dimana:
v = kecepatan fluida
g = percepatan gravitasi bumi
h = ketinggian relatif terhadap suatu referensi
p = tekanan fluida
= densitas fluida
Persamaan di atas berlaku untuk aliran tak-termampatkan dengan asumsi-asumsi sebagai
berikut:
dimana:
= energi potensial gravitasi per satuan massa; jika gravitasi konstan
maka
= entalpi fluida per satuan massa
Catatan: , di mana
Kapasitas rendah
< 20 m3 / jam
Kapasitas menengah
20 -:- 60 m3 / jam
Kapasitas tinggi
> 60 m3 / jam
b. Tekanan Discharge :
Tekanan Rendah
< 5 Kg / cm2
Tekanan menengah
5 -:- 50 Kg / cm2
Tekanan tinggi
> 50 Kg / cm2
Multi stage : Terdiri dari beberapa impeller yang tersusun seri dalam satu casing.
Multi Impeller : Terdiri dari beberapa impeller yang tersusun paralel dalam satu
casing.
Multi Impeller (Multi stage) : Kombinasi multi impeller dan multi stage.
d. Posisi Poros :
Poros tegak
Poros mendatar
e. Jumlah Suction :
Single Suction
Double Suction
Radial flow
Axial flow
3
Mixed fllow
Bagian-bagian Pompa Sentrifugal
Secara umum bagian-bagian utama pompa sentrifugal yatu :
A. Stuffing Box
Stuffing Box berfungsi untuk mencegah kebocoran pada daerah dimana poros pompa
menembus casing.
B. Packing
Digunakan untuk mencegah dan mengurangi bocoran cairan dari casing pompa
melalui poros. Biasanya terbuat dari asbes atau teflon.
C. Shaft (poros)
Poros berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari penggerak selama beroperasi
dan tempat kedudukan impeller dan bagian-bagian berputar lainnya.
D. Shaft sleeve
Shaft sleeve berfungsi untuk melindungi poros dari erosi, korosi dan keausan pada
stuffing box. Pada pompa multi stage dapat sebagai leakage joint, internal bearing dan
interstage atau distance sleever.
E. Vane
Sudut dari impeller sebagai tempat berlalunya cairan pada impeller.
F. Casing
Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai pelindung elemen
yang berputar, tempat kedudukan diffusor (guide vane), inlet dan outlet nozel serta tempat
memberikan arah aliran dari impeller dan mengkonversikan energi kecepatan cairan menjadi
energi dinamis (single stage).
G. Eye of Impeller
Bagian sisi masuk pada arah isap impeller.
H. Impeller
Impeller berfungsi untuk mengubah energi mekanis dari pompa menjadi energi
kecepatan pada cairan yang dipompakan secara kontinyu, sehingga cairan pada sisi isap
secara terus menerus akan masuk mengisi kekosongan akibat perpindahan dari cairan yang
masuk sebelumnya.
I. Wearing Ring
Wearing ring berfungsi untuk memperkecil kebocoran cairan yang melewati bagian
depan impeller maupun bagian belakang impeller, dengan cara memperkecil celah antara
casing dengan impeller.
J. Bearing
Beraing (bantalan) berfungsi untuk menumpu dan menahan beban dari poros agar
dapat berputar, baik berupa beban radial maupun beban axial. Bearing juga memungkinkan
poros untuk dapat berputar dengan lancar dan tetap pada tempatnya, sehingga kerugian gesek
menjadi kecil.
K. Casing
Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai pelindung elemen
yang berputar, tempat kedudukan diffusor (guide vane), inlet dan outlet nozel serta tempat
memberikan arah aliran dari impeller dan mengkonversikan energi kecepatan cairan menjadi
energi dinamis (single stage).
Sistem Pompa Sentrifugal
Pompa digerakkan oleh motor, daya dari motor diberikan kepada poros pompa untuk
memutar impeler yang dipasangkan pada poros tersebut. Zat cair yang ada dalam impeler
akan ikut berputar karena dorongan sudusudu. Karena timbulnya gaya sentrifugal, maka zat
cair mengalir dari tengah impeler keluar melalui saluran diantara sudu dan meninggalkan
impeler dengan kecepatan yang tinggi. Zat cair yang keluar dari impeler dengan kecepatan
tinggi ini kemudian mengalir melalui saluran yang penampangnya makin membesar
(volute/diffuser), sehingga terjadi perubahan dari head kecepatan menjadi head tekanan.
