Anda di halaman 1dari 11

1.

Buzz Group
Diskusi kelompok kecil (buzz group discusion) adalah sebuah
kelompok besar yang berkumpul dibagi menjadi kelompok-kelompok
kecil sekitar 4 sampai 6 orang, untuk mendiskusikan masalah tertentu
dalam waktu yang singkat, misalnya 5 menit atau tidak lebih dari 15
menit. Sesi buzz kemudian harus ditindaklanjuti dengan diskusi kelas
utuh untuk menyimpulkan hasil temuan. Seorang pemimpin yang telah
ditunjuk oleh masing-masing kelompok buzz melaporkan temuannya ke
kelompok

besar.

Lalu

sebuah

daftar

dapat

dibuat

dengan

menggabungkan ide-ide yang berguna dari setiap kelompok (Ekaputra,


2012 : 16)
Tujuan dari pengajaran kelompok buzz menurut Pratita (2010, dalam
Ekaputra,2012 : 17) yaitu:
a. Membina kerjasama.
b. Meningkatkan partisipasi di antara semua anggota kelompok.
c. Mengaktifkan pengetahuan sebelumnya dari peserta didik.
d. Berfungsi sebagai metode untuk pemecahan masalah.
e. Mendorong refleksi kelompok.
Keuntungan Diskusi Kelompok Kecil (Buzz Group Discussion) Menurut
Sudjana (2005, dalam Ekaputra : 17)

menyatakan bahwa keuntungan

dari diskusi kelompok kecil (buzz group discussion) adalah sebagai


berikut:
a. Peserta didik yang kurang biasa menyampaikan pendapat dalam
kelompok belajar dibantu untuk berbicara dalam kelompok kecil.
b. Menumbuhkan suasana yang akrab, penuh perhatian terhadap
pendapat orang lain, dan mungkin akan menyenangkan.
c. Dapat menghimpun berbagai pendapat tentang bagian-bagian masalah
dalam waktu singkat.
d. Dapat digunakan bersama teknik lain sehingga penggunaan teknik ini
bervariasi.
Langkah-langkah Pembelajaran Strategi Buzz Group agar penggunaan
strategi buzz group dapat berhasil dengan efektif, perlu dilakukan
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Pemimpin
1) Membantu dalam menentukan isu atau masalah
2) Memecahkan kelompok ke dalam beberapa kelompok kecil yang
terdiri dari 3-6 orang
3) Memberikan penjelasan kepada kelompok-kelompok kecil tersebut
yang meliputi :
a. Tentang tugasnya

b. Tentang batas waktu (5 - 15menit) untuk menyelesaikan tugas


c. Menyarankan

agar

tiap

kelompok

kecil

tersebut

memilih

sidang dan penulisannya


4)

Meminta saran-saran untuk memecahkan masalah penjelasan


masalah atau menjawab pertanyaan-pertanyaan

5) Mengunjungi kelompok demi kelompok untuk mengetahui apakah ada


kelompok yang memerlukan bantuan dalam melaksanakan tugasnya
6)

Memperingatkan dua menit sebelumnya bahwa tugas mereka hampir

berakhir
7) Mengundang kelompok-kelompok kecil untuk berkumpul bersama lagi
8) Mempersilahkan tiap kelompok menyampaikan laporan melalui juru
bicara/laporannya
9) Mempersilahkan tiap kelompok untuk menambahkan komentar
terhadap laporan
10) Merangkum

hasil

diskusi

kelompok-kelompok

tersebut

menugaskan salah satu seorang untuk melakukannya


11)Mengajukan tindakan atau studi tambahan
12)Mengevaluasi manfaat dan kekurangan-kekurangan belajar
Anggota-anggota kelompok

atau

1. Membantu dalam merumuskan isu/masalah yang dihadapi mereka


2. Ikut memilih pemimpin dan penulis dalam kelompok kecil
3. Memperjelas/merumuskan suatu isu/masalah
4. Menampilkan saran-saran untuk mendiskusikan isu/masalah
5. Mendengarkan baik-baik

dan

menghargai

sumbangan

pendapat

orang lain
6. Mengembangkan pendapat atas dasar pendapat anggota-anggota lain
7. Merumuskan bagaimana informasi itu dipergunakan dan dilaksanakan
8. Ikut melaksanakan evaluasi efektivitas pengalaman belajar tersebut
c. Penulis
1. Mencatat seluruh pendapat anggota-anggota kelompoknya
2. Merangkum pendapat-pendapat kelompoknya
3. Melaporkan kepada sidang lengkap
Adapun kelemahan dalam diskusi buzz group yaitu :
a. Kemungkinan terjadi kelompok yang terdiri dari orang yang
tidak tahu apa-apa
b. Dapat memboroskan waktu, terutama bila terjadi hal-hal yang
bersifat negatif

