Disusun oleh
Nurkamila, S.Ked
(2009 031 0092)
KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
RSUD SARAS HUSADA PURWOREJO
2014
HALAMAN PENGESAHAN
Disusun oleh
Nurkamila, S.Ked
(2009 031 0092)
A. IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. TT
Tanggal Lahir
Usia
: 41 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-Laki
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Tidak Bekerja
Status Perkawinan
: Belum Menikah
Pendidikan Terakhir
: Tamatan SMA
Alamat
: 321775
Tanggal Pemeriksaan
: 4 Desember 2014
B. ANAMNESIS
Dilakukan autoanamnesis pada pasien Tn. TT, dan alloanamnesis pada ayah kandung
pasien dan bibi dari pihak ayah (adik kandung ayah), pada tanggal 4 Desember 2014
Nama
Tn JS
Ny ST
Usia
70 tahun
68 tahun
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Agama
Islam
Katolik
Status
Duda
Menikah
Ayah kandung
Bibi Kandung
Pendidikan
SMA
Akademi kebidanan
Pekerjaan
Tani
Purwosari RT 02 RW 02
Purwosari RT 02 RW 02
Purwodadi, Purworejo
Purwodadi, Purworejo
Hubungan
dengan pasien
Alamat
1. Keluhan Utama
Cemas terhadap masa depan; kontrol rutin.
berlebihan dan sering bicara sendiri. Menurut bibi, puskesmas tidak pernah merujuk
pasien ke dokter spesialis jiwa.
Pada tahun 2012 pasien mendapat panggilan untuk bekerja di Kalimantan
sebagai tukang potong ayam, namun pekerjaan tersebut hanya bertahan selama 1
bulan dan dipulangkan karena pasien menimbulkan ketidak nyamanan akibat curiga
yang berlebihan terhadap rekan sekerjanya. Pasien mengaku pernah mengamuk
karena melindungi diri dari orang-orang yang menurutnya akan membakar tempat
tinggal orang yang bersuku Jawa
Menurut ayah, sepanjang tahun dua tahun terakhir pasien tidak pernah
mengamuk, tidak lagi bersikap bermusuhan, namun masih curiga kepada tetangga dan
orang sekitar serta sering berbicara sendiri. Pasien datang berobat ke poli jiwa bulan
lalu (Oktober 2014) atas anjuran bibi.
Grafik Perjalanan Penyakit
5
4
Gejala
3
2
1
-1
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
-2
-3
-4
-5
Penurunan Fungsi
3. Riwayat Keluarga
a) Pola Asuh Keluarga
Pasien merupakan anak pertama dari dua bersaudara (adik perempuan
dengan usia terpaut 3 tahun). Kedua orangtua merupakan tipe orang tua yang
cenderung memanjakan anak. Sejak ibu meninggal dunia akibat kecelakaan lalu
lintas ketika hendak berbelanja ke pasar saat pasien berusia 8 tahun, bibi (adik
ayah) ikut mengasuh pasien dan adik dengan disiplin, namun pasien dan adik
tidak pernah mengeluh dan menganggap bibi sebagai ibu mereka.
b) Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak riwayat penyakit serupa, penyakit bawaan ataupun gangguan kejiwaan
lainnya
c) Hubungan Keluarga
Hubungan pasien dengan ayah, bibi, adik, keponakan dan ipar baik. Semua
anggota keluarga menyayangi pasien dan selalu memperhatikan kondisi pasien.
d) Silsilah Keluarga (Genogram)
4. Riwayat Pribadi
a) Riwayat Prenatal dan Perinatal
Pasien merupakan anak yang diharapkan orangtua. Selama kehamilan, ibu tidak
pernah mengalami masalah kesehatan yang mempengaruhi kondisi kehamilan,
tidak pernah merokok, tidak meminum obat-obatan yang bukan dari dokter,
ataupun mengkonsumsi alkohol. Pasien lahir dari ibu G1P0A0 dengan usia
kehamilan aterm, secara spontan ditolong oleh dukun. Pasien langsung menangis
setelah lahir dengan berat normal, tidak ada masalah selama persalinan
b) Usia 0-3 tahun (masa kanak awal)
Pasien diasuh oleh orang tuanya sendiri dan pemberian ASI eksklusif terpenuhi.
Perkembangan pasien sesuai dengan usianya, tidak ditemukan adanya kelainan
fisik maupun perilaku
c) Usia 3-11 tahun (Masa kanak pertengahan)
Pasien mulai bersekolah, tidak memiliki permasalahan dalam pergaulan. Sejak
ibu meninggal saat kelas 3 SD, pasien sempat menjadi pendiam sekitar beberapa
bulan, namun membaik kembali. 2 tahun setelah ibu meninggal, ayah berencana
untuk menikah lagi. Hal ini membuat pasien dan adik menjadi sering marah,
menangis, tidak mau makan dan mengurung diri di kamar sehingga ayah urung
menikah. Pasien diasuh terutama oleh bibi yang bekerja sebagai bidan, sedangkan
ayah bekerja sepanjang hari. Di sekolah, pasien tidak pernah memiliki masalah
maupun tertinggal kelas.
