Anda di halaman 1dari 33

Cedera kepala (trauma capitis) adalah cedera

mekanik yang secara langsung atau tidak langsung


mengenai kepala yang mengakibatkan Luka di kulit
kepala, fraktur tulang tengkorak, robekan selaput
otak, dan kerusakan jaringa otak itu sendiri, serta
mengakibatkan gangguan neurologis.

Menurut Brain Injury Association of America, cedera


kepala adalah suatu kerusakan pada kepala, bukan
bersifat kongenital ataupun degeneratif, tetapi
disebabkan oleh serangan atau benturan fisik dari
luar, yang dapat mengurangi atau mengubah
kesadaran yang mana menimbulkan kerusakan
kemampuan kognitif dan fungsi fisik (Langlois,
Rutland-Brown, Thomas, 2006).

Benda
Tumpul

a. kecelakaan lalu
lintas (kecepatan
tinggi dan rendah)
b. jatuh, dan
pukulan benda
tumpul

Benda
Tajam

a. Benda tajam
(bajok) dan
tembakan

Menurut penelitian Evans di Amerika (1996),


penyebab cedera kepala terbanyak adalah 45%
akibat kecelakaan lalu lintas, 30% akibat terjatuh,
10%
kecelakaan
dalam
pekerjaan,10%
kecelakaaan waktu rekreasi,dan 5% akibat
diserang atau di pukul.

Kontribusi paling banyak terhadap cedera kepala


serius adalah kecelakaan sepeda motor. Hal ini
disebabkan sebagian besar (>85%) pengendara
sepeda motor tidak menggunakan helm yang
tidak memenuhi standar.

BERDASARKAN

KETERANGAN

Mekanisme

Cedera kepala tumpul : kecelakaan lalu lintas


(kecepatan tinggi)
Cedera kepala tembus: benda tajam (bacok/cedera
tusukan) dan tembakan (cedera peluru)

Beratnya
cedera kepala

Cedera Kepala Ringan


(CKR) : a. Skor GCS 13-15
b.Tidak ada kehilangan kesadaran, atau jika
ada tidak lebih dari 10 menit
c.Pasien mengeluh pusing, sakit kepala
d. Ada muntah, ada amnesia retrogad dan
tidak ditemukan kelainan pada pemeriksaan neurologis.

BERDASARKAN
Beratnya cedera
kepala

KETERANGAN
Cedera kepala sedang
(CKS): a. Skor GCS 9-12
b. Ada pingsan lebih dari 10 menit
c. Ada sakit kepala, muntah, kejang dan amnesia
retrogad
d.Pemeriksaan neurologis terdapat lelumpuhan
saraf dan anggota gerak.
Cedera kepala berat
(CKB) : a. Skor GCS <8
b. Gejalanya serupa dengan CKS, hanya dalam
tingkat yang lebih berat
c. Terjadinya penurunan kesadaran secara
progesif
d. Adanya fraktur tulang tengkorak dan jaringan otak
yang terlepas

BERDASARKA
N
Morfologi
cedera kepala

KETERANGAN
Fraktur kranium pada kalvaria: bisa berbentuk
garis atau bintang, depresi atau non depresi,
terbuka atau tertutup. Sedangkan fraktur kranium
pada dasar tengkorak dapat terjadi dengan atau
tanpa kebocoran cerebrospinal fluid/CSF, dengan
atau tanpa parese N.VII.

Lesi intrakranium : a. Hematoma epidural


b. Hematoma subdural
c. Hematoma
intraserebral

Pada cedera kepala, kerusakan otak dapat terjadi dalam


dua tahap yaitu cedera primer dan cedera sekunder.
Cedera primer merupakan cedera pada kepala sebagai
akibat langsung dari suatu ruda paksa, dapat disebabkan
benturan langsung kepala dengan suatu benda keras
maupun oleh proses akselarasi-deselarasi gerakan kepala.
Dalam mekanisme cedera kepala dapat terjadi peristiwa
coup dan contrecoup.

Cedera primer yang diakibatkan oleh adanya benturan


pada tulang tengkorak dan daerah sekitarnya disebut lesi
coup. Pada daerah yang berlawanan dengan tempat
benturan akan terjadi lesi yang disebut contrecoup.
Akselarasi-deselarasi terjadi karena kepala bergerak dan
berhenti secara mendadak dan kasar saat terjadi trauma.

