Anda di halaman 1dari 7

NANOTEKNOLOGI DAN ENERGI

(Laporan Tutorial SAINS Dasar)

Tanggal Tutorial : 19 dan 22 November 2012


Tutor : Ricardo Simarmata

Oleh
Tiurma Debora Simatupang
1217011064

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
2012

I. PENDAHULUAN

Pada dekade terakhir ini salah satu pendekatan yang sedang dikembangkan para ahli terkait
dengan pengembangan energi adalah nanoteknologi. Nanoteknologi memiliki wilayah dan
dampak aplikasi yang luas mulai dari bidang material, transportasi, ruang angkasa,
kedokteran, lingkungan, IT sampai energi. Istilah nanoteknologi pertama kali
dipopulerkan peneliti Jepang Norio Taniguchi pada tahun 1974 lalu. Nanoteknologi adalah
teknologi yang mampu mengerjakan dengan ketepatan lebih kecil dari satu mikrometer
(seperjuta meter). Pengertian yang terkandung dalam kata "nanoteknologi" yang
berkembang saat ini lebih dari sekadar miniaturisasi dalam skala nanometer (sepermiliar
meter), tetapi suatu istilah dari teknologi dengan aplikasi yang sangat luas melingkupi
hampir di seluruh kehidupan manusia.
Nanoteknologi merupakan ilmu dan rekayasa dalam penciptaan material, struktur
fungsional, maupun piranti dalam sekala nanometer. Definisi lain mengatakan bahwa
nanoteknologi adalah pemahaman dan kontrol materi pada dimensi 1 sd 100 nm dimana
fenomena-fenomena unik yang timbul dapat digunakan untuk aplikasi-aplikasi baru.
Teknologi ini bahkan menjadi tren riset dunia, khususnya di negara-negara maju. Eropa
dan Amerika merupakan pelopor dalam investasi riset di bidang nanoteknologi, diikuti
Australia, Kanada dan negara-negara Asia, seperti Jepang, Korea, Taiwan, RRC dan
Singapura. Namun perlu diingat, suatu teknologi memiliki dampak, baik positif maupun
negatif. Dampak-dampak tersebut selain berpengaruh pada segala sesuatu yang ada
sebelum keberadaan teknologi itu, juga berpotensi untuk mengubah segala sesuatunya.

II. HASIL DISKUSI

2.1 Latar Belakang Masalah


Nanoteknologi terlah banyak menarik perhatian tidak hanya para ilmuwan da para peneliti,
melainkan juga para pengusaha karena diyakini bahwa aplikasi dari nanoteknologi di abad
21 ini memiliki peospek ekonomi yang sangat besar. Nanoteknologi berhubungan dengan
struktur dan partikel material yang berdimensi kecil dalam skala nanometer.Lalu mengapa
dan ada apa dengan ukuran nanometer? Ilmu pengetahuan yang berkembang menjelaskan
partikel material yang berdimensi nanometer dapat memiliki sifat fisik baru atau unik yang
berbeda dengan bentuk bulk (bagian besarnya) materialnya. Sebagai contoh partikel emas
(Au) yang berukuran 1nm memperlihatkan warna merah, tidak berwanran kuning seperti
bulk nya. Jadi nanoteknologi itu sebgaimana telah disebutkan berkali-kali di atas bahwa
nanoteknologi bukanlah sebatas bagaimana menghasilkan material atau partikel yang
berukuran nanometer, melainkan memilki pengertian yang lebih luas termasuk bagaimana
cara memproduksi serta mengetahui kegunaan dari sifat baru yang muncul dari material
nano yang telah dibuat itu.

