and reserves basis. Tujuannya,
lebih memprioritaskan peningkatan
penambahan cadangan terambil yang
akan meningkatkan produksi migas,
yang tentunya akan menurunkan
rasio cost recovery terhadap bagian
pemerintah.***

Januari 2013

INFO

Segenap Pekerja SKMIGAS mengucapkan selamat atas terpilihnya


Prof. DR. Ing. Ir. Rudi Rubiandini R. S.

sebagai Kepala Satuan Kerja Khusus



Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak
dan Gas Bumi

Segenap Pimpinan dan Pekerja SKMIGAS mengucapkan


selamat atas terpilihnya

Ir. Susilo Siswoutomo


sebagai Wakil Menteri Energi dan
Sumber Daya Mineral

Januari 2013

BUMI | 19

Anda mungkin juga menyukai