Anda di halaman 1dari 2

Sindrom Metabolik adalah sekelompok faktor resiko terkait dengan kelebihan berat badan

(overweight) dan obesitas, yang dapat meningkatkan resiko terkena penyakit jantung dan penyakit
lain seperti diabetes dan stroke. Arti Metabolik disini berarti proses biokimiawi, sedangkan faktor
resiko adalah gaya hidup atau kondisi yang meningkatkan resiko terkena penyakit.
Di Amerika Serikat, terdapat 47 juta penderita Sindrom Metabolik (sekitar 25%), dan angka ini
cenderung bertambah. Peningkatan ini terkait dengan bertambahnya obesitas di
masyarakat. Diperkirakan di masa depan Sindrom Metabolik akan menjadi masalah kesehatan
utama, melebihi kebiasaan merokok sebagai faktor resiko utama penyakit jantung.
Terdapat lima kondisi yang menjadi faktor resiko. Seorang penderita dapat terkena satu atau lebih
faktor resiko tersebut. Diagnosis Sindrom Metabolik ditegakkan bila terdapat paling sedikit tiga
faktor resiko:
Lingkar perut yang besar. Disebut juga abdominal obesity atau disebut apple shape.
Kadar Trigliserida dalam darah yang lebih tinggi dari normal (>150 mg/dL). Trigliserida adalah
salah satu bentuk lemak dalam darah.
Kadar HDL (High Density Lypoprotein) yang lebih rendah dari normal. HDL disebut kolesterol
baik karena peningkatan HDL dikaitkan dengan penurunan resiko. HDL pada pria sebaiknya
diatas 40 mg/dL sedangkan pada wanita sebaiknya diatas 50 mg/dL terutama pada wanita pasca
menopause
Tekanan darah yang lebih tinggi dari normal (130/85 mmHg). Tekanan darah selalu dalam dua
nominal, misal 120/80 mmHg. Angka pertama, disebut sistolik, mengukur tekanan dalam sirkulasi
saat detak jantung. Angka kedua menunjukkan besar tekanan dalam sirkulasi antara detak jantung
pada waktu jantung mengalami relaksasi
Kadar gula darah puasa yang lebih tinggi dari normal, lebih dari 100 mg/dL (5.6 mmol/L). Kadar
gula darah yang sedikit meningkat dapat menjadi penanda awal diabetes
Semakin banyak terdapat faktor resiko semakin besar resiko terkena penyakit jantung, diabetes
atau stroke. Penderita Sindrom Metabolik memiliki resiko 2 kali lebih besar untuk terkena
penyakit jantung dan 5 kali lebih besar untuk terkena diabetes.
Faktor resiko lain juga tidak dapat dikesampingkan, kadar LDL (low-density lipoprotein
cholesterol) sering disebut kolesterol jahat dan merokok juga menjadi faktor resiko penyakit
jantung walaupun tidak termasuk komponen sindroma metabolic. Bahkan adanya satu faktor
resiko saja meningkatkan resiko penyakit jantung, dan setiap faktor resiko harus diberikan
penatalaksanaan yang tepat.Kemungkinan terkena Sindrom Metabolikterkait dengan kelebihan
berat badan (overweight) atau obesitas dan kurangnya aktivitas fisik. Penyebab lain adalah kondisi
yang disebut resistensi insulin, yaitu kondisi tubuh yang tidak dapat memanfaatkan insulin
dengan efektif. Insulin, yang bermanfaat memasukkan glukosa kedalam sel tubuh, membantu

merubah gula darah menjadi energi. Resistensi insulin dapat mengakibatkan kenaikan kadar gula
darah dan terkait erat dengan kelebihan berat badan dan obesitas.
Kegemukan (obesitas) merupakan keadaan berlebihnya lemak tubuh secara absolut maupun
relatif. Kelebihan lemak tubuh umumnya mengakibatkan peningkatan berat badan dan indeks
massa tubuh (IMT). Perhitungan IMT adalah berat badan dalam kg dibagi dengan kuadrat dari
tinggi badan dalam meter, atau BB (kg)/(TB (m))2. IMT kurang dari 18,5 dinyatakan kurang. IMT
antara 19-25 berarti berat badan sehat atau normal, IMT antara 25-30 berarti kelebihan berat badan
(overweight), IMT antara 30-30 Obesity" shapes="_x0000_s1028" align="left" width="196"
height="124" hspace="12">40 disebut obesitas, dan IMT 40 atau lebih berarti obesitas yang
berbahaya.
Disebut kegemukan bila lingkar pinggangnya di atas 90 cm. Indikator ini untuk
pria Indonesia.Pria Eropa dinyatakan gemuk bila lingkar pinggangnya 102 cm. Indikator gemuk
untuk wanita Indonesia bila lingkar pinggangnya melebihi 80 cm.
Penetapan angka 90 cm bagi pria Indonesia karena pada batas angka tersebut, telah ditemukan
berbagai risiko penyakit degeneratif, misalnya kadar gula darah melebihi batas normal
Beragam cara dapat digunakan untuk mencegah Sindrom Metabolik, termasuk meningkatkan
aktivitas fisik (Olah Raga), secara praktis dapat berupa jalan kaki sekitar 30 menit per hari, dan
mengonsumsi diet dengan jumlah kalori dikurangi, terutama yang rendah serat dan gula.
Terapi lini pertama adalah merubah gaya hidup (mengurangi jumlah kalori dan meningkatkan
aktivitas fisik). Terkadang terapi medikamentosa dengan obat juga diperlukan. Diuretika dan ACE
inhibitor digunakan untuk terapi hipertensi, Obat untuk menurunkan kolesterol kita pakai untuk
menurunkan kolesterol LDL dan kadar Trigliserida, dan meningkatkan HDL.
Dalam penelitian tahun 2003 didapatkan olah raga dapat membantu pada 31% penderita,
menurunkan kadar Trigliserida pada 43% penderita. Hasil beragam penelitian lain juga
menunjukkan manfaat peningkatan aktivitas fisik dan mengurangi asupan kalori untuk terapi
Sindroma Metabolik.
Genetik (riwayat keturunan) dan umur lanjut juga menjadi penyakit yang mendasari Sindrom
Metabolik. Apakah ini berarti Sindrom Metabolik tidak dapat dicegah? Sama sekali tidak! Kita
dapat mencegah Sindrom Metabolikterutama dengan merubah gaya hidup. Perubahan gaya hidup
adalah suatu komitmen seumur hidup bukan Cuma seumur jagung.

Anda mungkin juga menyukai