BAB I
PENDAHULUAN
Persalinan
dengan kehamilan kembar memiliki resiko lebih tinggi dari pada persalinan satu
janin (tunggal). Semakin banyak jumlah janin yang dikandung ibu, semakin tinggi
resiko yang akan ditanggung ibu.1,2
Riwayat keluarga ibu dengan kehamilan ganda juga lebih penting daripada
riwayat keluarga bapak. Penelitian menyebutkan pada wanita yang lahir kembar
mempunyai 1 per 58 kelahiran sedangkan pada wanita yang suaminya kembar
mempunyai kemungkinan 1 per 116 kelahiran. Salah satu penjelasan bahwa
kecenderungan pelepasan ovum yang multiple adalah faktor keturunan.1,2,3
Faktor umur ibu dan paritas juga memegang peran penting dalam
kehamilan ganda ini. Penelitian waterhouse (1950), mendapatkan pada wanita
umur < 20 tahun yang belum mempunyai anak mempunyai kemungkinan 3x dari
wanita umur 35 - 40 tahun dengan 4 anak.
ditemukan bahwa frekuensi kehamilan ganda pada wanita hamil anak pertama
meningkat yaitu 1 dari 50 kehamilan dibanding pada wanita hamil anak ke-6 atau
lebih yaitu mencapai 1 dari 15 kehamilan. Selain itu faktor gizi, hormon
gonadotropin, terapi infertilitas juga memegang peranan dalam terjadinya
kehamilan kembar.3
Kehamilan Kembar
Ratna Minanda Fitryani
09310338
BAB II
TNJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Kehamilan kembar adalah suatu kehamilan dengan dua janin atau lebih.
Kehamilan multipel dapat berupa kehamilan ganda/gemelli (2 janin), triplet (3
janin), kuadruplet (4 janin), quintiplet (5 janin) dan seterusnya dengan frekuensi
kejadian yang semakin jarang sesuai dengan hukum Hellin. Hukum Hellin
menyatakan bahwa perbandingan antara kehamilan ganda dan tunggal adalah 1 :
89, untuk triplet 1 : 892, untuk kuadruplet 1 : 893, dan seterusnya.3
Frekuensi greulich (1930) melaporkan frekuensi kehamilan kembar pada
121 juta persalinan sebagai berikut: gemelli 1:85, triplet 1:7.629, kuadruplet
1:670.743, dan quintiplet 1:41.600.000.
perhatian wanita itu sendiri, dokter dan masyarakat pada umumnya. Morbiditas
dan mortalitas mengalami peningkatan yang nyata pada kehamilan dengan janin
ganda, oleh karena itu mempertimbangkan kehamilan ganda sebagai kehamilan
dengan komplikasi bukanlah hal yang berlebihan.
membawa resiko terhadap janin. Bahaya bagi ibu tidak begitu besar tetapi wanita
dengan kehamilan kembar memerlukan pengawasan dan perhatian khusus. 1,3
Kembar siam atau kembar dempet (pagus) adalah kehamilan multipel
(umumnya dua janin) di mana ada bagian tubuh satu janin yang masih menempel
atau bersatu dengan bagian tubuh janin lainnya. Disebabkan pemisahan embrio
atau segmentasi yang terhambat dan tidak sempurna.4
Kehamilan Kembar
Ratna Minanda Fitryani
09310338
2.2 Etiologi
Bangsa/Ras
Bangsa kulit hitam mempunyai frekuensi kehamilan kembar yang lebih tinggi
dari pada bangsa kulit putih. Kehamilan tertinggi ditemukan di Finlandia dan
yang terendah di Jepang.
Umur dan paritas (angka kehamilan)
Untuk peningkatan usia sampai sekitar 40 tahun atau paritas sampai dengan
7,
frekuensi
kehamilan
ganda
akan
meningkat.
Kehamilan ganda dapat terjadi kurang dari sepertiga pada wanita 20 tahun
Kehamilan Kembar
Ratna Minanda Fitryani
09310338
lebih
pendek
dan
berbadan
kecil.
2.
Kehamilan Kembar
Ratna Minanda Fitryani
09310338
1.
2.
Terjadi diantara hari ke-4 dan ke-8, morula telah terbentuk dan begitu juga
dengan chorion yang telah berdiffirensiasi, tetapi tidak demikian dengan
amnion.
Jika chorion dan amnion telah selesai berdifferensiasi, pada 8 hari setelah
fertilisasi, maka akan terbentuk 2 embrio dengan 1 kantung amnion,
monozygot, monoamnion, monochorion.
4.