c. Perlu belajar apabila ingin memperoleh hasil yang maksimal


d. Kemungkinan mendapatkan pemimpin yang lemah
e. Laporan hasil diskusi kemungkinan tidak tersusun dengan baik.
1.1.3 Ruang Lingkup Promosi Kesehatan
Menurut Notoatmodjo (2012 : 42), cakupan promosi kesehatan
baik sebagai ilmu maupun seni sangat luas. Cakupan tersebut antara
lain :
1. Ruang lingkup berdasarkan aspek kesehatan
Telah menjadi kesepakatan umum bahwa kesehatan masyarakat bahwa
kesehatan masyarakat mencakup empat aspek pokok, yaitu : promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Sejalan dengan urain ini, maka runag
lingkup promosi kesehatan dibagi menjadi dua yaitu :
1. Promosi Kesehatan pada aspek preventif promotif
Sasaran promosi kesehatan pada aspek promotif adalah kelompok
orang sehat. Selama ini kelompok orang sehat kurang memperoleh
perhatian dalam upaya kesehatan masyarakat. Padahal kelompok
orang sehat di suatu komunitas sekitar 80 85 % dari populasi. Apabila
kelompok ini tidak dibina kesehatannya maka jumlah ini akan
meningkat. oleh sebab itu pendidikan kesehatan pada kelompok ini
perlu ditingkatkan atau dibina agar tetap sehat, atau lebih meningkat

lagi. Derajat kesehatan bersifat dinamis, oleh karena itu meskipun


seseorang sudah dalam kondisi sehat, tetap perlu ditingkatkan dan
dibina kesehatannya.
2. Promosi kesehatan pada aspek penyembuhan dan pemulihan (kuratif
rehabilitatif)
Pada aspek ini upaya promosi kesehatan mencakup tiga upaya atau
kegiatan, yakni :
1. Pencegahan tingkat pertama (primary prevention)
Sasaran promosi kesehatan pada aspek ini adalah kelompok
masyarakat yang beresiko tinggi misalnya kelompok ibu hamil dan
menyusui,

para

perokok,

obesitas

dan

pekerja

seks,

dan

sebagainya. Tujuan upaya promosi kesehatan pada kelompok ini


adalah agar mereka tidak jatuh sakit atau terkena penyakit.
2. Pencegahan tingkat kedua (secondary prevention)
Sasaran promosi kesehatan pada aspek ini adalah para penderita
penyakit kronis, misalnya asma, diabetes mellitus, tuberkolosis,
rematik dan tekanan darah tinggi, dan sebagainya. Tujuan upaya
promosi kesehatan pada kelompok ini adalah agar penderita
mampu mencegah penyakitnya menjadi lebih parah.
3. Pencegahan tingkat ketiga (tertiary prevention)

Sasaran promosi kesehatan pada aspek ini adalah kelompok pasien


yang baru sembuh (recovery) dari suatu penyakit. Tujuannya
adalah agar mereka segera pulih kembali kesehatannya. Dengan
kata lain menolong para penderita yang baru sembuh dari
penyakitnya

ini

agar

tidak

menjadi

cacat

atau

mengurangi

kecacatan seminimal mungkin (rehabilitasi)


1.1.4 Ruang Lingkup Promosi Kesehatan
Menurut Notoatmodjo (2012 : 42), cakupan promosi kesehatan
baik sebagai ilmu maupun seni sangat luas. Cakupan tersebut antara
lain :
1. Ruang lingkup berdasarkan aspek kesehatan
Telah menjadi kesepakatan umum bahwa kesehatan masyarakat bahwa
kesehatan masyarakat mencakup empat aspek pokok, yaitu : promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Sejalan dengan urain ini, maka runag
lingkup promosi kesehatan dibagi menjadi dua yaitu :
3. Promosi Kesehatan pada aspek preventif promotif
Sasaran promosi kesehatan pada aspek promotif adalah kelompok
orang sehat. Selama ini kelompok orang sehat kurang memperoleh
perhatian dalam upaya kesehatan masyarakat. Padahal kelompok
orang sehat di suatu komunitas sekitar 80 85 % dari populasi. Apabila
kelompok ini tidak dibina kesehatannya maka jumlah ini akan

meningkat. oleh sebab itu pendidikan kesehatan pada kelompok ini


perlu ditingkatkan atau dibina agar tetap sehat, atau lebih meningkat
lagi. Derajat kesehatan bersifat dinamis, oleh karena itu meskipun
seseorang sudah dalam kondisi sehat, tetap perlu ditingkatkan dan
dibina kesehatannya.
4. Promosi kesehatan pada aspek penyembuhan dan pemulihan (kuratif
rehabilitatif)
Pada aspek ini upaya promosi kesehatan mencakup tiga upaya atau
kegiatan, yakni :
4. Pencegahan tingkat pertama (primary prevention)
Sasaran promosi kesehatan pada aspek ini adalah kelompok
masyarakat yang beresiko tinggi misalnya kelompok ibu hamil dan
menyusui,

para

perokok,

obesitas

dan

pekerja

seks,

dan

sebagainya. Tujuan upaya promosi kesehatan pada kelompok ini


adalah agar mereka tidak jatuh sakit atau terkena penyakit.
5. Pencegahan tingkat kedua (secondary prevention)
Sasaran promosi kesehatan pada aspek ini adalah para penderita
penyakit kronis, misalnya asma, diabetes mellitus, tuberkolosis,
rematik dan tekanan darah tinggi, dan sebagainya. Tujuan upaya
promosi kesehatan pada kelompok ini adalah agar penderita
mampu mencegah penyakitnya menjadi lebih parah.

