Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 23

Tahun 2006 tentang Kompetensi Dasar Kelulusan, Kompetensi adalah


kemampuan bersikap, berpikir, dan bertindak secara konsisten sebagai
perwujudan dari pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dimiliki peserta
didik.

Peraturan

tersebut

merupakan

peringatan

bagi

pendidik

untuk

memperhatikan proses pembelajaran dalam bidang studi yang diajarkan di mana


siswa aktif, kreatif, dan inovatif dalam proses pembelajaran berlangsung.
Di dalam tujuan pembelajaran matematika adalah terbentuknya
kemampuan bernalar pada diri siswa yang tercermin melalui berpikir kritis, logis,
sistematis, dan memiliki sifat objekif, jujur, disiplin dalam dalam memecahkan
suatu permasalahan baik dalam bidang matematika, bidang lain, maupun dalam
kehidupan sehari-hari. (Widdiharto, 2004: 1)
Menurut informasi dari

guru bidang studi matematika yang telah

mengajar di SMAN 1 Anjir Muara, khususnya pada bidang studi matematika


banyak nilai belajar siswa yang belum dapat memenuhi ketuntasan belajar yaitu
mampu

menyelesaikan,

menguasai

kompetensi

atau

mencapai

tujuan

pembelajaran minimal 70% dari seluruh tujuan pembelajaran. Karena pemilihan


model pembelajaran yang kurang tepat dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif yang dilaksanakan dikelas sehingga

mengakibatkan siswa kurang aktif, tidak mampu menguasai konsep, kurangnya


perhatian siswa terhadap materi yang diberikan, serta siswa malu untuk bertanya
tentang materi yang tidak dimengerti, dan hasil belajar siswa rendah. Berdasarkan
hal tersebut, maka dalam pokok bahasan geometri dimensi tiga ini perlu diberikan
model pembalajaran lain dalam penyampaian materi pelajarannya yaitu dengan
menggunakan model pembelajaran Time Token

sehingga siswa akan lebih

leluasa, aktif dan tidak canggung dalam pembelajaran matematika.


Oleh sebab itu, perlu dilakukan suatu strategi yang efisien di mana guru
lebih berperan sebagai fasilitator yang berfungsi sebagai jembatan penghubung
kearah pemahaman siswa yang lebih tinggi. Guru tidak hanya memberikan
pengetahuan, tetapi juga membangun pengetahuan dalam pikirannya. Salah satu
strategi atau pendekatan yang dapat mengatasi permasalahan dalam meningkatkan
kemampuan berbicara

di

sekolah

adalah

dengan

menggunakan model

pembelajaran, salah satunya model pembelajaran kooperatif.


Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang
banyak digunakan dan menjadi perhatian serta dianjurkan oleh para ahli
pendidikan. Hal ini dikarenakan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Slavin (1995) dinyatakan bahwa: (1) penggunaan pembelajaran kooperatif dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa dan sekaligus dapat meningkatkan hubungan
sosial, menumbuhkan sikap toleransi, dan menghargai pendapat orang lain, (2)
pembelajaran kooperatif dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam berpikir kritis,
memecahkkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dengan pengalaman
(Rusman, 2010: 205-206). Dengan alasan tersebut, strategi pembelajaran
kooperatif diharapkan mampu meningkatkan kualiatas pembelajaran.

Model

pembelajaran

kooperatif

Time

Token

merupakan

model

pembelajaran kooperatif yang bertujuan mengembangkan keterampilan sosial


selain dapat membantu siswa untuk belajar, bekerjasama memecahkan masalah
pelajaran yang diberikan guru. Model kooperatif tipe Time Token dipilih
diterapkan pada geometri dimensi tiga, agar siswa termotivasi untuk berbicara
sesuai pemahamannya. Dengan menggunakan model ini diharapkan siswa paham
dan mengerti dalam pembelajaran geometri dimensi tiga dengan cara berbicara
mengemukakan pemahamannya. berbicara merupakan proses berpikir hal ini
diperkuat pada pendapat Sudarminta dalam Sobur (2009: 202) serta begitu
pentingnya proses berbicara dalam berpikir seperti yang dikemukakan
Sobur (2002: 16) dalam Zulkifli (2009: 2) penggunaan bahasa yang kacau juga
mencerminkan cara berpikir yang kacau.
Berdasarkan uraian di atas, penelitian yang akan diadakan berjudul
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Kooperatif
Tipe Time Token Dalam Pembelajaran Geometri Dimensi Tiga Di Kelas X.2
SMAN 1 Anjir Muara Tahun Pelajaran 2010/2011.

1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah peneliti dapat dirumuskan

sebagai berikut:
1. Bagaimana peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran geometri
dimesi tiga dengan menggunakan model kooperatif tipe Time Token siswa
kelas X.2 SMAN 1 Anjir Muara Tahun Pelajaran 2010 / 2011?

2. Apakah penggunaan model kooperatif tipe Time Token dapat meningkatkan


prestasi belajar siswa terhadap pembelajaran geometri dimesi tiga di kelas
X.2 SMAN Anjir Muara Tahun Pelajaran 2010 / 2011?

1.3

Batasan Masalah
Agar permasalahan yang akan diteliti lebih focus dan terarah, perlu

adanya pembatasan masalah, adapun permasalahan yang dibatasi adalah :


1. Materi geometri dimensi tiga hanya dibatasi pada menentukan kedudukan
dan jarak .
2. Langkah-langkah dalam model kooperatif tipe Time Token di modifikasi
menjadi kelompok.

1.4

Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka dapat

dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut:


1. Mendeskripsikan peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran geometri
dimesi tiga terhadap penggunaan model kooperatif tipe Time Token siswa
kelas X.2 SMAN 1 Anjir Muara Tahun Pelajaran 2010 / 2011.
2. Mendeskripsikan berhasil tidaknya penggunaan model kooperatif tipe Time
Token terhadap peningkatan prestasi belajar siswa di kelas X.2 SMAN 1
Anjir Muara Tahun Pelajaran 2010 / 2011.

1.5

Manfaat Penelitian
Dari awal peneliti membuat latar belakang, rumusan, tujuan, maka

peneliti merumuskan manfaat penelitian ini sebagai berikut:

1. Sebagai bahan acuan guru dalam proses belajar mengajar di ruang kelas.
2. Sebagai pengukur prestasi belajar siswa dalam proses pembelajaran
matematika.
3. Sebagai respons positif siswa terhadap model kooperatif tipe Time Token.
4. Sebagai pertimbangan bagi sekolah dalam menyiapkan model pembelajaran
yang tepat bagi anak didik dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai