TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Dasar Teori
II.1.1 Larutan Penyangga
Suatu larutan yang dapat menahan pH yang besar ketika ion-ion hidrogen atau
hidroksida ditambahkan, atau ketika larutan itu diencerkan, disebut larutan penyangga (R.A
Underwood, 2002).
Biasanya, larutan buffer mengandung asam lemah beserta basa lemah konjugatnya
dalma konsentrasi yang hamper sama. Larutan buffer berperan besar dalam mengontrol
kelarutan ion-ion dalam larutan sekaligus mempertahankan pH dalam proses biokimia dan
fisiologis (David W, 2001)
II.1.2 Derajat Keasaman (pH)
pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau
kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion
hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara
eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah
skala absolut. Ia bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan
berdasarkan persetujuan internasional (Wikipedia, 2014).
Konsep pH pertama kali diperkenalkan oleh kimiawan Denmark Sren Peder Lauritz
Srensen pada tahun 1909. Tidaklah diketahui dengan pasti makna singkatan "p" pada "pH".
Beberapa rujukan mengisyaratkan bahwa p berasal dari singkatan untuk powerp (pangkat),
yang lainnya merujuk kata bahasa Jerman Potenz (yang juga berarti pangkat), dan ada pula
yang merujuk pada katapotential. Jens Norby mempublikasikan sebuah karya ilmiah pada
tahun 2000 yang berargumen bahwa p adalah sebuah tetapan yang berarti "logaritma negatif"
(Wikipedia, 2014).
II.1.3 Kapasitas Penyangga
mmol OH- tambahan ke
10 mmol HOAc
pH
20 mmol HOAc
pH
2,87
2,72
3,79
0,92
3,46
0,74
4,14
0,35
3,79
0,33
4,37
0,23
3,99
0,20
4,56
0,19
4,65
4,74
0,18
4,74
0,09
II-1
4,92
0,18
4,83
0,09
5,11
0,19
4,92
0,09
5,34
0,23
5,69
5,69
0,35
6,02
0,33
10
8,87
3,18
10
9,02
3,00
kuat atau larutan buffer basa lemah dengan asam kuat. Larutan penyangga asam
mengandung suatu asam (HA) dan basa konjugasinya (ion A-). Larutan seperti ini dapat
dibuat dengan berbagai cara yaitu:
a. Mencampurkan asam lemah (HA) dengan garam LA menghasilkan ion A- yang
merupakan basa konjugasi dari asam (HA) dan basa konjugasinya (ion A).
Contoh:
Larutan
CH3COOH
larutan
NaHCO3 (komponen
penyangga
b. Mencampurkan suatu asam lemah dengan suatu basa kuat dimana asam lemah
dicampurkan dalam jumlah berlebih. Campuran akan menghasilkan garam yang
mengandung basa konjugasi dan asam lemah yang bersangkutan (Chyntia, 2012).
asam. Perubahan ini tidak dapat menyebabkan perubahan pH yang besar (Evi Rohimah,
2012).
2) Penambahan Basa
Jika kedalam campuran tersebut ditambahkan sedikit basa NaOH, akan terjadi reaksi
berikut :
CH3COOH(aq) + NaOH(aq) CH3COO-(aq) + Na+ (aq) + H2O(l)
Berdasarkan reaksi tersebut, berarti jumlah asam lemah CH3COOH akan berkurang dan
basa konjugasinya akan bertambah.Perubahan ini tidak menyebabkan perubahan pH
yang besar. (Evi Rohimah, 2012).
pH,
tetapi
hemoglobin
yang
telah melepaskan
O2 dapat
mengikat
karbonat
juga
berperan
dalam
mengontrol
pH
darah.
