Anda di halaman 1dari 23

Insomnia-Kasmianto Abadi, S.Ked & Cynthia A. Loway, S.

Ked
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Insomnia adalah gejala

kelainan dalam tidur berupa kesulitan berulang
untuk tidur atau mempertahankan tidur walaupun ada kesempatan untuk itu.
1
Gejala tersebut biasanya diikuti gangguan fungsional saat bangun dan
beraktivitas di siang hari. Sekitar sepertiga orang dewasa mengalami kesulitan
memulai tidur dan/atau mempertahankan tidur dalam setahun, dengan 17 di
antaranya mengakibatkan gangguan kualitas hidup.
!
Sebanyak "# orang
$merika telah melaporkan sebuah episode dari insomnia pada beberapa waktu
selama hidup mereka.
1
%i Indonesia, pada tahun !&1& terdapat 11,7 penduduk
mengalami insomnia.
Insomnia umumnya merupakan kondisi sementara atau jangka pendek.
%alam beberapa kasus, insomnia dapat menjadi kronis. 'al ini sering disebut
sebagai gangguan penyesuaian tidur karena paling sering terjadi dalam konteks
situasional stres akut, seperti pekerjaan baru atau menjelang ujian. Insomnia ini
biasanya hilang ketika stressor hilang atau individu telah beradaptasi dengan
stressor. (amun, insomnia sementara sering berulang ketika tegangan baru atau
serupa mun)ul dalam kehidupan pasien.
*
Insomnia jangka pendek berlangsung selama 1+, bulan. 'al ini biasanya
berhubungan dengan faktor+faktor stres yang persisten, dapat situasional -seperti
kematian atau penyakit. atau lingkungan -seperti kebisingan.. Insomnia kronis
adalah setiap insomnia yang berlangsung lebih dari , bulan. 'al ini dapat
dikaitkan dengan berbagai kondisi medis dan psikiatri biasanya pada pasien
dengan predisposisi yang mendasari untuk insomnia.
*
/eskipun kurang tidur, banyak pasien dengan insomnia tidak mengeluh
mengantuk di siang hari. (amun, mereka mengeluhkan rasa lelah dan letih,
dengan konsentrasi yang buruk. 'al ini mungkin berkaitan dengan keadaan
0epaniteraan 0linik Gerontologi /edik
1akultas 0edokteran 2niversitas 3arumanagara
Sasana 3resna 4erdha 5ayasan 0arya 6akti 7I$ 8embangunan, 9ibubur
8eriode 1! /aret !&1! : 1; $pril !&1!
1
Insomnia-Kasmianto Abadi, S.Ked & Cynthia A. Loway, S.Ked
fisiologis hyperarousal. 6ahkan, meskipun tidak mendapatkan tidur )ukup,
pasien dengan insomnia seringkali mengalami kesulitan tidur bahkan untuk tidur
siang.
Insomnia kronis juga memiliki banyak konsekuensi kesehatan seperti
berkurangnya kualitas hidup, sebanding dengan yang dialami oleh pasien
dengan kondisi seperti diabetes, arthritis, dan penyakit jantung. 0ualitas hidup
meningkat dengan pengobatan tetapi masih tidak men)apai tingkat yang terlihat
pada populasi umum. Selain itu, insomnia kronis dikaitkan dengan terganggunya
kinerja pekerjaan dan sosial.
Insomnia merupakan salah satu faktor risiko depresi dan gejala dari
sejumlah gangguan medis, psikiatris, dan tidur. 6ahkan, insomnia tampaknya
menjadi prediksi sejumlah gangguan, termasuk depresi, ke)emasan,
ketergantungan alkohol, ketergantungan obat, dan bunuh diri.
Insomnia sering menetap meskipun telah dilakukan pengobatan kondisi
medis atau kejiwaan yang mendasari, bahkan insomnia dapat meningkatkan
resiko kekambuhan penyakit primernya. %alam hal ini, dokter perlu memahami
bahwa insomnia adalah suatu kondisi tersendiri yang membutuhkan pengakuan
dan pengobatan untuk men)egah morbiditas dan meningkatkan kualitas hidup
bagi pasien mereka.
*,;

1.2 Tujuan dan Manfaat
1. 3ujuan
2ntuk mengetahui lebih dalam tentang insomnia.
!. /anfaat
/anfaat dari pembuatan referat ini adalah untuk membantu memahami pola
gangguan tidur insomnia dan sebagai proses belajar bagi penulis.
0epaniteraan 0linik Gerontologi /edik
1akultas 0edokteran 2niversitas 3arumanagara
Sasana 3resna 4erdha 5ayasan 0arya 6akti 7I$ 8embangunan, 9ibubur
8eriode 1! /aret !&1! : 1; $pril !&1!
2
Insomnia-Kasmianto Abadi, S.Ked & Cynthia A. Loway, S.Ked
BAB II
ISI
2.1. Fii!l!gi Tidur
Semua makhluk hidup mempunyai irama kehidupan yang sesuai dengan
beredarnya waktu dalam siklus !; jam. Irama yang seiring dengan rotasi bola
dunia disebut sebagai irama sirkadian
1,;
.
3idur tidak dapat diartikan sebagai meanifestasi proses deaktivasi sistem
Saraf 8usat. Saat tidur, susunan saraf pusat masih bekerja dimana neuron+
neuron di substansia retikularis ventral batang otak melakukan sinkronisasi.