d) Masa Kanak Akhir (Pubertas-Remaja)
Pasien cenderung bergaul dengan anak-anak yang tergolong bandel di
sekolahnya, prestasi belajar cukup. Selama masa pendidikan SMA, pasien
memiliki pergaulan dengan anak-anak berandalan di sekolah dan hampir setiap
minggu melempar kereta api yang sedang melintasi rel dengan batu. Menurut
pasien, dia sering dicari orang untuk dikeroyok karena bermata sipit dan beretnis
Cina. Cerita tersebut diabtah ayah pasien yang pernah bertanya langsung ke wali
kelas pasien yang mengatakan tidak pernah ada kejadian seperti yang diceritakan
pasien
5. Dewasa
a) Riwayat Pendidikan
Pasien bukan siswa yang berprestasi dan cenderung pasif di dalam kelas. Pasien
bersekolah dari TK, SD, SMP dan SMA. Tidak melanjutkan pendidikan karena
faktor ekonomi
b) Riwayat pekerjaan
Pasien menganggur selama 1 tahun setelah lulus SMA, pekerjaan yang biasanya
pasien jalani adalah pekerjaan serabutan seperti menjadi kuli bangunan harian,
menukang, ataupun megikuti ayah bekerja di pabrik. Pekerjaan tetap yang pasien
jalani tidak pernah berlangsung lama (terlama 3 bulan)
c) Riwayat Pernikahan
Pasien tidak pernah menikah namun pernah berkeinginan untuk menikah
sebelumnya
d) Aktivitas Keagamaan
Pasien beragama Islam, tumbuh di dalam keluarga yang kurang religius dan
hanya menjalani ajaran agama sebatas shalat wajib saja. Pasien sendiri sangat
jarang solat, tdaik pernah mengaji ataupun mengikuti kegiatan keagamaan di
kampung
e) Aktivitas Sosial
Pasien tidak pernah keluar rumah untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar,
curiga dengan tamu/orang yang tidak pernah datang ke rumah sebelumnya,
namun sudah mau membuka diri dengan orang yang sebelumnya pernah ditemui
f) Riwayat Hukum
Pasien tidak pernah terlibat masalah hukum dengan pihak manapun
g) Situasi Kehidupan Sekarang
Pasien tinggal bersama adik, keponakan dan ayahnya, hubungan dengan semua
anggota keluarga baik. Sehari-hari pasien hanya makan, tidur dan membantu
menyapu/mengepel rumah.
Dapur
3,5 m
Kamar
Adik &
keponakan
3m
Gudang
& ruang
seterika
Ruang
tamu,
ruang
tidur
pasien &
ruang
keluarga
10 m
Kamar
Ayah
5m
C. KESIMPULAN ANAMNESIS
Seorang laki-laki berusia 41 tahun, tidak menikah, tidak bekerja, tinggal bersama
ayah, adik dan kedua keponakan. Pasien merupakan anak pertama dari dua bersaudara,
pendidikan terakhir SMA. Datang ke poli jiwa untuk kontrol, mengeluh sulit tidur, cemas
akan masa depan, pernah mendengar bisikan-bisikan dan melihat sesuatu yang tidak
dilihat orang lain. Gejala awal mulai muncul saat SMA dan memuncak pada tahun 2007
hingga pasien dirawat di RS akibat percobaan bunuh diri.
Faktor resiko pada pasien adalah ibu yang meninggal saat pasien kecil diikuti oleh
ayah yang berniat menikah tidak lama setelah ibu meninggal, peran ayah yang kurang
karena bekerja dari pagi-malam, lingkungan pergaulan yang buruk saat pasien remaja,
aktivitas keagamaan yang kurang pada keluarga, dan tingkat sosioekonomi rendah.
Kemungkinan faktor pencetus adalah faktor kekerasan yang terjadi di lingkungan
tempat tinggal pasien (kerusuhan Jakarta 1997-1998 dan isu SARA).
D. PEMERIKSAAN FISIK
Kesan umum
Tekanan darah
: 120/80 mmHg
Nadi
: 76x/menit
Pernafasan
: 20x/menit
Suhu
: afebris
Pemeriksaan
Hasil
Seorang laki-laki, sesuai umur,
Kesan Umum
Kesadaran
Pembicaraan
dapat berkomunikasi
Kuantitas : baik
3
Keterangan
Perilaku dan
4
aktivitas
psikomotor
Sikap : Kooperatif
Perilaku : Normoaktif
Mood : Cemas
Afek : Appropiate
Bentuk Pikir : realistik
Berpikir
menghabisinya
Persepsi
Orientasi
Orang : baik
Tempat : baik
8
Waktu : baik
intelektual
Situasi : baik
Konsentrasi dan perhatian mudah
ditarik dan difokuskan
Daya nilai
Baik
10
Hubungan jiwa
Mudah
11
insight
Buruk
G. DIAGNOSIS BANDING
H. PEDOMAN DIAGNOSIS
Skizofrenia (F 20)
Pedoman diagnostik :
1. Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua
gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas) :
a) - Thought echo = isi pikiran dirinyasendiri yang berulang atau bergema
dalam
kepalanya (tidak keras) , dan isi pikiran ulangan, walaupun isi sama,
c) Halusinasi auditorik:
- Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap perilaku
pasien, atau
- Mendiskusikan perihal pasien diantara mereka sendiri (diantara berbagai suara
yang berbicara), atau
- jenis suara halusinasi lain yang berasla dari salah satu bagian tubuh
d) Waham waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat
dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan
10
agama atau politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan diatas manusia biasa
(misalnya mampu mengendalikan cuaca, atau berkomunikasi dengan makhluk
asing dari dunia lain).
2. Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas :
a) Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja, apabila disertai baik oleh
waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan
afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide ide berlebihan (over loaded ideas)
yang menetap, atau yang apabila terjadi setiap hari selama berminggu minggu
atau berbulan bulan terus menerus;
b) Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan (interpolation),
yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan atau
neologisme;
c) Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah (excitement), posisi tubuh
tertentu (posturing), atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme dan stupor;
d) Gejala gejala negatif, seperti sangat apatis, bicara yang jarang, dan respons
emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan
penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial; tetapi harus
jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi
neuroleptika;
3. Adanya gejala gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun waktu
satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik prodormal);
4. Harus ada suatu perbuatan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan
(overall quality) dari beberapa aspek perilaku pribadi (personal behaviour),
bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu,
sikap larut dalam diri sendiri (self absorbed attitude), dan penarikan diri secara
sosial.
11
Kriteria Diagnosis
Pada Pasien
Terpenuhi
Terpenuhi
Terpenuhi
2 minggu.
Apabila pasien tidak menunjukkan lagi gejala skizofrenia,
diagnosis menjadi episode depresif (F32.-). Bila gejala
2
Tidak terpenuhi
Kriteria Diagnosis
Pada Pasien
Terpenuhi
Sebagai tambahan :
Halusinasi dan/atau waham harus menonjol;
a) Suara suara halusinasi yang mengancam pasien
atau memberi perintah, atau halusinasi auditorik
tanpa
2
bentuk
verbal
berupa
bunyi
Tidak terpenuhi
pluit
Terpenuhi
menonjol;
12
Terpenuhi
Terpenuhi
menonjol.
Kriteria Diagnosis
Pada Pasien
Terpenuhi
Terpenuhi
Terpenuhi
I. DIAGNOSIS
Aksis I
Aksis II
J. PENATALAKSANAAN
a) Farmakologi
Chlorpromazine 1x100 mg
13
Merupakan antipsikotik yang memiliki efek sedasi yang kuat terutama digunakan
terhadap sindrom psikosis dengan gejala dominan : gaduhh gelisah, hiperaktif,
sulit tidur, kekacauan pikiran, perasaan dan perilaku
Haloperidol 2x5 mg
Antipsikotik untuk mengurangi gejala psikotik (waham) pada gangguan
skizofrenia
Triheksipenydil 2x2 mg
Antidotum efek samping haloperidol (gejala ekstra piramidal, seperti tremor)
b) Psikoterapi
Terapi keluarga
Membantu keluarga untuk mengerti gejala-gejala yang dialami pasien, sehingga
penting sekali menjaga homeostasis keluarga
Terapi supportif
psikoventilasi : pasien dibimbing untuk menceritakan segala permasalahannya
kepada terapis, apa yang menjadi kekhawatiran pasien, sehingga terapis dapat
melakukan problem solving yang baik dan mengetahui antisipasi pasien dari
faktor-faktor pencetus
Pelatihan social skill untuk meningkatkan keterampilan sosial pasien yang kurang
seperti kurangnya keterlibatan dengan orang lain, persepsi yang tidak akurat
tentang orang lain, dan ketidakpantasan sosial lain dengan cara meningkatkan
pekerjaan rumah, menonton video, ataupun role playing
c) Edukasi
Edukasi keluarga tentang pentingnya membantu pasien untuk kontrol rutin ke poli,
minum obat yang teratur sesuai dosis dan anjuran, merawat dan memperlakukan
pasien dengan benar, serta kembali bersosialisasi dan bekerja untuk kehidupannya
K. PROGNOSIS
Premorbid
Indikator
1. Faktor genetik
2. Pola asuh keluarga
Pada pasien
prognosis
Tidak ada
Baik
Kurang baik
Jelek
14
3. Ciri kepribadian
Cenderung introvert
Jelek
4. Riwayat pendidikan
Tamat SMA
Baik
5. Status pernikahan
Tidak menikah
jelek
6. Faktor presipitasi
Kurang jelas
Jelek
rendah
Jelek
Pada pasien
prognosis
Dewasa muda
Jelek
kronis
Jelek
Ada
jelek
baik
baik
Menutup diri
jelek
Baik
Baik
7. Sosial Ekonomi
Morbid
Indikator
1. Onset
2. Kronologis perjalanan
penyakit
3. Percobaan bunuh
diri/gejala mood disorder
4. Respon terapi
5. Aktivitas sosial
6. Dukungan keluarga
Prognosis : Dubia at malam
15