2.2 Analisis
Sebelum berbicara mengenai nanoteknologi lebih dalam lagi, terlebih dahulu kita perlu
mengetahui sejarah nya. Pertama kali konsep nanoteknologi diperkenalkan oleh Richard
Feynman pada sebuah pidato ilmiah yang diselenggarakan oleh American PhysicalSociety
di Caltech (California Institute of Technology), 29 Desember 1959 dengan judul Theres
Plenty of Room at the Bottom. Richard Feynman adalah seorang ahli Fisika dan pada
tahun 1965 memenangkan hadiah nobel dalam bidang fisika. Istilah Nanoteknologi
pertama kali diresmikan oleh Prof Norio Taniguchi dari Tokyo Science University tahun
1974 dalam makalahnya yang berjudul On Basic Concept of Nano-Technology, Proc.
Intl Conf. Prod. Eng. Tokyo, Part II, Japan Society of Precision Engineering, 1974. Pada
tahun 1980-an definisi Nanoteknologi dieksplorasi lebih jauh lagi oleh Dr. Eric Drexler
mallui buku yang berjudul Engines of Creation : The Coming Era of Nanotechnology.
Ilmuwan yang terkenal dalam konsep nanoteknologi adalah K.E. Drexler. Drexler
mengembangkan nanoteknologi molekular dengan meniru apa yang terjadi pada sel.
Hukum ini selanjutnya disebut Drexlerian Nanoteknologi dengan idenya yang disebut
assembler. Assembler ini bertindak seperti tangan robot pada pabrik skala makro, yang
menaruh atom/molekul pada tempat yang diinginkan.

Dalam nanoteknologi suatu nanomaterial dapata dibuat melalui pendekatan top-down


maupun bottom-up. Pendekatan top-down artinya bahwa pembuatan partikel nano dibentuk

dari material bentuk bulk kemudian dilakukan proses atau penggilingan hingga dihasilkan
partikel material tersebut dalam dimensi nanometer, sebagai contoh pembuatan partikel
batuan mineral menggunakan mesin Ball Mill. Sedangkan pembuatan nanopartikel secara
bottom-up ,diartikan bahwa partikel nano terbentk dari hasil penyusunan atom demi atom
atau molekul demi molekul sehingga terbentuk struktur berukuran nanometersebagaimana
yang dikehendaki, sebgaia contoh pembuatan partikel perak (Ag) yang dilakukan dengan
cara proses reduksi sehingga dihasilkan partikel koloid perak yang berukuran nanometer.

Seiring berkembangnya pengetahuan nanoteknologi mengalami banyak perkembangan,


yaitu:
1. Nanokomposit
Prinsip dari pembuatan nanokomposit ini adalah berkat ikatan-ikatan yang terjadi antara
atom C, O, dan atom lainnya. Karena ikatan sudah dilakukan mulai dari bentuk Nano,
maka akan menghasilkan suatu material yang lebih kuat pada saat menjadi material yang
berukuran besar (tampak oleh mata). Nanokomposit digunakan pada plastik, dipelopori
oleh pabrik mobil General Motor dan Toyota. Plastik akan lebih tahan gores, ringan-kuat,
sehingga mengurangi beban mobil dan mengurangi biaya bahan bakar, umur pemakaian
lebih panjang. Industri transportasi akan dapat menarik keuntungan dari penggunaan
nanokomposit ini. Nanoclay dapat meningkatkan ketahanan akan permeabilitas sehingga
bagus untuk penggunaan pengemas makanan dan minuman. Selain itu nanoclay juga dapat
dipergunakan untuk mengurangi kemudahan plastik untuk terbakar. Nanoclay dilapisi
dengan butyl rubber membuat bola tennis lebih memantul dan tahan lama.
2. Nanokristal
Logam nanokristal mempunyai kekuatan mekanik lebih tinggi, lebih tahan gores, sehingga
dapat digunakan sebagai bearing atau alat lain seperti komponen kompoter, sensor dan
lainnya. Kekerasan logam meningkat dua hingga tiga kali lipat. Nano kristal juga dapat
mengabsorb dan memancarkan cahaya dengan berbeda warna (Quantum DotTM).
Nanosilver telah dipasarkan, dapat dimasukkan kedalam polimer, tekstil, dapat membunuh
bakteri dalam waktu 30 menit. Nano kristal dapat mengabsorb cahaya matahari lebih bagus
sehingga dapat dipergunakan untuk alat potovoltaik.
3. Nanopartikel
Dipergunakan untuk mencegah melekatnya kotoran pada pakaian dimana pada permukaan
direkatkan bulu-bulu dengan ukuran nano sehingga mirip permukaan daun talas. Polimer
ukuran nano mulai dari 10 nm hingga 100 nm dipergunakan untuk cat tembok luar,
perekat, pelapis kertas, pelapis kain, juga kosmetik sebagai penahan sinar UV. Penahan
cahaya matahari juga merupakan contoh penggunaan nanopartikel.
4. Bahan Nanostruktur
Nanodyne membuat logam paduan dengan sintering komposit bubuk dari Tunsten-karbidakobalt yang mempunyai ukuran partikel 15 nm. Diperoleh bahan mempunyai kekerasan

sama dengan intan dan dipergunakan untuk alat pemotong, bor, bahan mesin jet, bahan
tahan peluru.
5. Nanotubes
Mirip dengan serat mempunyai diameter beberapa nanometer, sangat kuat, bersifat
konduktor, dapat pejal atau beronggar. Carbon nanotube berdasarkan emisi elektron dapat
dipergunakan pula untuk layar monitor monokrom.
6. Nanokatalis
Katalis skala nano berbasis gel dapat dipergunakan untuk mencairkan batu bara yang
kemudian dijadikan minyak disel, bensin. Cara ini disukai karena dapat mengurangi kadar
belerang pada penggunaan batubara. Ukuran nano mempunyai permukaan yang sangat
luas. Sehingga sangat efektif, murah untuk dipakai sebagai katalis konverter pada mobil.
7. Nanofilter
Serat aluminium ukuran nano dapat dipakai untuk menyaring partikel ukuran sangat kecil,
99,9999% virus dengan kecepatan aliran beberapa ratus kali lebih besar dibanding
membran ultra filtrasi. Sehingga air minum tidak memerlukan sterilalisasi lagi.
Aplikasi Nanoteknologi Di Bidang Energi
Seperti telah dipaparkan di atas material bersekala nano (nanomaterial) merupakan
material yang sangat atraktif karena mereka memiliki sifat-sifat yang sangat berbeda jika
dibandingkan dengan apa yang mereka perlihatkan pada skala makroskopisnya. Sebagai
contoh logam platina meruah yang dikenal sebagai material inert dapat berubah menjadi
material katalitik, bila ukurannya diperkecil sehingga mencapai skala nano dan material
stabil seperti aluminium dapat berubah menjadi mudah terbakar (combustible). Pendekatan
nanoteknologi di bidang energi diprediksi dapat merevolusi teknologi energi secara
signifikan.
Beberapa bidang teknologi energi yang telah mendapat sentuhan nanoteknologi saat ini
antara lain:
1. Photovoltaics: pendekatan nanoteknologi menghemat biaya operasi sampai 100 kali
lebih murah daripada teknologi konvensional .
2. Reduksi fotokatalitik : dapat mereduksi CO2 menjadi metanol.
3. Fotokonversi langsung (direct photoconversion) : dapat menghasilkan gas hidrogen
dari air
4. Sel Bahan Bakar (fuel cells) : nanoteknologi dibidang fuel cell menurunkan biaya
10-100 lipat teknologi konvensional
5. Batere dan kapasitor super (batteries and supercapacitors) : memiliki kemampuan
10-100 kali lipat teknologi konvensional
6. Penyimpan hidrogen (H2 storage) : lebih ringan daripada teknologi konvensional

7. Kabel daya (Power cables seperti superconductors atau quantum conductors) :


dapat menghemat energi listrik secara signifikan.
8. Nanoelectronics: memberi dampak revolusioner pada komputer, sensors and
devices.
9. Robot berbasis nanoelectronics : memungkinkan konstruksi dan perwatan struktur
sel surya di ruang angkasa dan perawatan reaktor nuklir.
10. Material super kuat dan ringan (Super-strong, light weight materials) : menurunkan
bobot benda sehingga dapat menghemat biaya produksi dan meningkatkan efisiensi
produk.
11. Proses termokimia terkatalisis (thermochemical processes with catalysts): untuk
membangkitkan gas hidrogen dari air .
12. Lampu nanotech (nanotech lighting): untuk mengganti lampu-lampu incandescent
dan fluorescent.
13. Pelapis nanomaterial (nanomaterials coatings): untuk penggunaan dalam
pertambangan dan geotermal.

Lalu pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana sekumpulan nanomaterial mampu


mengahsilkan energi? Sebagai contoh kita ambil energi nuklir sebagai salah satu
contohnya.

DAFTAR PUSTAKA

Nurul T.R., Nanoteknologi di Indonesia, Makalah Training Nanoteknologi, Maret 2008

Anda mungkin juga menyukai