6agian susunan saraf pusat yang mengadakan kegiatan sinkronisasi terletak
pada substansia ventrikulo retikularis batang otak yang disebut sebagai pusat
tidur -sleep center.. 6agian susunan saraf pusat yang menghilangkan
sinkronisasi/desinkronisasi terdapat pada bagian rostral batang otak disebut
sebagai pusat penggugah -arousal center..
0epaniteraan 0linik Gerontologi /edik
1akultas 0edokteran 2niversitas 3arumanagara
Sasana 3resna 4erdha 5ayasan 0arya 6akti 7I$ 8embangunan, 9ibubur
8eriode 1! /aret !&1! : 1; $pril !&1!
3
Insomnia-Kasmianto Abadi, S.Ked & Cynthia A. Loway, S.Ked
3idur dibagi menjadi ! tipe yaitu<
1. 3ipe Rapid Eye Movement -7=/.
!. 3ipe Non Rapid Eye Movement -(7=/.
1ase awal tidur didahului oleh fase (7=/ yang terdiri dari ; stadium, lalu
diikuti oleh fase 7=/. 0eadaan tidur normal antara fase (7=/ dan 7=/
terjadi se)ara bergantian antara ;+, kali siklus semalam.
3idur (7=/ yang meliputi 7# dari keseluruhan waktu tidur, dibagi dalam
empat stadium, antara lain<
Stadium 1, berlangsung selama # dari keseluruhan waktu tidur. Stadium
ini dianggap stadium tidur paling ringan. ==G menggambarkan gambaran
kumparan tidur yang khas, bervoltase rendah, dengan frekuensi * sampai 7
siklus perdetik, yang disebut gelombang teta.
Stadium !, berlangsung paling lama, yaitu ;# dari keseluruhan waktu
tidur. ==G menggambarkan gelombang yang berbentuk pilin -spindle
shaped. yang sering dengan frekuensi 1! sampai 1; siklus perdetik, lambat,
dan trifasik yang dikenal sebagai kompleks 0. 8ada stadium ini, orang dapat
dibangunkan dengan mudah.
Stadium *, berlangsung 1! dari keseluruhan waktu tidur. ==G
menggambarkan gelombang bervoltase tinggi dengan frekuensi &,# hingga
!,# siklus perdetik, yaitu gelombang delta. >rang tidur dengan sangat
nyenyak, sehingga sukar dibangunkan.
Stadium ;, berlangsung 1* dari keseluruhan waktu tidur. Gambaran ==G
hampir sama dengan stadium * dengan perbedaan kuantitatif pada jumlah
gelombang delta. Stadium * dan ; juga dikenal dengan nama tidur dalam,
atau delta sleep, atau Slow Wave Sleep -S4S.
Sedangkan tidur 7=/ meliputi !# dari keseluruhan waktu tidur. 3idak
dibagi+bagi dalam stadium seperti dalm tidur (7=/.
1,;
0epaniteraan 0linik Gerontologi /edik
1akultas 0edokteran 2niversitas 3arumanagara
Sasana 3resna 4erdha 5ayasan 0arya 6akti 7I$ 8embangunan, 9ibubur
8eriode 1! /aret !&1! : 1; $pril !&1!
4
Insomnia-Kasmianto Abadi, S.Ked & Cynthia A. Loway, S.Ked
8ola siklus tidur dan bangun adalah bangun sepanjang hari saat )ahaya
terang dan tidur sepanjang malam saat gelap. ?adi faktor kun)i adalah adanya
perubahan gelap dan terang. Stimulasi )ahaya terang akan masuk melalui mata dan
mempengaruhi suatu bagian di hipotalamus yang disebut nu)leus supra )hiasmati)
-(S9.. (S9 akan mengeluarkan neurotransmiter yang mempengaruhi pengeluaran
berbagai hormon pengatur temperatur badan, kortisol, growth hormone, dan lain+
lain yang memegang peranan untuk bangun tidur. (S9 bekerja seperti jam,
meregulasi segala kegiatan bangun tidur. ?ika pagi hari )ahaya terang masuk, (S9
segera mengeluarkan hormon yang menstimulasi peningkatan temperatur badan,
kortisol dan G' sehingga orang terbangun. ?ila malam tiba, (S9 merangsang
pengeluaran hormon melatonin sehingga orang mengantuk dan tidur. /elatonin
adalah hormon yang diproduksi oleh glandula pineal. Saat hari mulai gelap,
melatonin dikeluarkan dalam darah dan akan mempengaruhi terjadinya relaksasi
serta penurunan temperatur badan dan kortisol. 0adar melatonin dalam darah mulai
meningkat pada jam " malam, terus meningkat sepanjang malam dan menghilang
pada jam " pagi.
#
0epaniteraan 0linik Gerontologi /edik
1akultas 0edokteran 2niversitas 3arumanagara
Sasana 3resna 4erdha 5ayasan 0arya 6akti 7I$ 8embangunan, 9ibubur
8eriode 1! /aret !&1! : 1; $pril !&1!
5
Insomnia-Kasmianto Abadi, S.Ked & Cynthia A. Loway, S.Ked
Peru"a#an tidur aki"at $r!e %enua
>rang usia lanjut membutuhkan waktu lebih lama untuk masuk tidur
- berbaring lama di tempat tidur sebelum tidur. dan mempunyai lebih sedikit/lebih
pendek waktu tidur nyenyaknya.
8ada penelitian di laboratorium tidur, orang usia lanjut mengalami
waktu tidur yang dalam lebih pendek, sedangkan tidur stadium 1 dan ! lebih lama.