Kehamilan Kembar
Ratna Minanda Fitryani
09310338
menjadi fetus yang membagi rahim yang sama. Tergantung dari tahapan
zigot terpisah, kembar identik dapat membagi amnion yang sama (dikenal
dengan monoamniotik) atau tidak (diamnotik).
Kembar identik diamniotik dapat membagi plasenta yang sama
(dikenal dengan monochorionic) atau tidak (diochorionic). Seluruh
kembar monoamniotic adalah monochorionic.
Ciri-ciri kembar monozigotik adalah
a. Jenis kelamin sama
b. Rupanya sama atau memiliki wajah yang sama (seperti bayangan)
c. Golongan darah sama, cap kaki dan tangan sama
d. Sebagian atau kira-kira 1/3 kehamilan kembar adalah monozigotik,
mempunyai 2 amnion, 2 korion, dan 2 plasenta; kadang-kadang 2 plasenta
menjadi 1. Keadaan ini tidak dapat dibedakan dengan kembar dizigotik.
2/3 mempunyai 1 plasenta, 1 korion, dan atau 2 amnion. Pada kehamilan
kembar monoamniotik kematian bayi masih sangat tinggi.
e. Pada kembar monozigotik dapat terjadi kelainan pertumbuhan seperti
kembar siam dan insiden kelainan malformasi masih tinggi.1,2
2.
Kehamilan dizigotik
Kehamilan Kembar
Ratna Minanda Fitryani
09310338
Kehamilan Kembar
Ratna Minanda Fitryani
09310338
Kehamilan Kembar
Ratna Minanda Fitryani
09310338
Berat badan masing-masing janin lebih ringan daripada janin pada kehamilan
tunggal pada umur kehamilan yang sama (mulai tertinggal sejak usia di atas
30 minggu, perbedaan berat pada persalinan dapat sampai 1000-1500 g).
Penyebabnya diperkirakan adalah regangan berlebihan uterus sehingga
sirkulasi plasenta menurun.
Distribusi nutrisi atau sirkulasi antara kedua janin juga kemungkinan tidak
sama, tergantung pada daerah implantasi plasenta pada dinding uterus,
pertumbuhan plasenta, pembagian daerah pada kedua plasenta, dan lain-lain.
Jika ketidakseimbangan ini sangat berat, dapat terjadi kelainan bawaan
sampai kematian pada satu janin yang kurang mendapat sirkulasi baik.4,5
Pemeriksaan Fisik
1. Tanda tidak pasti
- Besarnya uterus melebihi lamanya amenorea
- Uterus tumbuh lebih cepat dari pada biasanya pada pemeriksaan
berulang
- Penambahan berat badan ibu secara mencolok yang tidak
-
Kehamilan Kembar
Ratna Minanda Fitryani
09310338
2. Tanda pasti
- Teraba dua kepala, dua bokong dan satu atau dua punggung
- Terdengar dua denyut jantung janin yang letaknya berjauhan dengan
beda kecepatan paling sedikit sepuluh denyut permenit
- USG dapat membuat diagnosis kehamilan kembar pada triwulan
pertama sejak usia 6-7 minggu
- Foto polos abdomen
Pemeriksaan tinggi fundus uteri penting pada trimester II dimana ukuran
uterus jauh lebih besar dari kehamilan tunggal. Pada kehamilan 20 30
minggu tinggi fundus uteri > 5 cm dari kehamilan tunggal.1,2
Pada wanita dengan uterus yang lebih besar dari usia kehamilannya dapat
dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut: kehamilan ganda, uterus yang
terdorong akibat distensi vesika urinaria, riwayat menstruasi yang tidak
akurat, hidramnion, mola hidatidosa, myoma uteri, massa pada adneksa,
makrosomia fetus.3
Pada trimester III, denyut jantung janin dapat diperiksa dengan doopler
dimana akan didapatkan 2 denyut jantung janin.
Pemeriksaan dengan
USG
Dapat dilihat 2 kantung kehamilan pada awal kehamilan
Dapat dilihat 2 kepala fetus
Idealnya 2 kepala dan 2 abdomen dapat dilihat pada 1 lapangan
pandang yang sama untuk menghindari melihat fetus yang sama
kemudian diinterpretasikan kembar.
10
Kehamilan Kembar
Ratna Minanda Fitryani
09310338
Radiologi
Pemeriksaan dengan rotgen sudah jarang dilakukan untuk mendiagnosa
kehamilan ganda karena terdapat bahaya radiasi dari penyinaran
Pemeriksaan radiologi dapat menjadi tidak berguna dan menuju ke
diagnosa yang salah jika :
Foto diambil pada usia kehamilan < 18 minggu ketika tulang-tulang
fetus belum radioopak.