Perbedaan
densitas
antara
tulang
tengkorak
(substansi solid) dan otak (substansi semisolid)
menyebabkan tengkorak bergerak lebih cepat dari
muatan intrakranialnya. Bergeraknya isi dalam
tengkorak memaksa otak membentur permukaan
dalam tengkorak pada tempat yang berlawanan dari
benturan (contrecoup).

Cedera sekunder merupakan cedera yang terjadi


akibat berbagai proses patologis yang timbul sebagai
tahap lanjutan dari kerusakan otak primer, berupa
perdarahan,
edema
otak,
kerusakan
neuron
berkelanjutan,
iskemia,
peningkatan
tekanan
intrakranial dan perubahan neurokimiawi.

Tanda dan gejala klinis cedera kepala ringan (CKR)

Pasien tertidur atau kesadaran yang menurun


beberapa saat kemudian

Sakit kepala yang menetap atau berkepanjangan

Mual dan atau muntah

Gangguan tidur dan nafsu makan yang menurun

Perubahan kepribadian diri

Letargik

selama

Tanda dan gejala klinis cedera kepala sedang (CKS)

Kelemahan pada salah satu tubuh yang disertai dengan


kebingungan atau bahkan koma

Gangguan kesadaran, abnormalitas pupil, awitan tiba tiba


defisit neurologik, perubahan tanda tanda vital, gangguan
penglihatan dan pendengaran, defisit sensorik, kejang otot,
sakit kepala, vertigo dan gangguan gerak.

Tanda dan gejala klinis cedera kepala berat


(CKB)
Simptom atau tanda-tanda cardinal yang
menunjukkan peningkatan di otak menurun
atau meningkat
Perubahan ukuran pupil (anisokor)
Triad cushing (denyut jantung menurun,
hipertensi, depresi pernafasan)
Apabila meningkatnya tekanan intrakranial,
terdapat pergerakan atau posisi abnormal
ekstremis.

Peningkatan TIK
skemik
Infark
Kerusakan otak irrevesible
Kematian
Paralisis saraf fokal seperti anosmia (tidak dapat
mencium bau-bauan)
Infeksi sistemik (pneumonia, ISK, septikemia)
Infeksi bedah neuro (infeksi luka, osteomielitis,
meningitis, ventikulitis, abses otak)
Osifikasi heterotropik (nyeri tulang pada sendi
sendi)

CT SCAN
Roentgen foto kepala

Airway,

breathing, circulation, disability, dan


exposure, yang kemudian dilanjutkan dengan
resusitasi.
Pada
penderita
cedera
kepala
khususnya dengan cedera kepala berat survei
primer sangatlah penting untuk mencegah
cedera
otak
sekunder
dan
mencegah
homeostasis otak.

LAMPIRAN

I. ANAMNESA PRIBADI
Nama
:Syarifuddin
Umur
: 33 tahun
Pekerjaan: Wiraswasta
Status perkawinan:Menikah
Agama: Islam
Alamat :Jl. Gunung Ambat Namungkur, Langkat
Tanggal masuk: 16 November 2013
Pukul :24.00 WIB
II.
ANAMNESA PENYAKIT
Keluhan utama : Kecelakaan lalu lintas (KLL)

Telaah :
Pasien datang ke RSUD Dr. RM. Djoelham Binjai
pada tanggal 16 November 2013 pukul 24.00 WIB
diantar oleh keluarga dengan keluhan os
mengalami kecelakaan lalu lintas.

Pasien mengalami penurunan kesadaran selama


10 menit kemudian sadar kembali. Os mengalami
luka robek di kepala bagian belakang dengan
panjang 7 cm dan lebar 1 cm, dan di pelipis kiri
dengan panjang 2,5 cm dan lebar 0,5 cm, luka
lecet di pinggang kiri. Os mengaku sebelum
kecelakaan os minum alkohol.

Pasien mengeluh nyeri kepala sejak 2 hari yang


lalu setelah os mengalami kecelakaan lalu lintas.
Nyeri kepala dirasakan berdenyut selama 10
menit, nyeri hilang timbul, dan kadang
mengganggu saat tidur. Os juga mengeluh
pandangannya kabur jika melihat jauh, Demam
(-) muntah (-), mual (-) kejang (-), BAB (+)
normal, BAK (+) normal

Riwayat Penyakit Terdahulu : Riwayat Pemakaian Obat : -

III. STATUS PRESENT


Keadaan umum
Sensorium : Compos Mentis
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Heart rate : 80 x/i, reguler
Respiratory rate : 20 x/i, reguler
Temp : 36,7oC
IV. STATUS NEUROLOGIS
A. Rangsangan Meningeal
Kaku kuduk : ( + )
Brudzinski I : ( ) ( )
Brudzinski II : ( ) ( )
Brudzinski III : ( ) ( )
Brudzinski IV : ( ) ( )
Kernig