'asil uji dengan alat polysomnographi) didapatkan penurunan yang bermakna
dalam slow wave sleep dan rapid eye movement -7=/.. >rang usia lanjut juga
lebih sering terbangun di tengah malam akibat perubahan fisik karena usia dan
penyakit yang dideritanya sehingga kualitas tidur se)ara nyata menurun.
8ada usia lanjut juga terjadi perubahan pada irama sirkadian tidur normal yaitu
menjadi kurang sensitif dengan perubahan gelap dan terang. %alam irama sirkadian
yang normal terdapat peranan pengeluaran hormon dan perubahan temperatur
badan selama siklus !; jam. =kskresi kortisol dan G' meningkat pada siang hari
dan temperatur badan menurun di waktu malam. 8ada usia lanjut, ekskresi kortisol
dan G' serta perubahan temperatur tubuh berfluktuasi dan kurang menonjol.
/elatonin menurun dengan meningkatnya umur.
8enelitian lain menunjukkan kualitas tidur usia lanjut yang sehat, juga
tergantung pada bagaimana aktivitasnya pada siang hari. 6ila siang hari sibuk dan
aktif sepanjang hari, pada malam hari tidak ada gangguan dalam tidurnya,
sebaliknya bila siang hari tidak ada kegiatan dan )enderung tidak aktif, malamnya
akan sulit tidur.
#
0epaniteraan 0linik Gerontologi /edik
1akultas 0edokteran 2niversitas 3arumanagara
Sasana 3resna 4erdha 5ayasan 0arya 6akti 7I$ 8embangunan, 9ibubur
8eriode 1! /aret !&1! : 1; $pril !&1!
6
Insomnia-Kasmianto Abadi, S.Ked & Cynthia A. Loway, S.Ked
'ypnograms memerlihatkan perbedaan karakter tidur pada orang muda dan orang
tua. %ibandingkan dengan orang muda, >rang tua )enderung memiliki onset tidur
yang lama, tidur yang terfragmentasi, bangun terlalu dini di pagi hari dan
menurunnya tidur tahap * dan ;.
#
2.2 Definii In!%nia
/enurut %S/+I@, Insomnia didefinisikan sebagai keluhan dalam hal
kesulitan untuk memulai atau mempertahankan tidur atau tidur non+restoratif
yang berlangsung setidaknya satu bulan dan menyebabkan gangguan signifikan
atau gangguan dalam fungsi individu. The International Classification of
Diseases mendefinisikan Insomnia sebagai kesulitan memulai atau
0epaniteraan 0linik Gerontologi /edik
1akultas 0edokteran 2niversitas 3arumanagara
Sasana 3resna 4erdha 5ayasan 0arya 6akti 7I$ 8embangunan, 9ibubur
8eriode 1! /aret !&1! : 1; $pril !&1!
7
Insomnia-Kasmianto Abadi, S.Ked & Cynthia A. Loway, S.Ked
mempertahankan tidur yang terjadi minimal * malam/minggu selama minimal
satu bulan. /enurut The International Classification of Sleep Disorders,
insomnia adalah kesulitan tidur yang terjadi hampir setiap malam, disertai rasa
tidak nyaman setelah episode tidur tersebut. ?adi, Insomnia adalah gejala
kelainan dalam tidur berupa kesulitan berulang untuk tidur atau
mempertahankan tidur walaupun ada kesempatan untuk melakukannya.
Insomnia bukan suatu penyakit, tetapi merupakan suatu gejala yang memiliki
berbagai penyebab, seperti kelainan emosional, kelainan fisik dan pemakaian
obat+obatan. Insomnia dapat mempengaruhi tidak hanya tingkat energi dan
suasana hati tetapi juga kesehatan, kinerja dan kualitas hidup.
2.& 'laifikai In!%nia
Insomnia 8rimer
Insomnia primer ini mempunyai faktor penyebab yang jelas. insomnia atau susah
tidur ini dapat mempengaruhi sekitar * dari 1& orang yang menderita insomnia. 8ola
tidur, kebiasaan sebelum tidur dan lingkungan tempat tidur seringkali menjadi
penyebab dari jenis insomnia primer ini.
Insomnia Sekunder
Insomnia sekunder biasanya terjadi akibat efek dari hal lain, misalnya kondisi
medis. /asalah psikologi seperti perasaan bersedih, depresi dan dementia dapat
menyebabkan terjadinya insomnia sekunder ini pada # dari 1& orang. Selain itu
masalah fisik seperti penyakit arthritis, diabetes dan rasa nyeri juga dapat
menyebabkan terjadinya insomnia sekunder ini dan biasanya mempengaruhi 1 dari
1& orang yang menderita insomnia atau susah tidur. Insomnia sekunder juga dapat
disebabkan oleh efek samping dari obat+obatan yang diminum untuk suatu penyakit
tertentu, penggunaan obat+obatan yang terlarang ataupun penyalahgunaan alkohol.
1aktor ini dapat mempengaruhi 1+! dari 1& orang yang menderita insomnia.
0epaniteraan 0linik Gerontologi /edik
1akultas 0edokteran 2niversitas 3arumanagara
Sasana 3resna 4erdha 5ayasan 0arya 6akti 7I$ 8embangunan, 9ibubur
8eriode 1! /aret !&1! : 1; $pril !&1!