Maka zat cair yang keluar dari flens keluar pompa head totalnya bertambah besar. Pengisapan
terjadi karena setelah zat cair dilemparkan oleh impeler, ruang diantara sudusudu menjadi
vakum sehingga zat cair akan terisap masuk. Selisih energi per satuan berat atau head total
dari zat cair pada flens keluar (tekan) dan flens masuk (isap) disebut head total pompa.
2. Fitting
Fittings diperlukan untuk mengubah arah baik 450 maupun 900, dan melakukan
percabangan, maupun merubah diameter aliran.
Jenis-jenis alat penyambung
Pada dasarnya alat penyambung ini dikelompokkan dalam dua bagian :
A. Jenis sambungan dengan pengelasan :
1. 45 derajat elbow
2. 90 derajat elbow
3. 180 derajat elbow
4. Concentric reducer (pemerkecil sepusat)
5. Eccentric reducer ( pemerkecil tak sepusat)
6. Tee
7. Cross (silang)
8. Cap (tutup)
9. Red Tee (pemerkecil tee)
10. Swage concentric BSE (sweg sepusat ujung bevel)
11. Swage eccentric (sweg tak sepusat ujung bevel)
B. Jenis sambungan dengan ulir
1. Bushing (paking)
6
2. Cap (tutup)
3. Coupling
4. Red coupling (kopling pemerkecil)
5. 45 derajat elbow
6. 95 derajat elbow
7. 45 derajat lateral
8. Reducer (pemerkecil)
9. Tee
10.
Red Tee
11.Cross (silang)
12.
Plug (sumbat)
13.
Union
14.
15.
BW Tee, dipakai untuk membuat percabangan 900 dari pipa utama. Cabang dapat
berukuran lebih kecil (reduced tee) atau sama dengan pipa utama (equal tee)
Stub-in digunakan untuk membuat cabang langsung ke pipa utama. Cabang berukuran
lebih kecil.
Sweepolet digunakan untuk membuat percabangan 900. Umumnya dipakai pada pipa
transmisi dan distribusi (pipe line system)
b. Socket-weld (SW)
SW digunakan untuk ukuran kecil. Ujung pipa dibuat rata, lalu didorong masuk ke
dalam fitting, valve atau flange. Dibandingkan dengan BW, SW memiliki kelebihan dalam
hal penyambungan dan pelurusan yang lebih mudah, terutama untuk ukuran kecil. Tetapi,
adanya sisa jarak 1/16 in antara pertemuan ujung pipa dan fittings, valve, atau flange dapat
menyebabkan kantung cairan.
Beberapa contoh SW fittings:
SW Tee dipakai untuk membuat percabangan 900 dari pipa utama. Cabang dapat
berukuran lebih kecil (reduced tee) atau sama dengan pipa utama (equal tee)
sangat penting karena bisa digunakan untuk menganalisis penerbangan pesawat, pembangkit
listrik tenaga air, sistem per pipa, dll.
Agar persamaan Bernoulli yang akan kita turunkan berlaku secara umum, maka kita
anggap fluida mengalir melalui tabung alir dengan luas penampang yang tidak sama dan
ketinggiannya juga berbeda (lihat gambar di bawah). Untuk menurunkan persamaan
Bernoulli, kita terapkan teorema usaha dan energi pada fluida dalam daerah tabung alir (ingat
kembali pembahasan mengenai usaha dan energi). Selanjutnya, kita akan memperhitungkan
banyaknya fluida dan usaha yang dilakukan untuk memindahkan fluida tersebut.
bernoulli-1Warna buram dalam tabung alir pada gambar menunjukkan aliran fluida
sedangkan warna putih menunjukkan tidak ada fluida.