:() ()

B. Rangsangan Radikuler
Laseque

:() ()

Cross Laseque
:() ()
Lhermitte Test: Tidak Dilakukan Pemeriksaan
C. Nervus Cranialis
N-I (Olfactorius)
Normosmia : ( + ) ( + )
Anosmia

:() ()

Hiposmia

:() ()

Parosmia

:() ()

Kakosmia
:() ()
N-II (Opticus)
Penglihatan sentral : ( + ) ( + )
Tes Konfrontasi
:(+) (+)

N-III,

IV, VI (Occulomotorius, Trochlearis, Abducens)


Gerakan bola mata: ( + ) ( + )
Refleks Pupil
Direct
:(+) (+)
Indirect : ( + ) ( + )
Ptosis

:() ()

Dolls eye phenomenon


N-V (Trigeminus)
a. Sensorik
N-V1 (Ophtalmicus) : ( + )
N-V2 (Maxillaris)
:(+)
N-V3 (Mandibullaris)
b. Motorik
:(+)
c.
Refleks kornea
d. Jaw Refleks : ( + ) ( + )

:()

(+)
(+)
:(+) (+)
:(+) (+)

N-VII

(Facialis)
a. Sensorik
:(+)
b. Motorik
Mengangkat alis: ( + ) ( + )
Kerutan dahi
:(+) (+)
Memejamkan mata : ( + ) ( + )
Sudut mulut
c. Refleks

: DBN; Deviasi ( )

Stapedial refleks: ( )
Glabella refleks
:()
N. VIII (Vestibulocochlearis)
a. Keseimbangan
Nistagmus
:()
Tes Romberg : Tidak Dilakukan pemeriksaan

b. Pendengaran

Tes Berbisik
:(+) (+)
Tes Detik Jam
:(+) (+)
N-IX, X (Glossopharyngeus, Vagus)
a. Refleks menelan : ( + )
b. Refleks batuk : ( + )
c.
Refleks muntah : Tidak Dilakukan Pemeriksaan.
d. Gerakan palatum : ( + )
e. Deviasi uvula : ( )
N-XI (Accessorius)
Kekuatan m. SCM
:(+) (+)
Kekuatan m. trapezius : ( + ) ( + )
Atrofi

:()

Fasikulasi

:()

N-XII

(Hypoglossus)

Menjulurkan lidah
: ( + ), deviasi ( )
Menggerakkan ke lateral : ( + ) ( + )
Kekuatan otot lidah
:(+)(+)
D. Pemeriksaan Motorik
1. Refleks
a. Refleks Fisiologis
Biceps
:(+) (+)
Triceps
:(+) (+)
KPR
:(+) (+)
APR
:(+) (+)

b.Refleks Patologis
Babinski : ( ) ( )
Oppenheim

: () ()

Chaddock

:() ()

Gordon

:() ()

Scaeffer : ( ) ( )
Rossolimo

:() ()

Hoffman-Trommer
:() (
2. Kekuatan Otot
a.Ekstremitas Superior Dextra
b.Ekstremitas Inferior Dextra
c.Ekstremitas Superior Sinistra
d.Ekstremitas Inferior Sinistra
3. Tonus Otot
a. Hipotoni : ( )
b. Hipertoni : ( )

)
:
:
:
:

5
5
5
5

5
5
5
5

5
5
5
5

5
5
5
5

5
5
5
5

E. Sistem Ekstrapiramidal
1. Tremor : ( )
2. Chorea : ( )
3. Tic

:()

4. Fasikulasi

:()

5. Mioklonic Jerk : ( )
6. Atetosis : ( )
7. Asterixis

:()

8. Balismus

:()

9. Tardiv Diskinesia : ( )
F. Sistem Koordinasi
1.Romberg Test : Tidak Dilakukan Pemeriksaan
2. Tandem Walking : Tidak Dilakukan Pemeriksaan
3. Finger to Finger Test : Tidak Dilakukan Pemeriksaan
4. Finger to Node Test
:Tidak Dilakukan Pemeriksaan
5. Nose Finger Nose Test : Tidak Dilakukan Pemeriksaan