8
Insomnia-Kasmianto Abadi, S.Ked & Cynthia A. Loway, S.Ked
Se)ara internasional insomnia masuk dalam * sistem diagnostik yaitu International
)ode of diagnosis -I9%. 1&, %iagnosti) and Statisti)al /anual of /ental %isorders
-%S/. I@ dan International 9lassifi)ation of Sleep %isorders -IS%..
%alam I9% 1&, insomnia dibagi menjadi ! yaitu<
>rganik
(on organik
+ %yssomnias -gangguan pada lama, kualitas dan waktu tidur.
+ 8arasomnias -ada episode abnormal yang mun)ul selama tidur seperti
mimpu buruk, berjalan sambil tidur, dll.
%alam I9% 1& tidak dibedakan antara insomnia primer atau sekunder. Insomnia
disini adalah insomnia kronik yang sudah diderita paling sedikit 1 bulan dan sudah
menyebabkan gangguan fungsi dan sosial.
%alam %S/ I@, gangguan tidur -insomnia. dibagi menjadi ; tipe yaitu<
1. Gangguan tidur yang berkorelasi dengan gangguan mental lain
!. Gangguan tidur yang disebabkan oleh kondisi medis umum
*. Gangguan tidur yang diinduksi oleh bahan+bahan atau keadaan tertentu
;. Gangguan tidur primer -gangguan tidur tidak berhubungan sama sekali
dengan kondisi mental, penyakit, ataupun obat+obatan.. Gangguan ini
menetap dan diderita minimal 1 bulan.
6erdasarkan International 9lassifi)ation of Sleep %isordes yang direvisi,
insomnia diklasifikasikan menjadi<
a. cute insomnia
b. !sychophysiolo"ic insomnia
0epaniteraan 0linik Gerontologi /edik
1akultas 0edokteran 2niversitas 3arumanagara
Sasana 3resna 4erdha 5ayasan 0arya 6akti 7I$ 8embangunan, 9ibubur
8eriode 1! /aret !&1! : 1; $pril !&1!
9
Insomnia-Kasmianto Abadi, S.Ked & Cynthia A. Loway, S.Ked
). !arado#ical insomnia $sleep%state misperception&
d. Idiopathic insomnia
e. Insomnia due to mental disorder
f. Inade'uate sleep hy"iene
g. (ehavioral insomnia of childhood
h. Insomnia due to dru" or su)stance
i. Insomnia due to medical condition
j. Insomnia not due to su)stance or *nown physiolo"ic condition,
unspecified $nonor"anic&
k. !hysiolo"ic insomnia, unspecified $or"anic&
+,
2.(. Eti!l!gi In!%nia
A Stres. 0ekhawatiran tentang pekerjaan, kesehatan sekolah, atau keluarga dapat
membuat pikiran menjadi aktif di malam hari, sehingga sulit untuk tidur.
8eristiwa kehidupan yang penuh stres, seperti kematian atau penyakit dari
orang yang di)intai, per)eraian atau kehilangan pekerjaan, dapat menyebabkan
insomnia.
A 0e)emasan dan depresi. 'al ini mungkin disebabkan ketidakseimbangan kimia
dalam otak atau karena kekhawatiran yang menyertai depresi.
A >bat+obatan. 6eberapa resep obat dapat mempengaruhi proses tidur, termasuk
beberapa antidepresan, obat jantung dan tekanan darah, obat alergi, stimulan
-seperti 7italin. dan kortikosteroid.
A 0afein, nikotin dan alkohol. 0opi, teh, )ola dan minuman yang mengandung
kafein adalah stimulan yang terkenal. (ikotin merupakan stimulan yang dapat
menyebabkan insomnia. $lkohol adalah obat penenang yang dapat membantu
seseorang jatuh tertidur, tetapi men)egah tahap lebih dalam tidur dan sering
menyebabkan terbangun di tengah malam.
A 0ondisi /edis. ?ika seseorang memiliki gejala nyeri kronis, kesulitan bernapas
dan sering buang air ke)il, kemungkinan mereka untuk mengalami insomnia
lebih besar dibandingkan mereka yang tanpa gejala tersebut. 0ondisi ini
dikaitkan dengan insomnia akibat artritis, kanker, gagal jantung, penyakit paru+
0epaniteraan 0linik Gerontologi /edik
1akultas 0edokteran 2niversitas 3arumanagara
Sasana 3resna 4erdha 5ayasan 0arya 6akti 7I$ 8embangunan, 9ibubur
8eriode 1! /aret !&1! : 1; $pril !&1!
10
Insomnia-Kasmianto Abadi, S.Ked & Cynthia A. Loway, S.Ked
paru, gastroesophageal refluB disease -G=7%., stroke, penyakit 8arkinson dan
penyakit $lCheimer.
A 8erubahan lingkungan atau jadwal kerja. 0elelahan akibat perjalanan jauh atau
pergeseran waktu kerja dapat menyebabkan terganggunya irama sirkadian
tubuh, sehingga sulit untuk tidur. 7itme sirkadian bertindak sebagai jam
internal, mengatur siklus tidur+bangun, metabolisme, dan suhu tubuh.
A D6elajarD insomnia. 'al ini dapat terjadi ketika $nda khawatir berlebihan
tentang tidak bisa tidur dengan baik dan berusaha terlalu keras untuk jatuh
tertidur. 0ebanyakan orang dengan kondisi ini tidur lebih baik ketika mereka
berada jauh dari lingkungan tidur yang biasa atau ketika mereka tidak men)oba
untuk tidur, seperti ketika mereka menonton 3@ atau memba)a.