Kualitas foto yang kurang baik, waktu pengambilan yang tidak tepat
atau malposisi ibu sehingga abdomen atas dan fetusnya tidak terlihat
jelas.
Ibu yang obesitas.
Ada hidramnion.
Salah satu fetus atau lebih bergerak-gerak selama proses pengambilan
foto.
Uji Biokimia
Pemeriksaan kadar gonadotropin dalam darah dan urin lebih besar dari
kehamilan tunggal.
Karena ada kehamilan kembar umumnya plasenta besar atau ada 2
plasenta, maka produksi HCG akan tinggi, jadi titrasi reaksi kehamilan
bisa positif, kadang-kadang sampai 1/200.
11
Kehamilan Kembar
Ratna Minanda Fitryani
09310338
1,2,3
Ibu
Anak
Anemia
Hidramnion
Hipertensi
Malpresentasi
Partus prematurus
Plasenta previa
Atonia uteri
Solusio plasenta
12
Kehamilan Kembar
Ratna Minanda Fitryani
09310338
13
Kehamilan Kembar
Ratna Minanda Fitryani
09310338
14
Kehamilan Kembar
Ratna Minanda Fitryani
09310338
cukup
lama,
agar
perdarahan
postpartum
dapat
diketahui
dini
dan
Masalah yang
mungkin
kembar:
1.mungkin anak pertama lintang atau sungsang dan anak kedua memanjang
(terjadi posisi saling mengunci/interlocking)
2.mungkin terjadi prolaps tali pusat (risiko tinggi karena bayi kecil)
3.mungkin ada plasenta previa
4.pada kembar monoamniotik, dapat terjadi saling melilit / kusut pada tali pusat
janin (dapat terlilit/terkait dengan ekstremitasnya sendiri atau saudaranya, atau
dengan tali pusat saudaranya)
Masalah-masalah tersebut merupakan indikasi sectio cesarea.4,5
2.12 Prognosis
Bahaya bagi ibu pada kehamilan kembar lebih besar dari pada kehamilan tunggal
karena lebih seringnya terjadi anemia pereklamsi dan eklamsia, operasi obstetrik,
dan pendarahaan pospartum.1
KESIMPULAN
15
Kehamilan Kembar
Ratna Minanda Fitryani
09310338
Kehamilam kembar adalah suatu kehamilan dengan dua janin atau lebih.
Kehamilan tersebut sering menarik perhatian wanita, dokter dan masyarakat pada
umumnya.
janin. Bahaya bagi ibu tidak begitu besar tetapi wanita dengan kehamilan kembar
memerlukan pengawasan dan perhatian khusus.
Proses kehamilan ganda tergantung kepada kapan pembelahan terjadi yaitu :
a.
Terjadinya pada 72 jam pertama setelah fertilisasi, morula telah terbentuk dan
lapisan luar blastokis belum menjadi chorion. Maka terbentuk 2 plasenta
terpisah atau bersatu. Pada kehamilan ini terbentuk 2 amnion, 2 chorion yang
monozygot, diamnion dan dichorion.
b.
Terjadi diantara hari ke-4 dan ke-8, morula telah terbentuk dan begitu juga
dengan chorion yang telah berdiffirensiasi, tetapi tidak demikian dengan
amnion. Pada proses ini terbentuk 2 embrio, masing-masing terpisah dalam 1
kantung amnion yang dilapisi chorion. Pada kehamilan ini terbentuk
monozygot, diamnion, monochorion.
c.
Jika chorion dan amnion telah selesai berdifferensiasi, pada 8 hari setelah
fertilisasi, maka akan terbentuk 2 embrio dengan 1 kantung amnion,
monozygot, monoamnion, monochorion.
d.
kehamilan ganda pada trimester I lebih banyak dari pada saat kelahiran.
DAFTAR PUSTAKA
16
Kehamilan Kembar
Ratna Minanda Fitryani
09310338
1. Christina, Y. 2001. Esensial Obstetri dan Ginekologi. Bab 2. Bab 21. Hal 265274. Jakarta : EGC
2. Cunningham, F.G., et all. 2005. William Obstetrcs. 22nd Edition. Chapter
39.pages 911-43. USA : McGRA-HILL
3. Manuaba, IBG. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana. Bab 5. Hal 265. Jakarta : EGC
4. Sastrawinata, S. 2005. Obstetri Patologi. Edisi 2. Bab 3. Hal 52-62. Jakarta :
EGC
5. Winkjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Edisi 2. Hal 386-397. Jakarta :
YBPSP
17