Reaksi
kesetimbangannya adalah:
H+(aq) + HCO3-(aq) H2CO3(aq) H2O(aq) + CO2(aq)
Perbandingan
molaritas
HCO3-
terhadap
H2CO3
yang
diperlukan
untuk
mempertahankan pH darah 7,4 adalah 20:1. Jumlah HCO3 - yang relatif jauh lebih banyak itu
dapat dimengerti karena hasil-hasil metabolisme yang diterima darah lebih banyak bersifat
asam. Kondisi asidosis, yaitu penurunan pH darah yang disebabkan oleh metabolisme yang
tinggi sehingga meningkatkan produksi ion bikarbonat. Kondisi asidosis ini dapat
mengakibatkan penyakit jantung, ginjal, diabetes miletus (penyakit gula) dan diare. Orang
yang mendaki gunung tanpa oksigen tambahan dapat menderita alkalosis, yaitu peningkatan
pH darah. Kadar oksigen yang sedikit di gunung dapat membuat para pendaki bernafas lebih
cepat, sehingga gas karbondioksida yang dilepas terlalu banyak, padahal CO 2 dapat larut
dalam air menghasilkan H 2 CO 3 . Hal ini mengakibatkan pH darah akan naik. Kondisi
alkalosis dapat mengakibatkan hiperventilasi (bernafas terlalu berlebihan, kadang-kadang
karena cemas dan histeris). (Ilham, 2012).
c. Penyangga fosfat
Penyangga fosfat merupakan penyangga yang berada di dalam sel. Penyangga ini
adalah campuran dari asam lemah H2PO4- dan basa konjugasinya, yaitu HPO42-. Jika dari
proses metabolisme sel dihasilkan banyak zat yang bersifat asam, maka akan segera bereaksi
dengan ion HPO42HPO42-(aq) + H+(aq) H2PO4-(aq)
Dan jika proses metabolisme sel menghasilkan senyawa yang bersifat basa, maka ion
OH- akan bereaksi dengan H2PO4-.
H2PO4-(aq) + OH-(aq) HPO42-(aq) + H2O(l)
Sehingga perbandingan [H2PO4- ] / [HPO42-] selalu tetap dan akibatnya pH larutan
tetap.Penyangga ini juga ada di luar sel, tetapi jumlahnya sedikit. Selain itu, penyangga fosfat
juga berperan sebagai penyangga urin. Apabila mekanisme pengaturan pH dalam tubuh gagal,
seperti dapat terjadi selama sakit, sehingga pH darah turun di bawah 7,0 atau naik ke atas 7,8,
dapat menyebabkan kerusakan permanen pada organ tubuh atau bahkan kematian. Faktorfaktor yang dapat menyebabkan keadaan asidosis (penurunan pH) adalah penyakit jantung,
penyakit ginjal, diabetes mellitus (penyakit gula),diare yang terus menerus, atau makanan
berkadar protein tinggi dalam jangka waktu lama. Keadaan asidosis sementara dapat terjadi
karena olahraga intensif yang dilakukan terlalu lama. Alkalosis (peningkatan pH darah) dapat
terjadi sebagai akibat muntah yang hebat, hiperventilasi (bernapas terlalu berlebihan, kadangkadang karena cemas atau histeris atau berada di ketinggian). Suatu penelitian yang dilakukan
terhadap para pendaki gunung yang mencapai puncak Everest (8.848 m) tanpa oksigen
tambahan menunjukkan pH darah mereka berada di antara 7,77,8. Hiperventilasi diperlukan
untuk mengatasi tekanan oksigen yang amat rendah (kira-kira 43 mmHg) di tempat setinggi
itu. (Ilham, 2012).
II.1.7.3 Larutan Penyangga Pada Sistem pernapasan
Di sini dipakai buffer H2CO3/HCO3Misalnya konsentrasi H3O+ dalam darah naik,
berarti pH-nya turun.
H3O+ + HCO3 H2CO3 + H2O
Bila pH turun maka pusat pernapasan kita akan dirangsang, akibatnya kita bernapas
lebih dalam sehingga kelebihan CO2 akan dikeluarkan melalui paru-paru. Sedangkan bila
konsentrasi OH naik
H2CO3 + OH HCO3 + H2O
Karena kemampuan mengeluarkan CO2 ini, maka bufer H2CO3 dan HCO3 paling baik
untuk tubuh. (Ilham, 2012).
II.1.7.4 Larutan Penyangga pada Ginjal
Ginjal kita juga menolong untuk mengatur konsentrasi H3O+ dalam darah agar tetap konstan,
dengan jalan mengeluarkan kelebihan asam melalui urine, sehingga pH urine dapat berada
sekitar 4,8 7,0. (Ilham, 2012).