*,1&
2.) Fakt!r *eik! In!%nia
'ampir setiap orang memiliki kesulitan untuk tidur pada malam hari tetapi resiko
insomnia meningkat jika terjadi pada<
4anita. 8erempuan lebih mungkin mengalami insomnia. 8erubahan hormon
selama siklus menstruasi dan menopause mungkin memainkan peran. Selama
menopause, sering berkeringat pada malam hari dan hot flashes sering
mengganggu tidur.
2sia lebih dari ,& tahun. 0arena terjadi perubahan dalam pola tidur, insomnia
meningkat sejalan dengan usia.
/emiliki gangguan kesehatan mental. 6anyak gangguan, termasuk depresi,
ke)emasan, gangguan bipolar dan post+traumati) stress disorder, mengganggu
tidur.
Stres. Stres dapat menyebabkan insomnia sementara, stress jangka panjang
seperti kematian orang yang dikasihi atau per)eraian, dapat menyebabkan
insomnia kronis. /enjadi miskin atau pengangguran juga meningkatkan risiko
terjadinya insomnia.
0epaniteraan 0linik Gerontologi /edik
1akultas 0edokteran 2niversitas 3arumanagara
Sasana 3resna 4erdha 5ayasan 0arya 6akti 7I$ 8embangunan, 9ibubur
8eriode 1! /aret !&1! : 1; $pril !&1!
11
Insomnia-Kasmianto Abadi, S.Ked & Cynthia A. Loway, S.Ked
8erjalanan jauh -?et lag. dan 8erubahan jadwal kerja. 6ekerja di malam hari
sering meningkatkan resiko insomnia.
1,;
2.+ Tanda dan ,ejala In!%nia
0esulitan untuk memulai tidur pada malam hari
Sering terbangun pada malam hari
6angun tidur terlalu awal
0elelahan atau mengantuk pada siang hari
Iritabilitas, depresi atau ke)emasan
0onsentrasi dan perhatian berkurang
8eningkatan kesalahan dan ke)elakaan
0etegangan dan sakit kepala
Gejala gastrointestinal
1,*,7
2.- Diagn!i
2ntuk mendiagnosis insomnia, dilakukan penilaian terhadap<
8ola tidur penderita.
8emakaian obat+obatan, alkohol, atau obat terlarang.
3ingkatan stres psikis.
7iwayat medis.
$ktivitas fisik
%iagnosis berdasarkan kebutuhan tidur se)ara individual.
Sebagai tambahannya, dokter akan melengkapi kuisioner untuk menentukan
pola tidur dan tingkat kebutuhan tidur selama 1 hari. ?ika tidak dilakukan pengisian
kuisioner, untuk men)apai tujuan yang sama $nda bisa men)atat waktu tidur $nda
selama ! minggu.
8emeriksaan fisik akan dilakukan untuk menemukan adanya suatu
permasalahan yang bisa menyebabkan insomnia. $da kalanya pemeriksaan darah
0epaniteraan 0linik Gerontologi /edik
1akultas 0edokteran 2niversitas 3arumanagara
Sasana 3resna 4erdha 5ayasan 0arya 6akti 7I$ 8embangunan, 9ibubur
8eriode 1! /aret !&1! : 1; $pril !&1!
12
Insomnia-Kasmianto Abadi, S.Ked & Cynthia A. Loway, S.Ked
juga dilakukan untuk menemukan masalah pada tyroid atau pada hal lain yang bisa
menyebabkan insomnia.
?ika penyebab dari insomnia tidak ditemukan, akan dilakukan pemantauan dan
pen)atatan selama tidur yang men)angkup gelombang otak, pernapasan, nadi,
gerakan mata, dan gerakan tubuh.
,
'riteria Diagn!tik In!%nia N!n./rganik "erdaarkan PPD,0
-
A 'al tersebut di bawah ini diperlukan untuk membuat diagnosis pasti<
a. 0eluhan adanya kesulitan masuk tidur atau mempertahankan tidur, atau
kualitas tidur yang buruk
b. Gangguan minimal terjadi * kali dalam seminggu selama minimal 1
bulan
). $danya preokupasi dengan tidak bisa tidur dan peduli yang berlebihan
terhadap akibatnya pada malam hari dan sepanjang siang hari
d. 0etidakpuasan terhadap kuantitas dan atau kualitas tidur menyebabkan
penderitaan yang )ukup berat dan mempengaruhi fungsi dalam sosial
dan pekerjaan
A $danya gangguan jiwa lain seperti depresi dan anBietas tidak menyebabkan
diagnosis insomnia diabaikan.
A 0riteria Elama tidurF -kuantitas. tidak diguankan untuk menentukan adanya
gangguan, oleh karena luasnya variasi individual. Gama gangguan yang
tidak memenuhi kriteria di atas -seperti pada Etransient insomniaF. tidak
didiagnosis di sini, dapat dimasukkan dalam reaksi stres akut -1;*.&. atau
gangguan penyesuaian -1;*.!.
2.1 Tatalakana
1. N!n Far%ak!tera$i
a. Tera$i Tingka# Laku
0epaniteraan 0linik Gerontologi /edik
1akultas 0edokteran 2niversitas 3arumanagara
Sasana 3resna 4erdha 5ayasan 0arya 6akti 7I$ 8embangunan, 9ibubur
8eriode 1! /aret !&1! : 1; $pril !&1!
13
Insomnia-Kasmianto Abadi, S.Ked & Cynthia A. Loway, S.Ked
3erapi tingkah laku bertujuan untuk mengatur pola tidur yang baru dan
mengajarkan )ara untuk menyamankan suasana tidur. 3erapi tingkah laku ini
umumnya direkomendasikan sebagai terapi tahap pertama untuk penderita
insomnia.