6. Pencegahan tingkat ketiga (tertiary prevention)


Sasaran promosi kesehatan pada aspek ini adalah kelompok pasien
yang baru sembuh (recovery) dari suatu penyakit. Tujuannya
adalah agar mereka segera pulih kembali kesehatannya. Dengan
kata lain menolong para penderita yang baru sembuh dari
penyakitnya

ini

agar

tidak

menjadi

cacat

atau

mengurangi

kecacatan seminimal mungkin (rehabilitasi)


4.1.5.2 Ruang Lingkup Promosi Kesehatan Berdasarkan Tatanan
Pelaksanaan
Berdasarkan tatanan atau tempat pelaksanaan promosi atau
pendidikan kesehatan, maka ruang lingkup promosi kesehatan dapat
dikelompokan menjadi :
1. Promosi kesehatan pada tatanan keluarga (rumah tangga)
Keluarga atau rumah tangga adalah unit masyarakat terkecil. Oleh
sebab itu untuk mencapai perilaku masyarakat yang sehat harus
dimulai di masing masing keluarga. Di dalam keluargalah mulai
terbentuk perilaku- perilaku masyarakat. Orang tua merupakan
sasaran utama dalam promosi kesehatan pada tatanan ini. karena
orang tua, terutama ibu merupakan peletak dasar perilaku dan
terutama perilaku kesehatan bagi anak anak mereka.
2. Promosi kesehatan pada tatanan keluarga (rumah tangga)

Sekolah merupakan perpanjangan tangan pendidikan kesehatan


bagi keluarga. Sekolah, terutama guru pada umumnya lebih
dipatuhi oleh murid-muridnya. Oleh sebab itu lingkungan sekolah,
baik lingkunagn fisik maupun lingkungan social yang sehat, akan
sangat

berpengaruh

terhadap

perilaku

sehat

murid.

Kunci

pendidikan kesehatan di sekolah adalah guru, oleh karena itu


perilaku guru harus dikondisikan, melalui pelatihan- pelatihan
kesehatan, seminar, lokakarya, dan sebagainya.
3. Promosi kesehatan di tempat kerja
Tempat kerja merupakan tempat orang dewasa memperoleh nafkah
untuk keluarga. Lingkungan kerja yang sehat akan mendukung
kesehatan

pekerja

atu

karyawannya

dan

akhirnya

akan

menghasilkan produktivitas yang optimal. Oleh sebab itu pemilik,


pemimpin atau manager institusi merupakan sasaran promosi
kesehatan sehingga mereka peduli terhadap kesehatan para
pekerjanya dan mengembangkan unit pendidikan kesehatan di
tempat kerja.
4. Promosi di tempat-tempat umum
Tempat tempat umum disini mencakup pasar, terminal bus,
bandar udara dan sebagainya. Tempat-tempat umum yang sehat
bukan saja terjaga kebersihannya tetapi juga harus dilengkapi
dengan fasilitas kebersihan dan sanitasi, teutama wc umum dan

saran air bersih, serta tempat sampah. Para pengelola tempat


umum

merupakan

sasaran

promosi

kesehatan

agar

mereka

melengkapi tempat- tempat umum dengan fasilitas yang dimaksud,


di samping melakuka imbauan kebersihan dan kesehatan bagi
pemakai tempat umum atau masyarakat melalui pengeras suara,
poster, leaflet, dan sebagainya.
5. Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Fasilitas pelayanan kesehatan ini mencakup Rumah Sakit (RS),
Puskesmas, polklinik, rumah bersalin dan sebagainya. Kadang
kadang sangat ironis, dimana rumah sakit atau puskesmas tidak
menjaga kebersihan fasilitas pelayanan kesehatan. Oleh sebab itu,
pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan

meruoakan sasaran

utama promosi kesehatan ini. Kepada para pemimpin atau


manager

institusi

pelayanan

kesehatan

diperlukan

kegiaran

advokasi. Sedangkan bagi para karyawannya diperlukan pelatihan


tentang promosi kesehatan. Beberapa rumah sakit memang telah
mengembangkan unit pendidikan (penyuluhan) tersendiri yang
disebut PKMRS (Penyuluhan Kesehatan Masyarakat di Rumah
Sakit).

Anda mungkin juga menyukai