II.1.7.5 Larutan Penyangga Pada Air Ludah
Gigi dapat larut jika dimasukkan pada larutan asam yang kuat. Email gigi yang rusak
dapat menyebabkan kuman masuk ke dalam gigi. Air ludah dapat mempertahankan pH pada
mulut sekitar 6,8. Air liur mengandung larutan penyangga fosfat yang dapat menetralisir asam
yang terbentuk dari fermentasi sisa-sisa makanan. (Ilham, 2012).
II.1.7.6 Larutan Penyangga pada Laboratorium
Reaksi-reaksi kimia di laboratorium dan di bidang industri juga banyak menggunakan
larutan penyangga. Reaksi kimia tertentu ada yang harus berlangsung pada suasana asam atau
suasana basa (Ilham, 2012).
II.1.7.7 Larutan Penyangga Pada Bidang Industri
Buah-buahan dalam kaleng perlu dibubuhi asam sitrat dan natrium sitrat untuk
menjaga pH agar buah tidak mudah dirusak oleh bakteri. Pada Sampho Bayi Rambut tersusun
dari protein keratin. Ikatan kimia pada protein rambut, antara lain ikatan hidrogen dan ikatan
disulfida. Ikatan tersebut stabil pada PH 4,6 6,0. PH sampo yang terlalu tinggi atau rendah
akan memutuskan ikatan pada protein rambut. Akibatnya, rambut dapat rusak. sampo dengan
PH seimbang mengandung larutan penyangga supaya PH sampo sama dengan PH rambut.
Bayi memiliki rambut yang lebih halus, daripada rambut orang dewasa. Selain itu, kelenjar
minyak dan keringat pada kulit kepala bayi belum berfungsi sempurna. Oleh karena itu,
sampo bayi harus mengandung sedikit bahan aktif dan memiliki PH seimbang. Alasan lain
untuk memilih sampo bayi dengan PH seimbang ialah sampo tidak pedih jika terkena mata.
(Ilham, 2012).
II.1.7.8 Larutan penyangga untuk menjaga keseimbangan pH tanaman
Suatu metode penanaman dengan media selain tanah, biasanya dikerjakan dalam
kamar kaca
dengan
menggunakan
mendium
air
yang
berisi
zat
hara,
disebut
dengan hidroponik . Setiap tanaman memiliki pH tertentu agar dapat tumbuh dengan baik.
Oleh karena itu dibutuhkan larutan penyangga agar pH dapat dijaga. (Siti, 2012).
II.2.1 Pendahuluan
Dalam kehidupan di bumi ozon berguna untuk melindungi makhluk hidup radiasi dari
radiasi ultra violetyang dipancarkan sinar matahari dimana radiasi ultra violet tersebut
mempunyai energi yang sangat tinggi.
Ozon merupakan gas triatomik, sebuah allotropi oksigen yng dapat terbentuk akibat
rekombinasi diantara diantara atom-atom oksigen. Secara alami ozon terbentuk pada lapisan
stratosfir pada ketinggian lebih-kurang 35km diatas permukaan bumi.
Mengingat manfaat ozon yang begitu banyak dan besar bagi umat manusia, maka
penelitian ozon dan aplikasinya perlu dikembangkan seperti yang saat ini sedang dirintis dan
dilakukan dipusat penelitian dan pengembangan teknologi maju (P3TM) BATAN
Yogyakarta.
: bahan-bahan yang diperlukan adalah : Iodida, KI, NH2HPO4 dan KH2PO4, gas
oksigen dan aquades
Alat
Cara Kerja
Pembuatan ozon dari oksigen maupun udara pada variasi kecepatan aliran umpan.
Proses pembuatan ozon dari oksigen dan udara pada berbagai variasi waktu lucutan.
II.2.3 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan dimuka, maka dapat
disimpulkanbahwa ozon mempunyai panjang gelombang maksimum 352 nm, waktu
kestabilan 20-25 menit. Bila menggunakan umpan masukkan gas O2 dapat menghasilkan O3
lebih banyak. Ozon juga dapat dimanfaatkan untuk membunuh bakteri E.Colli, dan hasilnya
sangat efektif untuk membunuh bakteri tersebut.