3erapi tingkah laku meliputi
+ =dukasi tentang kebiasaan tidur yang baik.
+ 3eknik 7elaksasi.
/eliputi merelaksasikan otot se)ara progresif, membuat biofeedba)k,
dan latihan pernapasan. 9ara ini dapat membantu mengurangi ke)emasan
saat tidur. Strategi ini dapat membantu $nda mengontrol pernapasan,
nadi, tonus otot, dan mood.
+ 3erapi kognitif.
/eliputi merubah pola pikir dari kekhawatiran tidak tidur dengan
pemikiran yang positif. 3erapi kognitif dapat dilakukan pada konseling
tatap muka atau dalam grup.
+ 7estriksi 3idur.
3erapi ini dimaksudkan untuk mengurangi waktu yang dihabiskan di
tempat tidur yang dapat membuat lelah pada malam berikutnya.
*,,
+ 0ontrol stimulus
3erapi ini dimaksudkan untuk membatasi waktu yang dihabiskan untuk
beraktivitas.
Instruksi dalam terapi stimulus+kontrol<
H
1. Gunakan tempat tidur hanya untuk tidur, tidak untuk memba)a,
menonton televisi, makan atau bekerja.
!. 8ergi ke tempat tidur hanya bila sudah mengantuk. 6ila dalam
waktu !& menit di tempat tidur seseorang tidak juga bisa tidur,
tinggalkan tempat tidur dan pergi ke ruangan lain dan melakukan hal+
hal yang membuat santai. 'indari menonton televisi. 6ila sudah merasa
mengantuk kembali ke tempat tidur, namun bila alam !& menit di
0epaniteraan 0linik Gerontologi /edik
1akultas 0edokteran 2niversitas 3arumanagara
Sasana 3resna 4erdha 5ayasan 0arya 6akti 7I$ 8embangunan, 9ibubur
8eriode 1! /aret !&1! : 1; $pril !&1!
14
Insomnia-Kasmianto Abadi, S.Ked & Cynthia A. Loway, S.Ked
tempat tidur tidak juga dapat tidur, kembali lakukan hal yang membuat
santai, dapat berulang dilakukan sampat seseorang dapat tidur.
*. 6angun di pagi hari pada jam yang sama tanpa mengindahkan
berapa lama tidur pada malam sebelumnya. 'al ini dapat memperbaiki
jadwal tidur+bangun -kontrol waktu..
;. 3idur siang harus dihindari.
". ,a2a #idu$ dan $eng!"atan di ru%a#
6eberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi insomnia <
/engatur jadwal tidur yang konsisten termasuk pada hari libur
3idak berada di tempat tidur ketika tidak tidur.
3idak memaksakan diri untuk tidur jika tidak bisa.
'anya menggunakan tempat tidur hanya untuk tidur.
7elaksasi sebelum tidur, seperti mandi air hangat, memba)a, latihan
pernapasan atau beribadah
/enghindari atau membatasi tidur siang karena akan menyulitkan
tidur pada malam hari.
/enyiapkan suasana nyaman pada kamar untuk tidur, seperti
menghindari kebisingan
>lahraga dan tetap aktif, seperti olahraga selama !& hingga *& menit
setiap hari sekitar lima hingga enam jam sebelum tidur.
/enghindari kafein, alkohol, dan nikotin
/enghindari makan besar sebelum tidur
9ek kesehatan se)ara rutin
?ika terdapat nyeri dapat digunakan analgesik
1,!,*,,
!. 1armakologi
0epaniteraan 0linik Gerontologi /edik
1akultas 0edokteran 2niversitas 3arumanagara
Sasana 3resna 4erdha 5ayasan 0arya 6akti 7I$ 8embangunan, 9ibubur
8eriode 1! /aret !&1! : 1; $pril !&1!
15
Insomnia-Kasmianto Abadi, S.Ked & Cynthia A. Loway, S.Ked
8engobatan insomnia se)ara farmakologi dibagi menjadi dua golongan yaitu
benCodiaCepine dan non+benCodiaCepine.
a. 6enCodiaCepine -(itraCepam,3riColam, dan =staColam.
b. (on benCodiaCepine -9hloral+hydrate, 8henobarbital.
0epaniteraan 0linik Gerontologi /edik
1akultas 0edokteran 2niversitas 3arumanagara
Sasana 3resna 4erdha 5ayasan 0arya 6akti 7I$ 8embangunan, 9ibubur
8eriode 1! /aret !&1! : 1; $pril !&1!
16
Insomnia-Kasmianto Abadi, S.Ked & Cynthia A. Loway, S.Ked
8emilihan obat, ditinjau dari sifat gangguan tidur <
- Initial Insomnia -sulit masuk ke dalam proses tidur.
>bat yang dibutuhkan adalah bersifat ESleep indu)ing anti+insomniaF
yaitu golongan benCodiaCepine -Short $)ting.
/isalnya pada gangguan anBietas
- %elayed Insomnia -proses tidur terlalu )epat berakhir dan sulit masuk
kembali ke proses tidur selanjutnya.
>bat yang dibutuhkan adalah bersifat E8rolong latent phase $nti+
InsomniaF, yaitu golongan heterosiklik antidepresan -3risiklik dan
3etrasiklik.