G. Fungsi Kortikal
1. Atensi, konsentrasi : Tidak Dilakukan Pemeriksaan
2. Disorientasi
: Tidak Dilakukan Pemeriksaan
3. Kecerdasan : Tidak Dilakukan Pemeriksaan
4. Bahasa
: Tidak Dilakukan Pemeriksaan
5. Memori
: Tidak Dilakukan Pemeriksaan
6. Agnosia
: Tidak Dilakukan Pemeriksaan
V. KESIMPULAN PEMERIKSAAN
Dari anamnesa didapati bahwasanya pasien mengalami
kecelakaan lalu lintas dan mengalami penurunan kesadaran
10 menit, dengan luka robek di kepala bagian belakang dan
pelipis kiri, dan luka lecet di pinggang kiri, nyeri kepala sejak
2 yang lalu, muntah (-), kejang (-).
Dari pemeriksaan rangsang meningeal, didapati kaku kuduk
(+).

VI.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
CT scan kepala tanggal 17 November 2013
Hasil:

Infratentorial cerebellum dan ventricle 4 normal


Supratentorial tampak lesi hiperdens didaerah frontal
kiri/kanan dan anterior hemispheric fisure.

Tampak konveks konkaf lesi hiperdens didaerah frontal kiri

Tampak midline shift ringan ke kanan

Kortikal sulci dan ventrikular sistem normal

Tampak fraktur dari os occipital


Kesimpulan:
Hematoma subdural didaerah frontal kiri dan hemoragik
contusio didaerah frontal kiri/kanan serta subarachnoid
hemoragik, juga tampak fraktur dari os occipital.

VIII. DIAGNOSA KLINIK

Cedera Kepala
IX. TERAPI
Bed Rest
Diet MB
IVFD RL 30 gtt/i
Inj. Acron 1 amp/12 jam
Inj. Ketorolac 1 amp/12 jam
Inj. Cefotaxim 1 gr/12 jam
Inj. Citicoline 1 amp/12 jam
Inj. Asam tranexsamat 1 amp/12 jam

X. ANJURAN
o
o
o
o
o

CT -Scan
Darah lengkap
Urin rutin
Lumbal pungsi
EEG
XI. PROGNOSA
Dubia ad Bonam

Hari /
Tanggal

Status Present

Senin
18 Nov 2013

KU: nyeri kepala, pandangan


jauh agak kabur
Sensorium : Compos Mentis
TD :110/80 mmHg
HR : 80x/i
RR : 22x/i
T : 36,8oC

Hari /
Tanggal

Status Present

Selasa
19 Nov 2013

KU: terasa oyong pada saat


merubah posisi dari tidur ke
duduk dan berdiri
Sensorium : Compos Mentis
TD : 110/70 mmHg
HR : 80x/i
RR : 22x/i
T : 36,3oC

Terapi
Inf. RL 20 gtt/i
Inj. Cefotaxim 1 gr/12
jam
Inj. Ranitidin 1 amp/12
jam
Inj. Plasmine 1 amp/8
jam
Inj. Ketorolac 30 mg/8
jam
Terapi
Inj. Citicoline 1 amp/8
jam
(Brainact
Inf. RL 20 2gtt/i
x 500 mg)
Inj.
Cefotaxim
Frego
2x5 mg 1 gr/12
jam
Inj. Ranitidin 1 amp/12
jam
Inj. Plasmine 1 amp/8
jam
Inj. Ketorolac 30 mg/8

Hari /
Tanggal

Status Present

Kamis
21 Nov 2013

KU : Pusing
Sensorium : Compos
Mentis
TD : 110/70 mmHg
HR : 80x/i
RR : 20x/i
T : 36,4oC

Hari / Tanggal

Status Present

Jumat
22 Nov 2013

KU : Pusing
Sensorium : Compos
Mentis
TD : 110/70 mmHg
HR : 87x/i
RR : 17x/i
T : 36,2oC

Terapi
Inf. RL 20 gtt/i
Inj. Cefotaxim 1 gr/12 jam
Inj. Ranitidin 1 amp/12 jam
Inj. Plasmine 1 amp/8 jam
Inj. Ketorolac 30 mg/8 jam
Inj. Citicoline 1 amp/8 jam
(Brainact 2 x 500 mg)
Frego 2x5 mg
Zaldiar 3 x 1

Terapi

PBJ
Frego 2x5 mg
Brainact 2x500 mg
Ranitidin 2x1
Zaldiar 2x1
Alprazolam 0,5 mg 1 x 1
malam

Anda mungkin juga menyukai