Fluida pada luas penampang 1 (bagian kiri) mengalir sejauh L1 dan memaksa fluida
pada penampang 2 (bagian kanan) untuk berpindah sejauh L2. Karena luas penampang 2 di
bagian kanan lebih kecil, maka laju aliran fluida pada bagian kanan tabung alir lebih besar
(Ingat persamaan kontinuitas). Hal ini menyebabkan perbedaan tekanan antara penampang 2
(bagian kanan tabung alir) dan penampang 1 (bagian kiri tabung alir) Ingat prinsip
Bernoulli. Fluida yang berada di sebelah kiri penampang 1 memberikan tekanan P1 pada
fluida di sebelah kanannya dan melakukan usaha sebesar :
10
`Pada penampang 2 (bagian kanan tabung alir), usaha yang dilakukan pada fluida
adalah :
W1 = p2 A2 L2
Tanda negatif menunjukkan bahwa gaya yang diberikan berlawanan dengan arah
gerak. Jadi fluida melakukan usaha di sebelah kanan penampang 2.
Di samping itu, gaya gravitasi juga melakukan usaha pada fluida. Pada kasus di atas,
sejumlah massa fluida dipindahkan dari penampang 1 sejauh L1 ke penampang 2 sejauh L2,
di mana volume fluida pada penampang 1 (A1L1) = volume fluida pada penampang 2
(A2L2). Usaha yang dilakukan oleh gravitasi adalah :
W3 = mg (h2 h1)
W3 = mgh2 + mgh1
W3 = mgh1 mgh2
Tanda negatif disebabkan karena fluida mengalir ke atas, berlawanan dengan arah
gaya gravitasi. Dengan demikian, usaha total yang dilakukan pada fluida sesuai dengan
gambar di atas adalah :
11
W = W1 + W2 + W3
W = P1A1L1 P2A2L2 + mgh1 mgh2
Teorema usaha-energi menyatakan bahwa usaha total yang dilakukan pada suatu
sistem sama dengan perubahan energi kinetiknya. Dengan demikian, kita bisa menggantikan
Usaha (W) dengan perubahan energi kinetik (EK2 EK1). Persamaan di atas bisa kita tulis
lagi menjadi :
W = P1A1L1 P2A2L2 + mgh1 mgh2
EK2 - EK1 = P1A1L1 P2A2L2 + mgh1 mgh2
mv22 mv12 = P1A1L1 P2A2L2 + mgh1 mgh2
Ingat bahwa massa fluida yang mengalir sejauh L1 pada penampang A1 = massa fluida yang
mengalir sejauh L2 (penampang A2). Sejumlah massa fluida itu, sebut saja m, mempunyai
volume sebesar A1L1 dan A2L2, di mana A1L1 = A2L2 (L2 lebih panjang dari L1).
12
Sekarang
kita
subtitusikan
alias
kita
gantikan
pada
persamaan
di
atas
Ini adalah persamaan Bernoulli. Persamaan Bernoulli ini kita turunkan berdasarkan
prinsip usaha-energi, sehingga merupakan suatu bentuk Hukum Kekekalan Energi
Keterangan :
Ruas kiri dan ruas kanan pada persamaan Bernoulli di atas bisa mengacu pada dua titik di
mana saja sepanjang tabung aliran sehingga kita bisa menulis kembali persamaan di atas
menjadi:
13
Persamaan ini menyatakan bahwa jumlah total antara besaran-besaran dalam persamaan
mempunyai nilai yang sama sepanjang tabung alir.
Sekarang mari kita tinjau persamaan Bernoulli untuk beberapa kasus.
Persamaan Bernoulli pada Fluida Diam
Kasus khusus dari persamaan Bernoulli adalah untuk fluida yang diam (fluida statis).
Ketika fluida diam alias tidak bergerak, fluida tersebut tentu saja tidak punya kecepatan.
Dengan demikian, v1 = v2 = 0. Pada kasus fluida diam, persamaan Bernouli bisa kita
rumuskan menjadi
Persamaan Bernoulli pada Tabung Alir atau Pipa yang ketinggiannya sama
14
Jika ketinggian tabung alir atau pipa sama, maka persamaan Bernoulli bisa dibuat menjadi :
15
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Prinsip_Bernoulli diakses pada tanggal 23 April 2011
http://smkmuhi.110mb.com/HUKUM%20BERNOULLI.htm diakses pada tanggal 22 April
2011
http://www.anneahira.com/hukum-bernoulli.htm diakses pada tanggal 22 April 2011
http://www.scribd.com/doc/36925128/Persamaan-Bernoulli diakses pada tanggal 23 April
2011
http://www.gudangmateri.com/2008/05/hukum-bernoulli.html diakses pada tanggal 23 April
2011
16