/isalnya pada gangguan depresi
- 6roken Insomnia -siklus proses tidur yang normal tidak utuh dan
terpe)ah+pe)ah menjadi beberapa bagian -multiple awakening..
>bat yang dibutuhkan adalah bersifat ESleep /aintining $nti+
InsomniaF, yaitu golongan phenobarbital atau golongan benCodiaCepine
-Gong a)ting..
0epaniteraan 0linik Gerontologi /edik
1akultas 0edokteran 2niversitas 3arumanagara
Sasana 3resna 4erdha 5ayasan 0arya 6akti 7I$ 8embangunan, 9ibubur
8eriode 1! /aret !&1! : 1; $pril !&1!
17
Insomnia-Kasmianto Abadi, S.Ked & Cynthia A. Loway, S.Ked
/isalnya pada gangguan stres psikososial.
8engaturan %osis
- 8emberian tunggal dosis anjuran 1# sampai *& menit sebelum pergi
tidur.
- %osis awal dapat dinaikkan sampai men)apai dosis efektif dan
dipertahankan sampai 1+! minggu, kemudian se)epatnya tapering off
-untuk men)egah timbulnya rebound dan toleransi obat.
- 8ada usia lanjut, dosis harus lebih ke)il dan peningkatan dosis lebih
perlahan+lahan, untuk menghindari oversedation dan intoksikasi
- $da laporan yang menggunakan antidepresan sedatif dosis ke)il !+*
kali seminggu -tidak setiap hari. untuk mengatasi insomnia pada usia
lanjut
Gama 8emberian
- 8emakaian obat antiinsomnia sebaiknya sekitar 1+! minggu saja, tidak
lebih dari ! minggu, agar resiko ketergantungan ke)il. 8enggunaan lebih
dari ! minggu dapat menimbulkan perubahan ESleep ==GF yang
menetap sekitar , bulan lamanya.
- 0esulitan pemberhetian obat seringkali oleh karena E8sy)hologi)al
%ependen)eF -habiatuasi. sebagai akibat rasa nyaman setelah gangguan
tidur dapat ditanggulangi.
=fek Samping
Supresi SS8 -susunan saraf pusat. pada saat tidur
=fek samping dapat terjadi sehubungan dengan farmakokinetik obat anti+
insomnia -waktu paruh. <
0epaniteraan 0linik Gerontologi /edik
1akultas 0edokteran 2niversitas 3arumanagara
Sasana 3resna 4erdha 5ayasan 0arya 6akti 7I$ 8embangunan, 9ibubur
8eriode 1! /aret !&1! : 1; $pril !&1!
18
Insomnia-Kasmianto Abadi, S.Ked & Cynthia A. Loway, S.Ked
- 4aktu paruh singkat, seperti 3riaColam -sekitar ; jam. gejala
rebound lebih berat pada pagi harinya dan dapat sampai menjadi panik
- 4aktu paruh sedang, seperti =staColam gejala rebound lebih ringan
- 4aktu paruh panjang, seperti (itraCepam menimbulkan gejala Ehang
overF pada pagi harinya dan juga Eintensifying daytime sleepinessF
8enggunaan lama obat anti+insomnia golongan benCodiaCepine dapat terjadi
Edisinhibiting effe)tF yang menyebabkan Erage rea)tionF
Interaksi obat
- >bat anti+insomnia I 9(S %epressants -alkohol dll. menimbulkan
potensiasi efek supresi SS8 yang dapat menyebabkan Eoversedation and
respiratory failureF
- >bat golongan benCodiaCepine tidak menginduksi hepati) mi)rosomal
enCyme atau Eprodu)e protein binding displa)ementF sehingga jarang
menimbulkan interaksi obat atau dengan kondisi medik tertentu.
- >verdosis jarang menimbulkan kematian, tetapi bila disertai alkohol
atau E9(S %epressantF lain, resiko kematian akan meningkat.
8erhatian 0husus
- 0ontraindikasi <
o Sleep apneu syndrome
o 9ongestive 'eart 1ailure
o 9hroni) 7espiratory %isease
- 8enggunaan 6enCodiaCepine pada wanita hamil mempunyai risiko
menimbulkan Eteratogeni) effe)tF -e.g.)left+palate abnormalities.
khususnya pada trimester pertama. ?uga benCodiaCepine dieksresikan
melalui $SI, berefek pada bayi -penekanan fungsi SS8.
1,*,"
0epaniteraan 0linik Gerontologi /edik
1akultas 0edokteran 2niversitas 3arumanagara
Sasana 3resna 4erdha 5ayasan 0arya 6akti 7I$ 8embangunan, 9ibubur
8eriode 1! /aret !&1! : 1; $pril !&1!
19
Insomnia-Kasmianto Abadi, S.Ked & Cynthia A. Loway, S.Ked
2.3 '!%$likai
3idur sama pentingnya dengan makanan yang sehat dan olahraga yang teratur.
Insomnia dapat mengganggu kesehatan mental dan fisik.
0omplikasi insomnia meliputi
Gangguan dalam pekerjaan atau di sekolah.
Saat berkendara, reaksi refleB akan lebih lambat. Sehingga meningkatkan
reaksi ke)elakaan.
/asalah kejiwaan, seperti ke)emasan atau depresi
0elebihan berat badan atau kegemukan
%aya tahan tubuh yang rendah
/eningkatkan resiko dan keparahan penyakit jangka panjang, )ontohnya
tekanan darah yang tinggi, sakit jantung, dan diabetes.
2.14 Pr!gn!i
8rognosis umumnya baik dengan terapi yang adekuat dan juga terapi pada
gangguan lain spt depresi dll. Gebih buruk jika gangguan ini disertai skiCophrenia.
0epaniteraan 0linik Gerontologi /edik
1akultas 0edokteran 2niversitas 3arumanagara
Sasana 3resna 4erdha 5ayasan 0arya 6akti 7I$ 8embangunan, 9ibubur
8eriode 1! /aret !&1! : 1; $pril !&1!
20
Insomnia-Kasmianto Abadi, S.Ked & Cynthia A. Loway, S.Ked
BAB III
PENUTUP
&.1. 'ei%$ulan
Insomnia merupalan kesulitan untuk masuk tidur, kesulitan dalam
mempertahankan tidur, atau tidak )ukup tidur. Insomnia merupakan gangguan
fisiologis yang )ukup serius, dimana apabila tidak ditangani dengan baik dapat
mempengaruhi kinerja dan kehidupan sehari+hari.
Insomnia dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti stres, ke)emasan
berlebihan, pengaruh makanan dan obat+obatan, perubahan lingkungan, dan kondisi
medis. Insomnia didiagnosis dengan melakukan penilaian terhadap pola tidur
penderita, pemakaian obat+obatan, alkohol, atau obat terlarang, tingkatan stres
psikis, riwayat medis, aktivitas fisik, dan kebutuhan tidur se)ara individual.
0epaniteraan 0linik Gerontologi /edik
1akultas 0edokteran 2niversitas 3arumanagara
Sasana 3resna 4erdha 5ayasan 0arya 6akti 7I$ 8embangunan, 9ibubur
8eriode 1! /aret !&1! : 1; $pril !&1!
21
Insomnia-Kasmianto Abadi, S.Ked & Cynthia A. Loway, S.Ked
Insomnia dapat ditatalaksana dengan )ara farmakologi dan non farmakologi,
bergantung pada jenis dan penyebab insomnia. >bat+obatan yang biasanya
digunakan untuk mengatasi insomnia dapat berupa golongan benCodiaCepin
-(itraCepam, 3riColam, dan =staColam., dan non benCodiaCepine -9hloral+hydrate,
8henobarbital.. 3atalaksana insomnia se)ara non farmakologis dapat berupa terapi
tingkah laku dan pengaturan gaya hidup dan pengobatan di rumah seperti mengatur
jadwal tidur.
&.2. Saran
0arena kurangnya data mengenai epidemiologi insomnia di Indonesia, maka
diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai gambaran insomnia di Indonesia.
DAFTA* PUSTA'A
1. 0aplan, '.I, Sado)k 6?. !&1&. -aplan dan Sadoc* Sinopsis !si*iatri. Ed/
Wi"una, I Made. 3angerang< 6ina 7upa $ksara 8ublisher
!. $meri)an $)ademy of Sleep /edi)ine. ICSD0 % International
Classification of Sleep Disorders. $meri)an $)ademy of Sleep /edi)ine
Dia"nostic and Codin" Manual . Dia"nosti* dan Codin" Manual. !nd. !.
4est)hester, Ill< $meri)an $)ademy of Sleep /edi)ineJ !&&#<1+*!.
*. Keidler, /.7. !&11. Insomnia. =ditor< Selim 7 6enbadis.
-http<//www.emedi)ina.meds)ape.)om/arti)le/11H7H!".)om %iakses tanggal
H ?uli !&11.
;. 3omb, %avid $. !&&;. (u*u Sa*u !si*iatri Ed 1. ?akarta< =G9
#. Sudoyo. !&&7. (u*u 2ar Ilmu !enya*it Dalam. ?akarta< 8usat 8enerbitan
%epartemen Ilmu 8enyakit %alam 1akultas 0edokteran 2niversitas
Indonesia.
,. Insomnia.
-http<//www.mayo)lini).)om/health/insomnia/%S&&1H7/%S=93I>(Laltern
ative+medi)ine %iakses tanggal H ?uli !&11.
0epaniteraan 0linik Gerontologi /edik
1akultas 0edokteran 2niversitas 3arumanagara
Sasana 3resna 4erdha 5ayasan 0arya 6akti 7I$ 8embangunan, 9ibubur
8eriode 1! /aret !&1! : 1; $pril !&1!
22
Insomnia-Kasmianto Abadi, S.Ked & Cynthia A. Loway, S.Ked
7. /aslim, 7usdi. !&&1. (u*u Sa*u Dia"nosis 3an""uan 4iwa Ru2u*an
Rin"*as dari !!D34%III. ?akarta< 6agian Ilmu 0edokteran ?iwa 10+2nika
$tmajaya.
H. 'aCCard. !&&". 5a66ard7s 3eriatric Medicine and 3erontolo"y 1th ed. (ew
5ork< /)Graw+'ill.
". /aslim, 7usdi. !&&1. !anduan !ra*tis !en""unaan -linis 8)at
!si*otropi*. ?akarta< 6agian Ilmu 0edokteran ?iwa 10+2nika $tmajaya.
1&. Gelder, /i)hael G, et). !&&*. (ew >Bford 3eBtbook of 8sy)hiatry.
Gondon< >Bford 2niversity 8ress
0epaniteraan 0linik Gerontologi /edik
1akultas 0edokteran 2niversitas 3arumanagara
Sasana 3resna 4erdha 5ayasan 0arya 6akti 7I$ 8embangunan, 9ibubur
8eriode 1! /aret !&1! : 1; $pril !&1!
23

Anda mungkin juga menyukai